Tuesday, August 22, 2017

Sinopsis School 2017 Episode 12 – Kau, Melambunglah yang Tinggi

Raja Sinopsis – Di episode sebelumnya, Tae Woon yang berharap bisa membantu Eun Ho dengan memberikan peralatan gambar manual tertohok. Sebabnya Eun Ho menolak bantuannya. Apa yang terjadi selanjutnya.


Baca sebelumnya




Sinopsis School 2017 Episode 12 – Kau, Melambunglah yang Tinggi


Tae Woon terpekur sendirian di kamarnya, masih mengingat kata-kata Eun Ho tentang harga diri dan impian.

Eun Ho juga termenung memikirkan kata-kata Tae Woon yang mengajaknya menggambar webtoon lagi. Ada SMS masuk ke smartphone Samsung J Pro-nya. Dia buru-buru membukanya. Sial, SMS iklan pinjam uang.


Besoknya di sekolah, Tae Woon coba memberikan lagi peralatan gambar manual kepada Eun Ho. Dia meminta Eun Ho menerimanya saja tanpa banyak pertimbangan.

Eun Ho membanting peralatan gambar pemberian Tae Woon. “Ntar apa lagi yang bakalan lo kasih ke gue? Satu set komputer PC / laptop? Mobil yang bisa gue tumpangin tiap hari karena gue nggak bisa naek bis?” tanya Eun Ho, “Lo cuma peduliin perasaan lo! Makanya semua jadi keliatan gampang buat lo. Lo cuman maen-maen kan sama gue?”

Tae Woon memungut tas itu. Omongan Eun Ho itu membuat Tae Woon tersinggung. Tidak mudah baginya mengutarakan perasaan. Butuh pemikiran berulang-ulang buat mengeluarkannya. Dia mengaku coba memahami Eun Ho, dan bertanya, “Apa lo bahkan pernah nyoba buat memahamin gue?” Dia sebal Eun Ho menganggap semua itu sederhana dan tampak gampangan.


Tae Woon pergi dengan perasaan terluka. Dae Hwi sempat melihat sekilas apa yang terjadi antara Tae Woon dan Eun Ho.

Sepulangnya sekolah, Eun Ho menemukan peralatan gambar pemberian Tae Woon teronggok di dalam lokernya. Dia cepat-cepat mengambilnya dan menemui Tae Woon di gudang rahasia. Dia mengembalikannya, sebab merasa tidak memiliki alasan buat menerimanya.


Tae Woon mengambilnya, lalu membuangnya di tempat sampah. Tak ada yang membutuhkannya, termasuk dirinya. Dia menyuruh Eun Ho mengambilnya jika butuh.

Baru Eun Ho mau keluar gudang rahasia, Tae Woon bertanya-tanya kenapa Eun Ho membuat ruwet diri sendiri? Dikembalikan peralatan gambar itu sama halnya menghancurkan harga dirinya. Itu membuatnya terluka. Eun Ho hanya mendecak untuk kemudian pergi.

Tae Woon menerima SMS pemberitahuan yang berisi informasi untuk kembali bersih-bersih ruangan. Kali ini ruangan yang dibersihkan adalah aula sekolah.


Tae Woon tampak setengah hati saat mengepel lantai. Hal itu terbaca oleh Dae Hwi, yang segera mengingatkannya. Lantaran Tae Woon bersikap acuh, dia menyerangnya dengan kata-kata: “Lo abis dicampakkan Eun Ho?”

Tak mau kalah Tae Woon balas nyinyir: “Resek lo!” Dae Hwi bungkam, membuat Tae Woon makin semangat meledek: “Kenapa, lo udah nemuin cewek yang lebih kaya daripada Nam Joo, makanya lo mencampakkan dia?” Tae Woon-Dae Hwi kembali berkelahi.

Tanpa mereka ketahui, Pak Guru Koo berdiri di luar aula untuk mendengar apa yang terjadi. Saat itu Ibu Polwan Ji lewat dan menyapa Pak Guru Koo.


Begitu mendengar suara gaduh dari dalam aula, Ibu Polwan Ji berniat masuk ke dalam. Pak Guru Koo menahannya. Dia meminta Tae Woon-Dae Hwi dibiarkan berkelahi. Mereka berdua takkan mendengarkan omongan siapapun. “Kadang, bertengkar adalah solusi terbaik,” tuturnya sambil tersenyum kecil.


Lelah bertarung, Tae Woon-Dae Hwi terlentang di lantai aula. Mereka saling meledek tentang pukulan masing-masing yang dirasa lemah. Itu membuat mereka teringat sosok Joong Ki,

Tae Woon menanyakan alasan Dae Hwi ikut ujian hari itu, padahal hari itu adalah hari pemakaman Joong Ki? Dalam kilas balik yang sangat singkat, Tae Woon memukul Dae Hwi di kelas sewaktu Mamanya Joong Ki minta izin membawa abu jenazah Joong Ki ke kelas untuk terakhir kali. Kilas balik selesai.


Dae Hwi mengaku tak bisa berbuat apa-apa. Yang bisa dilakukannya adalah membuat komitmen untuk belajar keras dan menjadi siswa berpengaruh. Dia tak mau kehilangan hal berharga hanya gara-gara uang. Tae Woon sendiri juga merasa tak berbeda jauh dari Dae Hwi. Dia tak bisa berbuat apa-apa, dan mencari pembenaran dengan cara menyalahkan Dae Hwi.

“Andai Joong Ki ngeliat kita, dia mungkin bakal menghajar kita berdua. Lo tauk kan dia kayak apa?” kata Dae Hwi. Tae Woon setuju. Mereka tertawa bersama. Tampaknya apa yang dikatakan Pak Guru Koo benar. Permusuhan diantara mereka saat ini seolah lenyap tak bersisa. Akankah mereka kembali akrab?

Dae Hwi menanyakan soal Eun Ho. Tae Woon pun menanyakan soal Nam Joo.


Eun Ho menemukan Abangnya duduk sendirian di depan minimarket. Melihat jasnya yang lusuh, dia tahu Abangya pasti jadi buruh bangunan. Abangnya Eun Ho mengaku sempat pergi wawancara kerja tadi pagi, tapi dia merasa lebih gampang jadi buruh bangunan. Tak perlu kualifikasi apapun.

Abangnya Eun Ho mengungkapkan bahwa dirinya tidak punya cita-cita muluk. Dia hanya ingin jadi pegawai kantor, yang bisa membelikan hadiah buat ortu saat libur tiba. Duh jadi miris.

Keluarga Eun Ho makan. Lauk-pauknya sederhana. Tidak seperti sebelumnya. Papa Eun Ho menyalahkan Mama lantaran tidak menyiapkan menu daging asap buat kedua anaknya. Dari situ omongan merembet ke masalah bisnis scam lagi. Abangnya Eun Ho pamit lebih dulu.


Di salah satu sudut sekolah, Hee Chan meminta Dae Hwi mengalah di ujian akhir. Dia tak bisa lagi menjadi nomer dua. Dae Hwi menolak tegas.

Ketika Dae Hwi mau cus, Hee Chan memberitahu bahwa dirinya sudah tahu jika X itu Tae Woon. Dia takkan bisa dibodohi. Dae Hwi tak peduli.


Sa Rang memberitahu Mamanya kalau dirinya gagal pada ujian CPNS yang diikutinya. Mama tidak mempersoalkan itu. Dia justru menyuruh Sa Rang tetap semangat dan fokus pada ujian masuk universitas saja. Sa Rang tidak mau kuliah. Dia memungut botol bekas dari tempat sampah, sambil mengatakan mau kerja cari uang supaya bisa bantu-bantu Mamanya. Mama malah memarahi Sa Rang. Dia menyuruh Sa Rang tinggal menjalani hidup saja tanpa terbebani mencari uang.

Sa Rang mengaku cemas. Dia merasa apa yang suruh adalah harapan palsu.


Sa Rang menangis sendirian di kantin. Kyung Woo datang dan menyadari Sa Rang sedang ada masalah – melihat air ingus di hidung Sa Rang. Mau tak mau Sa Rang mengaku telah mengatakan hal yang kurang ajar pada Mamanya. Dia merasa tak bisa melakukan permintaan Mamanya – untuk kuliah. Kyung Woo menyarankan Sa Rang berterus terang saja daripada memendam kekesalan, seperti yang pernah dilakukannya pada Eun Ho dulu.

Tae Woon memikirkan dalam-dalam ucapan Dae Hwi. “Arrrggghhh!!!” pekiknya kesal.


Pada akhirnya Tae Woon pun menemui Eun Ho yang sedang membagi-bagikan selebaran. Dia mengambil selebaran dari tangan Eun Ho dan membantunya membagi-bagikannya. Alasannya, dia ingin menjaga impian Eun Ho. Hal itu membuat Eun Ho tersenyum. Tae Woon bahkan rela dibudaki Eun Ho untuk meletakkan display makanan-minuman di etalase minimarket.


Usai bekerja, Tae Woon-Eun Ho minum lemonade sambil chit-chat di Coffebay. Tae Woon bahkan terlihat kehausan dan menegak habis lemonade-nya. Eun Ho menyebutkan pasti minuman itu terasa enak, sebab itu buah yang dipetik dari kerja keras.

Eun Ho bercerita dirinya ogah melanjutkan webtoon gara-gara kalah saing sama anak SD yang jumlah pembacanya jauh lebih banyak dibanding dirinya. Sementara persoalan keluarga hanya dijadi penegasan dari ketakutannya kalah saing itu. Padahal Eun Ho harus melanjutkan cerita webtoonnya jika tidak mau kena banned.


Kepala Sa Rang terasa berat. Dengan wajah tertekuk dia menyandarkannya ke atas meja. Tak jauh dari tempatnya, beberapa siswi membicarakan Issue yang dipecat dari Geumsang Chumhwa. Mereka menggosip ini-itu sampai-sampai tak menyadari Issue datang. Issue meminta mereka tidak membicarakan dirinya. Dia membeli minuman soda di kantin.


Pak Guru Jang menghampiri Issue yang duduk lesu di pinggir lapangan. Dia tahu kabar yang menimpa muridnya. Dan memberitahu kalau dunia belum berakhir meskipun Issue tak lagi jadi penyanyi. Dia sudah mengalaminya saat bercita-cita jadi pemain besbol tapi tak kesampaian lantaran cedera. Kesal bukan main. Tapi hidup tak berhenti berputar. Dia sekarang menjalani pekerjaannya dengan senang sebagai guru. Dia ingin Issue seperti dirinya. Tak menganggap cita-cita itu hanya satu.

Mama memarahi Sa Rang karena tidak mendaftar belajar lapangan. Sa Rang gugup menjawabnya, tapi akhirnya beralasan bahwa dirinya tidak menyukai anak-anak. “Benar gara-gara itu, bukan gara-gara biaya?” tanya Mama. Sa Rang bungkam sekarang. Dia kasihan pada Mamanya yang rela hanya makan mi instan demi bisa membiayai pendidikannya. Mama sedikit tersinggung pada ucapan Sa Rang. Dia pun mengajaknya makan malam di sebuah resto yang agak mewah.


Mama memesan menu paket steak yang harganya mahal. Sa Rang khawatir Mama akan menghabiskan banyak uang. Mama memohon Sa Rang tidak mengkhawatirkan ini-itu. Dia rela melakukan apapun demi bisa menghidupi Sa Rang.


Sa Rang menemui Eun Ho. Niatnya minta dipinjami buku latihan soal ujian masuk universitas – dia sudah menyerah ikut ujian CPNS. Eun Ho menyerahkan buku latihan soal yang tebal lagi besar. Sa Rang membuka halaman per halaman. Tiap soal yang dibaca susah. Aih.

Young Gun dan dua anteknya meroko. Ibu Polwan Ji melihatnya, lantas mengambilnya. Dia pergi. Young Gun mengekorinya, berharap Ibu Polwan Ji sudi mengembalikannya. Nyata, Ibu Polwan Ji tidak mau mengembalikannya.


Seorang pencopet lari ke arah mereka. Ibu Polwan Ji segera mengambil tindakan. Dia coba menghentikan si pencopet. Sayangnya dia tak berhasil melakukannya. Pencopet pun berhasil melewatinya. Young Gun-lah yang kemudian menjatuhkan si pencopet.

Setelah dibekuk, si pencopet dibawa ke kantor polisi. Ibu Polwan Ji melihat siku Young Gun terluka. Dia memaksa ingin mengobati.


Sambil memberi betadine pada siku Young Gun, Ibu Polwan Ji chit-chat tentang masa lalunya yang mirip benar dengan Young Gun. Muda dan suka pemberontak. Lambat laun hal itu berubah. Young Gun mengaku dirinya ingin berjalan ke arah yang benar, hanya dirinya bingung jalan mana yang harus diambil. Ibu Polwan Ji lantas mengajak Young Gun menjadi asistennya. Young Gun menolak – belum tertarik tampaknya. Padahal Ibu Polwan Ji bilang bayarannya lumayan.

Eun Ho menerima bayaran kerja part-time sebagai penyebar selebaran tempat les. Dia ingin mentraktir Sa Rang, tapi merasa kalau duit bayarannya lebih baik dibelikan sepatu buat Abangnya.


Abang Eun Ho melihat sepatu baru di dekat pintu. Dia menemukan pesan dari Eun Ho, dimana pesan itu berisi informasi jika sepatu itu dibeli dari hasil keringatnya dan meminta Abangnya semangat mencari kerja. Abang Eun Ho memang benar terlihat semangat saat memakai sepatu baru itu.

Pak Kepsek Jin dan Pak Wakil Kepsek Duk bertemu. Mereka saling meledek dan menjatuhkan. Haha.


Papa Hyun melihat Tae Woon dan Eun Ho jalan bareng. Dia ingat omongan Pak Kepsek Jin. Itulah kenapa dia datang ke ruangan Pak Kepsek Jin dan mengembalikan posisinya. “Saat jabatan anda dikembalikan, mohon lakukan yang anda bisa untuk menemukan X,” tukasnya. Pak Kepsek Jin memberikan janji.

Begitu jabatannya dikembalikan, Pak Kepsek Jin berjalan petantang-petenteng di lorong sekolah, seolah-olah dialah raja sekolahan itu. Dia membuang plat nama meja milik Pak Wakil Kepsek Duk dan mengganti dengan plat nama meja miliknya. Dia bahkan membuat pengumuman ke seluruh antero sekolah, bahwa dirinya telah kembali ke posisi kepsek dan siap menangkap X.


Para guru dan satpam sekolah, ditemani Hee Chan menuju ke gudang rahasia untuk menggeruduk X. Saat itu, Tae Woon-Eun Ho terlihat masuk ke gudang rahasia. Wuaduh akankah mereka tertangkap?

Ketika Pak Kepsek Jin memberikan mandat untuk menjebol pintu, tiba-tiba X muncul. Semua orang berlari mengejarnya. Hee Chan menahan Pak Kepsek Jin, memintanya mengecek gudang rahasia dulu. Tae Woon muncul dari balik pintu dan mengajak masuk Hee Chan dan Pak Kepsek Jin.


Di dalam gudang rahasia sama sekali tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan X. Yang ada hanyalah Eun Ho-Tae Woon-Dae Hwi-Bo Ra. Mereka ingin belajar di tempat yang lebih sepi. Hee Chan gondok mampus! Pak Kepsek Jin menyalahkan karena tidak kesalahan informasi. Dia pergi.


Eun Ho-Tae Woon-Dae Hwi-Bo Ra menatap Hee Chan dengan penuh ledekan. Hee Chan menggeram, seolah-olah memaki melalui tatapannya. Dia pergi. Keempat kawan itu terkekeh melihat kebodohan Hee Chan.

Ibu Polwan Ji berhasil menemukan X. Dia menyuruhnya keluar. X mau lari lagi. “Nggak usah lari. Saya tahu itu anda Pak Myung,” kata Ibu Polwan Ji. Pak Guru Myung pun berhenti dan membuka hoodie-nya.


Ibu Polwan Ji menyalahkan Pak Guru Myung yang berusaha menyembunyikan X, padahal X bersalah. Pak Guru Myung mengatakan bahwa dirinya hanya membantu X, toh X telah mengubah beberapa sistem pendidikan di Geumdo. Tetap saja Ibu Polwan Ji menuntut Pak Guru Myung memberitahu siapa X yang sebenarnya?

Eun Ho bertanya pada Tae Woon-Dae Hwi bagaimana bisa mengelabui Hee Chan? Tae Woon dan Dae Hwi saling bertatapan. Dalam kilas balik, kita melihat mereka berdua sudah tahu kalau Hee Chan mengetahui identitas asli X. Tae Woon tahu Hee Chan tidak mengetahui lebih banyak soal gudang rahasia – terbukti dari video CCTV yang direkamnya. Jadi dia berniat mengecohnya. Kilas balik selesai.


Eun Ho-Bo Ra memuji kecerdasan Tae Woon. “Lo harusnya mengalihkan kepintaran dalam belajar!” ledek Eun Ho. Setelah itu mereka pun pergi. Saat itu Bo Ra memuji cerita webtoon Eun Ho yang dinilainya seru dan lucu. Eun Ho bingung, karena belakangan tidak pernah mengunggah cerita webtoon-nya.


Eun Ho membuka webtoon-nya. Dia menemukan ada episode terbaru di webtoon-nya. Dia ingat itu gambar webtoon yang dibuang-buangnya. Ternyata selama ini gambar itu tidak dibuang oleh Tae Woon dan dikumpulkannya. Supaya webtoon Eun Ho tidak ditutup, dia mengunggahnya setelah memberinya pewarnaan.


Tae Woon memberi sekardus gambar webtoon Eun Ho yang salah. Dia menegaskan kerja keras Eun Ho sudah banyak. Semuanya seru dan lucu. Terbukti ada dua orang baru yang mengatakannya. “Mungkin lo gagal dalam mempopulerkan karya lo ini. Nggak ada seorang pun yang tauk. Tapi gue tauk perjuangan lo, kerja keras lo. Gue bakalan terus nemenin lo. Jadi jangan menyerah,” pinta Tae Woon.

Eun Ho pun kembali menggambar dan mengunggah webtoon terbaru. Tae Woon memberikan komentar lagi, dan komentar itu dibalas oleh Eun Ho. “Terima kasih karena selalu memberiku semangat.” – diakhiri emoticon hati. Tae Woon girang.


Besoknya, Tae Woon menanyakan maksud emoticon itu pada Eun Ho? Eun Ho tidak menjawab dan memilih ngabur dari kelas. Tae Woon mengejarnya.


Eun Ho menggambar di atap sekolahan. Tak disangka Tae Woon berhasil menemukannya. Eun Ho bersembunyi, tapi Tae Woon tahu Eun Ho ada di sana. Dia berhasil menemukannya.

Pak Guru Myung membagikan hasil ujian akhir. Dae Hwi ada di posisi pertama, sedangkan Hee Chan berada di posisi kelima.


Mama Hee Chan marah mengetahui Hee Chan berada di posisi kelima. Hee Chan kali ini tidak diam. Dia membantah kalau dirinya tidaklah salah, sama seperti Mamanya yang sering mengatakan, “Anakku tidak melakukan kesalahan.” Mama tercengang mendengar Hee Chan muntab.

“Lo kangen gue?” tanya Tae Woon sembari mengekori Eun Ho. Segera Eun Ho membantah, tapi tak melanjutkan kata-katanya. Pada akhirnya, dia mengakui jika dirinya juga kanget Tae Woon. Dia mengaku telah menyembunyikan perasaannya sejak Tae Woon mengutarakan perasaan padanya.


“Jadi maksudnya, lo juga suka gue kan?” tanya Tae Woon sambil menggenggam tangan Eun Ho dan melingkarkannya di pundah Eun Ho. Dalam posisi berdekatan, dia bertanya lagi, “Kita pacaran ya sekarang?” Eun Ho senyum. Yeay!!!


Ikuti tautlink berikut untuk membaca kelanjutan 

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis School 2017 Episode 12 – Kau, Melambunglah yang Tinggi

0 komentar:

Post a Comment