Dalam sinopsis drama Korea 'Inspiring Generation' episode 1 [p1] [p2] [p3] telah diceritakan bahwa Jeongtae bertarung dengan kelompok Dobi Nori gara-gara uang yang diberikan kepada mereka dianggap hilang begitu saja. Sayang, Jeongtae babak beluk dibuatnya.
Hwang Bongsik memarahi Ttol dengan menyebut idiot tak berotak. Kepala Ttol ditunjuk-tunjuknya. Bila biaya sampai 5 ribu, kepala si idiot ini yang bakalan menjadi hiasan. Sebagai anak buah, Ttol hanya bisa minta maaf berulang-ulang. Bongsik kemudian berkata kepada Poongcha untuk menangkap mereka yang datang untuk diikat dan dicelupkan ke dalam tempat pupuk.
Kang Gae (Ji Seung Hyeon) nimbrung dalam percakapan tersebut dan mengatakan pepesan kosong macam apa yang sudah diributkan? Poongcha menyahut jika reputasi mereka-lah yang menjadi taruhannya. Gangkai memotong dan berkata jika ini bukanlah penyelundupan. Jadi, tak perlu risau dengan reputasi.
Bongsik bicara dan memarahi Gangkai supaya menangkap kembali dan menghentikan omong kosongnya.
***
Deguchi Gaya menanti tengah menanti seseorang berenang menyeberangi Sungai Yalu. Ketika pemuda itu datang, Deguchi Gaya mengatakan jika pemuda itu terlambat datang. Sambil terengah-engah mengatur napasnya, pemuda itu beralasan hal itu disebabkan oleh keadaan sungai.
Tanpa menunggu lagi, Deguchi Gaya segera mengecek isi tas si pemuda untuk mengecek barang-barang yang dibawa. Pemuda itu lantas berucap jika Gaya telah bersikap kurang ajar. Sebab, sudah menjual rokok dan anggur. Gaya berdalih jika hal itu dilakukannya demi menghidupi dirinya dan ayahnya. Si pemuda berkata jika semua ketahuan, maka Gaya bakalan mati.
Gaya berucap belum menelan, tapi takut tersedak. Setelah mengecek semua barang, Gaya membawa serta barang-barang tersebut pergi. Tidak lupa, dia mengucapkan jika mereka akan bertemu tanggal 15 bulan depan, di jam dan tempat yang sama.
***
Jjang Ttol, yang sebelumnya dimarahi Hwang Bongsik, kini berdiri dengan harap-harap cemas di muka pintu apotek yang dijagai Okryeon. Beberapa waktu kemudian, Okryeon keluar, menemui pemuda itu. Dan bertanya kesalahan apa yang sudah diperbuat Ttol hingga terlihat malu begitu.
“Jeongtae… Jeongtae…” tukas Jjang Ttol gugup.
“Apa yang terjadi? Apa dia menghajar atau dihajar orang?” Okryeon bertanya dengan nada khawatir. Kemudian, meminta konfirmasi Jjang Ttol.
“Dia berada di rs Ui Ju,” sahut Ttol.
Tanpa berpikir lebih jauh lagi, Okryeon langsung masuk toko untuk mengambil keluar. Dia berniat menjenguk Jeongtae ke rs.
***
Di kantor pusat rickshaw Sin Ui Ju…
Bookgom alias Beruang Cokelat (Lee Cheol Min) berkata kepada tangan kanannya jika telah dibuka sebuah kasino mahjong di tei sungai Yeong Chang. Seorang pria yang mendampinginya, menduga jika kasino itu menerima gelontoran dana dari seseorang.
Bookgoom kemudian mengajak anak buahnya mengecek keadaan. Perintahnya kepada anak buahnya satu: bunuh orang yang melintasi sungai Yeong Chang.
Sebelum pergi, Do Gonggo menghadap Bookgom ditemani juniornya. Bookgom bertanya apa yang telah terjadi pada wajah Buja. Dia lalu meminta plester di hidung Do Gonggo dilepas. Buja melepas perban di hidungnya. Bookgom bercanda dengan mengatakan bahwa hidung Buja besar, sehingga membuatnya iri. Lalu, Bookgom menggampar Buja dan berkata supaya tidak boleh hidungnya terluka seperti itu.
***
Jeongtae yang tengah tertidur di rs akhirnya terbangun. Dia menemukan Okryeon tidur di sisinya. Lalu, Okryeon terbangun dan berkata kapan Jeongtae terbangun. Ketika Okryeon mau pergi, Jeongtae bertanya apa rs merupakan tempat orang bangun dari tidur dan pergi begitu saja. Okryeon diam saja dan tetap akan pergi. Namun, Jeongtae memanggilnya lagi. Dia meminta maaf dan terima kasih. Okryeon melempar senyum dan pergi.
***
Ketika berpapasan dengan Bongsik, Bookgom berkata, “Nggak sangka, kau kesini untuk minum-minum. Kalian semua, mencuri barang-barang yang diselundupkan. Dengan bantuan kami, kalian bisa menjual barang. Apa nggak sebaiknya kalian mengucapkan terima kasih kepada kami?”
Bongsik mendekat, untuk kemudian berkata, “Nggak usah bicara omong kosong kayak gitu di sini. Menyingkirlah segera!”
Kemudian, keduanya – Bongsik dan Bookgom – adu pandangan. Karena kalah, mata Bookgom berair. Hehehe… Bongsik pun pergi diiringi kawanannya. Bookgom yang kesal ingin melakukan sesuatu pada Bongsik, tapi bawahannya mencegah dirinya melakukan hal tersebut.
***
Okryeon menemani Shin Cheong Ah (Lee Ji Woo) tidur. Sebab, Jeongtae masih di rs. Keduanya, yang sama-sama belum tidur, tercenung. Cheong Ah menasihatkan supaya Okryeon mengajar bahasa saja. Hal ini supaya Cheong Ah bisa belajar gratis. Awalnya, Okryeon tidak bersedia, tapi akhirnya mau juga.
Cheong Ah mengatakan bahwa bibi Mok Poga sempat menyebutkan karakter Jeongtae mirip sekali dengan ayah mereka, yang senang sekali berkelahi. Cheong Ah bertanya pernahkah Okryeon melihat ayahnya? Okryeon mengaku pernah melihat ayah Cheong Ah sekali saja. Kemudian, mengatakan bahwa dirinya mendengar Sin Yeongchool – ayah Jeongtae dan Cheong Ah – adalah petarung hebat. Sehingga, orang-orang di sekitarnya sungkan padanya.
***
Di penjara…
Seorang sipir menyebut nama Sin Yeongchool (Choi Jae Seong) untuk keluar sel.
Di luar penjara, Sin Yeongchool menemui seorang peramal jalanan yang tengah asyik duduk di pinggir jalan. Yeongchool melemparkan uang satu sen ke dalam kotak. Peramal tersebut mengatakan jika Yeongchool kikir. Memberi uang satu sen saja masih mau melihat keberuntungan. Yeongchool tersenyum dikomentari seperti itu. Kemudian, berkata jika peramal itu belum berubah sedikitpun.
***
Okryeon melihat sebuah bangunan dan siap-siap meloncati, sebelum ibunya, Kim Seongdeok (Sin Eun Jeong) memergokinya. Okryeon pun turun dan sibuk mencari alasan yang tepat mengapa dia melakukannya. Kim Seongdeok meminta Okryeon masuk.
Di dalam Seongdeok mengeluarkan kemarahan dengan memukuli Okryeon dengan lidi gara-gara telah mencuri uang dari apotek. Seongdeok khawatir jika kasus tersebut dibawa ke pihak berwajib. Maka, akan rumit menyelesaikannya.
Okryeon berkata jika ibunya memahami apa alasan diriny mencuri. Dia tak tega meninggalkan Cheong Ah sendirian. Seongdeok berkata jika Okryeon membutuhkan uang maka tinggal bilang saja tak perlu mencuri. Orkyeon cepat berkata jika begitu pinjamkan uang sebanyak 100.000 untuk bea pengobatan Cheong Ah.
***
Jeongtae yang masih dirawat di rs dijenguk oleh Poongcha. Jeongtae buru-buru meminta maaf. Poongcha justru bertanya mengapa Jeongtae minta maaf pafanya? Poongcha menyerahkan makanan yang dibawanya kepada Jeongtae. Makanan tersebut mengandung sarang burung walet yang mahal untuk memulihkan kondisi tubuh Jeongtae. Keduanya saling bergurau hingga perawat muncul.
Poongcha mengungkapkan apa yang berada di pikirannya. Dia menyuruh si perawat untuk menjaga dirinya sendiri dengan baik, sebab banyak orang menggantungkan hidup padanya. Di satu sisi, sudah banyak orang meninggal gara-gara dijangkiti pneumonia. Perawat memegang tangan Poongcha untuk mengatakan terima kasih atas perhatiannya.
***
Shinichi (Jo Dong Hyeok) sampai di stasiun disambut anak buahnya. Dia menanyakan apa sudah menyelidiki pusat utama transaksi di Tiongkok.
***
Ketika Deguchi Gaya tengah melakukan transaksi malam-malam, sekawanan penyelundup lain memergoki Gaya. Si pemimpin kelompok itu menyuruh pergi pelanggan Gaya. Si pemimpin geng juga mengecek barang dagangan Gaya. Kemudian, memuji barang yang dimiliki Gaya itu bagus, buatan Amerika. Namun, sejurus berikut si pemimpin itu murka dan menampari Gaya yang menurutnya sudah berani menyelundupkan rokok sendirian saja.
Meskipun masih remaja, Gaya tidak takut dengan si pemimpin geng. Bahkan, meludahinya. Marah, pemimpin itu menendang gadis manis tersebut sambil berkata, “Gigi dibayar gigi. Mata dibayar mata.”
Dari gelap malam, muncul sesosok bayangan pria. Dia adalah Shinichi. Si pemimpin geng menyuruh pria itu untuk mencari jalan lain saja. Tapi, Shinichi tetap berjalan mendekati kelompok geng tersebut. Shinichi bahkan memperingatkan supaya mereka sebaiknya enyah saja, jika masih ingin hidup. Si pemimpin geng mengeluh mengapa orang Jepang berani-beraninya mengatakan hal seperti itu. Shinichi mengulangi kata-kata si pemimpin, “Gigi dibayar gigi. Mata dibayar mata.”
Shinichi kemudian menghajar orang-orang itu satu per satu. Terpojok, si pemimpin geng dengan terpaksa menjadikan Gaya sebagai sandera dengan pisau. Dia meminta Shinichi untuk tidak mendekat, atau Gaya akan disakitinya. Shinichi tak mempedulikan ancaman tersebut, bahkan terus mendekat dengan tongkatnya. Shinichi menggoda mengapa pemimpin tersebut tampak ragu-ragu. Dalam satu kali gerakan kilat Shinichi mengarahkan tongkatnya ke arah kepala si pemimpin geng.
Akibatnya pun fatal, kepala si pemimpin geng bocor dalam posisi berdiri. Ketika darah mulai menetes dari batok kepalanya, si pemimpin geng ambruk. Gaya berlutut ketakutan menyaksikan kejadian tersebut. Shinichi lalu berlutut mengecek keadaan dan kalung yang dipakai Gaya yang menundukkan kepalanya. Shinichi berkata bahwa hal ini barulah permulaan bagi Gaya untuk memulai hidup yang sulit. Banyak tantangan dan rintangan yang mesti dilalui. Shinichi pergi. Gaya berteriak kepada Shinichi, menanyakan siapakah gerangan dirinya. Tapi, Shinichi tetap mengabaikan pertanyaan Gaya tersebut.
Bersambung ke sinopsis drama Korea ‘Inspiring Generation’ – episode 2-2
Sinopsis ‘Inspiring Generation’ Episode 2
Hwang Bongsik memarahi Ttol dengan menyebut idiot tak berotak. Kepala Ttol ditunjuk-tunjuknya. Bila biaya sampai 5 ribu, kepala si idiot ini yang bakalan menjadi hiasan. Sebagai anak buah, Ttol hanya bisa minta maaf berulang-ulang. Bongsik kemudian berkata kepada Poongcha untuk menangkap mereka yang datang untuk diikat dan dicelupkan ke dalam tempat pupuk.
Kang Gae (Ji Seung Hyeon) nimbrung dalam percakapan tersebut dan mengatakan pepesan kosong macam apa yang sudah diributkan? Poongcha menyahut jika reputasi mereka-lah yang menjadi taruhannya. Gangkai memotong dan berkata jika ini bukanlah penyelundupan. Jadi, tak perlu risau dengan reputasi.
Bongsik bicara dan memarahi Gangkai supaya menangkap kembali dan menghentikan omong kosongnya.
***
Deguchi Gaya menanti tengah menanti seseorang berenang menyeberangi Sungai Yalu. Ketika pemuda itu datang, Deguchi Gaya mengatakan jika pemuda itu terlambat datang. Sambil terengah-engah mengatur napasnya, pemuda itu beralasan hal itu disebabkan oleh keadaan sungai.
Tanpa menunggu lagi, Deguchi Gaya segera mengecek isi tas si pemuda untuk mengecek barang-barang yang dibawa. Pemuda itu lantas berucap jika Gaya telah bersikap kurang ajar. Sebab, sudah menjual rokok dan anggur. Gaya berdalih jika hal itu dilakukannya demi menghidupi dirinya dan ayahnya. Si pemuda berkata jika semua ketahuan, maka Gaya bakalan mati.
Gaya berucap belum menelan, tapi takut tersedak. Setelah mengecek semua barang, Gaya membawa serta barang-barang tersebut pergi. Tidak lupa, dia mengucapkan jika mereka akan bertemu tanggal 15 bulan depan, di jam dan tempat yang sama.
***
Jjang Ttol, yang sebelumnya dimarahi Hwang Bongsik, kini berdiri dengan harap-harap cemas di muka pintu apotek yang dijagai Okryeon. Beberapa waktu kemudian, Okryeon keluar, menemui pemuda itu. Dan bertanya kesalahan apa yang sudah diperbuat Ttol hingga terlihat malu begitu.
“Jeongtae… Jeongtae…” tukas Jjang Ttol gugup.
“Apa yang terjadi? Apa dia menghajar atau dihajar orang?” Okryeon bertanya dengan nada khawatir. Kemudian, meminta konfirmasi Jjang Ttol.
“Dia berada di rs Ui Ju,” sahut Ttol.
Tanpa berpikir lebih jauh lagi, Okryeon langsung masuk toko untuk mengambil keluar. Dia berniat menjenguk Jeongtae ke rs.
***
Di kantor pusat rickshaw Sin Ui Ju…
Bookgom alias Beruang Cokelat (Lee Cheol Min) berkata kepada tangan kanannya jika telah dibuka sebuah kasino mahjong di tei sungai Yeong Chang. Seorang pria yang mendampinginya, menduga jika kasino itu menerima gelontoran dana dari seseorang.
Bookgoom kemudian mengajak anak buahnya mengecek keadaan. Perintahnya kepada anak buahnya satu: bunuh orang yang melintasi sungai Yeong Chang.
Sebelum pergi, Do Gonggo menghadap Bookgom ditemani juniornya. Bookgom bertanya apa yang telah terjadi pada wajah Buja. Dia lalu meminta plester di hidung Do Gonggo dilepas. Buja melepas perban di hidungnya. Bookgom bercanda dengan mengatakan bahwa hidung Buja besar, sehingga membuatnya iri. Lalu, Bookgom menggampar Buja dan berkata supaya tidak boleh hidungnya terluka seperti itu.
***
Jeongtae yang tengah tertidur di rs akhirnya terbangun. Dia menemukan Okryeon tidur di sisinya. Lalu, Okryeon terbangun dan berkata kapan Jeongtae terbangun. Ketika Okryeon mau pergi, Jeongtae bertanya apa rs merupakan tempat orang bangun dari tidur dan pergi begitu saja. Okryeon diam saja dan tetap akan pergi. Namun, Jeongtae memanggilnya lagi. Dia meminta maaf dan terima kasih. Okryeon melempar senyum dan pergi.
***
Ketika berpapasan dengan Bongsik, Bookgom berkata, “Nggak sangka, kau kesini untuk minum-minum. Kalian semua, mencuri barang-barang yang diselundupkan. Dengan bantuan kami, kalian bisa menjual barang. Apa nggak sebaiknya kalian mengucapkan terima kasih kepada kami?”
Bongsik mendekat, untuk kemudian berkata, “Nggak usah bicara omong kosong kayak gitu di sini. Menyingkirlah segera!”
Kemudian, keduanya – Bongsik dan Bookgom – adu pandangan. Karena kalah, mata Bookgom berair. Hehehe… Bongsik pun pergi diiringi kawanannya. Bookgom yang kesal ingin melakukan sesuatu pada Bongsik, tapi bawahannya mencegah dirinya melakukan hal tersebut.
***
Okryeon menemani Shin Cheong Ah (Lee Ji Woo) tidur. Sebab, Jeongtae masih di rs. Keduanya, yang sama-sama belum tidur, tercenung. Cheong Ah menasihatkan supaya Okryeon mengajar bahasa saja. Hal ini supaya Cheong Ah bisa belajar gratis. Awalnya, Okryeon tidak bersedia, tapi akhirnya mau juga.
Cheong Ah mengatakan bahwa bibi Mok Poga sempat menyebutkan karakter Jeongtae mirip sekali dengan ayah mereka, yang senang sekali berkelahi. Cheong Ah bertanya pernahkah Okryeon melihat ayahnya? Okryeon mengaku pernah melihat ayah Cheong Ah sekali saja. Kemudian, mengatakan bahwa dirinya mendengar Sin Yeongchool – ayah Jeongtae dan Cheong Ah – adalah petarung hebat. Sehingga, orang-orang di sekitarnya sungkan padanya.
***
Di penjara…
Seorang sipir menyebut nama Sin Yeongchool (Choi Jae Seong) untuk keluar sel.
Di luar penjara, Sin Yeongchool menemui seorang peramal jalanan yang tengah asyik duduk di pinggir jalan. Yeongchool melemparkan uang satu sen ke dalam kotak. Peramal tersebut mengatakan jika Yeongchool kikir. Memberi uang satu sen saja masih mau melihat keberuntungan. Yeongchool tersenyum dikomentari seperti itu. Kemudian, berkata jika peramal itu belum berubah sedikitpun.
***
Okryeon melihat sebuah bangunan dan siap-siap meloncati, sebelum ibunya, Kim Seongdeok (Sin Eun Jeong) memergokinya. Okryeon pun turun dan sibuk mencari alasan yang tepat mengapa dia melakukannya. Kim Seongdeok meminta Okryeon masuk.
Di dalam Seongdeok mengeluarkan kemarahan dengan memukuli Okryeon dengan lidi gara-gara telah mencuri uang dari apotek. Seongdeok khawatir jika kasus tersebut dibawa ke pihak berwajib. Maka, akan rumit menyelesaikannya.
Okryeon berkata jika ibunya memahami apa alasan diriny mencuri. Dia tak tega meninggalkan Cheong Ah sendirian. Seongdeok berkata jika Okryeon membutuhkan uang maka tinggal bilang saja tak perlu mencuri. Orkyeon cepat berkata jika begitu pinjamkan uang sebanyak 100.000 untuk bea pengobatan Cheong Ah.
***
Jeongtae yang masih dirawat di rs dijenguk oleh Poongcha. Jeongtae buru-buru meminta maaf. Poongcha justru bertanya mengapa Jeongtae minta maaf pafanya? Poongcha menyerahkan makanan yang dibawanya kepada Jeongtae. Makanan tersebut mengandung sarang burung walet yang mahal untuk memulihkan kondisi tubuh Jeongtae. Keduanya saling bergurau hingga perawat muncul.
Poongcha mengungkapkan apa yang berada di pikirannya. Dia menyuruh si perawat untuk menjaga dirinya sendiri dengan baik, sebab banyak orang menggantungkan hidup padanya. Di satu sisi, sudah banyak orang meninggal gara-gara dijangkiti pneumonia. Perawat memegang tangan Poongcha untuk mengatakan terima kasih atas perhatiannya.
***
Shinichi (Jo Dong Hyeok) sampai di stasiun disambut anak buahnya. Dia menanyakan apa sudah menyelidiki pusat utama transaksi di Tiongkok.
***
Ketika Deguchi Gaya tengah melakukan transaksi malam-malam, sekawanan penyelundup lain memergoki Gaya. Si pemimpin kelompok itu menyuruh pergi pelanggan Gaya. Si pemimpin geng juga mengecek barang dagangan Gaya. Kemudian, memuji barang yang dimiliki Gaya itu bagus, buatan Amerika. Namun, sejurus berikut si pemimpin itu murka dan menampari Gaya yang menurutnya sudah berani menyelundupkan rokok sendirian saja.
Meskipun masih remaja, Gaya tidak takut dengan si pemimpin geng. Bahkan, meludahinya. Marah, pemimpin itu menendang gadis manis tersebut sambil berkata, “Gigi dibayar gigi. Mata dibayar mata.”
Dari gelap malam, muncul sesosok bayangan pria. Dia adalah Shinichi. Si pemimpin geng menyuruh pria itu untuk mencari jalan lain saja. Tapi, Shinichi tetap berjalan mendekati kelompok geng tersebut. Shinichi bahkan memperingatkan supaya mereka sebaiknya enyah saja, jika masih ingin hidup. Si pemimpin geng mengeluh mengapa orang Jepang berani-beraninya mengatakan hal seperti itu. Shinichi mengulangi kata-kata si pemimpin, “Gigi dibayar gigi. Mata dibayar mata.”
Shinichi kemudian menghajar orang-orang itu satu per satu. Terpojok, si pemimpin geng dengan terpaksa menjadikan Gaya sebagai sandera dengan pisau. Dia meminta Shinichi untuk tidak mendekat, atau Gaya akan disakitinya. Shinichi tak mempedulikan ancaman tersebut, bahkan terus mendekat dengan tongkatnya. Shinichi menggoda mengapa pemimpin tersebut tampak ragu-ragu. Dalam satu kali gerakan kilat Shinichi mengarahkan tongkatnya ke arah kepala si pemimpin geng.
Akibatnya pun fatal, kepala si pemimpin geng bocor dalam posisi berdiri. Ketika darah mulai menetes dari batok kepalanya, si pemimpin geng ambruk. Gaya berlutut ketakutan menyaksikan kejadian tersebut. Shinichi lalu berlutut mengecek keadaan dan kalung yang dipakai Gaya yang menundukkan kepalanya. Shinichi berkata bahwa hal ini barulah permulaan bagi Gaya untuk memulai hidup yang sulit. Banyak tantangan dan rintangan yang mesti dilalui. Shinichi pergi. Gaya berteriak kepada Shinichi, menanyakan siapakah gerangan dirinya. Tapi, Shinichi tetap mengabaikan pertanyaan Gaya tersebut.
Bersambung ke sinopsis drama Korea ‘Inspiring Generation’ – episode 2-2
0 komentar:
Post a Comment