Friday, February 16, 2018

Call Me Mother Episode 8



Call Me Mother Episode 8


Raja Sinopsis – Alangkah terkejutnya Hyun Jin waktu melihat selebaran anak hilang yang diberikan Pak Detektif. Ternyata anak yang hilang bernama Kim Hye Na itu ada di rumahnya dengan nama Kim Yoon Bok. Kilas balik pertemuan-pertemuan dirinya dan Hye Na berkelebat di benaknya. Keterkejutan itu memancing keheranan Pak Detektif. "Ada apa?" tanyanya, "Kau kenal anak itu?"

Tentu saja Hyun Jin mengaku tidak kenal. Pak Detektif menjelaskan penyelidikan atas hilangnya Hye Na masih terus berlanjut. Dia dan tim belum mencapai kesimpulan pasti. Apakah Hye Na meninggal karena tercebur ke laut atau Hye Na diculik orang. Hanya saja, jika Hye Na diculik, belum diketahui secara pasti siapa penculiknya. Hyun Jin kemudian minta diberi informasi tentang dugaan penyiksaan anak. Namun Pak Detektif menolak memberi informasi tersebut.

Soo Jin kembali ke kamar rawat Young Shin. Saat itu Hye Na sudah bangun dan menanyai keberadaan Young Shin yang tiba-tiba tidak ada di kamar. Dia menyangka Young Shin meninggal. Soo Jin memberitahu Young Shin ada di luar bersama Jae Beom. Habis mengobrol dengannya. "Kau khawatir Nenek meninggal?" tanyanya, "Untuk sekarang, bagaimana kalau kita tinggal dengan Nenek saja?" Hye Na setuju.

Jae Beom menghubungi Bibi salon, memintanya untuk tidak pindah. Keputusan Bibi salon tidak bisa ditarik lagi. Dia tetap mau pindah. Karena itu Jae Beom ingin meminta tolong hal lain supaya tidak pindah lekas-lekas.

Young Shin akhirnya diizinkan pulang ke rumah. Setibanya di rumah, dia disambut oleh Tae Mi. Tiba-tiba Tae Hoon muncul dan langsung melempar bola ke arah Young Shin. Hye Na dengan tangkas menangkap bola itu dengan tangan kanannya.

Pada akhirnya Tae Hoon dan Hye Na pun main lempar-tangkap bola. Tae Mi iri melihatnya, berpikir seorang anak perempuan seharusnya bermain piano atau boneka. "Anak perempuan juga bisa memainkan permainan semacam itu," kata Young Shin, dan menyatakan kemiripan Hye Na-Soo Jin dan Tae Mi-Yi Jin.

Yi Jin sibuk di dapur. Memasak. Soo Jin ingin membantu. Yi Jin tak mengizinkannya. Takut Soo Jin malah mengganggunya. "Aku mengundang Dokter Jung buat makan malam kali ini," kata Yi Jin, lalu menyebutkan keheranannya tentang alasan Jin Hong menyukai wanita seperti Soo Jin. Apakah Jin Hong berpikir Soo Jin akan memiliki warisan? Dia menyuruh Soo Jin berterus terang pada Jin Hong supaya tak dikejar-kejar terus.

Ja Young membaca kertas catatan tentang Soo Jin di layar komputer. Penasaran, dia coba berseluncur di dunia maya mencari info. Dia heran kenapa Seol Ak sampai coba mencari tahu tentang Soo Jin, padahal Soo Jin bukan wanita ideal Seol Ak?

Seol Ak tiba di panti asuhan Rumah Kasih. Dia membongkar gembok pagar dan masuk ke dalamnya.

Hyun Jin tak jadi menulis artikel tentang penganiayaan Mooryung. Karena itu dia menyerahkan draft tulisannya yang lain. Namun atasannya menuntut Hyun Jin menulis artikel hasil wawancara di Mooryung. Apapun itu.

Jae Beom mendapatkan titik terang latar belakang Bibi salon. Dimana dia harus menemui seorang sipir penj*ra.

Makan malam tiba. Jin Hong sudah hadir ke kediaman Young Shin. Saat menyantap makanan, Jin Hong memuji rasa makanan yang dibuat Yi Jin. Segera Yi Jin berceloteh tentang tujuannya belajar memasak sampai bisa mahir seperti sekarang. "Dulu, aku sering membuatkan makanan untuk unni sekolah, ya kan unni?" tuturnya, "Tapi sepertinya dia tidak tahu rasa makanan, apa enak atau tidak. Dia juga tidak bisa masak." Soo Jin membela diri, mengaku bisa masak juga. Hanya saja dia tipe orang yang suka makanan yang cepat dihidangkan.

Yi Jin memotong topik itu dengan langsung "nembak" alasan Jin Hong menyukai Soo Jin. Dia yakin benar tak ada seorang pun dokter kenalannya yang akan menyukai unninya. Jin Hong menarik napas, lalu memberikan jawaban yang tepat, yakni tidak ingin wanita yang dicintainya menderita karena pekerjaannya – Soo Jin memiliki kesibukan dan "dunia" sendiri. Young Shin terkekeh mendengarnya. Dia merasa jawaban Jin Hong menohok Yi Jin.

Selesai makan malam, Soo Jin dan Jin Hong chit-chat di tempat rahasia. Soo Jin meminta Jin Hong untuk tidak bersikap baik padanya. Dia tidak bisa membalasnya, karena kejahatan yang dilakukannya. Jin Hong tampaknya tak peduli. Dia tetap akan menyukai Soo Jin, seperti menyukai burung-hutan-buku-antartika.

Seol Ak mencari petunjuk keberadaan Soo Jin dan Hye Na di panti. Dan gotcha... ketemu. Di dinding kamar terdapat gambar Hye Na yang menggambarkan keduanya.

Hyun Jin menonton berita penangkapan Ja Young, teringat ucapan Soo Jin yang menyatakan tak ada seorang pun akan mengerti dan ucapan Pak Detektif yang menduga Hye Na diculik. Semua hal itu membuatnya frustasi. Dia menutup laptopnya. Merasa tidak bisa menulis dengan lancar, meski memiliki datanya.

Tae Mi menunjukkan kepiawaian berpiano. Semua orang, termasuk Hye Na, melihatnya dengan antusias. Tak lama kemudian, Hyun Jin muncul dengan wajah muram. Dia masuk ke kamar, lalu ikut ngumpul bersama anggota keluarga yang lain.

Semua orang bertepuk tangan saat Tae Mi selesai memainkan sebuah lagu diiringi piano. Young Shin lalu bertanya mengenai bakat yang Hye Na miliki. Hye Na kebingungan menjawabnya, meski akhirnya mengatakan bahwa dirinya bisa mencuci rambut orang lain. "Kau tak sekolah TK?" tanya Yi Jin. Hye Na menggeleng. Soo Jin mengimbuhi jika Hye Na tak suka TK jadi tidak dimasukkan.

"Kau bisa baca tulisan Korea?" tanya Young Shin. Hye Na mengangguk, lalu membaca cerita Kelinci dan Ibu Kelinci. Ketika membacanya, Tae Mi merasa Hye Na seperti sudah hapal isi buku itu. Karena itu Hye Na disuruh membaca tulisan Korea lainnya. Tak bisa. Young Shin pun menyuruh Yi Jin mengantar Hye Na ujian masuk TK besok. Dia ingin Hye Na seperti Soo Jin yang pandai.

Yi Jin dan Soo Jin menolak. Yi Jin lebih karena malas. Soo Jin lebih karena tidak ingin Hye Na keluar rumah. Tapi begitu ditanyai kemauannya, Hye Na mengaku mau juga sekolah TK biar bisa pintar seperti Tae Mi.

Jae Beom menemui sipir yang pernah mempekerjakan Bibi salon. Dari sipir itulah, dia menerima informasi jika Bibi salon pernah ingin menyumbangkan semua uang yang dihasilkannya ke panti Rumah Kasih.

Soo Jin-Hye Na chit chat di tempat tidur. Hye Na mengungkapkan keinginannya masuk TK seperti Tae Mi yang cantik. Tidak seperti dirinya yang acap dipanggil teman-teman dengan sebutan "sampah kaleng" – Ja Young pun memanggilnya dengan sebutan itu. Sekarang, dia yakin hal itu takkan terjadi lagi. Sudah ada Soo Jin yang akan memberikan semua untuknya. Soo Jin memastikan akan memberikan Hye Na semuanya, termasuk mengajari tulisan Korea. Tiba-tiba ada pesan masuk ke HP Soo Jin. Pesan itu dari Hyun Jin yang mengajak Soo Jin bicara empat mata.

Suami Yi Jin pulang, dan menemukan Yi Jin sedang lahap menyantap ramen. Yi Jin kemudian menceritakan kekesalan selalu berada dalam bayang-bayang Soo Jin dan sekarang Tae Hoon-Tae Mi juga tampak teracuhkan dengan kehadiran Hye Na. Dia merasa seperti babu. Suami Yi Jin yakin bukan itu penyebabnya. Dia yakin Yi Jin khawatir Soo Jin akan menerima warisan dari Young Shin, karena ada Hye Na. Dia menyuruh Yi Jin mencari Kartu Keluarga Soo Jin, dengan melampirkan surat kuasa tentu.

Hyun Jin memberikan selebaran yang didapatnya dari Pak Detektif. Bukti dia sudah mengetahui semuanya tentang Hye Na. Dan menuntut dijelaskan secara singkat dan detail.

Ja Young juga nonton film dokumenter Young Shin. Dia sudah sampai bagian Young Shin merasa kesal ada orang yang menelantarkan Soo Jin. Dia pun menyimpulkan Soo Jin-lah orang yang membawa Hye Na.

"Ini namanya menculik. Penculikan," kata Hyun Jin, "Meski niatmu itu baik, tapi menjauhkan anak dari perlindungan orang tua sahnya tetap saja ilegal." Soo Jin menyadari hal itu. Hyun Jin menyebutkan imbas yang akan diterima orang-orang di sekeliling Soo Jin jika sampai ketahuan melakukan penculikan. Imbas itu akan mengenainya juga.

Hyun Jin heran, kenapa Soo Jin tidak melapor ke polisi soal tindak kekerasan yang dilakukan Ja Young? "Sudah!" sahut Soo Jin, "Tapi polisi tidak melakukan apapun..." Hyun Jin tak bisa mengatakan apa-apa, selain menyarankan Soo Jin kabur sejauh mungkin secepatnya tanpa tertangkap. Soo Jin mencoba menahan air mata. Sayang itu tak terbendung. Air matanya tetaplah meleleh.

Ja Young pun mencari tahu dimana rumah Young Shin. Internet menyebutkan rumah itu ada di Seoul.

Jae Beom memberikan rekaman cerita sipir penj*ra pada Young Shin. Sempat Young Shin mendengarnya. Dia tetap meminta Jae Beom merahasiakannya dari Soo Jin, meskipun Jae Beom berpikir sebaliknya. Bagi Jae Beom, ibu kandung Soo Jin pasti memiliki alasan tersendiri "menelantarkan" Soo Jin di panti asuhan.

Soo Jin masuk ke ruang kerja Jae Beom. Minta proses pembuatan paspor dipercepat. Dia harus buru-buru pergi. Jae Beom menolak dengan alasan Soo Jin pasti langsung pergi jika paspornya sudah jadi. Dia khawatir Young Shin sedih. Well, mau tak mau, Soo Jin pun memberitahu kondisinya.

Baru mau cerita panjang lebar, Yi Jin muncul untuk minta cap formulir pendaftaran TK Hye Na. Soo Jin menyuruh mengambil cap di laci meja di kamarnya.

Yi Jin masuk ke kamar Soo Jin, dimana Tae Mi tengah mengajari Hye Na tulisan Korea, dan mengambil cap. Ternyata dia tidak membubuhkan cap itu di formulir pendaftaran TK Hye Na, melainkan surat kuasa untuk memeriksa kartu keluarga Soo Jin di Disdukcapil.

Soo Jin ingin cabut besok atau lusa. Entah kemana. Belum ada tujuan. Yang jelas, dia akan memberitahu Young Shin sebelum makan malam nanti. Jae Beom yang tak bisa menahan Soo Jin akhirnya menyerahkan flashdisk berisi rekaman suara sipir tentang ibunya Soo Jin. Tentu saja, keangkuhan Soo Jin masih tinggi untuk menerimanya. Dia pergi. Jae Beom pun meletakkan flashdisk itu di meja kerjanya.

Yi Jin pun tiba di Disdukcapil. Menyerahkan surat kuasa p*lsu untuk melihat Kartu Keluarga Soo Jin.

Soo Jin coba bicara pada Young Shin mengenai kepergiannya. Sialnya Young Shin malah ketiduran. Tak jadi dia mengungkapkan keinginannya untuk cap cus dari rumah.

Yi Jin baru kembali dari Disdukcapil, dan langsung menghampiri Soo Jin yang tengah duduk di taman rumah sembari menemani anak-anak bermain. Yi Jin menyerahkan Kartu Keluarga Soo Jin. Bukti dia sudah tahu Hye Na bukanlah anak kandung Soo Jin.

Soo Jin kembali menegaskan tidak ingin sepeser pun warisan Young Shin. Dia menyerahkan semua uang warisan miliknya untuk Yi Jin. Biar bagaimanapun toh dia akan pergi dari Korea. Yi Jin tampak senang mendengarnya.

Seol Ak bermalam di panti Rumah Kasih. Dia menyalakan petromak. Di dekat petromak itu terdapat sajam yang entah akan digunakan untuk apa.

Jae Beom menemui pembuat paspor sulap selip lagi. Kali ini, dia membawakan wi*ki malt dan uang segepok. Pembuat paspor itu heran, kenapa Jae Beom terburu-buru betul? Dia pun membuat tantangan yang harus Jae Beom selesaikan agar dirinya percaya. Jae Beom menerima tantangan itu, yaitu minum wi*ki dari empat gelas kecil. Dia menenggaknya seolah-olah wi*ki hanyalah minuman bersoda.

Soo Jin tengah mengajari Hye Na tulisan Korea ketika Jae Beom menghubunginya. Jae Beom menginformasikan soal paspor yang berhasil dipercepat proses penyelesaiannya menjadi tiga hari saja.

Polisi membangunkan nenek pengemis Mooryung yang tidur sembarangan. Nenek itu bangun. Polisi menemukan banyak selebaran Hye Na di trolinya, dan menanyakan alasan dilepasnya selebaran itu. Nenek itu berdalih jika Hye Na belumlah mati tapi dibawa gurunya.

Pada akhirnya, Soo Jin memutuskan untuk mendengarkan rekaman cerita sipir tentang ibu kandungnya. Dari situ, dia ingat potongan terakhir saat dia dan ibu kandungnya ada di pinggir pantai. Kepingan ingatan terakhir itu adalah saat dia ingat wajah ibunya penuh dengan luka lebam di sebelah kiri.

Dalam kilas balik, kita melihat ibunya Soo Jin mengajak Soo Jin untuk menenggelamkan diri di laut bersama-sama. Tapi Soo Jin tak mau. Untuk itu ibunya Soo Jin meminta Soo Jin melupakan semuanya – laut, burung-burung, tempat tinggal mereka, dan dirinya.

Keesokan harinya, Soo Jin mendandani Hye Na yang tampak cantik betul. Dia berpesan agar Hye Na mematuhi Yi Jin. "Iya," sahut Hye Na, "Tapi Ibu mau kemana?" Soo Jin mau pergi ke suatu tempat. Ada urusan. Tak bilang kemana.

Ja Young tiba di Seoul. Sekarang dia berada di dalam taksi yang membawanya ke arah rumah Young Shin. Dia bahkan melewati salon samhwa.

Tak lama kemudian, Soo Jin muncul di salon samhwa. Dia mengaku telah ingat apa yang terjadi di pantai waktu itu. Sebelumnya dia telah salah mengira kalau Bibi salon telah memukulnya atau coba membunuhnya. "Apa yang telah terjadi kemarin dan kalimat 'lupakan aku adalah ibumu'?" tanyanya.

Bibi salon duduk. Dia akhirnya bercerita jika dirinya telah membunuh seorang pria. Baj*ngan. Kemudian, dari mulutnya sendiri, kita mendengar ceritanya yang terdengar syahdu.

Waktu berusia 19 tahun, Bibi salon hamil – di luar nikah. Kedua orang tua Bibi salon menyuruh menggugurkan kandungan. Bibi salon menolak. Dia pun melahirkan Soo Jin. Kedua orang tua Bibi salon pun sering marah-marah karena keberadaan Soo Jin. Sehingga Bibi salon memutuskan hidup menggelandang – kadang tinggal di rumah teman, kadang di rumah penampungan, kadang di rumah kaca.

Suatu hari, Bibi salon bertemu seorang pria yang baik. Pria ini mau menampungnya, memberi makan-minum-tempat tinggal. Hanya saja ternyata pria ini memiliki perilaku setan. Ketika sedang mab*k, pria ini kerap memukuli Bibi salon. Dia mengaku masih menerima perlakuan ini. Tapi, ketika pria ini memukuli dan mendorong Soo Jin dari tangga (itulaha kenapa lutut kiri Soo Jin ada bekas luka jatuh dari tangga), dia pun kehilangan kendali dan membunuhnya.

Bibi salon tidak menyesali perbuatan itu. Jika tidak, mungkin dia dan Soo Jin yang mati.

Bibi salon tak tahu harus melakukan apa. Yakin dirinya pasti tertangkap, dia coba mengajak Soo Jin bunuh diri. Karena Soo Jin tak mau, dia pun menitipkan Soo Jin ke panti dengan janji akan kembali. Sejak itu, dia mengaku sudah "mati". Di penjara pun tak mau melakukan apa-apa.

"Aku tidak menelantarkanmu," kata Bibi salon, "Hanya saja aku menjauhimu dari kehidupanku yang memalukan. Aku ingin anakku memiliki kehidupan yang berbeda." Dan dia pun mendirikan salon di jalur Soo Jin sekolah hanya untuk memastikan Soo Jin hidup dengan layak.

Hye Na mengungkapkan alasannya ingin masuk ke TK itu disebabkan keinginannya mirip dengan Tae Mi. Dia juga menggambarkan ibunya dari boneka matryoska.

Ja Young sudah tiba di depan rumah Young Shin. Dia membeli kopi di minimarket dekat situ dan bertanya, "Apa Cha Young Shin masih tinggal di rumah di atas bukit itu?" Penjual mengiyakan.

Bibi salon mengaku sejak menonton film dokumenter Young Shin dan Soo Jin, keinginannya untuk hidup kembali lagi. Dia mulai menjalani rutinitasnya – makan, olahraga teratur, dan bekerja.

"Mungkin aku harus menjadi ibu lagi suatu hari nanti," katanya, "Mungkin, kau akhirnya membutuhkanku suatu hari nanti." Itulah kenapa dia membuka salon tak jauh dari rumah Young Shin selama 27 tahun. Apa yang dipikirkannya tidak salah, karena Soo Jin muncul bersama Hye Na. Sehingga dia bisa memeluk mereka berdua, memberi makanan hangat, serta mengizinkan tinggal selama beberapa hari.

Bibi salon tak menginginkan apa-apa lagi. Dia minta izin pergi. Tangis Soo Jin malah pecah. Air matanya tumpah banyak.

Seol Ak mengendarai truknya menuju Seoul. Di papan penunjuk jalan tampak Seoul masih sekitar 165 kilo lagi.

Selesai ujian masuk TK, Yi Jin membawa kembali Hye Na dan Tae Hoon-Tae Mi. Mereka semua akan masuk TK bersama-sama mulai besok. Yap, Hye Na lulus ujian masuk TK, tapi bukan lulus ujian tertulis melainkan kreativitas dan kepribadian.

Ja Young tampak menunggu kemunculan Hye Na di depan rumah Young Shin. Begitu Hye Na turun dari mobil yang dibawa Yi Jin, dia langsung memanggil nama Hye Na. Sontak Hye Na menengok ke arah orang yang memanggilnya. Dan secara tidak sadar mengatakan, "Ibu?"

Bersambung ke Call Me Mother Episode 9.

0 komentar:

Post a Comment