Monday, February 3, 2014

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 7 [Part 2]

Lanjutan dari part 1

Dajung berdiskusi dengan mantan teman sekantor di Scandal News. Mereka mengulas tentang masalah liputan mengenai Perdana Menteri. Di satu sisi, liputan ini akan menaikkan citra PM, sementara di sisi lain liputan ini adalah liputan ekslusif yang hanya diberikan kepada Scandal News. Dajung tidak menyepakai ide tersebut. Hal itu membuat Editor Go kecewa. Dia kemudian mengajak Heechul pergi bersamanya.

Di lain tempat, Kwon Yul tengah mengulas isu proyek pembangunan pelabuhan internasional bersama Inho dan Heejoo. Rupanya proyek tersebut punya kaitan erat dengan keluarga dari istri Joonki. Heejoo meminta Kwon Yul untuk lebih tenang. Terlebih, jika benar proyek pembangunan pelabuhan internasional Kimcheon adalah akar masalah di parlemen. Tapi, Inho mengatakan jika Kwon Yul adalah orang yang berprinsip.

Kwon Yul menyuruh kedua anak buahnya itu untuk tenang. Dia sudah mengerti jalan pikiran mereka. Kwon Yul memutuskan akan mempertimbangkannya terlebih dulu, karena itu, dia menyuruh keduanya meninggalkan ruangan. Di luar ruangan, kedua anak buah Kwon yul tersebut berdebat soal perbedaan pandangan mereka yang berbeda.

***

Saat malam hari, di halaman rumahnya Kwon Yul masih saja memikirkan masalah di kantor tadi. Tentang Inho yang mengatakannya memegang prinsip, tentang omongan Dajung yang mengatakannya jika Kwon Yul bakalan menjadi PM yang memihak rakyat. Dajung melihat Kwon Yul di halaman. Dia berkata jika Kwon Yul sebaiknya tidak membenamkan diri pada masalah-masalah yang sudah-sudah supaya bisa melakukan pekerjaan dengan lebih baik. “Jujur saja, aku belum tahu apa yang mesti kuputuskan,” kata Kwon Yul mengakui.

“Aku memang tak memahami politik. Aku juga tak paham PM tengah berada di pilihan apa. Tapi, yang kutahu , PM yang baik akan melayani rakyat sebagai pria yang memegang teguh janjinya. ” kata Dajung.

“Menarik. Dajung, kau membikin masalah yang terlihat kompleks jadi lebih sederhana.”

“Supaya semangat anda bangkit, aku mau mengajak anda untuk minum,” tawar Dajung kepada Kwon Yul.

***

Inho kaget mendengar Kwon Yul serta Dajung keluar bersama-sama. Waktu berpapasan dengan Woori, Inho mengambil ponsel Woori yang terjatuh, sebelum Woori mengambilnya lagi dan pergi begitu saja. Sesudah itu, Inho mengecek rekaman. Dia menemukan bagian saat Woori memakai ponsel untuk menelepon.

***

Kwon Yul mengatakan jika kedatangan mereka ke tempat minum bukan semata-mata karena dirinya sendiri. Tapi, karena Dajung juga ingin minum. Dajung membenarkan hal tersebut. Ibarat kata itu seperti satu batu membunuh dua burung sekaligus. Keluar dari rumah dan minum. Dajung mengatakan jika dirinya tipe wanita bebas yang enggan untuk dikekang.

“Meminum soju akan mengurangi tekanan anda. Bahkan, mungkin anda bisa tidur nyenyak setelah meminumnya. Cobalah satu cawan saja,” tukas Dajung sambil menawarkan soju lagi.

“Dajung, mengapa kau baik sekali kepadaku?”

“Kapan aku baik padamu?” sahut Dajung.

“Waktu saat acara sekolah Manse, hadiah natal , dan… kini kau mentraktirku minum. Dengan cara apa aku harus membalas semuanya?”

Dajung punya keinginan yang sederhana, yakni Kwon Yul membebastugaskan dirinya dari jurnal harian memantau kegiatan anak-anak. Sesaat kemudian Dajung kembali berkata, “Lupakanlah, aku cuma mengatakannya saja. Sebagai istri Perdana Menteri, wajarlah bila aku memberi suamiku penghiburan yang kerap ada di posisi sulit.”

Kata-kata Dajung mengingatkan Kwon Yul pada kata-kata almarhumah istrinya dulu. Kemudian, Dajung menawarkan makanan. Semua ditolak oleh Kwon Yul. Dajung yang mulai kesal, terpaksa menghabiskan makanan-makanan tersebut seorang diri. Di saat seperti itu, Dajung mengetahui keberadaan teman-temannya di Scandal News.

“Jangan berbalik, Perdana Menteri. Ada wartawan dari Scandal News di sini,” ucap Dajung memberitahu Kwon Yul.

Teman-teman Dajung mulai menggerutu akan sikap Dajung yang tidak mau melakukan ide mereka. Dajung pun langsung mengajak Kwon Yul pergi demi menghindari sorotan wartawan gosip itu. Mereka berlari bak sepasang kekasih yang saling mencintai sungguh-sungguh. Saat Dajung tertinggal beberapa langkah, Kwon Yul meraih serta memegang tangan Dajung. Lalu, terus berlari. Terasa romantisnya. Aih…

Keduanya saling senyum saat sampai di rumah. Para pengawal yang melihat keduanya menjadi kawatir. Mereka mengatakan supaya Kwon Yul dan Dajung mengajak mereka saat berlari. Pun begitu, para pengawal berkomentar jika keduanya kelihat mesra sekali sekarang. Kwon Yul dan Dajung tertawa-tawa mendengarnya. Dajung yang menyadari sesuatu – melihat senyum Kwon Yul yang menawan – menyuruh Kwon Yul supaya terus tersenyum. Tapi, sikap Kwon Yul kembali seperti sedia kala. Dia kemudian menyuruh Dajung cepat-cepat tidur saja.

***

Inho, yang masih di rumah Perdana Menteri, memberi Dajung hadiah Natal. Yah, meskipun terlambat, Dajung tetap saja terkejut. Itu karena hadiah yang diberikan adalah pena yang memang diinginkan betul olehnya. Hadiah itu diberikan sebab Inho ingat cita-cita Dajung adalah menjadi seorang penulis seperti Jane Austen – novelis Inggris terkemuka yang salah satu karyanya berjudul Pride and Prejudice.

Namun, Dajung berkata jika dia menyerah dengan cita-citanya. Dia sudah memutuskan menulis jurnal kegiatan anak-anak Kwon Yul dengan pena tersebut. Inho bertanya, apa Dajung merasa sulit dengan bersama Kwon Yul. Dajung membenarkan hal tersebut. Inho sedih mendengarnya. Dia bertanya apa Dajung tidak terlalu keras mencobanya? Inho kemudian mengatakan jika ada yang mau dikatakannya lagi.

***

Lagi-lagi, Kwon Yul bekerja malam-malam. Dajung bertanya mengapa Kwon Yul belum tidur. Jika perlu Dajung mau membacakan… Namun, kata-kata Dajung dipotong oleh Kwon Yul. “Kau berkata ingin membacakan untukku. Tapi, justru kau sendiri yang tertidur lebih dulu, sambil ngorok lagi! Lebih baik kau tidur saja dulu. Itu sudah cukup membantuku.”

Sambil berbaring terlentang, Dajung melihat Kwon Yul yang masih khusyuk di mejanya. Saat itu, Kwon Yul merasa di kursinya ada sesuatunya. Rupanya itu… dalaman Dajung. Dajung lekas-lekas mengamankan dalamannya itu. Kwon Yul, seperti biasa, mengoceh tentang barang-barang Dajung yang mulai berantakan di mana-mana.

Bersambung ke part 3

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 7 [Part 2]

0 komentar:

Post a Comment