Thursday, January 23, 2014

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 5 [Part 2]

Lanjutan part 1

Joonki dilapori sekretarisnya jika orang-orangnya terus mencari informasi. Kemudian, Joonki menanyakan soal hadiah pernikahan untuk Perdana Menteri dan Dajung. Sekretaris Joonki menjawab jika dirinya telah mengirimkan pesan singkat pada Joonki kemarin malam. Menteri Keuangan itu menyadari sesuatu, bahwa itu saat dirinya sedang minum bersama Manajer Seo di bar. Joonki curiga Manajer Seo telah menciumnya.

Sementara itu, Manajer Seo tengah menggelar konferensi pers terkait perjamuan diplomatik. Byun lalu bertanya dengan nada protes, apa acara itu bakal tertutup lagi bagi insan pers sebagaimana pernikahan Perdana Menteri dengan Dajung. Sekretaris Heejoo mengatakan bila acara ini bersifat terbuka.

***

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 5 [Part 2]

Acara perjamuan diplomatik pun digelar (baca episode 1 part 1 dari k-drama ini). Sebagai istri Perdana Menteri, Dajung terlihat cantik di acara itu. Dia bahkan bisa berbicara dengan tamu dari Spanyol tanpa kesulitan. Hal tersebut membuat Kwon Yul terkesiap. Namun, yang pasti, Dajung diam-diam dibantu Inho dari balik layar.

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 5 [Part 2]

***

Di kamar ayahnya, Manse yang mulai bosan teralih perhatiannya pada tas Dajung yang teronggok di situ.

***

Melalui sambungan wireless Inho memberikan laporan jika Menteri Joonki sudah datang. Dajung terbata-bata ketika menyapa Joonki. Dia memperkenalkan dirinya bukan sebagai istri Perdana Menteri, melainkan wartawati Nam. Pun demikian, Joonki tetap cool, dan berlagak tak terpengaruh dengan hal tersebut. Dia justru memberikan sindiran soal guci hadiah pernikahan. Joonki mengatakan jika sebuah pernikahan itu juga rapuh, seperti guci porselen itu.

Setelah mengucapkan hal itu, Joonki bablas meninggalkan acara perjamuan tersebut. Dia kemudian berhenti di depan Sekretaris Heejoo –ada rapat dengan Joonki selaku Menteri Keuangan. Sekretaris Heejoo kemudian masuk ke dalam mobil bersama Joonki.

***

Sewaktu acara dimulai, Dajung bingung melihat etika makan kalangan atas. Inho lagi-lagi memberitahu Dajung etika makan yang benar di kalangan atas. Keduanya kemudian saling melempar senyum.

Kwon Yul terlihat sibuk dengan tamu asing yang ternyata seorang Pangeran Mahkota di negaranya. Tamunya itu mengatakan jika Korea merupakan pasar yang gampang. Pernyataan itu sebenarnya sulit diterima hati Kwon Yul.

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 5 [Part 2]

Kwon Yul menggunakan frasa rendahan yang diucapkan Dajung, yaitu “makan dan lari”, kepada tamunya. Namun, sang penerjemah ragu-ragu menerjemahkan pada Pangeran Mahkota tersebut. Akhirnya, Kang Inho yang diminta untuk menerjemahkan apa yang dikatakan Kwon Yul untuk tamunya.

Yang dimaksud “makan dan lari” oleh Kwon Yul adalah dulu Perancis pernah menjual kereta api super cepat TGV dengan janji hendak memulangkan harga pusaka milik Korea yang diambil Perancis kala menduduki Korea dulu. Tapi Perancis ingkar terhadap janjinya. Sikap yang ditunjukkan oleh tamu itu, bagi Kwon Yul, tak berbeda jauh dengan Perancis. Berjanji tapi ingkar. Kwon Yul meminta tamunya untuk berjanji melakukan pertukaran teknologi antarkedua negara.

(Catatan: pada 1866, Perancis pernah mengambil dan tidak dipulangkan buku sebanyak 297 volume dari Gwanghwado dalam satu kali kampanye. Perancis kemudian pernah berjanji bakal memulangkan harta pusaka Korea tersebut, jika negeri Ginseng tersebut membeli kereta api super cepat TVG. Jackie Chan pernah membuat film dengan topik serupa, yakni CZ12. Kisahnya dilatarbelakangi oleh harta pusaka Cina yang dirampas Perancis dan sekutunya semasa Dinasti Qing.)

Sang Pangeran Mahkota tersebut jadi mau melakukan kesepakatan dagang yang jujur antarkedua belah pihak dalam 500 tahun. Kwon Yul bersalaman dengan tamunya untuk menunjukan kesepakatan. Di lain tempat, istri Joonki yaitu Lady Na bergunjing dengan ibu-ibu pejabat lainnya soal Dajung. Namun, dia jadi tidak enak hati ketika pembahasan itu beralih padanya, bahwa Sekretaris Heejoo pulang bersama suaminya. Omongan ini jelas membuat telinga Lady Na panas. Namun, dia mampu berdalih jika hubungan Heejoo dan Joonki tak lebih dari hubungan kerja saja. Tak lebih.

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 5 [Part 2]
Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 5 [Part 2]

Manse yang datang ke acara tersebut menyapa bibinya itu, Lady Na, dari belakang.

***

Sekretaris Heejoo marah saat mengetahui rapat yang hendak diikutinya bersama Joonki ternyata sudah selesai. Sebenarnya ini hanyalah trik Joonki untuk bisa bertemu dengan Sekretaris Heejoo. Joonki menanyakan bagaimana Sekretaris Heejoo bisa membuka password ponselnya. Sekretaris Heejoo mengatakan jika dia menebak bahwa password ponsel Joonki adalah hari ulang tahunnya –hari dimana Sekretaris Heejoo menolak pinangan Joonki.

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 5 [Part 2]

Untuk persoalan ponsel Sekretaris Heejoo meminta maaf. Joonki mengatakan apa yang media pikirkan saat seorang Sekretaris Perdana Menteri meretas password ponsel seorang Menteri tanpa izin demi info. Heejoo terdiam selama beberapa saat, dan menanyakan kemauan Joonki yang sebenarnya. Joonki tersenyum –dia merasa menang kali ini. Kemudian mendekati Sekretaris Heejoo dan mengatakan jika Sekretaris Heejoo pasti akan mau memenuhi permintaannya. Joonki mau Heejoo mengatasi permasalahan ini.

***

Setelah kegiatan kenegaraan yang barusan diikutinya itu, Dajung merasa kelelahan. Dia kemudian tetirah di rumah Perdana Menteri. Ketika hendak membuka sepatunya Kang Inho tiba-tiba muncul langsung memuji Dajung dengan bahasa Spanyol. Awalnya Dajung kaget melihat kedatangan Inho tapi dia langsung tersenyum.

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 5 [Part 2]
Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 5 [Part 2]

Kang Inho memberitahu sebagai istri Perdana Menteri, tidak sepantasnya Dajung melepas sepatu dengan serampangan seperti itu. Lagi-lagi Dajung tersenyum, jika hari ini dilewatinya dengan baik berkat bantuan Inho. Dajung kemudian mengembalikan earphone wireless kepada Inho. Namun, Kang Inho menyuruh Dajung untuk menyimpannya, sebab kelak bisa saja dibutuhkan. Dajung memegang tangan Inho lalu mengatakannya sebagai malaikat pelindungnya. Inho tak mampu berkata apa-apa. Hal itu membuat Dajung menanyakan apa yang terjadi.

Di samping itu, Dajung juga menyanjung Kwon Yul tatkala menghadapi tamu asing yang menjelek-jelekkan Korea Selatan. Kala itu Inho masih terbengong-bengong menatap Dajung. Namun, hal itu segera berlalu ketika Kwon Yul datang. Dajung tak mau ada masalah lagi. Kwon Yul melemparkan pujian atas kinerja yang dilakukan Inho hari ini. Tapi, Kwon Yul mengetahui jika sepatu Dajung tertinggal.

Kwon Yul masuk ke rumah dan memergoki Dajung di dalam. Setelah menyembunyikan sepatu di belakang punggungnya, Kwon Yul bertanya apa Dajung ketinggalan sesuatu? Saat Dajung mengatakan tidak, Kwon Yul segera menyodorkan sepatu kepada Dajung. Dajung tersipu-sipu. Kwon Yul berkicau tentang Dajung yang tidak melakukan sesuatu dengan benar hari ini. Dia bercanda dengan mengatakan bahwa lebih baik Dajung berganti nama saja menjadi Nam Geokjung.

Kwon Yul kemudian tersenyum. Dia mengatakan hanya bercanda dan tidak bisa marah kepada Dajung, karena sudah bekerja dengan baik hari ini. Dajung senang. Dia merasa bisa memainkan perannya sebagai istri Perdana Menteri dengan baik. Kwon Yul mengoceh jika Dajung memang orang yang tak bisa diberi pujian sedikit. Saat hendak tidur, Dajung terpeleset, yang secara spontan membuat Kwon Yul menangkapnya. Hal itu membuat wajah mereka saling berdekatan –memungkinkan terjadinya binar-binar asmara lain jenis. 

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 5 [Part 2]

Dekatnya jarak mereka membikin jantung berdegup kencang. Kwon Yul yang masih mengingat betul insiden tabrak bibir buru-buru mengamankan bibirnya. Ketika kedua sudah berdiri, Kwon Yul mencoba menutupi rasa groginya dengan memarahi Dajung memang benar-benar layak dipanggil Geokjung. Kwon Yul kemudian meminta Dajung untuk segera tertidur. Tapi, perasaan Kwon Yul segera berubah saat berada di luar kamar pintu terkunci.

Di dalam kamarnya, Dajung masih membayang-bayangkan insiden barusan. Dia bertanya mengapa Kwon Yul mau menyelamatkannya ketika dirinya mau jatuh. Dajung menjadi malu karena banyak insiden terjadi baru-baru ini. Tapi Dajung punya masalah lain yang mesti dihadapinya saat melihat kamarnya berantakan –diacak-acak Manse. Dajung kaget waktu melihat foto-foto hadiah bosnya tentang skandal Lady Na sudah berubah menjadi kodok kertas. Dia kemudian ingat tentang surat perjanjiannya.


Dajung kemudian mencari Manse di kamarnya. Manse mengaku jika dirinya telah memberikan beberapa kodok kertas kepada ayah dan bibinya, Lady Na, supaya diberikan kepada Joonki suaminya. Dajung kaget bukan alang-kepalang.

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 5 [Part 2]

Di lain tempat, Lady Na sudah memberikan kodok kertas buatan Manse pada suaminya. Melihat kodok kertas buatan keponakannya tersebut Joonki tersenyum. Kemudian, Lady Na mau bertanya sesuatu –sebenarnya bertanya Joonki pergi kemana bersama Sekretaris Heejoo- tapi hal tersebut diurungkannya. Lady Na malah memberikan pujian untuk Joonki yang terlihat tampan hari ini.

***

Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 5 [Part 2]

Mobil polisi membawa empat tersangka, yakni Kwon Yul, Dajung, Heejoo, serta Inho, yang dianggap telah melakukan penipuan dengan melakukan kawin kontak. Waktu turun dari mobil, Kwon Yul langsung mendamprat Dajung yang telah melakukan kesalah besar lantaran tak menghancurkan bukti surat perjanjian tersebut. Heejoo serta Inho pun juga ikut-ikutan menyalahkan Dajung atas semua yang terjadi. Ketika mereka tengah berdebat sengit, wartawan mengerubungi mereka. Byun sibuk memotret mereka. Sementara itu, tidak jauh dari mereka ada Joonki serta Lady Na yang tertawa-tawa melihat mereka terperosok sedemikian dalam.

Rupanya itu hanyalah imajinasi Dajung yang gusar karena surat perjanjiannya hilang. Dajung kemudian memutuskan mencari surat perjanjian yang telah berubah menjadi kodok kertas tersebut. Tempat pertama yang ditujunya kali pertama adalah kamarnya.

Kwon Yul sendiri sedang asyik main dengan kodok kertas buatan Manse di ruang kerjanya. Kwon Yul sempat mendengus begitu mengetahui ada gambar kartun di kodok kertas itu. Dajung telah berdiri di luar ruang kerja Kwon Yul. Namun, masih bimbang dengan apa yang hendak diperbuatnya. Dajung justru melihat Woori sudah pulang, yang kemudian ditanyakannya mengapa Woori baru pulang. Woori mengatakan jika itu bukanlah masalah Dajung, dan berlalu begitu saja.

Waktu terdengar teriakan dari dalam ruangan kerja Kwon Yul, Dajung lagi mau memberhentikan Woori sebab mencium bau yang mencurigakan. Dajung serta Woori kaget. Mereka bersembunyi sebelum Kwon Yul keluar dari ruangannya. Mereka bersembunyi di ruang sebelah yang berada tepat persis di sebelah ruangan kerja Kwon Yul.

Bersambung ke part 3

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis: Prime Minister and I – Episode 5 [Part 2]

0 komentar:

Post a Comment