Lanjutan episode 4 [p1] [p2] [p3]
Sekretaris Heejoo menghubungi nomor Kwon Yul, yang justru diangkat oleh Dajung. Dia meminta Dajung untuk berhati-hati dalam setiap perkataan, sebab ada mata-mata di antara mereka. Meski belum diketahui siapa.
Setelah mendapatkan surat perjanjiannya, Kwon Yul mendatangi Dajung kembali untuk mengulas surat perjanjian mereka. Tapi, Dajung yang telah mendapat informasi dari Sekretaris Heejoo jadi lebih awas. Dia melihat ada penjaga di sekitar mereka dan takut kalau-kalau salah seorang dari mereka adalah mata-mata. Dajung langsung mencium bibir Kwon Yul supaya tidak berbicara lebih lanjut…
Kemudian, Dajung memberi isyarat pada Kwon Yul untuk tidak berkata-kata. Tapi, rupanya Kwon Yul terkejut dengan ciuman tersebut.
Dajung memberi penjelasan jika dia tak punya maksud mencium Kwon Yul. Kwon Yul masih mangkir jika itu bukanlah ciuman, tapi tabrakan bibir seperti tabrakan mobil yang sangat parah. Kwon Yul mencoba cuek untuk melupakan serta memaafkan hal tersebut. Dia bertekad takkan membiarkan “pelecehan seksual” semacam itu terjadi lagi…
Kwon Yul meminta Dajung mengurus kembali surat perjanjian pranikah mereka. Sementara, Kwon Yul juga akan melakukannya. Namun, Dajung tidak semudah itu percaya. Sebab, tanpa surat perjanjian, Dajung tak memiliki jaminan. Dia kawatir, Kwon Yul akan “makan serta langsung kabur”.
Kwon Yul mengejek Dajung mengapa bisa mengeluarkan kata-kata rendahan itu? Kwon Yul juga ingat jika Manse pernah mengucapkan hal yang sama sebelumnya itu gara-gara diajari Dajung. Seperti biasanya, Kwon Yul yang tukang perintah, meminta Dajung untuk menghancurkan surat perjanjian pranikah tersebut.
Dajung kembali bertanya apa Kwon Yul hendak tidur di kamar, mengingat ada mata-mata di antara mereka. Kwon Yul sewot. Dia berkata Dajung tak perlu risau, sebab insiden tabrakan bibir sudah terjadi, tak mungkin lagi ada yang curiga.
***
Sekretaris Heejoo masih di bar. Joonki merasa itu janggal. “Kau tampak beda hari ini, tak seperti biasanya.”
“Sebagai junior di kampus, aku mau bertanya sesuatu padamu. Apa alasanmu membenci Perdana Menteri? Bila cuma gara-gara adikmu? Sebaiknya tak perlu dilanjutkan, Sunbae. Anda memang kehilangan adik. Tapi, Perdana Menteri juga kehilangan istri.”
“Kalau kau mau memberiku petuah soal Kwon Yul, lebih baik kau pergi sekarang.”
“Bisakah perselisihan ini diakhiri?”
“Datanglah ke sisiku, aku akan menghentikannya. Selama ini aku telah banyak berkorban. Tapi, jika kau pergi disisiku, akan kutinggalkan semua beban di hati.” Ucapan Joonki ambigu –maksudnya soal asmara atau berpartner politik.
“Aku pikir kau bukan orang semacam itu.”
“Ya, kau betul. Itu beda aku dan Kwon Yul. Hmm, mendadak aku kehilangan selera untuk minum.”
***
Dajung menimang-nimang, apa surat kontrak itu mesti disingkirkan atau tidak. Sebab, dirinya cemas surat kontrak tersebut jatuh ke tangan mata-mata. Dajung kemudian menerima serta membuka hadiah dari bosnya di Scandal News.
“Wartawan Nam, selamat atas pernikahanmu. Ini ada hadiah khusus yang kuberikan untukmu.”
Ketika dibuka, kado tersebut berisi foto skandal antara Lady Na dengan Kang Hodong. Dajung yang melihatnya jadi tertawa sendiri.
Tapi, Dajung teringat lagi surat kontrak pernikahan itu. Dia menimang-nimang baik buruknya. Pada akhirnya, Dajung hanya meletakkan surat kontrak tersebut ke amplop kado. Dia berpikir takkan ada orang yang bakal menemukannya.
***
Pada malam hari, di rumah Perdana Menteri seseorang terlihat mengendap-endap di kegelapan. Dia mencari-cari sesuatu di samping tempat tidur yang ditiduri Dajung.
Dajung kemudian bangun dan sebelum berteriak minta pertolongan mulutnya sudah ditutup orang itu. Begitu ruangan diterangkan, ternyata orang itu adalah Kwon Yul.
“Perdana Menteri, apa yang kau lakukan?”
“… Aku mencari obatku.”
Dajung mendadak mengaduh kesakitan. Kwon Yul menanyakan apa ada yang terluka dari Dajung. Ternyata rasa sakit itu berada di pergelangan kaki Dajung. Kwon Yul memeriksanya. Tapi Dajung jadi risih sendiri. Kwon Yul mengatakan jika mereka pernah berciuman sebelumnya. Jadi tidak perlu merisaukan hal-hal seperti ini.
Kwon Yul sendiri sebenarnya salah tingkah. Sebab, dia sempat dipukul dalam insiden barusan. Saat Dajung mengambil kota obat, Kwon Yul meminta Dajung untuk meninggalkan kamarnya sebelum pagi supaya dirinya bisa kerja. Dajung menggumam untuk saja dirinya belum membuang surat kontrak tersebut.
***
Pengawal-pengawal kemudian bergunjing soal ciuman bibir. Dengan terang-terangan, mereka bahkan memperagakannya saat Sekretaris Heejoo datang. Sekretaris Heejoo dengan terang-terangan pula memperlihatkan raut wajah tak senang atas peragaan tersebut.
Kwon Yul sendiri sedang tercenung dengan adegan ciuman bibir tadi. Tanpa disadarinya, dia memegang bibirnya sendiri. Sementara, ketiga anaknya latihan Kendo, Kwon Yul berfantasi tentang ciuman itu.
Dajung diajak berkeliling oleh Ahjumma untuk memperkenalkan rumah Perdana Menteri –mana kamar Manse, Woori, serta Nara. Dajung kemudian tertarik dengan sebuah ruangan yang pintunya tertutup rapat. Ahjumma mengingatkan Dajung untuk tidak memasukinya. Sebab, ada wilayah-wilayah tertentu yang tidak bisa dimasuki Dajung.
Dajung dengan sigap bertugas sebagai istri Kwon Yul. Dia mempersiapkan makan pagi. Nara kembali mengisengi Dajung dengan menginjak hanbook yang dipakai Dajung. Sehingga, dia kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh menimpa Kwon Yul. Beruntung, Kwon Yul sigap dan dengan cepat memegang pinggang Dajung. Sehingga, Dajung berhasil tak jadi jatuh. Kwon Yul tidak bisa marah karena ada anak-anak.
Kwon Yul lantas menanyakan apa nama makan pagi yang ada di depannya. Dajung mengatakan jika itu dinamai nasi mangkok. “Aku mendengar Ahjumma mengatakan anak-anak tak suka sarapan. Jadi kuputuskan untuk memperlihatkan kemampuan memasakku. Benar kan anak-anak?”
“Lain kali jangan membuat hal tidak bermanfaat macam begini,” keluh Kwon Yul.
“Bukankah orang Korea itu makannya nasi serta sup tiap pagi?” Dajung berdalih.
Kwon Yul kemudian mengganti topik pembicaraan. Kali ini, anak-anaknya yang dikuliahi. Woori ditegur karena nilainya yang turun, Nara diomeli gara-gara kebanyakan nonton televisi –yang akan dienyahkan jika kebiasaan Nara tak diubah. Saat Kwon Yul hendak menguliahi Manse, Dajung –yang sejak tadi menahan emosi- gantian mengomeli Kwon Yul. “Perdana Menteri, tak bisa ya tidak marah-marah saat kita makan…”
Kwon Yul melihat Dajung dengan kesal –tapi tak bisa apa-apa. Manse menahan tawanya karena melihat semua itu. Di luar ruang makan, Kwon Yul menegur Dajung supaya tidak menantangnya ketika di hadapan anak-anak. Tujuannya supaya wibawanya tidak jatuh sebagai ayah. Dajung membela dirinya jika dia tak mengatakan hal yang aneh atau salah.
Kwon Yul lalu mengganti topik permasalahan lagi. Kali ini dia mempertanyakan baju yang dipakai Dajung. “Baju apa ini?”
“Baju kerjaku.”
“Baju kerja?”
“Ya, aku kan tak mungkin mengenakan jeans sebagai pengantin baru.”
“Terserah pencitraan apa yang kau inginkan, aku tak urusan. Tapi, jangan tersandung baju sendiri. Ingat ya…”
***
Hadiah pernikahan dari Menteri Joonki datang. Semua orang menyambutnya dengan skeptis. Sekretaris Heejoo menjelaskan jika Menteri Joonki bukanlah orang yang memberikan sesuatu tanpa udang di balik batu.
“Terus apa maksudnya? Jangan bilang jika dia meletakkan penyadap di dalam guci tersebut.”
Sekretaris Heejoo melemparkan guci tersebut ke lantai hingga guci itu pecah berkeping-keping. Hal itu untuk memastikan apakah ada alat penyadap. Nyatanya, biar tak ada apapun, Sekretaris Heejoo tetaplah curiga.
“Bagaimana kau mengetahui mengenai mata-mata itu? Adakah bukti?”
Sekretaris Heejoo ingat bagaimana dia bisa membuka ponsel Joonki yang terpassword. Lalu, dia meminta background para staf untuk diselidiki.
Sementara itu, Dajung melihat jika tangan Inho terkena pecahan guci, sehingga terluka. Dajung kemudian merawat luka Inho untuk kemudian membalutnya. Hal itu diperhatikan oleh Sekretaris Heejoo, yang lantas menginterupsi supaya Inho menghadap Perdana Menteri.
Sesudah Inho pergi, Sekretaris Heejoo memberi peringatan supaya Dajung menjaga sikapnya. Terlebih, adanya mata-mata yang belum berhasil dikuak latar belakangnya.
Bersambung ke part 2
Home »
Prime Minister and I »
Sinopsis Drama Korea »
Sinopsis: Prime Minister And I – Episode 5 [Part 1]
0 komentar:
Post a Comment