Saturday, February 1, 2014

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 7 [Part 1]

Dalam episode 6 [p1] [p2] [p3], dengan hati-hati Kwon Yul mengambil buku tersebut dan membaca untuk dirinya sendiri.

Saat aku tak bisa menghilangkan kebencian serta ketidakbahagiaanku. Kemarahanku tak bisa dihentikan dengan kekejaman. Gadis itu menyelamatkanku, yang muncul saat aku tak mampu tidur.

Tanpa sadar, kepala Dajung terkulai lemas di bahu Kwon Yul. Kwon Yul menatap Dajung dan membaca, “Scherazade-ku.”

(Dalam cerita 1001 malam, saudari Scherazade, Dinazade, diam-diam meminta Scherazade untuk menceritakan sebuah kisah setiap malam. Sultan pun terpukau dengan cerita-cerita Scherazade. Tiap kali hendak mencapai klimaks, cerita itu selalu dihentikan. Hal itu membuat sultan menunda hukuman mati untuk Scherazade, sebab sultan ingin cerita terus dilanjutkan. Tak terasa, cerita sudah sampai 1001 malam dengan 1000 cerita. Scherazade mengatakan kepada sultan jika dirinya tak lagi punya cerita. Tapi, pada malam 1001, sultan telah jatuh cinta kepada Scherazade. Mereka menikah dan mempuyai tiga orang anak. Scherazade menjadi ratu.)

'Prime Minister and I' – Episode 7

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 7 [Part 1]

Kemudian, Kwon Yul membuat posisi tidur Dajung menjadi lebih nyaman. Tapi, waktu terbangun, Dajung salah paham dengan maksud Kwon Yul. Sementara, Kwon Yul sendiri membela diri dengan mengatakan jika tidak percaya ya sudah. “Kau bilang mau membacakan buku untukku, tapi kau justru tertidur lebih dulu.” Keadaan pun menjadi canggung. Dajung pun menuduh Kwon Yul sebagai serigala. Kwon Yul pun pergi sambil marah dan menuju ruang terkunci dimana terdapat piano. Di sana terpampang dengan jelas foto mendiang istrinya saat duduk di piano. 

Besoknya, Kwon Yul balik ke kamarnya dan menatap buku yang semalam dengan masgul. Sekeluarnya Dajung dari kamar mandi, Kwon Yul mengalihkan pandangan. Dia dengan canggung berkata, “Nam Dajung, mengapa kau memakai kamar mandi itu? Lain kali kau pakai kamar yang di luar saja. Mengerti?”

***

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 7 [Part 1]

Joonki mengingat pertemuan di malam Natal dengan Heejoo. Saat itu, Joonki mengatakan kepada Heejoo, “Heejoo, kau boleh memarahiku dan memandang rendah aku. Tapi, tolonglah untuk tidak membenciku, apapun yang terjadi.”

Joonki berulah lagi. Kantor Perdana Menteri mendadak heboh, sebab sebagian besar menteri tidak hadir dari pertemuan kabinet hari ini. Joonki mengumpulkan sebagian besar menteri ke lokasi lain. Hal ini dilakukan untuk mempermalukan Kwon Yul sebagai seorang Perdana Menteri, yang wibawanya jatuh gara-gara pertemuan kabinet tak memenuhi kuorum. Inho kemudian menghubungi Dajung soal situasi tersebut. Kemudian, menyuruh Dajung untuk mencegah atau menghambat Kwon Yul setidaknya 30 menit. Dajung berusaha menahan Kwon Yul di pintu kamar. Namun, Kwon Yul tetap berusaha membukanya. Akibatnya Dajung jatuh di atas Kwon Yul yang terjengkang.

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 7 [Part 1]

Kejadian itu dilihat Ahjumma, yang kemudian menutup pintu kamar kembali. Selain kaget, Ahjumma tidak mau Manse melihat hal itu. Kwon Yul mengatakan jika hal ini akan dipersoalkannya nanti. Dajung tetap berusaha untuk menahan Kwon Yul. Sayangnya, tidak bisa. Kwon Yul tetap pergi ke kantor dan begitu terpukul saat melihat ruang pertemuan kabinet hampir tidak ada orang.

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 7 [Part 1]

(Di rumah, Dajung menjagai anak-anak Kwon Yul. Nara terbenam di laptopnya dan Manse dengan boneka kodoknya. Dajung lalu nemu kunci pintu ruang tertutup di kamar Woori.)

***

Sementara itu, Joonki selesai rapat dengan menteri-menteri yang dibawanya. Heejoo muncul untuk melabrak kelakuan Joonki dan menamparnya. Ini merupakan pemberontakan kecil terhadap Perdana Menteri. “Sunbae, kau sudah berubah. Kau memintaku untuk tidak membencimu, bukan? Aku tidak membencimu, tapi menganggapmu perlu dikasihani,” kata Heejoo.

***

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 7 [Part 1]
Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 7 [Part 1]

Saat pulang ke rumah, Kwon Yul mendengar suara piano. Ketika dilihat ternyata Dajung sedang memainkan piano dengan Nara serta Manse. Imajinasi Kwon Yul menyeruak seolah-olah yang memainkan piano bukanlah Dajung melainkan mendiang istrinya. Hal ini sempat membuat Kwon Yul tersenyum. Nara panik sebab telah masuk ke ruang terlarang ini. Dia langsung mengajak Manse pergi. Dajung berdalih jika dirinya bisa masuk ke ruangan tersebut, sebab pintunya sudah terbuka.

Dajung kemudian baru sadar jika piano itu adalah kepunyaan almarhumah istri Kwon Yul sebelumnya. Ahjumma menggerutu sebab pernah memberi peringatan kepada Dajung supaya tidak masuk ke ruangan tersebut. Dajung mendapatkan informasi dari ayahnya yang cemas dengan nasib menantunya pasca pertemuan kabinet yang gagal total.

Dajung pun segera mengambil minuman hangat untuk Kwon Yul. “Perdana Menteri, minumlah ini sedikit,” kata Dajung membujuk. Kwon Yul menanyakan minuman apa yang diberikan Dajung untuknya. Dajung mengatakan jika itu adalah minum hangat yang bisa mengangkat semangat dan perasaan menjadi lebih baik.

Saat malam tiba, Kwon Yul masih teringat almarhum istrinya dan piano itu. Kwon Yul meminum beberapa obat tidur supaya dirinya bisa terlelap gara-gara kepikiran hal tersebut.

***

Besok paginya, Dajung mengetuk pintu ruangan kerja Kwon Yul. Karena tidak ada jawaban, Dajung langsung masuk saja. Dia menemukan Kwon Yul duduk di kursi dalam kondisi tertidur, sementara botol obat tergeletak begitu saja di lantai. Dajung pun cemas. Dia hendak menyadarkan Kwon Yul. “Perdana Menteri. Perdana Menteri. Perdana Menteri. Perdana Menteri.

Kata-kata itu diiringi oleh tamparan Dajung pada pipi Kwon Yul berulang-ulang. Tujuan supaya Kwon Yul terbangun. Ketika bangun, Kwon Yul melindungi pipinya dengan tangan dan berkata, “Berapa lama kau mau memukuliku terus?”

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 7 [Part 1]
Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 7 [Part 1]

Saat mau berangkat, Kwon Yul merasakan pipinya masih sakit. Dajung sempat menanyakan apa Kwon Yul baik-baik saja? Kwon Yul mendengus jika wajahnya bisa rusak. Kemudian bertanya apa yang sedang dipikirkan Dajung sampai menamparnya seperti itu. Dajung langsung berkata jika dirinya mengira hal ini ada kaitannya dengan sidang kabinet yang gagal. Kwon Yul bertanya apa Dajung menganggap Kwon Yul mau bunuh diri?

Dajung kemudian mempersoalkan Kwon Yul yang makin sering memakai obat tidur. Padahal Dajung telah menawarkan diri untuk membacakan buku supaya Kwon Yul gampang tidurnya.

“Perdana Menteri,” kata Dajung.

“Apa lagi?” sahut Kwon Yul.

“Mengenai masalah kemarin aku minta maaf. Itu murni kesalahanku.”

Dajung, kau salah apa emangnya?”

Dajung mengatakan tentang soal pemakaian piano mendiang istrinya tanpa izin darinya. Pun begitu Dajung mengatakan soal insiden Dajung terjatuh menimpa Kwon Yul kemarin.

“Aku bahkan hampir lupa soal itu. Jika kau sadar telah melakukan kesalahan, tinggal melakukan refleksi saja kan soal itu.”

Dajung kaget. Tidak biasanya, Kwon Yul tidak mengomel dan marah-mara seperti biasanya. Ada apakah gerangan?

Bersambung ke part 2

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 7 [Part 1]

1 komentar: