Baca: Sinopsis ‘Inspiring Generation’ – Episode 2-1
Di sebuah ruangan, telah teronggok mayat-mayat yang dibunuh oleh seorang pria (Ahka?). Masih berada di antara mayat-mayat, pria itu menelepon dan memberitahukan jika pekerjaannya selesai. Sebelum meninggalkan ruangan, pria tersebut menatap mayat-mayat yang sudah berhasil dibunuhnya.
***
Di Dae Dong Petroleum…
Poongcha dan Jeongtae masuk ke sebuah bangunan yang menjadi basecamp Dobi Nori. Lalu, Jeongtae melihat dua orang yang terikat di sana dan ingat bahwa merekalah yang sudah mencuri uang miliknya. Jeongtae menghampir dan langsung menghajar meeka. Poongcha menghentikan aksi Jeongtae sambil mengatakan dipukuli sampai mati pun, toh uang Jeongtae tetap hilang. Karena itu, sebaiknya manfaatkan saja mereka.
Bongsik lagi asyik menyusun korek api. Tekun betul dia sampai susunan tersebut tinggi. Sayangnya, semua harus berantakan ketika Poongcha datang dan bersin. Poongcha membawa serta Jeongtae. Bongsik langsung berkata kepada Jeongtae, “Dengarkan baik-baik. Ada tiga hal di Tiongkok ini. Pertama, Sungai Han dan Perairan Guangdong. Kedua, Sungai Yalu – perbatasan Korea-Tiongkok. Ketika, penyelundupan. Kau pernah mendengar Mun Il-Jeong? Singkatnya, orang itu berhasil menyelundupkan katun lewat pelabuhan. Berkat keberuntungannya, orang-orang tua dapat memiliki selimut hangat pada musim dingin. Sehingga, orang-orang selamat dari mati kedinginan. Bukankah begitu? Maksudku, penyelundupan bukanlah sesuatu hal yang buruk sepenuhnya. Terus terang aja nih, bergabunglah bersama kami.”
Bongsik kemudian melanjutkan omongannya bahwa ada jalur kereta api cepat, yang berangkat dari Sin Ui Ju menuju Mainland Tiongkok. Saking cepatnya, maka butuh lompatan yang cukup presisi untuk bisa ke kereta itu. Apabila salah langkah dan tergelincir, akibatnya fatal: mati. Jeongtae membayangkan apa yang dibicarakan Bongsik. Karena itu, Bongsik menjitak kepalanya. Bongsik bertanya apa Jeongtae mendengarkan perkataannya?
***
Kang Gae datang menghadap Bongsik yang tengah menyantap makanannya. Bongsik memanggil pelayan untuk memesan makanan tambahan. Kang Gae menanyakan apa yang sudah terjadi. Dan, mengapa Jeongtae ada dalam kelompok Dobi Nori tanpa mendiskusikannya dengan dirinya. Bongsik menampik omongan tersebut dengan mengatakan bahwa Kang Gae sudah tumbuh dengan kaku. Sehingga, Bongsik tak bisa menikmati makanannya. Bongsik mengatakan bila dirinya akan mendidik Jeongtae perlahan-lahan. Kang Gae protes dengan hal tersebut.
Bongsik kemudian meminta Kang Gae untuk makan bersama. Jika tidak mau, sebaiknya Kang Gae enyah dari hadapannya.
***
Di tempat penebangan kayu…
Jjang Ttol mengaduh-aduh mengecek luka di kakinya. Saat itu, Jeongtae datang dan duduk di dekatnya. Ttol mengatakan jika dirinya cuma lagi tetirah sebentar saja. Jengotae mengulas tentang penghasilan yang akan didapatkannya per bulan, per tahun, dan bagaimana dirinya harus berhemat. Jjang meminta maaf soal itu.
Jeongtae mendiskusikan “lompatan maut” yang harus dilakukannya untuk menyusup ke dalam kereta api cepat. Jjang berkata jika lompatan yang dilakukan Jeongtae gagal maka akan mati tragis. Meski begitu, penghasilan yang bisa didapatkan mungkin setimpal. Semakin tinggi risiko, semakin tinggi hasil yang didapatkan. Jeongtae mengatakan jika dirinya hendak masuk kelompok Dobi Nori. Jjang Ttol senang mendengar hal tersebut.
Keduanya kemudian ditegur oleh mandor, gara-gara kebanyakan bicara saat kerja. Jjang Ttol menantang. Mandornya juga mengatainya sebagai bocah jalan. Jjang berkata jika dirinya telah bekerja selama setengah hari ini. Berikutnya, Jjang menanduk kepala mandornya dengan kepalanya. Tanpa diduga si mandor langsung pingsan. Jjang Ttol langsung mengajak Jeongtae kabur dari tkp diam-diam
***
Anak buah kelompok Bookgom, Do Ggoo memegang luka yang masih ada di hidungnya ketika dia mendengar suara erangan seorang penarik rickshaw sedang disiksa anak buahnya. Do Ggoo mendekati penarik tersebut dan bertanya siapa suruh menjadi penarik rickshaw - bahkan, mempertanyakan pertanyaan konyol: mengapa penarik rickshaw begitu gigih dalam bekerja.
Si penarik rickshaw meminta dirinya tidak dibunuh. Do Ggoo menyetujui hal tersebut. Dan, tidak berapa lama kemudian, Do Ggoo dikabari jika jejak Jeongtae telah berhasil diendus.
***
Ketika tiba-tiba dadanya sakit, Shin Cheong Ah lagi belajar tulis menulis di rumahnya sendirian.
Sementara itu, Jjang Ttol serta Jeongtae lagi minum-minum demi merayakan masa depan gilang gemilang mereka yang sebentar lagi diraih bersama kelompok Dobi Nori. Tak diduga, Do Ggoo bersama anak buahnya datang melabrak keduanya. Do Ggoo menghampiri meja Jeongtae dan berkata dengan sindiran, "Aku lihat kalian senang betul. Padahal, aku mau kalian mati dengan cepat."
Jeongtae terlihat berpikir. Sepertinya, dia sedang menghitung berapa besar kekuatan lawan yang bakalan dihadapinya. Jeongtae, yang merasa sanggup, berkata bila dirinya akan menghadapi mereka semua sendirian. Dia bahkan memberi jalan Jjang Ttol untuk ngacir sebelum terkena dampak pertarungan. Namun, jiwa heroik Jjang membuatnya berkata jika ini giliran dia untuk mendapatkan pukulan dan menyuruh Jeongtae untuk kabur saja.
Do Ggoo, yang melihat percakapan kacau Jeongtae dan Jjang Ttol, jadi kesal melihatnya. Dia merasa tidak dianggap oleh keduanya. "Tidak perlu khawatir, aku bakalan membiarkan kalian hancur, tanpa bisa bergerak."
Secara bersama-sama Jjang Ttol dan Jeongtae mengangkat meja ke arah Do Ggoo cs. Selanjutnya mereka melarikan diri. Ketika lari, secara tidak sengaja, Jeongtae ditabrak mobil yang membawa Shinichi. Beruntung, Jeongtae tidak apa-apa dan langsung bangun lagi untuk lari bersama Jjang Ttol yang masih dikejar-kejar Do Ggoo cs. Shinichi melihat semua peristiwa itu dari dalam mobil. Sampai pada akhirnya, Jeongtae dan Jjang-Ttol tersudut.Tak bisa lari kemana-mana lagi.
“Siapa yang mau mati duluan?” Do Ggoo bertanya dengan lagak sok.
Seperti biasa waktu ingin bertarung, Jeongtae membebat tangannya dengan kain. Do Ggoo langsug menyuruh anak buahnya untuk menghajar Jeongtae. Secara cerdik, Jeongtae meloncat dengan memanfaatkan gerobak nganggur yang teronggok di sekitar tempat tersebut, kemudian segera mengincar Do Ggoo. Setelah mendapatkannya, Jeongtae menyuruh anak buah Do Ggoo mundur.
Do Ggoo tetap memerintahkan anak buahnya untuk menyerang Jeongtae meski keadaan dirinya terancam. Pertarungan pun kembali berlangsung. Jeongtae terpaksa melawan anak buah Do Ggoo sendirian.
Shinichi memerintahkan sopirnya untuk melewatkan mobil di gang, di mana sedang terjadi perkelahian. Shinichi meminta sopir menghentikan mobilnya. Dia tertarik atas keberanian yang ditunjukkan Jeongtae. Lalu, dia bertanya siapa orang itu pada asistennya. Awalnya, asisten Shinichi mengira yang dimaksud adalah Do Ggoo, tapi saat paham maksud Sinichi, dia menyatakan baru melihatnya pertama kali. Shinichi mengomentari Jeongtae dengan menyebut tubuh serta reaksi Jeongtae cukup bagus. Setelahnya, mobil Sinichi pergi.
***
Okryeon memanggil Cheong Ah dari luar. Tapi, kemudian dia menyadari jika Cheong Ah sedang terkapar lemah di luar rumah. Tidak berapa lama kemudian, Yeongchool, ayah Cheong Ah yang baru keluar dari penjara tiba di depan rumahnya. Dia berdiri di luar, karena sungkan masuk. Dari dalam rumah terdengar suara Okryeon meminta pertolongan. Yeongchool panik mendapati putrinya tengah sekarat. Tanpa berpikir lebih jauh, dia melarikan putrinya untuk mendapatkan pertolongan.
***
Sementara itu, Jeongtae – apalagi Jjang Ttol – sudah tak sanggup lagi dikeroyok karena kehabisan tenaga. Meski begitu, Jeongtae tetap memikirkan Jjang Ttol dengan memasang badannya untuk dipukuli melindungi karibnya tersebut.
Waktu Do Ggoo mau menghantam Jeongtae dengan tongkat yang besar, tiba-tiba Poongcha datang. Dia menyuruh Do Ggoo tidak melakukan hal tersebut. Poongcha mengancam Do Ggoo cs jika dirinya tidak bisa membiarkan mereka berbuat sesuka hati di daerah kekuasaan Dobi Nori. Do Ggoo tak peduli.
Akhirnya, terjadi pertarungan lagi antara Poongcha dengan Do Ggoo cs. Tidak butuh waktu lama bagi Poongcha untuk menghajar Do Ggoo semua jatuh.
Poongcha kemudian menanyakan apa yang sudah terjadi antara Jeongtae dan Do Ggoo? Jeongtae menyuruh Poongcha untuk tidak mencampuri urusan mereka. Jjang Ttol berkata jika itu adalah kesalahan dirinya bukan kesalahan Jeongtae. Poongcha meminta Jeongtae dan Jjang Ttol untuk ikut bersamanya.
Bersambung ke sinopsis drama Korea ‘Inspiring Generation’ – episode 2-3
0 komentar:
Post a Comment