Sinopsis Girls' Generation 1979 Episode 4

Raja Sinopsis – Jung Hee melihat Jin bicara dengan Hae Joo. Dong Moon yang mendengar itu segera menyuruh Jin berterus terang pada Jung Hee. Jin menolak. Dong Moon pun mengajaknya duel. Jika Jin kalah, maka Jin harus berterus terang pada Jung Hee. Mereka berkelahi. Dong Moon kalah telak. Jung Hee-Dong Moon menangis di atas jembatan.

Sinopsis Girls' Generation 1979 Episode 3

Klik tautlink diatas untuk membaca episode sebelumnya

Sinopsis Girls' Generation 1979 Episode 4

Selesai menangis bersama, Dong Moon mengajak Jung Hee makan. Ia mengusulkan roti sebagai santapan makan malam. Namun Jung Hee menginginkan tteokbokki. Dong Moon setuju.

Mereka pergi ke sebuah kedai. Jung Hee mengajak Dong Moon makan bersama, tapi lantaran ia sudah makan banyak di rumah Jung Hee tadi sore. Melihat Dong Moon tidak mau makan, Jung Hee juga menolak makan. Pada akhirnya Dong Moon memakan juga makanan itu supaya Jung Hee mau makan.

Saat itu, Jung Hee yang merasa mendapatkan kekuatannya kembali, padahal sebelumnya ia merasa dunia sudah berakhir ketika Jin tidak melihatnya sebagai seorang wanita sama sekali.

Dong Moon mengantar Jung Hee ke rumah. Ketika melewati Apotek Kim, apoteker Kim menyapa Jung Hee dan menanyakan tentang cedera bakar yang dialami Mamanya Jung Hee. Pertanyaan itu membuat kening Jung Hee berkerut. Pasalnya Mamanya baik-baik saja? Apotek Kim kaget. Sebelumnya, Papanya Jung Hee membeli perban untuk Mamanya Jung Hee. Tentu saja Jung Hee merasa itu tidak mungkin.

Jung Hee pulang. Di rumah, ia menemukan Mama dan Bibi tengah bersantai. Ia segera menanyakan luka bakar yang Mama alami. “Bukan aku yang luka, tapi Bibi yang tangannya terkena luka bakar setelah ayahmu menjungkir-balikkan meja,” sahut Mama. Jung Hee ingin meneruskan pertanyaan kembali. Namun Bibi memotongnya dengan menyuruh Mama tidur di kamar. Mama pun pergi ke kamar.

Mamanya Jin menanyakan gadis yang ada di dalam lukisan Jin. Itu adalah Hae Joo. Mama mengingatkannya agar tidak mendekati Hae Joo. Karena jika tidak diterima di Universitas Nasional Seoul, Jin akan mempermalukan Papanya.

Papanya Jin muncul. Kemudian, ia mengingatkan Jin agar tidak keluyuran malam-malam. Situasi tidak stabil. Ada seorang komun*s yang datang ke tambang, yang menurut informasi adalah seorang eks-dosen di Seoul.

Young Choon berniat menyambangi kediaman Hae Joo. Ia mau minta maaf atas perlakuannya kemarin telah meneriaki Hae Joo. Ia cengengesan sendirian. Ia langsung bersembunyi ketika Hae Joo muncul dari dalam rumah. Ia mengintip dan merasa senang melihat Hae Joo. Saat mau menghampiri Hae Joo, Papanya Hae Joo pulang. Young Choon urung menghampiri Hae Joo.

Jung Hee meyakinkan diri sendiri bahwa menyukai orang bukanlah kriminal. Pun begitu, ia tetap berusaha menghapus nama Jin dari dalam hatinya.

Besoknya, ia melangkah ke sekolah dengan penuh rasa percaya diri. Teman-teman heran melihat tingkah Jung Hee. Salah satu dari mereka menanyakan kebenaran Jung Hee menemui Jin di SMA Gaeryeong? Jung Hee membenarkan, tapi mengelak tujuannya bukanlah menemui Jin. Ia sudah melupakan Jin. Hae Joo muncul, dan Jung Hee pun mengajaknya bicara.

Jung Hee menyalahkan Hae Joo yang tidak bicara terus terang tentang Jin. Hae Joo berdalih, lantaran tidak ada hubungan antara dirinya dan Jin, jadi tidak perlu memberitahu Jung Hee. Ia khawatir hubungan mereka menjadi canggung. Jung Hee tetap merasa dibodohi. Hal itu membuat Hae Joo meminta maaf. Ia tak memikirkan hal itu. Jung Hee menerima permintaan maaf itu, toh dirinya juga sudah tidak menyukai Jin lagi.

Dong Moon-Bong Soo sedang bercanda-canda. Saat mereka berpapasan dengan Jin, sikap mereka berubah. Langsung hormat!

Di kelas Jung Hee bertekad mengalahkan Hae Joo. Sialnya, itu hanya impian di siang bolong. Saat mengerjakan soal di papan tulis, hanya Hae Joo dan Gwi Ja yang berhasil merampungkannya. Sisanya Jung Hee dan dua kawan lainnya tak berhasil sama sekali. Alhasil, mereka harus dihukum Pak Guru Oh – dijepret tali beha sendiri.

Hae Joo memprotes hukuman itu. Ia menilai hukuman menjepret tali beha merupakan tindakan pelecehan. Pak Guru Oh tertegun. Ia tak jadi menghukum Jung Hee dan dua kawannya. Ia berjanji akan memikirkan kata-kata Hae Joo. Itu makin membuat Jung Hee berada di level yang berbeda dari Hae Joo.

Di kantor, Pak Guru Oh memukul-mukul angin untuk melampiaskan kekesalannya. Setelah 10 tahun mengajar, baru ada satu murid yang memprotes caranya menghukum.

Pulang sekolah, Jung Hee jalan keluar sekolah bersama teman-temannya. Mereka membicarakan pesta sekolahan yang juga akan dihadiri anak-anak dari SMA Gaeryeong, termasuk Jin. Papanya Jung Hee berdiri di depan gerbang, lalu mengajak Jung Hee makan siang. Di restoran, Jung Hee sedikit heran dengan tingkah Papanya yang tumben-tumbenan mau mentraktirnya makan siang. Tampaknya itu ada hubungannya dengan Jung Hee yang curiga soal hubungan Bibi-Papa.

Young Choo muncul dan menyerahkan beberapa barang kepada pemilik restoran. Ia tampaknya tipe pria pekerja keras yang siap melakukan apapun demi mendapatkan uang. Sebelum pergi, ia menyapa Jung Hee dan Papanya Jung Hee. Papa memperingatkan Jung Hee agar tak bicara pada Young Choon.

Sehabis makan, Jung Hee langsung pulang ke rumah. Ia kaget menemukan Dong Moon sudah ada di rumahnya lagi. “Kenapa datang lagi?” tanyanya ketus. Mama menyuruh Jung Hee tidak berkata kasar kepadanya guru. Jung Hee membelalakkan matanya – Dong Moon jadi guru? Ya Dong Moon jadi guru les Bong Soo. Segera Bong Soo dan Dong Moon kemudian masuk ke dalam kamar. Les privat.

Jung Hee protes karena Bong Soo diberikan les privat, sedangkan dirinya tidak. Mama menyuruh Jung Hee bergabung bersama Bong Soo jika memang ingin mendapatkan les privat.

Jung Hee mencoba belajar sendiri. Dasar otaknya berkemampuan kecil, ia kesulitan memecahkan semua soal matematika. Ia mengintip ke kamar Bong Soo untuk melihat apa yang Dong Moon lakukan. Rupanya benar, Dong Moon mengajari Bong Soo matematika. Dong Moon melihat Jung Hee. Sontak Jung Hee menarik kembali kepalanya. Ia pergi ke ruang tengah untuk pura-pura belajar lagi.

Dong Moon minta izin pada Bong Soo untuk ke toilet, padahal mau melihat Jung Hee. Bong Soo setuju. Ia justru senang Dong Moon melakukan itu. Sepeninggalnya Dong Moon, ia tidur dengan merebahkan kepalanya di atas meja.

Dong Moon pun mengajari Jung Hee memecahkan beberapa soal matematik. Jung Hee menolak. Dong Moon mengemis, minta diizinkan membantu Jung Hee menyelesaikan satu soal matematika. Hasilnya Jung Hee masih tetap tidak mengerti. Dasar bodoh!

Ae Sook dan dua anteknya memalak Ki Ryuh. Hae Joo muncul dan menyelamatkan Ki Ryuh. Ae Sook dan dua anteknya tak terima perlakuan Hae Joo. Mereka siap menyerang. Untung Young Choon muncul dan mengamankan keadaan. Dua antek Ae Sook pergi, dan Ae Sook pergi setelah diseret Young Choon.

Young Choon memperingatkan Ae Sook untuk tidak bersikap seperti gangster. Ia memberi anggur hijau untuk Ae Sook sembari mengingatkannya untuk hidup di jalan yang benar supaya tidak menyesal nanti.

Jung Hee bermimpi dirinya diajari matematika oleh Jin. Tak lama kemudian, Hae Joo datang. Jin pun pergi bersamanya. Jung Hee hanya bisa teriak-teriak dengan tangan terikat. Jung Hee terbangun dari tidurnya. Ia tercenung.

Besoknya, Jung Hee menemukan jerawat batu di keningnya. Oh, itu jerawat rindu ya? Kata orang sih begitu.

Jung Hee datang ke grup kencan bersama teman-temannya. Ia terkejut karena salah satu dari calon teman kencannya adalah Jin. Ia merasa usahanya melupakan Jin sia-sia – ia masih saja mendambanya.

“Hai apa kabar?” Jin menyapa Jung Hee, “Hae Joo nggak datang?” Pertanyaan terakhir membuat Jung Hee tersadar jika Jin masih memikirkan Hae Joo. Ia kecewa meski tetap senang melihat Jin. Segera Jin mengajaknya bicara.

Di lain tempat Jin menjelaskan pada Jung Hee alasannya tidak bicara terus bahwa dirinya menyukai Hae Joo. Ia tak ingin melukai perasaan Jung Hee. Ia meminta maaf, dan mengaku bahwa malam itu ia melihat Jung Hee menangis di jembatan bersama Dong Moon. “Maafkan aku,” katanya, sembari menyodorkan tangan kanannya mengajak Jung Hee tetap berteman baik.

Dong Moon mengajari Bong Soo matematika. Tapi Bong Soo yang otaknya mirip seperti Jung Hee mengangguk-angguk, pura-pura mengerti.

Hae Joo pulang ke rumah. Ia mencari-cari Papanya, tapi Papanya tak ada di rumah. Ia coba menanyakan Papanya pada Kyung Soo. Pada saat itu Kyung Soo tengah meringis menahan rasa sakit. Ia kebingungan.

Pada akhirnya Hae Joo tahu kemana harus pergi. Apotek Kim. Sayangnya di sana, sang apoteker tidak ada di tempat. Hanya ada Young Choon. Ia pun meminta tolong Young Choon.

Young Choo memeriksa Kyung Soo. Meskipun tidak biasa membaca detak jantung melalui denyut nadi tangan, ia mendiagnosa Kyung Soo mengalami gangguan pencernaan. Ia segera meminta jarum dan benang, lalu menusuk jempol Kyung Soo supaya darah mengalir keluar. Kyung Soo tertolong. Saat itu Hae Joo melihat kaos kaki Young Choon bolong. Ia tersenyum geli.

“Kenapa ia nggak ke rumah sakit?” tanya Young Choon. Hae Joo terdiam, lalu berterima kasih pada Young Choon. Setelah selesai merawat Kyung Soo, Young Choon pamit. Hae Joo memberikan segelas air putih padanya yang segera dihabiskan secara membabi-buta. Hae Joo terkekeh melihat cara Young Choon menenggak air putih. Begitu pula Young Choon terkekeh karena melihat Hae Joo tertawa. Hae Joo meminta Young Choon tentang Kyung Soo pada siapapun. Young Choon mengiyakan.

Jung Hee bingung. Di satu sisi dirinya ingin melupakan Jin, di sisi lain ia seolah mendapatkan “tawaran” oleh Jin. Kebingungannya itu sirna tatkala Dong Moon mengagetkannya. “Kamu bergandengan tangan dengan Jin?” tanya Dong Moon, lalu menyentuh jerawat batu yang ada di kening Jung Hee. Ia lalu pamit pergi.

Hae Joo datang ke Apotek Kim, memberikan kaos kaki baru untuk Young Choon sebagai bentuk terima kasih telah menolong Kyung Soo. Young Choon menolaknya karena tidak enak hati. Hingga akhirnya kaos kaki itu terjatuh di lantai. Young Choon-Hae Joo balapan memungutnya. Young Choon mendapatkannya lebih dulu, lalu menyuruh Hae Joo memakainya. Hae Joo menolak dengan alasan itu kaos kaki cowok.

Tiba-tiba Ae Sook muncul, mengganggu suasana romantis Young Choon-Hae Joo. Segera Hae Joo undur diri. Young Choon buru-buru mengantongi kaos kaki itu. Ae Sook menuntut Young Choon menjelaskan apa yang sudah dibicarakannya dengan Hae Joo. Young Choon menjawab ketus bahwa dirinya hanya menjual obat pada Hae Joo, bukan lainnya.

Papanya Jin bertanya, “Gadis itu, Hae Joo, masih kamu temui?” Jin menggeleng. Papa memberitahu jika Hae Joo adalah putri seorang komun*s. Ia meminta Jin menjaga sikap jika tak ingin menghancurkan kehidupan keluarga.

Hae Joo menelpon seseorang, menanyakan Papanya. Sayangnya orang yang ditelpon juga tak mengetahui keberadaan Papanya Hae Joo. Kyung Soo menanyakan, “Pak Dosen belum pulang juga?” Hae Joo mengangguk. Ia heran, tak biasa-biasanya Papanya tak pulang tanpa kabar. Ia curiga.

Informasi tentang Papanya Hae Joo seorang komun*s mengganggu Jin. Tengah malam, ia pergi ke rumah Hae Joo. Buru-buru Hae Joo keluar, karena mengira Papa telah pulang. Begitu mengetahui yang datang adalah Jin, ia segera menyuruhnya pulang. Hari sudah malam. Ia kembali masuk, meninggalkan Jin sendirian di depan rumahnya.

Pak Guru Oh memberikan motivasi pada anak-anak bahwa kelas mereka akan menjadi peringkat pertama, mengingat Hae Joo ada di kelas mereka. Ia menyuruh Ae Sook dan dua anteknya serta Jung Hee untuk belajar giat.

Saat menyapu ruang kelas bersama teman-temannya yang lain, Jung Hee merasa ada yang berbeda dengan Hae Joo. Ia heran.

Hae Joo bahkan melewati Apotek Kim begitu saja. Young Choon yang berharap disapa Hae Joo jadi kecele. Ia pun berinisiatif menyapa Hae Joo duluan, “Permisi, kemarin aku melihat plafon dapurmu bocor.” Hae Joo diam saja. Sedetik kemudian, ia memberitahu jika papanya tak pulang beberapa hari belakangan, bahkan tidak menghubunginya – itu di luar kebiasaan. Ia minta bantuan Young Choon mencarinya, lalu menyerahkan foto papanya.

Melihat wajah Hae Joo memerah, membuat Jung Hee menghampiri Hae Joo dan bertanya pada Young Choon tentang apa yang dilakukannya pada Hae Joo? Young Choon tak menggubris Jung Hee dan langsung pergi mencari informasi.

Hae Joo memberitahu bahwa dirinya yang meminta bantuan pada Young Choon. Ia pamit dan meyakinkan Jung Hee bahwa dirinya percaya Young Choon bukanlah orang jahat.

Tiba di rumah Hae Joo menemukan rumahnya berantakan. Darah berceceran di sana-sini. Kyung Soo juga menghilang. Ia ketakutan.

Sementara itu Young Choon mondar-mandir mencari informasi Papanya Hae Joo. Namun tak seorang pun melihatnya.

Bong Soo membujuk Jung Hee mau menyamar jadi dirinya dan pergi ke ruang belajar. Jung Hee membelalakkan matanya, kaget lantaran hanya Bong Soo yang mendapat tiket ke ruang belajar. Ia berteriak memanggil Mama, mau protes. Bong Soo membekap mulutnya sembari menyodorkan tiket miliknya.

Jung Hee tetap mau protes. Bong Soo kembali menahannya. Menjanjikan tiket dan semua uang tabungan jadi milik Jung Hee jika mau melakukannya. Pada akhirnya Jung Hee tergoda dengan penawaran itu.

Jung Hee sebetulnya tak suka harus menggantikan Bong Soo belajar di Ruang Belajar Pelangi. Namun kenyataan bahwa dirinya bisa belajar sekalian menghasilkan uang (pemberian Bong Soo) dalam seminggu tak bisa dilewatkan begitu saja. Ia bertekad.

Setelah menyerahkan tiket kepada penjaga sembari menutupi wajahnya, ia masuk ke ruang belajar. Di dalam ia mencium aroma tak sedap menguar dari tubuh para cowok. Maklum saja, tempat itu tampak bak karantina. Meski begitu, ia meyakinkan diri bahwa dirinya bisa melewatinya.

Dong Moon kaget mengetahui Bong Soo mengirim Jung Hee ke ruang belajar sementara dirinya akan berpesta.

Dong Moon pun pergi sendiri. Sayangnya, setibanya di sana, ia mendapati informasi bahwa ruang belajar sudah penuh. Maklum musim ujian, jadi banyak siswa belajar. Ia minta izin bicara dengan seseorang. Penjaga menunjuk informasi bertuliskan: Orang luar dilarang masuk. Mau tak mau, ia hanya bisa menunggu Jung Hee keluar.

Young Choon mendatangi rumah Hae Joo. Ia menemukan Hae Joo tengah berjongkok di depan rumah, karena terlalu takut di dalam rumah. “Bagaimana jika sesuatu yang buruk menimpa Papaku?” tanya Hae Joo. Young Choon menenangkannya, dan menunjuk dirinya sebagai orang yang akan melindungi Hae Joo.

Jung Hee ketiduran di Ruang Belajar Pelangi. Begitu bangun, ia menemukan Son Jin belajar persis di samping tempatnya duduk. Tak mau terkuak rahasianya, ia meninggalkan tempat tersebut. Sialnya, hari sudah malam dan jam malam masih berlaku di Korsel. Itu membuatnya tak bisa meninggalkan Ruang Belajar Pelangi. Ia balik masuk ke dalam. Tak melihat Dong Moon terlelap di tangga.

Mau tak mau Jung Hee harus bermalam di Ruang Belajar Pelangi. “Apa ini berarti aku akan melalui malam pertamaku bersama Jin pada malam ini?” gumamnya, merasa excited bisa tidur se-ruangan bersama Jin. “Uh, andai waktu bisa berhenti,” ocehnya lagi dalam hati.

Jin memakai headset-nya (kok udah ada ya?) dan menyandarkan kepalanya ke papan pembatas antara tempat duduknya dengan tempat duduk Jung Hee. Ia memejamkan mata. Jung Hee ikut-ikutan menyandarkan kepalanya ke papan pembatas.

Dong Moon terbangun. Ia melihat jam di pergelangan tangannya. Sudah hampir jam 3 pagi. Ia memutuskan masuk ke ruangan dimana Jung Hee berada.

Di dalam, ia kesal melihat posisi tidur Jung Hee-Jin. Ia ingin memisahkan mereka. Tapi urung dilakukan lantaran khawatir mereka bakal terbangun. Ia memilih duduk di bilik sebelah Jung Hee sembari berjanji akan menjaganya malam ini. Padahal, ia ketiduran juga, hehehe.

Jung Hee terbangun dan memutuskan pulang. Sayangnya, ia masih belum bisa pulang. Dua orang siswi dari kelasnya ada di Ruang Belajar Pelangi sedang meregangkan tubuh mereka yang kaku. Jung Hee tak jadi keluar dan ingin kembali ke ruangannya. Namun pintu ruangannya di dihalangi dua siswa lain.

Ia naik ke atas. Ia sebenarnya ingin pulang. Lantaran belum bisa pulang, ia memutuskan buat melafalkan kosakata bahasa Inggris dan artinya. Hingga akhirnya, ia menemukan satu kata yang membingungkan, yakni: “Adorable”.

Jin tiba-tiba muncul, dan memberikan jawabannya untuk Jung Hee tentang arti kata “Adorable”. “Artinya manis. Mudah disukai,” katanya. Jawaban itu membuat Jung Hee terkejut. Jin menjelaskan, “Arti kata 'Adorable', yaitu manis. Mudah disukai.”

“Apa kamu tahu, bahwa kamu manis?” tanya Jin lagi, membuat hati Jung Hee jenggirat tak tahu apa yang Jin katakan. Jin menjelaskan, “Maksudku, kamu manis. Kamu. Jung Hee.” Persis di saat itu, Dong Moon muncul dan terlihat kesal dengan kata-kata Jin pada Jung Hee.

Ikuti tautlink berikut untuk sinopsis drama korea lainnya

Drama Korea Girls' Generation 1979 Sinopsis Episode 5