Teman-teman Dajung di Scandal News, Heechul dan editornya, tidak diizinkan memasuki area. Seperti biasa Byun melihat Heechul dan editornya sebagai wartawan tabloid rendahan.
Dengan percaya diri, Byun melangkah dan mengasihkan mereka kartu identitas wartawan media ternama. Sayangnya, itu juga ditolak.
***
Kwon Yul merampungkan kesalahpengertiannya dengan Dajung. “Kau betul Dajung, Manse-lah yang mengirim pesan itu. Btw, kau tak mau menanyakan sesuatu kan? Hari ini, aku hendak membuat perjamuan makan malam.”
“Aku paham, karena itu aku bakal meniadakan diri sebelum orang-orang menyadari keberadaanku. Permisi, Perdana Menteri.”
Ketika Dajung mau pergi, seorang pelayan melaporkan jika ada tukang yang membetulkan lampu. Dajung heran, sebab kemarin sudah ada orang yang datang membetulkan lampu.
Tukang lampu yang Dajung lihat kemarin ada di pesta jamu ini.
Menteri Park Joonki muncul dengan keluarganya. Lady Na, istri Joonki mengatakan kepada anaknya untuk makan malam lebih dulu. Lalu menanyakan pada Joonki apa Perdana Menteri bakal mengajak kekasihnya.
Joonki yang melihat Sekretaris Heejo menegurnya, “Manajer Seo, lama tak bersua.”
Sekretaris Heejoo membalas sapaan Joonki dengan ramah. “Terima kasih Anda sudah datang. Permisi.”
Selepas Sekretaris Heejoo pergi, Lady Na meledek Heejoo. “Tampaknya Manajer Seo membuang banyak uang untuk ke salon untuk perawatan kulit untuk wanita seusianya.”
“Berhenti ngomong hal yang tidak-tidak. Tak enak didengar orang lain,” tegur Joonki kepada istrinya.
Melalui ponsel, Kang Inho mengabarkan kepada Kwon Yul jika keadaan telah kondusif. Tak ada alat sadap dll. yang bisa ditemukan.
Kwon Yul memohon kepada Dajung untuk menemaninya ke pesta jamuan dan membantunya menemukan orang yang memperbaiki lampu kemarin –orang yang dilihat Dajung itu adalah mata-mata.
“Baiklah, walau masa bodoh, tapi… cocokkah pakaianku?” tanya Dajung yang setuju dengan permintaan Kwon Yul.
“Akan kuhubungi Manajer Seo. Kau sebaiknya mengenakan pakaian yang bagus. Oiya, perbaiki tatanan rambutmu!”
“Kayak gini?” tanya Dajung seraya memperagakannya.
“Bukan kayak begitu. Sirkam lagi ke belakang.”
“Begini?”
Kwon Yul terlihat sebal. Dia lalu memegang rambut menggenggam rambut Dajung. Meski cuma untuk contoh, Dajung merasa kesakitan. Kwon Yul tak menggubris hal itu sampai rambut Dajung tersangkut sisir.
“Perdana Menteri, ini sakit!”
“Diam! Jangan bergerak-gerak terus.”
“Perdana Menteri, sakit!”
“Tenanglah, jangan banyak bergerak!”
Teriakan kesakitan Dajung yang kedengaran sampai luar ruangan, membuat para pengawal menduga-duga hal yang aneh-aneh. Sekretaris Heejoo yang telah datang pun jadi ikutan berpikir yang tidak-tidak. Ketika Sekretaris Heejoo hendak masuk, para pengawal menghalanginya. Namun, Heejoo mendorong dan melewati mereka untuk masuk.
Apa yang dilihat Sekretaris Heejoo tentu tak seperti yang disangkakannya. Kwon Yul baru selesai membetulkan rambut Dajung yang kusut.
Kwon Yul meminta Sekretaris Heejoo untuk memperbaiki penampilan Dajung. Setelah itu, Kwon Yul meninggalkan mereka berdua di dalam ruangan.
Sekretaris Heejoo bertanya kepada Dajung. “Kenapa kau datang lagi? Kalau seperti ini kapan bisa diumumkan putusnya hubungan kalian?”
“Aku kemari, bukan karena keinginanku.”
“Aku tak tahu mesti bicara apa. Yang jelas, aku tak bisa mengizinkanmu keluar dalam keadaan seperti ini. Kita juga tak bisa pergi beli pakaian untukmu.”
***
Kwon Yul serta Joonki mengobrol hal-hal yang penuh basa-basi.
“Kau jadi Perdana Menteri sungguh saat ini. Media-media mencurahkan perhatian kepada sepanjang skandal tersebut. Luar biasa.”
“Katakanlah aku tengah beruntung. Kupikir kau takkan datang. Terima kasih sudah datang ke pestaku.”
“Tak usah berterima kasih. Karena aku bawahanmu, sudah sepantasnya aku datang. Toh, kita akan makin kerap bertemu pada akhirnya kan?” sahut Joonki sok merendah.
“… Sepertinya, akhir-akhir ini kau makin perhatian ya sama masalah pribadiku? Sekarang, jika kau penasaran, kau boleh bertanya langsung padaku. Tak perlu berbuat onar.”
“Aku tak tahu apa yang kau maksud. Tapi akan kuingat hal itu, permisi.”
Inho lalu bertanya pada Kwon Yul, benarkah Menteri Park Joonki dalangnya? Kwon Yul tidak tahu pasti. Dajung pun belum datang juga.
Saat Dajung tiba dengan gaun pendek hitam yang gemerlapan, Kwon Yul serta Inho terlihat terpesona. Degub jantunya pun sempat terdengar, hohoho…
“Kalian betul-betul pintar mengemas skandal. Meski pemain utamanya tak menarik. Seo Heejoo, jika itu adalah kau, aku justru lebih teryakinkan. Kau tentu kecewa kan?”
“Kau telah melakukan segala upaya untuk menjegal PM. Sayang, pada akhirnya harus gagal.”
“Kau kira dia menang, gara-gara berhasil jadi PM? Jangan salah, ini baru dimulai,” Joonki menukasi.
“Hentikan semuanya. Tidakkah kau capek?” Sekretaris Heejoo menegur Joonki.
“Kau sendiri? Selama duapuluh tahun bekerja untuk Kwon Yul, namun cuma sanggup melihatnya di kejauhan. Seorang remaja bandel berumur 15 tahun yang diselamatkan seorang mahasiswa. Itukah tanda kesetiaan bagimu? Apa itu tak berlebihan?” Joonki membalas kata-kata Heejoo.
“Aku tak mau mendengarnya. Aku undur diri dulu, Menteri Park Joonki.”
Rupanya, Joonki belum selesai dengan pernyataan-pernyataan pedasnya. “Di kampus, kau terkenal sebagai penjaga Kwon Yul. Kocak ya jadi pengawal wanita kala dirimu muda. Tapi sekarang, kau tak pantas lagi. Selama ini kau bertahan karena bingung harus kemana. Duapuluh tahun lamanya tak mampu mengutarakan apa yang kau rasakan kepadanya! Teman kampus, pengawal, dan sekarang… manajer! Tak bisa kumengerti mengapa kamu mau hidup dengan cara begitu.”
“Tak perlu dimengerti. Aku tak mau orang macam kau mengerti tentangku.”
Di lain sisi, Kwon Yul mengomeli Dajung. “Pakaian macam apa yang kau kenakan? Tak adakah yang lain?”
“Mengapa memangnya, ada yang salah ya?”
“Aneh saja. Rokmu sangat pendek.”
“Dari seluruh pakaian yang dimiliki Roori, hanya ini yang paling simpel.”
“Roori? Nama yang aneh. Terdengar seperti nama binatang peliharaan,” Kwon Yul berkomentar dengan sarkas.
Dajung menunjuk seorang gadis. Dia berkata, “Namanya Roori. Belakangan ini, sebagai penyanyi namanya cukup populer. Aku dipinjami pakaiannya.”
“Tunggu, aku teringat sesuatu jika Nara pernah mengatakan bahwa Roori adalah penyanyi favoritnya. Benarkah itu dia? Tak kusangka dia orangnya seperti itu. Karena itu, mulai saat ini akan kularang Nara menonton televisi.”
“Kau berlebihan, Perdana Menteri. Jika kau bereaksi seperti itu, anak-anakmu akan menjauhimu.”
“Apa kau bilang? Berlebihan? Nam Dajung, uruslah masalahmu sendiri. Oiya, cari orang yang jumpai di kantor tadi, mengerti?! Maaf… tapi bisakah kau lepaskan tangamu dari tanganku? Tanganku keringatan.”
Waktu itu, Manse datang dari belakang. Dia menyentuh baju yang dipakai Dajung.
***
Manse dan Dajung ada di ruangan lain untuk bermain membuat ddakji. “Manse, jadi kau meneleponku cuma untuk membikinkanmu ddakji? Manse, mulai detik ini, jangan menghubungiku dengan telepon ayahmu,” Dajung menegur Manse.
“Baiklah. Jika demikian, berarti aku bisa menghubungimu lewat telepon rumah kan?”
Belum sempat pertanyaan itu dijawab Dajung, Kang Inho keburu datang. Dia mengusulkan supaya Manse belajar darinya. Namun, bocah itu mengacuhkannya.
Kang Inho memberikan pujian untuk penampilan Dajung yang jauh lebih cantik daripada biasanya. Dajung tersanjung dengan pujian Inho. Tapi di saat bersamaan Dajung melihat “tukang listrik” yang meeka cari-cari.
Inho segera memberi perintah pada anak buahnya. “Badannya kerempeng, tingginya kurang lebih 185 cm. Dia menyaru jadi pelayan. Oiya… ada bekas tindikan di telinga kirinya. Pastikan orang itu tertangkap. Cari secepat-cepatnya.”
***
Dajung membaur bersama tiga istri petinggi negara. Mereka adalah Lady Jang (Istri Mendagri), Lady Lee (Istri Mendikbud), serta Lady Na (Istri Menkeu Park Joonki).
Mendengar nama Lady Na, Dajung langsung nyerocos, “Bukankah dia putri tunggal Grup Myung Shin?”
“Ya betul, dia adalah orangnya.”
Ketika Dajung mengenalinya, Lady Na langsung kaget. “Aku bukan artis Korea top, kau kok bisa tahu tentangku?”
“Bagaimana bisa aku tak mengenalmu. Dulu kau begitu populer. Kala itu, kau ada di sebuah foto bersama Kang Ho Dong, tengah berdansa bersama di sebuah klub. Gosip itu begitu heboh. Gara-gara foto itu, direktur Myung Shin Grup langsung mengultimatum hendak membredel kantor berita itu. Tapi, pada akhirnya, hanya wartawan yang mengambil foto itu yang dikeluarkan secara tidak hormat dari kantor. Wartawan itu sekarang direkturku di Scandal News. Namanya Go Dal Pyo. Sehingga, aku mengenalimu sedikit.”
Dua anak Kwon Yul, Woori serta Nara, ikut serta dalam pesta ini. Sepupu mereka mengatakan jika calon ibu tiri mereka juga menghadiri pesta ini.
Dajung ditegur. “Apa yang menyebabkan kau mau bercerita tentang itu kepada kami? Kau mau membuat malu Lady Na?”
“Ah, bukan demikian. Aku cuma… Maafkan, karena aku ngomong hal yang ngawur.”
“Aku mengira Perdana Menteri menyukai wanita yang beradab serta berpendidikan. Tahunya tidak. Seleranya tak bagus ah,” Lady Na nyinyir kepada Perdana Menteri.
“Di mana-mana pria itu sama. Melihat wanita cantik membuat mereka gelap mata,” rekan lain ikut-ikutan buka suara.
“Kalian tentu bertanya-tanya mengapa Perdana Menteri mau sama wanita sepertiku? Ya, karena Perdana Menteri juga pria. Tentu saja, dia jatuh hati padaku. Aku kan wanita muda yang menarik,” sahut Dajung.
“Selama tujuh tahun ini Perdana Menteri jomblo. Mungkin dia patah arang.”
“Sepertinya kalian tak suka dengan keberadaanku disini. Kalian boleh bicara apapun mengenaiku. Tapi, jangan sembarangan bicara soal Perdana Menteri!” Dajung berkata agak keras untuk membungkam mulut-mulut mereka.
“Kau lebih bagus jadi artis Korea ketimbang jadi wartawan. Lagakmu mirip sekali pacarnya,” kata-kata Lady Na tajam mengenai Dajung.
“Kami memang saling cinta,” jawab Dajung.
“Begitukah? Jika demikian menikahlah. Kau tak menjawabanya? Karena dia diam, berarti mereka takkan melangsungkan pernikahan. Jadi, berita bohong soal pernikahan itu benar adanya. Kau telah membohongi semua rakyat Korea. Sudah semestinya kau dijuluki penipu. Karena itu, Perdana Menteri dipecat saja secepatnya.”
“Kami akan menikah, secepatnya. Jangan kawatir!” sahut Dajung, jumawa.
Ketika dia mengucapkan hal tersebut, Kwon Yul yang sedang berada di situ mendengarnya. Kemudian, Kwon Yul mengajak Dajung bicara empat mata di lokasi yang lebih aman. Segera Kwon Yul
Pada saat itu Kwonyul ada di sekitar dan mendengar hal itu. Kwonyul lalu membawa Dajung untuk menyentilnya: kenapa Dajung bisa sampai membuat gosip pernikahan kepada tiga ibu-ibu bigos (biang gosip) itu.
Bersambung ke part 3
0 komentar:
Post a Comment