Monday, September 11, 2017

Sinopsis Girls' Generation 1979 Episode 1

Raja Sinopsis – Girls' Generation 1979 merupakan drama terbaru KBS2 pengganti School 2017. Plot cerita drama ini mengisahkan tentang Lee Jun Hee, putri pemilik pabrik mainan, yang ceria khas remaja. Bagaimana keseruannya? Yuk dibaca!

Sinopsis Girls' Generation 1979 Episode 1

Sinopsis Girls' Generation 1979 Episode 1 memperkenalkan para tokoh utama.

LEE JUN HEE (Bona) dan ketiga temannya asyik joget-joget, mengikuti irama musik. Keasyikan mereka terganggu ketika Mama Jun Hee berteriak, “Hei bocah-bocah bandel! Kalian sedang bersama?” Mama membuka pintu dan langsung mengomel-ngomel. Sontak Jun Hee dan tiga temannya tunggang langgang keluar rumah.

Pulang sekolah, Jun Hee dan ketiga temannya chit-chat tentang kencan grup yang akan mereka ikuti. Ketiga teman Jun Hee berharap para cowok dalam kencan grup ini menarik. Hanya Jun Hee yang terlihat tidak semangat. Ia bergumam bahwa dirinya mengikuti kencan itu lantaran teman-temannya memerlukan bantuannya.


Kencan grup pun digelar di sebuah kedai. Jun Hee dkk. duduk berhadap-hadapan dengan keempat cowok calon teman kencan mereka. Kemudian, mereka saling memperkenalkan diri dan bertukar barang – para cowok mengeluarkan barang milik mereka dan para cewek mengambil barang dari cowok yang disukainya.

Ketiga teman Jun Hee sigap mengambil ketiga barang keinginan masing-masing. Tersisa satu barang. Jun Hee tahu barang itu milik BAE DONG MOON (Seo Young-Joo), Si Cupu. Karena tinggal satu, mau tak mau, ia mengambilnya. Dan itu berarti, ia akan “kencan” dengan Dong Moon.

Semua orang sudah duduk berhadap-hadapan dengan pasangan masing-masing. Tak terkecuali Jun Hee yang duduk berhadapan dengan Dong Moon. Keduanya tampak kikuk. Dong Moon memperkenalkan diri, lalu memuji kecantikan Jun Hee. Aih.


“Jun Hee, tauk nggak kamu sangat cantik. Apakah orang-orang pernah bilang kamu mirip Brooke Shields?” Dong Moon mulai nggegombal. Jun Hee yang polos tidak setuju disebut Brooke Shields. Ia bilang orang-orang menyebutnya mirip Im Ye Jin. Dong Moon setuju juga jika Jun Hee mirip Im Ye Jin.

Jun Hee tampak tidak berselera bicara dengan Dong Moon. Ia mengatakan ingin pergi. Belum sampai mulutnya kering berucap, pemilik kedai terdengar berteriak, “MEREKA DATANG!”

Detik berikutnya, muncul Ibu Guru dan beberapa siswi (sepertinya, mereka penegak hukum sekolah). Jun Hee, ketiga temannya, juga para cowok sontak tunggang langgang keluar kedai. Mereka berpencar.

Jun Hee-Dong Moon berada di sebuah gang. Merasa tak bisa lari lebih jauh, Dong Moon berpikir menyembunyikan Jun Hee. Tak lama Ibu Guru tadi muncul. Ia menyapa Dong Moon, “Halo Bae Dong Moon murid SMA Gaeryong, dimana siswi SMA Jeonghyeon tadi?”


Dong Moon gelagapan dan berusaha menutupi tempat Jun Hee bersembunyi. Itu mengundang penasaran Ibu Guru, yang meminta Dong Moon menyingkir. Dong Moon menolak. Ia bahkan memeluk Jun Hee supaya Ibu Guru tidak membuka penutup Jun Hee. Ibu Guru tak peduli. Ia tetap maju. Beruntung aksinya tidak jadi dilakukan karena salah seorang siswi muncul dan memberitahu, “Bu Guru, mereka pergi kesana!” Keduanya pun pergi.

Jun Hee membuka penutup dirinya. Ia memukul kepala Dong Moon lantaran telah berani menyentuhnya. Pun begitu, ia tetap berterima kasih karena Dong Moon telah menyelamatkannya dari tangan Ibu Guru penegak disiplin.


Jun Hee berniat pergi, tapi Dong Moon menahannya, menanyakan apakah Jun Hee mau hangout dengannya? “Nggak. Aku nggak punya waktu. Aku sibuk tiap hari,” sahut Jun Hee ketus.

Di sebuah pabrik garmen, kita melihat JOO YOUNG-CHOON (Lee Jung-Hyun) sedang memperbaiki salah satu mesin jahit yang rusak. Papanya Jun Hee, pemilik pabrik garmen tersebut, koak-koak kepada karyawannya tentang kerasnya kehidupan yang dijalaninya dulu.

Jun Hee pulang. Ia bertemu dengan gadis kecil. “Kak Jung Hee,” sapa gadis kecil bernama Joo Aeng-Cho (adiknya Young-Choon). Jun Hee senang melihat Aeng Cho dan mengajaknya masuk ke pabrik.


Papanya Jun Hee masih berkicau tentang masa lalunya yang “hebat”, ketika Young-Choon selesai memperbaiki mesin jahitnya. Karyawan yang biasa memegang mesin jahit itu senang mesin kerjanya selesai diperbaiki. Ia puas, tapi Papanya Jun Hee tidak. Ia bahkan menuduh Young-Choon sengaja membuat mesin jahit itu rusak dalam jangka waktu tertentu.

Aeng-Cho muncul bersama Jun Hee. Ia menyapa Young-Choon. Papa Jun Hee terkejut. Jun Hee langsung balik badan, pulang ke rumah.

Selesai kerja, Mama dan Bibi Jun Hee memberikan uang tip pada Young-Choon. Mama mengingatkan supaya Bibinya Jun Hee tidak bersikap terlalu baik pada Young-Choon. Papanya Jun Hee ikut-ikutan memperingatkan. Ada apa dengan Young-Choon memangnya?


Aeng Cho bernyanyi-nyanyi riang saat pulang. Young-Choon menggandeng tangan adiknya.

Jun Hee minta Mamanya untuk dibelikan baju. Mama menolak dengan alasan Jun Hee sudah punya banyak baju. Tidak lama kemudian, LEE BONG-SOO (Joe Byeong-Gyu) muncul dengan baju baru bermerek. Melihat itu Jun Hee marah-marah, merasa Mamanya pilih kasih. Bong-Soo pun meledek Jun Hee, membuat Jun Hee makin meledak amarahnya.


Papanya Jun Hee pulang, dan ikut-ikutan memarahi Jun Hee. Ia mengatakan, “Jun Hee, apa kamu sama kayak Bong-Soo? Nggak. Pada akhirnya, kamu akan mengikuti suamimu dan meninggalkan keluarga ini. Adikmu-lah satu-satunya anak generasi keempat, mengerti?” Jun Hee mau protes, tapi papa menyetopnya terlebih dulu.

Sepeninggalnya papa, Jun Hee memukuli Bong-Soo, tapi Bibinya Jun Hee menyuruhnya berhenti. Saat Jun Hee melepasnya, Bong-Soo pun kabur. Jun Hee merajuk dan masuk kamar. Bibi ikut masuk untuk membujuknya.

Di kamar, Jun Hee menulis buku harian tentang kebenciannya pada orang-orang – Papa yang diktator, Mama yang bertingkah bak pelayan pada papa dan Bong-Soo. Ia merasa kesepian dan bosan.


Entah kenapa Papa mengendap-endap mengambil makanan (semacam chips) dan memberikannya pada Bibi. Lalu Bibi memberikannya pada Jun Hee. Hal itu membuat Jun Hee senang, lebih-lebih rasanya uenak. “Gimana perasaanmu lebih enak?” tanya Bibi. Jun Hee mengiyakan.

Jung Hee dan empat teman sekelasnya maju ke depan untuk menggarap soal yang ditulis di papan. Sayangnya, hanya seorang saja yang berhasil merampungkannya, yaitu Uhn Joo. Sisanya kebingungan menyelesaikannya. Pak Guru mendamprat mereka yang tak bisa menyelesaikan soal di papan, bahkan tega mengatai mereka B2 – sadis ini guru.

Pak Guru menyuruh mereka berempat berbaris menghadap papan. Ia akan melaksanakan hukumannya. Murid-murid lain berteriak, “Tembak! Tembak!” Pak Guru pun menyabet punggung keempat gadis itu dengan tongkat kayu. Semua mengerang. Benar-benar sadis.


Di lapangan, para gadis berbaris rapi dan Ibu Guru memberitahu latihan siap dimulai. Ibu Guru memberi aba-aba pada para gadis untuk mulai berjalan dalam formasi. Dalam barisan, Uhn Joo memberitahu Jung Hee bahwa Ki Wook, pasangan kencannya kemarin, mengajak Jung Hee-Eun Ja-Hyun Hee menghadiri Malam Budaya. Para cowok yang ada di kencan grup kemarin juga akan datang. Ibu Guru memerintahkan semua siswinya berjalan maju. Semuanya berjalan sesuai instruksi.

Jung Hee enggan datang. Tidak mau melihat Dong Moon. “Kalo datang, kamu bakal ngeliat Son Jin,” kata Uhn Joo memberitahu. Jung Hee tidak tahu siapa Son Jin. Tentu saja teman-temannya yang lain terkekeh. Bagaimana mungkin tidak tahu Son Jin? Ibu Guru memerintahkan para siswi untuk berbalik dan tetap dalam formasi. Jung Hee dkk. mengikuti instruksi itu dengan baik.

Teman-teman Jung Hee menginformasikan jika Son Jin adalah idola para gadis SMA Gaeryong. Banyak gadis datang ke Daegu lantaran terobsesi pada kegantengan Son Jin.


Ibu Guru kembali memerintahkan para siswinya untuk kembali berbalik dan tetap berjalan dalam formasi. Jung Hee dkk. yang masih asik ngobrolin Son Jin tidak mendengarnya. Mereka pun jalan terus keluar barisan. Hahaha.

Gara-gara Jung Hee dkk. Ibu Guru menghukum semua peleton. Ae Sook yang merasa hukuman itu disebabkan oleh Jung Hee segera menendangnya. Ibu Guru melihatnya dan menghukum mereka berdua dengan hukuman kayang, what's?

Jung Hee dkk. hadir di Malam Budaya. Mereka bertujuan mendapatkan teman kencan. Langkah tegap gagah pasti Jung Hee dkk. terganggu saat Dong Moon muncul, menanyakan apakah Jung Hee pulang dengan aman kemarin? “Itu udah berabad-abad lalu, kenapa baru tanya sekarang?” sindir Jung Hee ketus. Ia segera mengajak teman-temannya masuk tanpa memberikan Dong Moon kesempatan lagi.

Hyun Hee merasa mual. Jung Hee terlihat khawatir. “Itu gara-gara doi pakai korset,” Eun Ja memberitahu. Jung Hee terkejut, apa Hyun Hee memakainya supaya kelihatan kurus? Hyun Hee tak menggubris ledekan Jung Hee. Mualnya tak tertahankan lagi. Ia harus ke toilet untuk melepas korsetnya atau jackpot. Jung Hee menemaninya.


Di toilet, Jung Hee-Hyun Hee harus berhadapan dengan Ae Sook cs. Tampaknya ia masih dendam pada Jung Hee. Hyun Hee ingin membantu Jung Hee, tapi salah seorang teman Ae Sook yang badannya besar segera menyeretnya masuk ke salah satu bilik dan menguncinya di sana.

Ae Sook segera menjambak Jung Hee. Tak mau diperlakukan kasar seperti itu, Jung Hee menghempaskan tangan Ae Sook. Di luar dugaan hidung Ae Sook berdarah. Ae Sook mengamuk. Jung Hee ngacir keluar toilet. Ae Sook dan dua anteknya pun mengejarnya.

Jung Hee masuk ke salah satu ruangan dan langsung menutup pintunya. Di luar, Ae Sook dan dua anteknya berusaha mendorong pintunya agar terbuka. Saat pintu ruangan mau terbuka lagi, tiba-tiba muncul sesosok ganteng turut membantu Jung Hee menahan pintu. Karena masih tak kuat menahan dorongan, akhirnya sosok ganteng itu membuka pintu dan membiarkan Jung Hee berdiri di belakang pintu.


Ae Sook cs kaget melihat sosok ganteng itu. “Son Jin?” gumam Ae Sook, “Apa kamu melihat seorang gadis...” Belum selesai Ae Sook bicara, Son Jin mengaku tidak melihat dan menyuruh Ae Sook cs pergi saja.

Seperginya Ae Sook cs, Son Jin mempersilakan Jung Hee keluar ruangan. Tentu saja, Jung Hee senang bisa melihat Son Jin yang ganteng dan baik hati. Ternyata ucapan teman-temannya benar. Ia keluar ruangan dengan langkah ringan, seolah-olah hidupnya telah berubah 180 derajat. Tak lagi murung dan membosankan.


Pertemuan itu membuat Jung Hee mendadak gila. Ia jatuh cinta kepada Son Jin pada pandangan pertama. Kegilaan Jung Hee ditunjukkan saat ia melihat Pak Guru menjadi Jung Hee dan melihat Ibu Guru sebagai Jung Hee. Aih.

Tiga teman Jung Hee memberi info pada Jung Hee tentang kemunculan Son Jin nanti di Perpustakaan Taehyang-dong. Sontak Jung Hee girang.

Malamnya, Jung Hee memasang alarm di tiga jam wekernya. Ia berharap bisa bangun lebih pagi supaya bisa dapat tempat di Perpustakaan Taehyang-dong. Sialnya, walaupun sudah dibantu tiga jam weker, tetap saja Jung Hee terlambat bangun. Tidak lama sih cuman 30 menit. Dengan cepat, Jung Hee membenahi diri. Ia bahkan melupakan sarapannya.


Jung Hee mengantri di Perpustakaan Taehyang-dong. Sialnya, tiket putih dimana Son Jin berada sudah habis. Ia segera mengambil tiket merah yang diberikan petugas ketika melihat Dong Moon memegang tiket putih.

Tentu saja ia merayu Dong Moon supaya mau menukar tiketnya. Dong Moon yang kemakan rayuan Jung Hee memberikan tiket putihnya begitu saja. Setelah mendapatkan apa yang dimaui, Jung Hee meninggalkan Dong Moon begitu saja.


Jung Hee melihat Son Jin yang ganteng duduk di salah satu kursi di ruangan tiket putih. Ia segera memilih kursi, dimana dirinya bisa pura-pura belajar sembari menatap Son Jin diam-diam.

Di toilet, Jung Hee berlatih memperkenalkan dirinya pada Son Jin. Ia merasa harus berani melakukannya jika tidak ingin kehilangan kesempatan.

Jung Hee kembali ke ruang tiket putih. Ia mempraktikkan apa yang dilatihnya tadi di toilet. Ternyata yang duduk di tempat duduk Son Jin adalah Dong Moon. Hahaha. “Kok kamu disini?” tanya Jung Hee kaget. Dong Moon memberitahu jika Song Jin baru saja pergi.


Jung Hee langsung keluar perpustakaan. Ia naik sepedanya dan mengejar Son Jin. Saking bersemangatnya untuk bisa bertemu Son Jin, ia tak sadar jika di depannya ada tikungan dan ada mobil dari arah berlawanan ke arahnya. Ia menghindar mobil itu dan harus terjatuh. Kaki dan tangannya luka gores. Ia kesal. Sudah jatuh, kehilangan kesempatan kenalan sama Son Jin pula.

Namun rupanya hari itu adalah hari keberuntungan Jung Hee. Tak lama kemudian, Son Jin datang menghampiri Jung Hee untuk memeriksanya. Ia membantu Jung Hee berdiri. Perlakuan yang manis itu tentu saja membuat Jung Hee kesengsem.

Dua orang yang ada di dalam mobil menghampiri Jung Hee dan Son Jin. Mereka menanyakan kondisi Jung Hee. Melihat kaki Jung Hee yang lecet, mereka menawarkan diri untuk membawanya ke dokter. Jung Hee menolak. Ia minta dibawa ke apotek saja. Pria yang menyetir mobil menyuruh putrinya Park Hae Joo untuk membantu Jung Hee ke apotek. Ia akan meminggirkan mobil.


“Kamu bisa jalan?” tanya Hae Joo. Belum juga Jung Hee menjawab, Son Jin menawarkan punggungnya buat Jung Hee. Mereka pun berjalan mencari apotek. Wuah Jung Hee seneng banget digendong Son Jin. Ia merasa mimpinya jadi kenyataan. Hahaha.

Hae Joo melihat apotek yang buka. Ia mengajak Son Jin kesana. Jung Hee sebal, “Kenapa juga sih apotek itu buka di hari Minggu?”

Saat Hae Joo masuk, Young Choon yang menyambut dan memberitahu jika apotek tutup. Hae Joo minta pengertian, sebab ada seseorang jatuh dan minta diberi bantuan. Tak lama Son Jin-Jung Hee masuk ke apotek. Young Choon menanyakan kondisi Jung Hee. Son Jin meminta Young Choon segera mengambil tindakan. “Bukan saya dokternya,” sahut Young Choon.


Sembari menunggu dokter, Son Jin meniup-niup luka di kaki Jung Hee. Hal itu Jung Hee nikmati. Young Choon pamit, karena mau kerja. Singkat cerita, dokter telah merawat luka Jung Hee.

Hae Joon pamit pada Jung Hee-Son Jin. Ia memberi Jung Hee kartu nama, menyuruhnya menghubungi jika ada infeksi lanjutan. Ia pergi.


Jung Hee juga pamitan pada Son Jin. Ia akan pulang sendiri. Namun Son Jin ternyata tipe cowok gentleman. Ia mengantar Jung Hee pulang.

Di tengah jalan, Bong Soo muncul dan menuding Jung Hee berangkat ke perpustakaan hanya untuk menggoda seorang cowok? Sewaktu Son Jin menoleh, rupanya Bong Soo mengenalinya. Ia memperkenalkan diri sebagai siswa SMA Gaeryong nomor 28 kelas 11-5. Jung Hee tersenyum pada Son Jin. Ia memberitahu bahwa Bong Soo adalah saudara kembarnya.


Son Jin tersenyum mendengarnya, dan menanyakan nama Jung Hee. “Namanya Lee Jung Hee, saudara kembarku,” timpal Bong Soo. Son Jin kemudian memberitahu Bong Soo untuk mengambil sepeda Jung Hee di toko sepeda dekat TKP. Bong Soo kaget.

“Kakakmu terluka, jadi pergilah mengambil sepedanya,” pinta Son Jin. Bong Soo mengiyakan. Son Jin pun pamit, “Nah Jung Hee, sampai jumpa lagi ya.” Ia pun melangkah pergi meninggalkan Jung Hee-Bong Soo. Jung Hee buru-buru mengejar Son Jin untuk mengucapkan terima kasih. Son Jin menerima ucapan terima kasih itu, dan mengingatkan supaya Jung Hee tidak mengejarnya terlalu keras lain kali. Takut Jung Hee terluka.

Bong Soo heran kenapa Jung Hee bisa bersama Song Jin? Ia menebak Jung Hee pasti mengejar Son Jin dan jatuh saat melakukannya. Jung Hee tidak peduli. Ia meninggalkan Bong Soo dengan cepat.


Jung Hee-Bong Soo melihat seseorang baru pindah di lingkungan tempat tinggal mereka. Orang itu adalah Park Hae Joon. Cewek yang tadi menolong Jung Hee. Mereka melihat Young Choon membantu mengangkat barang-barang ke dalam rumah.


Di depan rumah, Jung Hee menemukan Dong Moon menunggunya. Dong Moon mengaku khawatir saat Jung Hee pergi tiba-tiba. Itulah kenapa ia datang ke rumah Jung Hee untuk memastikan Jung Hee baik-baik saja. Jung Hee tetap ketus pada Dong Moon dan melangkah masuk ke rumah.

Bibi melihat Jung Hee terluka. Ia menanyakan soal luka itu, tapi Jung Hee enggan membahasnya dan memilih masuk ke dalam rumah.


Jung Hee menatap diri di depan cermin. Ia tersenyum-senyum sendiri mengingat perhatian yang Son Jin berikan.

Jung Hee bangun dari tidurnya. Ia gelisah memikirkan Son Jin. “Bagaimana aku bisa gembira sebelumnya tapi sedih sekarang?” gumamnya, “Jangan-jangan itu karena aku kangen dia.”


Jung Hee sesumbar pada teman-temannya tentang kejadian di hari Minggu. Bagaimana Son Jin begitu perhatian padanya. Eun Ja bertanya penasaran, “Terus kamu menggesek-gesekkan t*ketmu ke punggung Son Jin dong?” Jung Hee menggeleng lucu. Tapi Eun Ja tidak percaya. Semuanya heboh. Kehebohan mereka mengganggu teman-teman yang lain.

Teman-teman Jung Hee berpikir Jung Hee sudah pacaran dengan Son Jin. Alasannya sederhana: Son Jin tidak pernah memperlakukan cewek itu istimewa, selain pada Jung Hee. Sebelumnya pernah ada kejadian serupa, tapi Son Jin bersikap cuek dan malah pergi begitu saja.


Pak Guru masuk dan memperkenalkan seorang siswi baru. Siswi itu adalah Park Hae Joon, cewek yang menolong Son Jin. Ia pindahan dari Seoul. Jung Hee dan lainnya menilai Hae Joon itu cantik. Apakah ia akan jadi saingan Jung Hee dalam mendapatkan Son Jin?

Ikuti tautlink berikut untuk sinopsis drama korea lainnya

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis Girls' Generation 1979 Episode 1

0 komentar:

Post a Comment