Saturday, January 18, 2014

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 4 [Part 1]

Baca episode 3 [p1] [p2] [p3]

Kwon Yul membawa Dajung menjauhi ketiga grup istri politikus itu untuk berbicara. “Mengapa kemari? Dan, mengapa kau mengatakan mengenai hal itu? Istri Perdana Menteri. Omong kosong apa lagi ini. Aku mengerti kau mau membantuku, tapi jangan seperti itu…”

“Mengapa aku membantumu? Aku kan mengatakan hal yang sebenarnya. Apa kau tak mengerti maksudku?”

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 4 [Part 1]
Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 4 [Part 1]

“Maksudmu…” Dajung bertanya-tanya.

“Benar. Aku bakal menikahimu, Dajung. Kau bakal menikah denganku.”

Pernyataan Kwon Yul membuat Dajung nanap. “Menikah? Maksudmu kita jadi menikah?”

Kwon Yul menegaskan jika menikah yang dimaksud adalah kawin kontrak, bukan pernikahan betulan. Kwon Yul juga mengatakan jika dia melakukannya karena mengetahui kondisi ayah Dajung.

Dajung bertanya apa Kwon Yul mau menikah (kawin kontrak, maksudnya) dengannya gara-gara trenyuh. Dajung mengatakan pada Kwon Yul supaya tak perlu memikirkan hal itu. Sebab, kemarin Dajung tak bisa berpikir jernih. Dan sekarang jauh lebih baik. 

Kwon Yul berkata jika dirinya tak trenyuh, melainkan bertanggung jawab. “Dajung lakukanlah ini demi ayahmu. Aku melakukannya demi diriku sendiri. Lagipula, entahlah, Manse sangat menyukaimu. Kita tak memiliki waktu banyak. Pilihlah, kau mau menikah (kawin kontrak) atau tidak?”

***

Rupanya, di samping faktor kondisi ayah Dajung, faktor lain yang dipertimbangkan Kwon Yul adalah pertemuannya dengan Presiden. Presiden kaget ketika ada berita terkini jika Kwon Yul akan memutuskan Dajung. Presiden bilang pemerintahan akan kacau saat masyarakat mulai bergunjing soal kehidupan pribadi Perdana Menteri.

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 4 [Part 1]

[“Aku tak mengurusi urusan pribadimu. Namun, orang mulai berkata di belakangmu. Aku takut masa depanmu, Perdana Menteri. Semua berpulang kepadamu. Aku hanya merasa kawatir,” kata Presiden.]

Kwon Yul pun memutuskan untuk menikahi Dajung. Demi kebaikan semua pihak.

“Kupikir pernikahan kontrak itu bukan solusi bagus. Jadi, mengapa kau mau?” tanya Sekretaris Heejoo keberatan.

“Bila kau berpikir begitu, sejak awal semua ini memang sudah salah. Aku tak menjamin pilihanku benar. Namun, keputusan ini yang terbaik. Bagiku. Bagi wanita itu. Bagi semua orang,” sahut Kwon Yul.

“Kau pernah berkata takkan memutuskan sesuatu yang tak sesuai nuranimu kan…”

“Betul. Kelak aku akan membayar apa yang telah kulakukan sekarang. Namun kini, tak ada opsi lain.”

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 4 [Part 1]

Sekretaris Heejoo dan Inho keluar ruangan. Inho mempersalahkan dirinya atas situasi yang terjadi. Sekretaris Heejoo mengatakan bila Inho merasa salah, bayarlah dengan kerja keras supaya PM tak berbuat kesalahan lagi.

Inho bertanya bagaimana keadaan Sekretaris Heejoo. Heejoo menyahut jika dirinya tak soal dengan ide kawin kontrak itu.

***

Dajung mengasih undangan nikah untuk bos dan teman-teman kerjanya di Scandal News. Dia mengingatkan bahwa acara ini bukanlah pernikahan umum. Jadi, tidak boleh memotret sembarangan.

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 4 [Part 1]

Teman-teman Dajung bertanya apa Dajung sudah membuat perjanjian pranikah atau belum. Dajung kemudian menemui Kwon Yul untul mengulas soal ini.

Kwon Yul mencela permintaan Dajung. Walau begitu dia tetap mendengarkan apa yang dikatakan Dajung tentang perjanjian pranikah. Seperti pisah tempat tidur, tak ada KDRT (fisik dan non-fisik), dan saling bekerja sama dengan tulus.

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 4 [Part 1]

Kwon Yul sepakat dengan itu. Kemudian, merobek-robek kertas perjanjian yang dibuat Dajung itu. Bagi Kwon Yul surat kontrak harus lebih serius. “Bila membuatnya, maka harus dibuat secara benar kan? Menggambarkan pengguna kontrak merupakan dasar sebuah kontrak. Pihak pertama adalah Kwon Yul. Pihak kedua adalah Nam Dajung.”

“Kok aku pihak kedua?”

“Kau kan yang jadi pemohon. Perjanjian selesai tatkala jabatan pihak pertama sebagai PM berakhir. Namun, bila terjadi sesuatu pada pihak pertama, waktu perjanjian menjadi tentatif.”

“Kok?”

“Kau memotong terus omonganku. Ayat 1 tentang kewajiban istri. Pihak kedua harus berkontak fisik di depan publik. Walau kita takkan tampil di depan publik. Bila ada situasi mendesak, kesepakatan dapat disesuaikan, dan kau harus menerima permintaan pihak pertama tanpa bertanya-tanya. Dalam perjalanan dinas, pihak kedua tak boleh menyentuh pihak pertama atas dasar apapun.”

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 4 [Part 1]

“Mengapa hanya ada kewajiban istri, tak ada kewajiban suami?” tanya Dajung protes.

“… Aku hampir lupa. Ayat 2 tentang kewajiban suami. Pihak pertama akan bekerja sama secara baik dengan pihak kedua. Selesai.”

“Selesai? Kok begitu? Kewajiban istri banyak sekali dibandingkan suami. Masuk akalkah itu? Bila PM melakukan sesuatu padaku, aku mesti melakukan apa?” Dajung kemudian menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya, seolah terancam dengan Kwon Yul nantinya.

“Selama aku tidak gila… hal itu takkan terjadi… Kau memikirkan hal yang aneh tentangku?”

Kwon Yul menyuruh Dajung tanda tangan. Sekeluarnya dari ruangan Dajung mengeluh tentang surat kontrak yang dirasanya berat sebelah.

***

Lady Na jadi kawatir. Jika Dajung menikah maka strata sosialnya lebih tinggi darinya. Joonki mempersalahkan istrinya karena telah ribut dengan Dajung. Menteri Keuangan itu mengeluh. Dan di dalam batinya, dia berujar, “Kwon Yul berani-beraninya kau menikah lagi. Tapi, tidak apa-apa, akan kukirimkan hadiah lebih awal.”

***

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 4 [Part 1]

Dajung pergi ke toko cincin bersama Roori. Pegawai toko cincin mengatakan jika produk yang tengah Dajung dan Roori bahas adalah produk paling anyar –terbuat dari platinum dengan desain emas di sekelilingya sebesar 1 karat. Roori kemudian memotret diri sendiri dan Dajung dengan ponselnya.

“Anda tampak tak asing lagi,” kata pegawai toko.

Omo, kau mengenalinya ya. Dia calon istri PM dan juga sahabatku,” sahut Roori.

Saat melihat banderol harga, Dajung langsung kaget. Produk itu ternyata seharga 20 juta won. “Kami akan berikan harga spesial untuk anda. Terlebih, Roori merupakan pelanggan kami,” tutur pegawai toko. Pun begitu, Dajung tetap saja melintir. Dia berkata jika cuma melihat-lihat saja, sebab tak terbiasa memakai barang semewah itu.

***

Kwon Yul pias melihat surat kontrak pranikah itu sekaligus menyesal mengapa menyepakatinya. Sebelum menyimpannya di dalam map di laci, Kwon Yul memandangnya sebentar, sekali lagi.

“Perdana Menteri, telah terjadi sesuatu. Menteri Keuangan enggan mengubah anggaran dana. Menteri Park Joonki yang bertanggung jawab.”

“Panggil Menteri Keuangan kemari.”

***

Joonki datang menemui Kwon Yul yang kemudian menjelaskan alasan pemanggilan dirinya adalah… Joonki menyelanya, “Aku paham. Perubahan anggaran dana.”

“Jika demikian, akan langsung kukatakan. Kantor Perdana Menteri meminta Kantor Menteri Kesejahteraan untuk meninggikan anggaran. Namun, tampaknya mereka tak melakukannya…”

“PM tampaknya tak tahu-menahu soal ini. Anggaran dana semua departemen sudah sejalan dengan sistem dan didasarkan atas konsultasi. Jadi, tidak benar jika anda hanya menambah anggaran dana Departemen Kesehatan. Tak ada ceritanya jumlah anggaran di departemen ditambahkan.”

“Oiya? Bagaimana seandainya aku menemukan sesuatu?”

“Tugas seorang PM bukankah membimbing dan mengasih nasihat? Diterima atau tidak, aku yang menentukan.”

“Aku paham apa maksudmu. Bila seperti ini, kita tak bisa mengirim anggaran dana ke kongres. Jadi revisi dan kirim kembali perubahan itu. Ini bukan nasihat, tapi perintah!”

“Baiklah…” kata Joonki mengalah, “Oiya, aku lupa mengucapkan selamat padamu. Dengar-dengar kau hendak menikah. Tapi untuk orang yang mau nikah, kau tampak biasa saja. Beda saat kau menikahi Na Young, air mukamu kelihatan bahagia.”

***

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 4 [Part 1]

Ucapan Joonki memberi efek pada Kwon Yul. Saat ini dia memegang cincin kawin almarhum Na Young. Namun, Kwon Yul buru-buru meletakkannya lagi ke kotak cincin saat terdengar bunyi pintu diketuk. Sekretaris Heejoo masuk ke ruangan Kwon Yul. Dia memberi laporan jika Dajung akan datang tak lama lagi.

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 4 [Part 1]

Kwon Yul mengasih petunjuk pada ketiga anaknya demi menyongsong kedatangan calon ibu tiri. Woori menanyakan haruskah mereka memanggil Dajung dengan “ibu”? Kwon Yul bilang tak usah sesudah berpikir sebentar.

Dajung ternyata datang bersama ayahnya, yang kagum dengan rumah Kwon Yul.

“Maaf sudah membuat anda kemari,” kata Kwon Yul menyambut kedatangan calon mertuanya, “Aku Kwon Yul.”

“Tak apa-apa. Kau kan repot mengurusi negara, jadi aku yang sebaiknya datang. Aigoo. Dengan melihat langsung, menantu Kwon kelihatan ganteng ya…”

Kwon Yul lantas mengenalkan ketiga anaknya, Kang Inho serta Sekretaris Heejoo kepada ayah Dajung. Tiba-tiba ayah Dajung bertanya, “Tapi Dajung… kapan kau melahirkan mereka? Aigoo. Mereka sudah besar-besar. Kapan kau melahirkan mereka?”

Waktu dijelaskan jika ayah Dajung pengidap demensia, Inho kaget. Dia lalu mengkonfirmasinya kepada Sekretaris Heejoo. Dia jadi merasa bersalah gara-gara kata-kata kasarnya.

“Aku mengatakan hal ini, sebab kau itu calon mantuku. Awalnya, aku marah padamu, Perdana Menteri,” tukas ayah Dajung kepada Kwon Yul.

Bersambung ke part 2

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 4 [Part 1]

0 komentar:

Post a Comment