Wednesday, January 29, 2014

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 6 [Part 2]

Lanjutan part 1

Inho lalu bertemu Dajung, dan keduanya memakan permen. Saat itu, Dajung mengatakan jika ayahnya melihat Inho di rumah sakit. Inho menjelaskan bila dirinya memang ke rumah sakit untuk menengok kakaknya yang koma setelah peristiwa kecelakaan tujuh tahun silam. Mengenang itu, Inho jadi merasa sedih. Padahal, dulu mereka kerap main catur. Inho pasti selalu kalah dari kakaknya. Dajung menenangkan Inho yang sedih dengan mengatakan bahwa keajaiban mungkin saja terjadi. Mudah-mudahan kakak Inho bisa sadar kembali kelak, begitu pula ayah Dajung.

(Tujuh tahun silam, istri Kwon Yul meninggal akibat kecelakaan juga. Sepertinya Inho memiliki tujuan tertentu dengan bekerja pada Kwon Yul. Apa Inho beranggapan jika Kwon Yul ikut bertanggung jawab atas kecelakaan yang menimpa kakaknya. Sehingga dia harus membalas dendam?)

Mendadak Inho bertanya apa Dajung menyukai Kwon Yul? Dajung kaget dan bingung dengan pertanyaan itu. Tapi, dia kemudian mengatakan mana mungkin.

***

Kwon Yul menanyakan apa Inho menyukai Dajung. Kemudian mengatakan jika dirinya melihat dengan mata kepala sendiri Inho sedang memeluk Dajung. Inho berdalih jika itu bukan seperti yang dibayangkan Kwon Yul. Sebab, Inho sendiri ingin menenangkan Dajung. Karena itu, tak perlu ada yang dikhawatirkan. Inho mengatakan jika dirinya tak punya waktu untuk menjalin asmara, sementara dia harus merampungkan masalahnya sendiri dulu. Kwon Yul menanyakan apa yang menjadi masalah Inho. Namun, Inho tak mengatakannya. Dia janji akan mengatakannya, tapi tidak sekarang. Kwon Yul mengingatkan jika Inho sebaiknya berhati-hati bersikap atas Dajung. Sebab, mata-mata Joonki masih berkeliaran.

***

Saat membawa baju bersih Woori, benak Dajung mengingat pertanyaan Inho, apa Dajung mencintai Kwon Yul. Begitu sampai di kamar Woori, Dajung melihat kamar Woori bak kapal pecah. Begitu berantakan. Dajung membenahi kamar tersebut dan menemukan sebuah poster band, dimana Woori adalah vokalisnya. Dajung sadar, Woori punya obsesi di bidang musik.

***

Sebagaimana biasanya, Sekretaris Heejoo memberikan laporan kepada Kwon Yul. Namun, Heejoo menemukan Kwon Yul tampak kelelahan. Kwon Yul menenangkan Heejoo untuk tidak mengkawatirkannya. Saat itu, walikelas Woori menelepon Kwon Yul.

***

Dajung mulai mencatat aktivitas ketiga anak untuk dilaporkan pada Kwon Yul. Dajung kemudian merasa tak perlu melaporkan tentang kegiatan nge-band Woori, sementara di satu sisi dirinya mengeluh bagaimana bisa Kwon Yul menugasi hal macam itu. Dajung menatap obat Kwon Yul yang terletak di meja –benaknya bertanya-tanya tentang obat tersebut. Saat yang bersama Ahjumma (simbok, red.) memberitahu kepada Dajung ada telepon dari guru TK Manse.

Dajung lantas pergi ke TK Manse. Ibu guru Manse menginformasikan jika Manse mogok latihan untuk acara festival liburan sekolah, yang mana akan dihadiri oleh orang tua murid. Dajung meminta waktu sebentar untuk berbicara dengan Manse. Dajung mencoba membujuk Manse –mulai dari menawarkan es krim sampai gendong di punggung. Dajung kemudian bertanya mengapa Manse tak mengatakan kepada ayahnya jika di sekolah ada acara? Apa Manse takut jika ayahnya tak bisa datang? Dajung kemudian menenangkannya jika ayah serta kedua kakaknya akan hadir dalam acara tersebut. Manse tak mempercayainya, sebab mereka memang tak pernah datang dalam acara sekolah. Dajung membuat Manse yakin jika ayahnya akan datang dengan syarat Manse memberikan undangan dari sekolahnya ini.

Kemudian Dajung membujuk Kwon Yul supaya bisa hadir dalam sekolah Manse. Tapi, Kwon Yul bersikukuh mengatakan lebih baik berkata yang sesungguhnya ketimbang memaksakan diri tapi berbohong karena aslinya memang tidak bisa hadir. Tiba-tiba perhatian Kwon Yul beralih kepada Woori yang datang dengan wajah lebam. Kwon Yul pun meminta Woori untuk berbicara empat mata saja di kamar.

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 6 [Part 2]

Kwon Yul bertanya apa alasan Woori berkelahi. Woori menyindir sejak kapan ayahnya menaruh perhatian seperti itu , namun Woori mengaku kalau dia memukul sepupunya , Hyunseo , yang mengejek Woori memiliki ibu tiri muda. Tetapi bukan itu saja , Woori mengatakan sambil terisak kalau dia kesal dan marah terhadap ayahnya , karena Woori belum bisa melupakan mendiang ibunya , sementara sang ayah menikah lagi.

Dirumah Joonki juga terjadi perdebatan berkaitan dengan perkelahian Woori dengan Hyunseo. Lady Na tidak habis pikir kenapa Joonki lebih membela Woori . Lady Na mempertanyakan apa karena Hyunseo bukan anak kandung Joonki.

Joonki mengingatkan bahwa ayah Lady Na pernah meminta Joonki sebelum menikah , agar bersedia menganggap Hyeonseo sebagai anaknya sendiri. Joonki merasa telah memegang janji dan tidak pernah mengungkit masalah ini. Joonki malah merasa Lady Na sendiri yang terus mengungkit hal itu.

***

Kwon Yul balik ke kamarnya dan menemukan Dajung tengah sibuk mempersiapkan hadiah natal untuk Manse. Dajung yang melihat Kwon Yul kemudian melihat ketidakberesan pada suami kontraknya itu. Sebab, dia melihat wajah Kwon Yul pucat dengan kening penuh peluh. Dajung langsung menyimpulkan jika Kwon Yul terganggu pencernaannya. Kwon Yul takut Dajung bersikap seperti itu, terlebih Dajung membawa jarum jahit untuk menusuk jari Kwon Yul. Dajung memaksa Kwon Yul untuk duduk di tempat tidur. Dia menepuk-nepuk dan memijat-mijat tangan serta memuji body Kwon Yul yang apik.

Dajung kemudian menusukkan jarum ke dalam jari Kwon Yul, yang bertanya benarkah dia ayah yang jelek? Dajung menjawab jika Kwon Yul hanyalah ayah yang terlalu sibuk. Karena itu, sulit membagi waktunya antara pekerjaan dan anak-anak. Dajung membuat kesimpulan sendiri, jika Kwon Yul pasti jarang sekali memeluk anak-anaknya. Padahal anak sebesar Manse butuh perhatian dan pelukan semacam itu.

Dajung yang telah menusukkan jarum beberapa kali ke jari Kwon Yul tidak melihat ada darah hitam keluar dari jari Kwon Yul. Tapi, darah merah seperti biasa. Dajung meragu jika Kwon Yul menderita gangguan pencernaan. Kwon Yul jengkel dan mengatakan jika dirinya memang bukan terkena gangguan pencernaan tapi sakit kepala. Kwon Yul pun lalu memeriksa kamar ketiga anaknya. Woori dan Nara ditemukan sudah terlelap. Kwon Yul memikirkan kata-kata Dajung, mengenai ayah yang baik dan ayah yang sibuk. Itu dilakukannya sambil mengambil kartu undangan dari sekolah Manse.

***

Dajung berkunjung ke rumah sakit tempat ayahnya dirawat seraya membawakan hadiah natal berupa syal berwarna merah. Dajung mengatakan jika syal itu cocok untuk ayahnya. Ayah Dajung kemudian menyahut narsis dengan memberitahu Dajung itulah sebabnya para wanita sulit meninggalkan dirinya. Dajung tersenyum, dan menanyakan kabar ayahnya. Bukannya menjawab, ayah Dajung justru bertanya apa kedatangan Dajung itu untuk memberinya kejutan, seperti sedang hamil cucunya misalnya. Hal ini mengingat ayahnya kerap mual belakangan ini layaknya wanita yang sedang hamil. Ayah Dajung lalu menunjuk seorang pasien yang tengah duduk di kursi rodanya. Pasien ini adalah kakaknya Kang Inho. Rupanya sudah sadar dia.

***

Dajung makin pintar menghadapi ibu-ibu pejabat lainnya. Pada pertemuan yang sekarang, dia mengumpulkan ibu-ibu pejabat di tempat yang sederhana dibanding yang sebelumnya. Dajung kemudian meminta ibu-ibu pejabat itu untuk membikinkan lima puluh boneka per orang untuk disumbangkan kepada anak-anak berkebutuhan khusus. Tentu saja ide ini membuat mereka kecewa. Mereka merasa prestisenya sudah turun, lebih-lebih Lady Na yang kelihatan geram.

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 6 [Part 2]
Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 6 [Part 2]

Dajung juga mengatakan jika aksi sosial yang akan mereka lakukan nantinya akan diliput oleh media. Dajung pun memperkenalkan dua temannya, yakni Heechul dan editor Go. Ibu-ibu pejabat langsung kaget. Namun, Editor Go menyatakan jika aksi mereka bakalan diliput untuk dimuat secara ekslusif. Byun kemudian muncul. Dia langsung memperkenalkan diri sebagai wartawan yang bekerja di kantor berita yang terkenal. Para wartawan ini kemudian menyuruh ibu-ibu pejabat ini untuk tersenyum, karena mau difoto. Karena Dajung yang paling muda, jelas terlihat lebih bening.

***

Sekretaris Heejoo menginformasikan jadwal Kwon Yul. Tapi, Kwon Yul menyuruh Heejoo untuk mengatur ulang jadwal tersebut, sebab dirinya mesti hadir di acara sekolah Manse. Sebab, Kwon Yul menerangkan jika dirinya sudah kurang peduli terhadap anak-anaknya. Heejoo menawarkan diri untuk memberi anak-anak hadiah natal. Namun, Kwon Yul menolaknya, sebab sudah ada Dajung yang mengurusnya.

Kwon Yul kemudian bertanya apa dirinya selalu membebani Heejoo. Kwon Yul minta maaf terhadap Heejoo karena telah merepotkan selama ini sambil berjanji takkan membebani pekerjaan yang begitu berat kepada Heejoo di masa depan. Kembali ke ruang kerjanya Heejoo mendapati dirinya kecewa. Dia menatap hadiah natal yang telah disiapkannya, dan mengingat kata-kata Kwon Yul supaya tidak perlu memberikan hadiah tersebut.

***

Manse senang betul saat mengetahui ayahnya bakalan hadir di acara sekolahnya. Sementara, Nara tak bisa mempercayai apa yang didengarnya sekaligus iri. Sebab, sejak kematian ibunya, ayah mereka tak pernah peduli, termasuk tidak pernah hadir dalam acara sekolah Nara juga. Waktu menghias pohon natal, Nara jengkel sendiri. Dia mengacak-acak pohon natal. Dajung berusaha sabar menghadapi sikap childish Nara.

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 6 [Part 2]

Manse kemudian menari-nari, jika ayahnya akan datang pada acara sekolahnya. Nara menitikkan air mata sedih dan marah.

Bersambung ke part 3

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 6 [Part 2]

0 komentar:

Post a Comment