Monday, September 18, 2017

Sinopsis Girls' Generation 1979 Episode 3

Raja Sinopsis – Jung Hee dikirim ke RS, setelah nyemplung ke kali. Begitu siuman, ia langsung pergi ke aula sekola. Di sana, ia hanya menemukan aula kosong. Ia duduk di salah satu kursi. Terpekur merenungi nasib. Dari balik panggung terdengar suara, “Hae Joo, jangan begitu, tolong jangan lakukan itu. Coba pikirkan lagi.” Tak lama kemudian, muncul Son Jin yang lagi “nembak” Hae Joo. Jung Hee kaget. “Apa mereka berdua kencan ya?” pikir Jung Hee, “Jadi Son Jin jatuh hati padanya juga?” Hae Joo kaget melihat Jung Hee. Apa yang terjadi selanjutnya?


Klik tautlink diatas untuk membaca episode sebelumnya

Sinopsis Girls' Generation 1979 Episode 3

Sinopsis Girls' Generation 1979 Episode 3

Jung Hee niat ngacir. Hae Joo-Son Jin segera menghampiri menanyakan kondisinya. Son Jin bahkan terlihat begitu perhatian pada Jung Hee. “Aku sebenarnya mau dateng ke RS. Oh, liatlah keringat dinginmu,” katanya sembari ingin menyentuh wajah Jung Hee. Namun Jung Hee menahannya.

Kemudian Jung Hee ingin betul menanyakan apakah Son Jin-Hae Joo tengah berkencan? Sialnya bibirnya tak mau berucap. Ia terlalu takut mendengar keduanya benar-benar berkencan. Son Jin, yang seolah tahu pikiran Jung Hee, menegaskan bahwa apa yang ingin dirinya katakan pada Hae Joo adalah soal acara siaran dan bunga yang dibawanya adalah sebentuk perayaan kecil antara dirinya dan Hae Joo yang menggantikan posisi Jung Hee di acara.


Hae Joo ingin menjelaskan lebih lanjutnya. Sayangnya Bong Soo dan ketiga karib Jung Hee muncul. Jung Hee sukses pingsan. Bong Soo menggendong Jung Hee menuju rumah sakit lagi. Hae Joo mau nyusul, tapi Son Jin menahannya. Ia menyalahkan Son Jin yang menceritakan hal yang salah pada Jung Hee. “Dia lagi sakit. Aku nggak enak bilang hal sebenarnya,” sahut Son Jin.

Sementara Jung Hee diperiksa perawat, Mama Jung Hee menangis sesenggukan sambil mencak-mencak menyalahkan sikap Jung Hee yang berlebihan. Kenapa acara siaran itu membuatnya bertindak bodoh? Perawat memarahi Mama karena terlalu comel. Ia menyuruhnya dan juga semua orang keluar, membiarkan Jung Hee tetirah. Tak lama, Hae Joo muncul.


Hae Joo dan ketiga sahabat Jung Hee berkumpul. Mereka membicarakan Jung Hee yang sangat menyukai Son Jin. Bagaimana Jung Hee sangat menantikan acara siaran tersebut dan bagaimana senangnya ia, seolah-olah, itu pertanda bahwa dirinya akan menjadi ceweknya Son Jin. “Ini gara-gara Shim Ae Sook,” celetuk Eun Ri. Dua teman lainnya mengamini.

Hal itu didengar Mamanya Jung Hee. Ia langsung bertanya, “Apa kamu barusan bilang kalau Jung Hee tidak terjatuh sendiri? Ae Sook-kah yang telah mendorongnya?” Teman-temannya Jung Hee bingung mau ngomong apa.

“Ae Sook yang putrinya pemilik pub kan? Bukan ia putri dari wanita yang suka menggoda setiap pria?” oceh Mama. Bibi meminta Mama tidak mengatakan hal buruk di depan anak-anak. Lagian itu masih asumsi anak-anak. Mama tidak peduli. Ia menegaskan pada teman-temannya Jung Hee bahwa dirinya akan menginterogasi mereka semua nanti. Ia harus menemukan pelakunya.

“Ini bukan semata-mata soal Jung Hee. Ini menyangkut soal cowok yang menyelamatkan Jung Hee,” kata Mama.


Mama dan Bibi datang ke ruangan dimana Dong Moon dirawat. Mama heran kenapa tak ada satu orang pun yang menjenguknya? Menurut informasi dari Bong Soo, orang tua Dong Moon sedang keliling dunia. Mama menebak Dong Moon pasti anak orang kaya. “Karena nggak mau membuat orang tuanya khawatir, ia meminta perawat nggak menghubungi mereka,” kata Bibi. Mama menatap Dong Moon lebih dekat. Ia menilai Dong Moon itu ganteng.

Tiba-tiba, bibir Dong Moon menyunggingkan senyuman. Mama dan Bibi kaget. Apa yang terjadi? Rupa-rupanya Dong Moon bermimpi bahagia telah menyelamatkan Jung Hee. Mama memanggilinya. Dong Moon tetap tak sadarkan diri dan masih terus tersenyum.

Ibu Guru Olahraga (pangling melihatnya tanpa seragam) datang ke Apotek Kim dimana Young Choon bekerja. Ia tampak mesam-mesem padanya. Young Choon bertanya, “Ada yang bisa saya bantu?” Apakah Ibu Guru Olahraga ini kesengsem sama Young Choon juga? Kita belum mengetahuinya.

Son Jin meminta jawaban lagi dari Hae Joo terkait perasaannya. Hae Joo menolak. Ia mengaku lebih nyaman berteman dengan Son Jin. Uh...


Hae Joo berdiri di depan Apotek Kim. Tak lama, Young Choon muncul. Segera Hae Joo menyapanya, dan mengatakan, “Kayaknya anda nggak datang di acara siaran saya. Saya nggak liat anda ada disana, Tuan.”

“Kamu pikir aku punya banyak waktu apa?” sahut Young Choon ketus. Hae Joo tak mengatakan apa-apa lagi. Ia membungkuk hormat pada Young Choon lalu berjalan pergi. Entah kenapa Young Choon lalu bilang, “Aku nggak setua itu juga kali.” Pada kenyataannya, dalam kilas balik, Young Choon hadir dalam acara siaran itu. Disini lagu Oh My Love dari The Beatles terdengar syahdu dan cocok dengan adegannya, hiks hiks hiks...

Hae Joo pulang. Saat menemukan sepatu di pintu, ia berpikir papanya sudah pulang. Ia pun segera membuka kamar. Dan ia kaget saat menemukan ada tamu papanya di sana. Ia meminta maaf dan menutup pintu kembali.

Papa Hae Joo keluar kamar untuk menanyakan apa orang yang mencurigakan di luar rumah? Hae Joo menggeleng. “Baiklah,” sahut papa, “Pria tadi mahasiswaku. Ia akan menginap disini selama beberapa hari. Kamu jangan bilang siapa-siapa ya?”


Jung Hee terbangun. Ia berpikir terlambat bangun, tapi akhirnya menyadari bahwa dirinya tengah berada di rumah sakit. Kepalanya masih terasa nyut-nyut-an. Ia keluar kamar mencari orang-orang yang menungguinya, tapi mereka semua tak ada di sana.

Tanpa sengaja, Jung Hee melihat nama Dong Moon sebagai penghuni kamar sebelahnya. Di dalam, ia tak menemukan Dong Moon. Tempat tidurnya kosong. Ia menanyakan Dong Moon kepada perawat, dan mendapatkan informasi kalau Dong Moon dipindahkan lantaran ke RS Seoul kondisinya yang makin gawat. Sontak Jung Hee kaget. Ia menangis karena merasa bersalah pada Dong Moon.

Tak lama kemudian Dong Moon muncul. Jung Hee kaget sekaligus senang. Tanpa sadar ia memeluk Dong Moon. “Kamu mengkhawatirkanku?” tanya Dong Moon. Jung Hee pun melepas pelukannya dan kembali bersikap jutek. Ia pun kembali ke kamarnya.


Dong Moon membuntutinya dan menanyakan, “Oiya, apa kamu baik-baik saja? Kudengar kamu kembali demam lagi. Pasti kamu sakit perut gara-gara terlalu banyak minum air kali.” Jung Hee pun ingat jika Dong Moon sempat melakukan CPR padanya – mulut ke mulut. Hiiiy... Ia berbalik dan segera minta ciuman pertamanya itu dikembalikan.

Pekerja nomer tiga di pabrik garmen papa Jung Hee datang, membawakan bubur. Jung Hee merasa dirinya diacuhkan. Padahal pikiran Jung Hee salah.


Mamanya datang ke sekolah menemui Pak Guru Oh. Ia segera bercerita jika Ae Sook-lah penyebab Jung Hee terjun ke kali. Pak Guru Oh berjanji akan melakukan investigasi. Tapi Mama menegaskan bahwa dirinya sudah melakukannya dan menuntut pihak sekolah mengeluarkan Ae Sook. Ia berjanji akan melayangkan surat protes kepada ketua komisioner dan Menteri Pendidikan, menuntut ditegakkannya keadilan.

Dong Moon menemani Jung Hee makan bubur. Ia memperhatikan jika pikiran Jung Hee melayang-layang. Memikirkan Son Jin? Jung Hee berterima kasih pada Dong Moon karena telah menyelamatkan nyawa. Hanya saja, ia meminta Dong Moon tidak ikut campur mengenai apa yang ada dalam pikirannya. Ia pergi.


“Aku menyukaimu,” kata Dong Moon, “Itulah kenapa aku peduli padamu.” Jung Hee berbalik sambil melotot tak percaya. “Aku tauk sekarang cuman Jin yang ada di hatimu,” imbuh Dong Moon. Jung Hee pura-pura tak mendengar, tapi Dong Moon tak percaya. Ia kencang kok bilang bahwa dirinya menyukai Jung Hee.

“Soalnya aku nggak akan pernah menyukaimu,” tegas Jung Hee. “Bagaimana kamu tauk? Kamu nggak akan pernah tauk besok hujan atau cerah. Itulah hidup!” timpal Dong Moon tak mau kalah.

“Aku pasti tauk!” pekik Jung Hee sambil melangkah maju. “Kamu nggak tauk!” Dong Moon tak mau kalah sambil melangkah maju pula. Itu dilakukan beberapa kali, hingga Jung Hee kaget kalau wajah Dong Moon terlalu dekat dengannya. Ia pun mencubit pipi Dong Moon yang kenyal. Setelah puas mencubit pipi Dong Moon, ia pun meninggalkannya sendirian.

Sepeninggal Jung Hee, Dong Moon heran kenapa perasaannya masih terasa berat, padahal dirinya sudah mengungkapkan apa yang dirasakan hatinya?


Pak Guru Oh memukuli bok*ng Ae Sook dengan segenap kekuatan. Ia meminta Ae Sook mengakui perbuatannya pada Jung Hee. Tetap saja Ae Sook mengelak dan menegaskan bahwa Jung Hee jatuh sendiri tanpa didorong olehnya. Pak Guru Oh mengancam akan mengeluarkan Ae Sook dari sekolah. “Terserah Bapak saja,” sahut Ae Sook, “Aku juga nggak sudi belajar di sekolah ini!” Ia pun kembali ke kelas.

Setelah Ae Sook pergi, Ibu Guru Olahraga mengajak Pak Guru Oh bicara empat mata. Apa yang mereka bicarakan?

Ae Sook, ditemani dua anteknya, petantang-petenteng di kelas. Ia menanyai ketiga sahabat Jung Hee. “Siapa yang ngelaporin aku?” Tak seorang pun menjawab. Salah seorang sahabatnya Jung Hee mesam-mesem, membuat Ae Sook kesal. Ia menggamparnya.


“Kenapa ngelakuin itu?” tanya Hae Joo, “Memukul teman itu nggak benar.” Ae Sook merasa ditantang. Ia maju untuk membuat perhitungan dengan Hae Joo. Beruntung perkelahian itu tak terjadi lantaran Pak Guru Oh muncul mengata-ngatai Ae Sook dengan kalimat-kalimat sarkas. Ia pun menyuruh Ae Sook berlutut di aula sekolah.

Jung Hee kembali ke rumah bersama Bibi. Mama ngoceh-ngoceh. Di saat itu, Hae Joo datang.


Jung Hee mengajak Hae Joo masuk kamar. Segera Jung Hee menanyakan hubungan Hae Joo-Son Jin? Hae Joo ingat ucapan sahabat-sahabat Jung Hee yang menyebutkan Son Jin adalah segalanya buat Jung Hee. Entah karena itu atau apa, ia menegaskan bahwa dirinya dan Son Jin hanya sebatas teman baik, itu saja. Ia berharap hubungannya dengan Jung Hee tak renggang gara-gara itu.

Saat itu, tampak Bong Soo menguping pembicaraan Jung Hee-Hae Joon dari luar kamar. Mama muncul dan menyuruh Bong Soo menyingkir. Ia membuka pintu kamar Jung Hee.

Mama masuk kamar Jung Hee, membawakan banyak makanan. Ketika melihat Jung Hee-Hae Joo berdiri, ia menyuruh mereka berdua duduk. “Kamu pindahan dari Seoul ya?” tanya mama, “Apa kerjaan papamu?” Belum Hae Joo menjawab, Bong Soo menjawabkan untuk Hae Joo, menyebutkan papanya Hae Joo adalah profesor di University Seoul. Mendengar itu, mama meminta Hae Joo membantu Jung Hee belajar.

Pada akhirnya Hae Joo pamit undur diri dari rumah keluarga Jung Hee. Mama berterima kasih lantaran Hae Joo telah membesuk Jung Hee. Saat itu Bong Soo telah berganti pakaian, siap mengantar Hae Joo pulang ke rumah dengan selamat.


Bibi masuk kamar Jung Hee, membawakan tas Jung Hee dari rumah sakit. “Bi, apa Hae Joo lebih cantik dariku?” tanya Jung Hee tiba-tiba. Bibi menatap Jung Hee, dan berkomentar jika Jung Hee jauh lebih cantik dibandingkan Hae Joo meskipun kecantikan Hae Joo bak artis yang disebut Olivia Cosmos oleh Bong Soo. Ia kemudian memberikan secarik pesan yang ditulis Dong Moon, disertai gambar bunga. Dalam pesan itu, Dong Moon memuji Jung Hee tetap terlihat cantik meskipun sedang tidur. “GWS,” tulis pesan itu. Jung Hee berkomentar jika Dong Moon adalah seniman buruk.

Makan malam siap. Seluruh keluarga, termasuk Bibi, ikutan makan. Papa Jung Hee melihat menu makan malam terlihat istimewa. Itu membuatnya bingung. Ada apa? Mama menjelaskan makan malam istimewa itu untuk merayakan Jung Hee yang membaik kondisinya. Papa malah muntab. Ia menyalahkan Mama yang telah membuat menu makan malam istimewa untuk “gadis gila”.

“Kamu menghambur-hamburkan uang tauk!” pekik papa. Mama berdalih bahwa dirinya tak memakai uang papa. Ia memakai uang simpanannya sendiri. Itu makin membuat papa berang. Baginya, uang yang dipakai mama adalah uangnya – uang pemberiannya. Papa pun mengungkit-ungkit tentang seberapa keras usahanya mendapatkan uang tersebut.


Jung Hee yang tidak terima mengoceh, mengatai papa pelit. Ia menuding papanya tidak mempedulikannya, bahkan jika dirinya mati di rumah sakit sekalipun. Papa menjungkir-balikkan meja kecil yang terjadi makanan enak di atasnya, lalu memaki-maki Jung Hee dan menyatakan ketidak-sederajatan antara Jung Hee-Bong Soo. Ia hendak menghajar Jung Hee. Untung mama menghalanginya. Bong Soo membantu menghalau papa bertindak lebih jauh. Sedangkan bibi memeluk Jung Hee untuk melindunginya.

Jung Hee yang tidak terima mengoceh, mengatai papa pelit. Ia menuding papanya tidak mempedulikannya, bahkan jika dirinya mati di rumah sakit sekalipun. Papa menjungkir-balikkan meja kecil yang terjadi makanan enak di atasnya, lalu memaki-maki Jung Hee dan menyatakan ketidak-sederajatan antara Jung Hee-Bong Soo.

“Saya nggak mau hidup seperti Mama,” kata Jung Hee sesenggukan, “Saya akan berjuang seperti orang gila untuk menjadi wanita sukses. Suamiku akan mempersiapkan kematian keluarga kita.” Papa hendak menghajar Jung Hee. Untung mama menghalanginya. Bong Soo membantu menghalau papa bertindak lebih jauh. Sedangkan bibi memeluk Jung Hee untuk melindunginya.


Di tengah-tengah keributan mereka, ada tamu datang. Tamu ini adalah Pak Guru Oh, Ibu Guru Olahraga, dan Ae Sook. Mereka datang untuk meminta maaf atas kesalahan yang sudah Ae Sook lakukan terhadap Jung Hee. Ibu Guru Olahraga, yang ternyata Mama Tirinya Ae Sook, memohon agar Ae Sook dimaafkan.

Papa Jung Hee mengajukan syarat permintaan maafnya, yakni Ae Sook harus berlutut saat meminta maaf. Semua orang terkejut, termasuk Jung Hee sendiri yang menguping pembicaraan dari dalam kamar bersama Bong Soo. Jung Hee keluar dari dalam kamar. Jelas Ae Sook menolak syarat tersebut. Ia lebih memilih dikeluarkan.

Ketika Ae Sook berniat pergi, Papa Jung Hee memberitahu jika gedung yang digunakan Mamanya Ae Sook berjualan adalah milik temannya. Ia memperingatkan akan meminta temannya mengusir Mamanya Ae Sook jika Ae Sook menolak meminta maaf. Semua orang menyatakan apa yang Papa Jung Hee pinta keterlaluan, termasuk Jung Hee sendiri.


Ae Sook pun akhirnya berlutut di depan Jung Hee dan meminta maaf. Jung Hee meminta Ae Sook berdiri, tapi Ae Sook tak mau mendengarkan apa yang dikatakannya. Ia meminta Papanya menyuruh Ae Sook berdiri. Papa tidak mau. Jung Hee pun keluar dari dalam rumah. Bibi mengejarnya, tapi Jung Hee tetap berlari.

Papa Jung Hee tergopoh-gopoh datang ke Apotek Kim. Ia membeli obat untuk luka bakar. Buat siapa ya? Ternyata buat Bibi! Ada apa sih antara mereka berdua?


Young Choon terkejut melihat kemunculan Ae Sook yang tiba-tiba. “Young Choon, beliin aku minuman dong!” pinta Ae Sook. Young Choon menolak halus. Pria yang berkelahi dengan Young Choon kemarin (baca: sinopsis Girls' Generation episode 2) muncul dengan motor jadulnya (eh jaman itu mah nggak jadul ya?). Ia mengajak Ae Sook minum.

Young Choon yang tak mau Ae Sook terlibat masalah menyuruh Ae Sook pulang. Ae Sook yang merasa ditolak menyanggupi permintaan pria bermotor tersebut. Ia duduk miring di jok belakang. “Young Chon makasih sudah meminjamiku pacarmu ya,” ledek pria tersebut kemudian nge-gas motornya.

Jam setengah dua siang di sekolah. Para cewek mulai ngerumpiin para cowok. Jung Hee tak mempedulikan rumpian itu. Ia justru merebahkan kepalanya di atas meja. Pikirannya masih dipenuhi pertanyaan apa hubungan Hae Joo dan Son Jin? Meskipun Hae Joo sudah mengkonfirmasi bahwa hubungannya dengan Son Jin hanya sebatas teman. Hal itulah yang belum membuatnya ingin berteman secara tulus dengan Hae Joo.

Tiba-tiba Pak Guru Oh masuk. Para cewek bertanya-tanya kenapa Pak Guru Oh sudah masuk, padahal bel jam pelajaran masuk belum juga dimulai. Pak Guru Oh menjelaskan bahwa kedatangannya membawa beritanya bagus. Yaitu Hae Joo mendapat nilai tertinggi di tingkat nasional dan menjadi juara pertama Kompetisi Esai Nasional.


Pak Guru Oh meminta Hae Joo berdiri dan menyuruh para cewek bertepuk tangan untuknya. Prestasi yang Hae Joo miliki membuat Jung Hee minder dan meyakini bahwa dirinya bukanlah tandingan Hae Joo dalam berbagai aspek – prestasi dan kecantikan.

Meski begitu, Jung Hee tak tahan lagi ingin mengetahui kebenaran dari hubungan Hae Joo-Son Jin. Ia pun pergi menemui Son Jin. Dong Moon melihat keduanya chit-chat.

Tanpa basa-basi, Jung Hee menanyakan apa hubungan Son Jin dengan Hae Joo? Jika tahu Son Jin memiliki perasaan terhadap Hae Joo, maka ia akan berhenti mengharapkan Son Jin jadi kekasihnya. Son Jin meyakinkan Jung Hee bahwa hubungannya Hae Joo hanyalah teman biasa.


Tiba-tiba Dong Moon muncul dan ikut-ikutan minta penegasan tentang hubungan Son Jin-Hae Joo. Ia menyebutkan fakta bahwa Jung Hee menyukai Son Jin membuatnya tidak tenang. Ia khawatir Jung Hee sakit hati. Son Jin tersenyum dan berpamitan pada Jung Hee.

Seorang mama dan anak remajanya datang ke Apotek Kim. Mereka mau mengambil obat. Selagi Young Choon mengambilkan, keduanya membicarakan tentang Hae Joo yang menjadi jawara tingkat nasional. “Kenapa orang seperti Hae Joo pindah ke kota kita ya?” tanya mama dari anak remaja itu.

“Nggak tahu juga sih. Papanya Hae Joo juga dengar-dengar profesor di Universitas Seoul,” sebut anak remaja itu, membuat mama merasa takjub sekaligus heran.

Dong Moon mengekori langkah Jung Hee. Jelas tindakan itu membuat Jung kesal. Ia mempertanyakan tujuan Dong Moon mengikutinya? Dan memperingatkannya supaya berjalan ke arah lain. “Apa kamu lapar? Mau makan bersamaku?” tanya Dong Moon. Jung Hee menunjukkan raut wajah kesal.


Hae Joo datang ke Apotek Kim untuk membeli perban. Sontak Young Choon memegang tangan Hae Joo, mencari dimana letak luka di tangannya. Aw... aw... aw... ada yang khawatir tampaknya. Hae Joo menyebutkan bahwa yang terluka adalah seseorang yang ada di rumahnya.


Dong Moon tetap mengekori Jung Hee. Ia tidak peduli permintaan Jung Hee untuk berhenti mengikutinya. “Siapa yang ngikutin kamu? Aku mau menemui Bong Soo kok,” sahutnya, lalu ngacir pergi lebih dulu.

Papanya Hae Joo mengganti perban tangan tamunya. Ia paham bahwa tamunya membutuhkan dokter untuk merawat luka itu, tapi lantaran tamunya itu dalam pelarin mau tak mau harus dirawat sendiri olehnya.

Tiba-tiba Eng Cho muncul sambil menangis. “Eng Cho, mapan kamu datang?” tanya Hae Joo sembari memeluk Eng Cho dan memintanya untuk tidak menangis.


Mama menyambut Dong Moon dengan berbagai makanan enak. Itu sebagai bentuk rasa terima kasihnya karena Dong Moon sudah menyelamatkan nyawa Jung Hee.

Young Choon pulang ke rumah dan kelabakan begitu tidak menemukan Eng Cho disana. Ia mondar-mandir kesana kesini untuk mencarinya. Ia sempat berpikir pria yang bertengkar dengannya di Apotek Kim adalah penculik Eng Cho (baca pertengkaran Young Choon dengan pria ini di sinopsis Girls' Generation 1979 episode 2). Ia bergegas menuju jalanan besar.

Di jalan, ia bertemu dengan Hae Joo yang membawa Eng Cho. Panik dan kesal, ia memukul pant*t Eng Cho. Hae Joo yang kasihan segera meminta Young Choon berhenti memukuli Eng Cho. “Saya pikir ia bilang padamu,” katanya.


Young Choon melotot, “Kamu pikir Eng Cho itu pengemis? Atau aku menyuruhmu melakukan itu?” Hae Joo terkejut. Young Choon-Eng Cho pulang.

Dong Moon pamitan pada Mama dan Bong Soo. Kebetulan Jung Hee keluar dari kamar mandi. Dong Moo pamitan, tapi Jung Hee terlihat acuh tak acuh dan langsung masuk kamar. Ia akhirnya pergi.

Di tengah jalan, Dong Moon sakit perut gara-gara kebanyakan makan di rumah Jung Hee. Ia masuk ke toilet umum yang tersedia di pinggir jalan.

Jung Hee tampaknya senang kala mengingat Son Jin menegaskan tidak memiliki hubungan apapun dengan Hae Joo. Ia pun pergi jalan. Tak disengaja melihat Son Jin menuju rumah Hae Joo. Ia mengintip.


Di depan rumah Hae Joo, Son Jin kembali meminta Hae Joo menjadi pacarnya. Ia kehilangan fokusnya karena memikirkan Hae Joo seorang. Pun begitu, Hae Joo tetap menolak Son Jin menjadi pacarnya. Ia kembali masuk ke dalam rumah. Jung Hee yang masih mengintip menjadi yakin jika Son Jin membohonginya.

Setelah itu Dong Moon, yang baru selesai buang hajat (rupanya toilet umum itu berada di depan rumah Hae Joo), segera menghampiri Son Jin. Ia bertanya, “Kenapa kamu membohongi Jung Hee?” Son Jin tak mau mengatakan apapun pada Dong Moon. Ia mau pergi, tapi Dong Moon tak membiarkannya dan menuntut Son Jin mengatakan kebenarannya pada Jung Hee. Biar semuanya jelas.

“Dong Moon, minggirlah!” pinta Son Jin, “Kamu mau kuhajar ya?” Dong Moon menantang Son Jin. Ia bahkan membuat kesepakatan, jika dirinya bisa menjatuhkan Son Jin maka Son Jin harus mengatakan kebenarannya pada Jung Hee.


Son Jin segera menghadiahi Dong Moon bogem mentah. Mulut Dong Moon keluar darah. Ia belum menyerah dan menyerang Son Jin. Sontak Son Jin mengambil kuda-kuda dan membanting Dong Moon ke tanah. “Jangan cuman belajar doang. Sesekali latihanla,” ledek Son Jin kemudian meninggalkan Dong Moon.

Melihat semua itu akhirnya Jung Hee sadar jika Son Jin tak menyukainya. Dari awal Son Jin memang menyukai Hae Joo. Ia hanya melihat apa yang diinginkannya saja.


Dong Moon duduk di jembatan sambil meredakan kekesalan atas kekalahannya. Jung Hee muncul dan menanyakan darah di bibir Dong Moon. Tentu saja Dong Moon berdalih jika dirinya habis dihajar gangster, haha tukang boong! Jung Hee yang tahu kebenarannya diam saja. Ia mengambil sapu tangan dan mengelap darah di bibir Dong Moon.

Jung Hee duduk di sebelah Dong Moon. Ia menangis. “Kamu nangisin aku?” goda Dong Moon. Jung Hee mengaku bahwa dirinya menangis gara-gara ribut sama papanya. Dong Moon mempersilakan Jung Hee menangis biar lega.


Kemudian giliran Dong Moon yang menangis. Jung Hee menanyakan kenapa Dong Moon menangis? Dong Moon beralasan bahwa dirinya menangis lantaran bibirnya yang sakit. Padahal ia menangis sebagai bentuk kekesalan tidak bisa memenangkan cintanya Jung Hee. Ia merasa tidak bisa menang dari Son Jin dalam segala aspek. Mereka berdua pun nangis berjamaah.

Ikuti tautlink berikut untuk melanjutkan

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis Girls' Generation 1979 Episode 3

0 komentar:

Post a Comment