Friday, May 26, 2017

Ruby Ruby Love Episode 5 – Hasil Sempurna

Raja Sinopsis – Di Ruby Ruby Love Ep 4, Ruby kecolongan. Desain yang susah payah digarapnya dicuri Biju dan dijual ke tukang batu permata, sehingga desain Ruby menjadi pasaran. Ruby sempat patah arang, tapi ia mendapatkan ide untuk desain batu permata barunya. Bagaimana akhir kisah ini?

Sinopsis Ruby Ruby Love Episode 5


Sinopsis Ruby Ruby Love Episode 5

Ruby baru saja membuka matanya. Di benaknya terlintas ciuman tak sengaja antara dirinya dengan Wonsuk. Hal itu membuatnya tersenyum malu. Ia menarik selimut menutupi seluruh wajahnya yang bersemu semerah jambu.

Hape Ruby berdering. Ada panggilan masuk. Ruby buru-buru mengangkatnya. “Halo,” sapanya. Tiba-tiba wajahnya berubah kaku. “Apa? Jam 10?” pekiknya. Ternyata telpon itu berasal dari kantor Pangeran Batu Pirus, yang memberitahu perubahan jadwal presentasi menjadi jam 10 pagi.

Ruby bergegas mencari cincinnya. Ia menyeringai tak khawatirkan diri. “Hari penentuan tiba!” tukasnya kepada diri sendiri, “Aku mohon bantuanmu.” Cincin dipakai. Ruby berubah cantik.

*

Ruby bergegas menuju ruang presentasi. Ia bahkan tidak melihat Pangeran Batu Pirus yang berjalan di depannya. Hal itu tentunya membuat Pangeran Batu Pirus kebingungan. Ada apa dengan Ruby?

Ruby celingak-celinguk setibanya di ruang presentasi. Pasalnya tidak ada siapa-siapa di sana. Kosong melompong. “Kenapa kau disini?” tanya Pangeran Batu Pirus yang muncul di belakang Ruby. Rupanya ia tadi mengikuti Ruby.

“Kenapa tidak ada orang? Presentasi-nya nggak jadi?” tanya Ruby balik dengan mimik wajah panik. Ketika mendapati jawaban bahwa jadwal presentasi tidak diubah (masih jam 5 sore), ia makin panik dan bercerita kalau sebelumnya ada orang yang menelpon soal perubahan jadwal presentasi.

“Apa presentasinya nggak bisa dimajukan?” pinta Ruby. Tentu saja perubahan jadwal secara mendadak tidak dimungkinkan.

*

Ruby berjalan masgul menuruni tangga. Di bawah Biju yang telah menunggu Ruby segera nyinyir, “Seperti dugaanku, Lee Ruby kau terlihat keren banget! Apa kau sudah siap untuk presentasi nanti? Kalau kau nggak mampu, apa perlu kugantikan? Aku sudah menyiapkan semuanya.”

Ruby tak menanggapi. Tapi Wonsuk yang datang kemudian menghardiknya, “Hei, Yoo Biju! Apa mungkin ini juga ulahmu?”

Pernyataan membuat Biju belagak pilon. Ia menegaskan bukan penelponnya. Wonsuk menunjukkan foto pengrajin permata yang membeli desain dari Biju, lalu menyuruh untuk tidak mengganggu Ruby lagi. Setelah itu, ia mengajak Ruby pulang ke rumah.

*

Di rumah, Ruby kembali ke penampilan biasanya. Ia tampak kesal dan menyesal karena kesempatan terakhirnya tersia-siakan. Ia lalu menyalahkan Wonsuk atas semua kejadian buruk yang menimpanya. Meskipun Wonsuk sendiri berusaha memompa semangatnya tetap Ruby belum bisa bangkit dari keterpurukannya.

“Presentasi?” desah Ruby, “Berdiri di depan orang banyak saja, uh, nggak bisa kubayangkan! Aku capek! Seharusnya aku nggak jadi desainer batu permata!”

Wonsuk sebal mendengarkan keluh kesah Ruby. Ia membentaknya, “Hei, jaga mulutmu! Kalau bukan karena tekadmu, kesempatan ini nggak akan datang! Seharusnya kau bisa memanfaatkan kesempatan ini! Datanglah! Aku akan menunggumu!” Ia masih tetap berkeyakinan Ruby bisa melakukan semuanya bahkan tanpa cincin ajaib tersebut. Ia menyerahkan tas kertas kepada Ruby, lalu pergi meninggalkannya.

*

Ruby melemparkan tas kertas itu ke meja. Isinya berantakan, termasuk kamera DSLR milik Wonsuk ikut terlempar keluar. Ruby buru-buru memungutnya. Khawatir kamera DSLR tersebut rusak, ia pun memeriksa data di dalamnya, dan menemukan foto-foto dirinya hasil jepretan Wonsuk juga sebuah video yang terekam secara tidak sengaja – sepertinya.

Di dalam video itu tampak Wonsuk masuk ke ruang kerja Ruby untuk membereskan berkas-berkas desain milik Ruby yang tercecer di meja. Setelah itu, Wonsuk berbicara sendirian di depan foto almarhumah Mamanya Ruby. “Bibi, bukankah Ruby kita hebat banget sekarang? Dia yang terbaik. Tapi, Ruby berpikir kalau dirinya nggak mampu. Apanya yang tidak mampu? Dasar dia bodoh. Sebelum dicoba kan nggak akan pernah tahu.”

“Aku nggak tahu apa ini pantas dikatakan, tapi saat aku melihatnya sedang membuat batu permata, aku merasa senang. Suatu saat nanti, aku akan mengatakan itu padanya. Perasaanku terhadap Ruby terlalu besar.”

Setelah mengatakan hal tersebut, Wonsuk mengambil kotak yang sebelumnya diletakkan di lemari dinding. Ia masih bersabar kotak itu ditemukan Ruby.

Tentu saja, pasca menonton video tersebut, Ruby mengambil kotak tersebut. Isinya batu permata dan secarik kertas yang digulung. Ruby membuka kertas tersebut, dan menemukan pesan: Seperti permata yang tidak bercahaya disaat gelap, kau akan tetap dengan caramu sendiri. Ia tersenyum-senyum sendiri. Setelah itu, ia bertanya-tanya tentang jenis batu permata yang ada di dalam kotak tersebut, karena hampir tidak bisa dilihat dengan mata telanjang saking kecilnya.

Batu itu dilihatnya melalui kaca pembesar. Ternyata ada tulisan: I Ruby U. Ruby mengernyitkan dahi, tapi sejurus kemudian ia menjadikannya bandul untuk kalung hasil desainnya, menggantikan batu permata sebelumnya.

*

Wonsuk dan Hobak menunggu Ruby di luar ruang presentasi. Keduanya terlihat cemas, khawatir Ruby benar-benar tak datang. Biju muncul dari dalam ruang presentasi, sembari nyinyir, “Direktur! Ruby kayaknya nggak datang. Apa aku harus siap-siap?” Wonsuk dan Hobak melotot ke arahnya, sehingga Biju salting dan memilih masuk ke dalam ruangan lagi.

Tak berapa lama kemudian, Ruby muncul. Ia tampil seperti Ruby yang cantik dan trendi. Setelahnya, ia mempresentasikan hasil desainnya di depan calon investor dengan tenang dan lancar. Bahkan, para calon investor teryakinkan dengan presentasi yang Ruby lakukan.

*

Selesai presentasi, Ruby mencari-cari Wonsuk dan menemukannya berdiri di luar ruangan presentasi. Ia menghampiri Wonsuk dan memberitahunya bahwa dirinya telah menemukan batu yang Wonsuk letakkan di lemari dinding. “Tapi... Apa arti dari 'I Ruby U'?” tanya Ruby langsung.

Wonsuk gelagapan menjawabnya, meskipun akhirnya mengakui jika itu adalah kalimat yang menyatakan bahwa dirinya mencintai Ruby. Ruby mesam-mesem, membuat Wonsuk gemas menuntut jawaban. Ruby memberikan Wonsuk kalung desainnya dengan bandul batu ruby, yang berarti dirinya menerima Wonsuk sebagai kekasih. Selepas itu mereka berpelukan dan berciuman tanpa sadar ada tiga orang yang menatapnya – Hobak, Biju, dan Pangeran Batu Pirus.

*

Sebulan pasca presentasi, Ruby membuka toko desain batu permata miliknya sendiri.

Hobak dan Wonsuk terlihat sibuk memasang logo toko, sementara Ruby terlihat memberi komando supaya mereka berdua mengepaskan logo tersebut. Tamat!

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Ruby Ruby Love Episode 5 – Hasil Sempurna

1 komentar: