Raja
Sinopsis – Di bagian akhir Girls' Generation episode 5 kemarin,
Jung Hee melihat Hae Joo-Young Choon bermesraan di Apotek Kim. Apa
yang terjadi selanjutnya?
Klik
tautlink diatas untuk membaca episode sebelumnya
Sinopsis Girls' Generation 1979 Episode 6
Jung Hee terkejut menemukan Hae Joo berada di dalam Apotek Kim bersama Young Choon. Ia memalingkan wajahnya tatkala Young Choon memeluk Hae Joo. Ae Sook muncul menyapanya.
Tak ingin Ae Sook melihat adegan Hae Joo-Young Choon, Jung Hee mengajaknya menjauhi Apotek Kim – entah ia melakukan ini buat siapa? Buat Ae Sook atau buat Hae Joo? Jung Hee menanyakan hal bodoh pada Ae Sook, “Apa kamu mau menemui kembaranku si Bong Soo?” Sontak Ae Sook mencak-mencak. Di matanya, satu-satunya pria yang mau ia temui hanyalah Young Choon. Tak ada yang lain, apalagi Bong Soo si kepala ikan. Ia meninggalkan Jung Hee. Bicara soal kepala ikan, Jung Hee mendadak ingat pada Dong Moon yang pasti basah kuyup.
Di depan Apotek Kim, Ae Sook menemukan Hae Joo keluar. Ia mengingatkan ancamannya kembali agar Hae Joo menjauhi Young Choon. “Menjauhiku?” tanya Young Choon muncul juga dari dalam, “Kamu yang harus menjauh dariku.” Melihat Young Choon, Ae Sook jadi bertanya-tanya, apa yang mereka berdua lakukan di dalam?
Hae Joo memilih pergi dibanding menjawab pertanyaan itu. Young Choon memastikan bahwa dirinya hanya menjual obat pada Hae Joo. Tentu saja itu membuat Ae Sook curiga. Young Choon malas berdebat dan memilih masuk lagi ke dalam. Ae Sook mengejarnya.
Hae Joo tertatih-tatih berjalan ke rumah. Di belokan gang dekat rumahnya, ia menemukan Jung Hee menunggunya – menanyakan kondisinya. Ia berterima kasih pada Jung Hee yang mau menerima hukuman bersamanya, walaupun Jung Hee mengaku tidak melakukannya demi Hae Joo.
Jin menunggu di depan rumah Hae Joo. Ia melihat seorang pria (mungkin antek papanya). Sebelumnya ia pernah ditampar papa gara-gara menemui Hae Joo si komun*s (mendadak ingat sekarang tanggal 30 September).
Tak lama, Hae Joo pulang – masih dengan langkah tertatih-tatihnya. Jin menyapanya, menanyakan kondisi papanya Hae Joo dan Hae Joo sendiri. Hae Joo menyebutkan keduanya baik-baik saja. Jin, yang masih mengharapkan cinta Hae Joo, meminta Hae Joo menghubunginya jika membutuhkan sesuatu. Hae Joo memberikan jawaban datar, “Terima kasih.”
Bibi memijat betis Jung Hee yang mendadak mengeras karena lari 100 kali keliling lapangan. Ia menenangkan Jung Hee kala memintanya tidak memberitahu papa-mama-nya.
Obrolan pun beralih masalah cinta. Jung Hee bertanya, “Bibi, bisakah dua orang dengan status yang sangat berbeda menyukai satu sama lain? Misalnya seorang pelayan dan anak tuannya.” – pertanyaan ini sebenarnya merujuk pada Hae Joo-Young Choon. Tapi Bibi merasa tertohok juga dengan pertanyaannya dan makin merasa tertohok kala Jung Hee bertanya, “Bibi pernah merasakan cinta seperti itu?” – Hahaha...
Chit-chat mereka diketahui Mama yang mendadak muncul. Ia menilai Bibi-Jung Hee terlihat akrab satu sama lain, dan berkata dengan nada bercanda, “Orang bisa mengira kamu anaknya Bibi.” Jung Hee menjawab kata-kata Mama dengan candaan juga.
Keluarga Jung Hee makan malam. Papa makan semeja dengan Bong Soo dan Mama makan semeja dengan Jung Hee serta Bibi. Sambil makan, Papa cerita jika dirinya menghadiri pertemuan komite hukum di kantor polisi tadi siang bersama para pemimpin kota. Ia lalu memerintahkan Jung Hee menjauhi Hae Joo. Bukan hanya Jung Hee, Bong Soo ikut-ikut kaget. Apa alasannya?
Mama dengan bodohnya bertanya, “Apa rumor itu sudah tersebar ke polisi juga?” Lalu menjelaskan pada Papa jika rumor yang dimaksudnya adalah rumor hubungan asmara antara Hae Joo-Young Choon. Krik... krik... krik... Semua orang kebingungan dengan apa yang Mama maksudkan. Haha.
Mama berterima kasih atas kinerja para pekerjanya. Karena malam sudah makin larut, ia memulangkan mereka semua dan memperingatkan agar berhati-hati pada pria m*sum yang berkeliaran di kota. Bong Soo muncul. Mama memerintahkan Bong Soo mengantar Si Nomer Tiga, karena rumahnya ada di kota. Si Nomer Tiga tampak tersenyum, tapi senyumnya hilang waktu Bong Soo menolak.
Apa yang dikatakan Mama bukanlah isapan jempol. Waktu Si Nomer Tiga berjalan di tempat gelap, pria m*sum yang dimaksud muncul. Untung Pak Guru Oh muncul. Mereka pun berkelahi. Setelah membuat hidung Pak Guru Oh berdarah, pria m*sum itu kabur. Pak Guru Oh mengenali Si Nomer Tiga sebagai pekerja di pabriknya Jung Hee. Si Nomer Tiga mengenali Pak Guru Oh sebagai gurunya Jung Hee.
Young Choon mengambil kaus kaki pemberian Hae Joo. Ia tersenyum kala mengingat bagaimana cara Hae Joo memberikan kaus kaki itu padanya.
Hyun Hee memberitahu teman-temannya, termasuk Jung Hee, kalau Papanya Hae Joo itu pengikut gerakan komun*s. Itulah kenapa Papanya Hae Joo menghilang beberapa hari. Obrolan mereka terhenti tatkala Hae Joo masuk ke kelas sambil menggandeng tangan Ki Ryuh.
Dong Moon memberitahu Jin kalau Hae Joo-Jung Hee dihukum lari kemarin. Ia merasa semua orang tidak menyukai Hae Joo, sambil mengimbuhi penyebabnya mungkin gara-gara Papanya Hae Joo aktivis komun*s. Jin menyebutkan apa yang Dong Moon sebutkan bisa dikategorikan fitnah. Karena Papanya Kepala Polisi, ia bisa saja melaporkan hal itu. Dong Moon sebal, dan menyebutkan Jin sebagai cowok munafik tak tahu malu.
Ibu Guru Olahraga memberikan pelatihan cara membebat korban perang dengan perban. Hanya Hae Joo yang melakukan latihannya dengan cara yang benar. Lainnya, mereka seperti sedang main mumi-mumian. Ibu Guru Olahraga memuji Hae Joo dan meminta anak-anak yang lain meniru apa yang Hae Joo lakukan.
Ibu Guru Olahraga melanjutkan praktik lainnya, yaitu praktik membuat ambin (penyangga tangan dari kain bagi orang yang patah tangan). Semua anak mengambil kain dari kolong mejanya. Hae Joo menemukan kainnya ditulisi pesan: “Pergilah, Komun*s?” Ibu Guru Olahraga mengambilnya dan bertanya siapa yang melakukannya? Karena Ae Sook anak nakal, maka ia menuduhnya.
Jung Hee melihat Gwi Ja mesam-mesem. Ia menyadari pelakunya bukan Ae Sook, dan memberitahu Ibu Guru Olahraga jika Ae Sook bukanlah pelakunya.
Di toilet, Gwi Ja menuding Jung Hee telah memberitahu Ki Ryuh bahwa dirinya-lah yang telah menulisi kain Hae Joo. Ia mengancam akan membuat perhitungan pada Jung Hee jika melakukannya.
Tiba-tiba, mereka dikejutkan oleh kemunculan Ae Sook dari salah satu bilik di toilet. Ae Sook menghampiri Gwi Ja, “Aku menantangmu untuk menjebakku satu kali lagi. Akan kucongkel matamu dan memberikannya kepada anak-anak untuk dijadikan kelereng. Mengerti?” Gwi Ja kehilangan nyalinya. Ia berjanji takkan mengulanginya, lalu ngacir keluar sambil mengatai Ae Sook sebagai cewek penindas.
Jung Hee mau masuk ke dalam bilik. Ae Sook mengingatkannya bahwa dirinya tak berterima kasih atas pembelaan Jung Hee. Hal itu membuat Jung Hee berbalik untuk menegaskan dirinya tak memihak Ae Sook. Ia pergi, mau keluar. Ae Sook mengingatkannya, “Bukankah kamu mau ke toilet?” Jung Hee berbalik lagi dan masuk ke bilik. Ae Sook mesem melihat tingkah Jung Hee.
Jung Hee berlatih membebat pada Bong Soo-Dong Moon. Ia berhasil melakukannya dengan baik. Ketika melihat Dong Moon, ia dan Bong Soo terbahak-bahak, menilai Dong Moon mirip dengan kkeobeong.
Tidak hanya pada Bong Soo-Dong Moon, Jung Hee juga berlatih pada Mama-Bibi dengan alasan untuk menaikkan peringkat sekolah. Mama berceloteh jika Jung Hee tidak memiliki tangan terampil. Bibi berpendapat Jung Hee hanya membutuhkan latihan.
Bibi keluar kamar Jung Hee, membiarkan Jung Hee mempraktikkan hasil latihannya pada Mama. Saat itu Papanya Jung Hee pulang. Melihat kepala Bibi terbebat perban, ia langsung terlihat khawatir – dan mesra. Mama-Jung Hee melihat hal itu dengan jelas, membuat situasi menjadi kikuk.
Papa menyadari Mama dan Jung Hee melihat kekhawatiran berlebihannya pada Bibi. Ia langsung bersikap biasa saja, seolah semuanya tidak ada apa-apa. Mama hanya bisa cengok tanpa berkata-kata.
Mama tak bisa tidur. Ia menatap suaminya yang tidur pulas di sebelah “guci emas” (baca: pispot). Besoknya, ia menemukan Bibi sedang menggosok “guci emas” itu. Mama heran kenapa Bibi mau-maunya menggosok “guci emas” itu seolah-olah itu lampu aladin, padahal itu menjijikkan.
“Omong-omong, kamu pernah mengatakan sudah berpisah dengan suamimu?” tanya Mama. Bibi menjelaskan bahwa dirinya tidak bercerai, tapi ditinggal diusir karena suaminya menemukan wanita lain. Mama mengangguk, dan mengatakan kalau suaminya Bibi memang pantas mati karena meninggalkan Bibi yang cantik dan seksi. Ia menyuruh Bibi mencari pasangan. Bibi tak mau membicarakan hal itu. Ia bergegas berangkat ke pabrik.
Ibu Guru Olahraga mengumumkan pasangan ujian praktik membebat perban, dan Jung Hee beruntung karena berpasangan dengan Hae Joo. Ketika teman-teman yang lain berlatih di kelas, Hae Joo mengajak Jung Hee latihan di rumahnya. Ia berasalan masih mengkhawatirkan kondisi Papanya yang belum sehat benar. Jung Hee tertegun beberapa saat sebelum akhirnya memutuskan mau.
Di rumah Hae Joo, Papanya Hae Joo terlihat sangat hangat. Itu mengejutkan Jung Hee, sehingga secara tidak langsung ia membandingkan Papanya Hae Joo dengan Papanya sendiri yang bertindak bak diktator. Papanya Hae Joo menyodorkan tteokbokki pada Jung Hee, sembari menunggu komentar apakah tteokbokki buatannya enak? Jung Hee mencomot satu dan memakannya. Ia berkomentar tteokbokki itu enak. Papanya Hae Joo lega, lalu kembali ke dapur untuk mengambil air minum.
Hae Joo berterima kasih pada Jung Hee yang sudi datang ke rumahnya. Dengan begitu, suasana rumah menjadi lebih hidup kembali. Ia menyebutkan Papanya jarang tersenyum belakangan ini, dan meminta Jung Hee agar lebih sering bertamu.
Tiba-tiba terdengar suara gaduh dari dapur. Papa nge-joprak. Hae Joo-Jung Hee pergi ke dapur. Mereka menemukan Papanya Hae Joo berdarah. Di saat Hae Joo menangis ketakutan melihat kondisi Papanya, Jung Hee menghubungi Young Choon meminta bantuannya.
Kemudian kita melihat Young Choon menggendong Papanya Hae Joo dari dalam rumah ke taksi. Ia masuk ke taksi untuk menemani Hae Joo menuju RS. Jung Hee berjanji akan segera menyusul Hae Joo. Ia mendadak lemas – sepertinya shock melihat kondisi Papanya Hae Joo. Beruntung, saat itu, Dong Moon muncul dan ikut menemaninya ke RS.
Perawat memberitahu Hae Joo bahwa Papanya Hae Joo tak bisa langsung dirawat. Sebab Direktur sedang berada di Seoul. Hae Joo minta rujukan ke RS lain, tapi perawat juga tak berani melakukannya. Young Choon marah-marah karena perawat tak bisa melakukan apa-apa, padahal nyawa seseorang sedang dipertaruhkan. Hae Joo-Dong Moon juga ikut bantu bicara.
Seorang dokter muncul dan segera memeriksa Papanya Hae Joo. Semua orang bingung. Dari mana dokter itu? Jin muncul dan menyebutkan, “Aku yang membawanya.” Segera setelah Hae Joo dan Papanya ke RS, Jung Hee menghubunginya. Jin pun berinisiatif mengajak Pamannya yang berprofesi sebagai dokter untuk memeriksa kondisi Papanya Hae Joo, dan merawatnya jika dibutuhkan. Hal itu jelas membuat Young Choon jealous. Ia tampak tak berguna.
Pamannya Jin memberitahu Hae Joo bahwa Papanya Hae Joo terkena TBC. Itu kenapa batuk berdarah. Kondisinya masih baik-baik saja.
Jung Hee menghubungi Bibi di rumah. Ia mengaku tak pulang lantaran menemani Hae Joo di rumah. Ia kasihan, sebab Hae Joo tak punya orang lain di Daegu. Dan memerintahkan Bibi untuk berbohong pada Mama bahwa dirinya menginap dirumah Eun Ja untuk latihan ujian praktik.
Mama saat itu muncul. Bibi grogi melihatnya, tapi Mama mengangguk menyatakan kesetujuannya. Bibi pun menutup telponnya dengan Jung Hee. “Jung Hee memang anakmu,” komentar Mama, “Dia menghubungimu tiap kali terjadi sesuatu.” Ia memerintah Bibi untuk membawakan makanan untuk Jung Hee besok.
“Kamu sungguh tidak harus pulang?” tanya Hae Joo. Jung Hee mengaku sudah minta izin orang tuanya. Tentu saja ia bohong. Hae Joo berterima kasih, lalu mengatakan bahwa dirinya menyadari orang tua teman-temannya tidak menyukai keluarganya. Jung Hee heran, bagaimana itu mungkin? Ia menilai Papanya Hae Joo jauh lebih baik ketimbang Papanya yang selalu menyuruhnya melakukan ini-itu.
Obrolan lalu berubah kepada Dong Moon. Jung Hee menanyakan apa Dong Moon tidak dicari keluarganya? Dong Moon mengaku keluarganya tidak memedulikannya. Jung Hee tahu Dong Moon berbohong padanya. Perawat memberitahu Hae Joo bahwa Papanya Hae Joo sudah bangun. Hae Joo masuk ke kamar. Jung Hee-Dong Moon ikutan menyusul. Young Choon muncul. Ia tampaknya juga ingin ikut, tapi mengurungkan niatnya.
Besoknya, Hae Joo menyempatkan dirinya mampir ke Apotek Kim. Ia mau mengucapkan terima kasih pada Young Choon yang telah membantunya. Kini Papanya sudah pulang. Young Choon merasa tidak melakukan apa-apa. Hae Joo tak setuju. Ia tahu Young Choon ikut menginap di RS semalaman. “Itu membuatku merasa aman. Aku tidak takut.”
Pemilik apotek datang dan mengingatkan Young Choon untuk pergi mengantar obat. Young Choon bergegas pergi, meninggalkan Hae Joo sendirian.
Mamanya Jin memberitahu Jin jika proses kepindahannya ke Seoul sudah fix. “Dia juga mengatakan jika kamu menemui Hae Joo lagi, dampaknya akan buruk kepada Papanya,” kata Mama. Jin terkejut. Ia pergi ke rumah Hae Joo, tak peduli meski ada mata-mata Papanya yang melihatnya
Sayangnya Jin tidak bertemu Hae Joo. Ia malah bertemu Jung Hee yang sedang lewat di depan rumah Hae Joo. Jung Hee tahu Jin datang buat menemui Hae Joo. Ketika ia mau memanggil Hae Joo, Jin menahannya dan malah mengajak nonton film bioskop. Jung Hee menyadari ajakan itu hanya pengalihan bagi perasaan Jin yang terus-menerus memikirkan Hae Joo. Meski begitu, ia menerima ajakan tersebut.
Dong Moon datang ke rumah Jung Hee, dan menemukan Bong Soo sudah menunggunya. Biasa les privat. Dong Moon jelas menanyakan keberadaan Jung Hee yang tidak terlihat batang hidungnya? Bong Soo memberitahu jika Jung Hee sedang kencan bersama Jin. Dong Moon kaget.
Jung Hee merasa impiannya menjadi kenyataan. Ia selalu berharap bisa nonton film layar lebar bersama Jin. Meski begitu, ia merasa tidak bahagia karena tidak bisa menghibur Jin yang tampak sedih. Tiba-tiba, ia melihat Papanya duduk di salah satu bangku di dalam bioskop. Ia mengajak Jin keluar.
Di luar, Jung Hee meminta maaf. Ia mengaku melihat Papanya nonton film di bioskop yang sama dengannya tadi. Jin bisa memahami hal itu dan mengajaknya makan pangsit. Lagi-lagi, ia melihat hal di luar dugaan. Ia melihat Bibi berjalan menuju bioskop. Saat itu, ia tak menyapanya karena Jin menyuruhnya untuk cepat.
Di pabrik, Mama menanyakan keberadaan Bibi pada pekerja lainnya. Salah satunya menyebutkan Bibi sedang mengantar barang ke Pasar Hyangcheon-dong sekalian mengunjungi kerabatnya. Mama mengernyitkan dahi, Bibi punya kerabat di Hyangcheon-dong?
Dan ternyata benar, Bibi nonton film berdua dengan Papa. Halah. Aroma perselingkuhan mereka mulai terlihat nyata sekarang.
Jin heran kenapa Jung Hee tidak mau makan pangsitnya, padahal tempat mereka makan adalah restoran pangsit terenak di Daegu. Jung Hee mencoba memakannya, tapi ia merasa pangsit itu terasa tidak enak. Tak jauh dari mereka duduk, ternyata ada Dong Moon. Ia melirik ke arah Jung Hee dan heran melihat Jung Hee tidak terlihat lahap. Padahal waktu makan bersamanya, ia melihat Jung Hee lahap sekali. Apakah Jung Hee malu di depan Jin? Jung Hee melihat Dong Moon. Jin pun menoleh, dan terkekeh melihat juniornya muncul.
Dong Moon pun bergabung dengan Jin-Jung Hee. Jin bertanya, “Dong Moon, kamu selalu bermain. Kapan kamu belajar? Kudengar kamu menjadi juara umum lagi.” Tanpa menunggu jawaban, Jin pun meninggalkan Jung Hee-Dong Moon. Sepertinya ia ingin memberikan kesempatan untuk mereka berdua.
Jung Hee mengejar Jin, mengatakan bahwa dirinya hanya ingin berpamitan dan berterima kasih karena Jin sudah mengajaknya nonton film. Jin meminta maaf atas banyak hal, lalu pergi.
Bibi-Papa selesai nonton film. Saat itu, Bibi juga pamitan pada Papa, mengaku bahwa dirinya mendapat pekerjaan di rumah ortunya. Ia juga ingin memutuskan hubungan asmara yang terlarang antara dirinya dan Papa yang selama ini terjalin. Tukang salon muncul dan melihat Bibi-Papa. Ia mengendap-endap, merasa menemukan bahan gosip baru. Di episode ini, akhirnya saya tahu siapa nama Bibi, yaitu Do Ha. Setelah 6 episode gitu?
Jung Hee meminta Dong Moon tidak mengikutinya. Segera Dong Moon menjawab bahwa dirinya hanya ingin mengantar Jung Hee pulang. Hari sudah gelap. Ia khawatir. “Pergilah,” usir Jung Hee, “Aku sudah sampai di rumah.” Dong Moon akhirnya menyadari jika dirinya bukanlah apa-apa dan bukan siapa-siapa bagi Jung Hee. Ia memutuskan berhenti mengikuti Jung Hee laiknya anak anjing. Ia pun pergi.
Jung Hee masuk ke rumah, dan kena semprot Mamanya karena roknya terlalu pendek. Ia mengaku dari rumah Eun Ja dan langsung mau masuk kamar begitu saja. Tak lama, Bibi pulang, meminta maaf pada Mama telah pulang terlambat. Mama maklum, toh Bibi juga butuh istirahat.
Jung Hee yang belum masuk kamarnya berbalik. Ia menanyakan apakah Bibi tadi di Hyangcheon-dong. Bibi terlihat panik. Jung Hee menyadari itu, lalu mengurungkan niatnya kembali. Dan malah ingin menanyakan keberadaan Papanya pada Mama, apakah di Hyangcheon-dong juga? Bibi makin panik. Belum juga Mama menjawab, Jung Hee menatap Bibi dan Mama. Ia menyadari kepanikan Bibi dan tatapan kebingungan Mamanya. Ia segera menarik kembali pertanyaannya. Dan memilih masuk kamar.
Di dalam kamar, Jung Hee tidak bisa mengatakan bahwa dirinya melihat Bibi dan Papanya ke bioskop. Karena ia sendiri juga tidak bisa bilang bahwa dirinya datang ke bioskop itu bersama Jin. Meski begitu, itu bukan satu-satunya alasan, sebab nalurinya mengatakan ada alasan yang lebih besar dirinya tidak boleh mengatakan soal keberadaanku di Hyangcheon-dong.
Preman yang bertengkar dengan Young Choon menyegat Ae Sook di tengah jalan. Ia memintanya menemani minum, dengan cara paksa. Karena tidak mau, ia mencengkeram lengan Ae Sook dan menariknya begitu saja.
Young Choon muncul dan langsung menghajarnya. Dalam posisi jatuh, preman itu tersenyum dan bertanya, “Bukankah kamu sudah berpaling dari Ae Sook ke komun*s itu?” Mendengar ledekan itu, emosi Young Choon meledak. Ia melampiaskannya dengan meninju wajah preman itu berkali-kali. Ae Sook meminta Young Choon berhenti.
Ae Sook gembira bisa dibonceng Young Choon. Erat-erat, ia memeluk pinggang Young Choon. Tak suka dipeluk Ae Sook, Young Choon menyuruhnya melepaskan pelukannya. Jika tidak, ia akan menurunkan Ae Sook di tengah jalan. Ae Sook melepas pelukannya dengan berat hati. Young Choon menggowes sepedanya kembali.
Tiba-tiba Ae Sook bertanya, “Kak Young Choon menyukai Hae Joo, ya? Ada rumor buruk tentangnya. Yeah, ada rumor buruk tentangmu juga. Begitu pula denganku. Aku tidak peduli. Selama Kakak menyukaiku...” Young Choon memotong omongan Ae Sook dan menyuruhnya berjalan kaki. Ae Sook menurut. Young Choon pun segera berlalu.
Young Choon menuntun sepedanya melewati depan rumah Hae Joo. Di sana, ia bertemu dengan Hae Joo yang ingin jalan-jalan. Langsung saja ia menawarkan tumpangan, mengajak Hae Joo jalan-jalan. Hae Joo mau.
Young Choon menyuruh Hae Joo memeluk pinggangnya erat-erat. Kemudian, ia mengayuh sepedanya dengan penuh semangat. Ia menggumam, “Aku pun tidak peduli. Asalkan aku bisa melihatmu tanpa diketahui orang lain, itu tidak penting.
Jung Hee memikirkan Jin, tapi Dong Moon mendadak muncul dan menyingkirkan Jin. Itu terjadi beberapa kali. Ia berusaha menepisnya dan merasa bersalah telah mengusir Dong Moon.
Hari Minggu pagi, Dong Moon datang ke rumah Jung Hee, siap memberikan les privat pada Bong Soo juga Jung Hee. Bersamaan dengan itu, Mama muncul dari dalam kamar dengan dandanan menor. Ia berterima kasih pada Dong Moon yang sudi meluangkan waktu mengajar dua anaknya yang disebutnya “berotak burung”.
Bong Soo keluar dari kamar. Ia terkekeh melihat Mamanya berdandan menor, dan berkomentar sarkas, “Mama bisa membuat orang-orang muntah.” Ha. Mama tak peduli dengan ocehan Bong Soo, lalu pamit pergi.
Wanita tukang salon sedang menceritakan tentang pengalaman sendiri melihat Papa-Bibi berdua-duaan, kala Mama tiba di restoran tempat pertemuan. Ia menyadari jika teman-temannya pasti sedang membicarakannya dan mengaku tak sakit hati.
Saat memberikan les privatnya, Dong Moon berulang kali menatap Jung Hee. Ketika Jung Hee melihatnya, Dong Moon memalingkan wajahnya. Hingga akhirnya, ia memberitahu Jung Hee tentang kepindahan Jin ke Seoul.
Jung Hee kaget. Tanpa menunggu komando lanjutan, ia langsung ngacir keluar rumah hendak menyusul Jin ke terminal. Meski dirinya tak berarti apa-apa bagi Jin, ia merasa mesti menemui Jin – sebelum Jin berangkat ke Seoul.
Di belakangnya, Dong Moon mengejarnya dengan sepeda, menawarkan boncengan padanya untuk mengejar Jin. Ia yakin Jung Hee takkan bisa mengejar Jin dengan berlari. Jung Hee setuju duduk di bangku boncengan, sementara Dong Moon menggowes sepedanya sekuat tenaga.
Jin sudah naik bis yang dijadwalkan ketika Dong Moon-Jung Hee tiba di terminal. Mereka berdua mencari jadwal bis yang mengarah ke Seoul. Rupanya mereka terlambat, bis yang membawa Jin ke Seoul jalan. Tak patah arang, ditemani Dong Moon, Jung Hee berlari mengejar bis itu. Sayangnya, bis terus melaju dan Jin tak mendengar panggilan Jung Hee. Apa yang terjadi berikutnya?
Ikuti
tautlink berikut untuk sinopsis drama korea lainnya
0 komentar:
Post a Comment