Tuesday, February 17, 2015

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 275

Sebelumnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 272.

Pada episode sebelumnya, Jalal gelisah telah memutuskan hukuman gantung pada Todal Mal. Meski, Shehnaz senang bukan alang kepalang. Istri Todal Mal datang menemui Jodha.

'Jodha Akbar' Episode 275

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 273

Sebelum tidur, Jodha teringat kata-kata Jalal tentang Todal Mal dan bagaimana perasaannya mengatakan bahwa dirinya salah. Dia bangun dan mendekati Mandir. Dia coba menyalakan diya, tapi diya tidak mau menyala. Jodha bertanya-tanya, "Kenapa diya tidak mau menyala? Apa yang salah? Tunjukkan padaku kebenarannya. Apakah yang kulakukan pada Jalal itu salah? Aku memohon padamu untuk tidak membiarkan hal-hal yang salah terjadi.

Jodha mendatangi tanaman tulsi untuk berdoa dan melihat Jalal yang sedang berlatih. Selama berdoa, Jodha tak henti-hentinya melihat Jalal terus. Dia pun pergi menemui Jalal, yang tampak marah melihat kedatangannya. Dia menyapa Jalal dan mengatakan, "Ambillah prasad ini."

Jalal mencuci wajah dan tangannya, lalu mengambil prasad. Jodha berkata, "Aku ingin bicara denganmu." Jalal memanggil pelayan untuk membawakan pedangnya untuk memperlihatkan bahwa dirinya sibuk pada Jodha. Munim datang. Jodha pun memberikan prasad pada Munim dan pergi.

Munim mengatakan pada Jalal bahwa ini waktunya untuk menggantung Todal Mal. Jalal mengatakan, "Baiklah, aku akan datang setelah semuanya siap."

Jodha mendengar pembicaraan itu dan memandangi Jalal. Jalal sendiri sempat melihat sekilas pada Jodha, tapi kemudian dia cepat-cepat berlalu dari sana. Jodha berpikir, 'Jalal itu teman baikku. Dia tampak sedih. Benarkah yang kulakukan salah? Aku tahu Kahn takkan membiarkan segala sesuatu berjalan dengan salah.'

Di kamarnya, Maham mengatakan pada Adham Khan bahwa salah seorang petinggi istana yang loyal terhadap Jalal, yaitu Todal Mal, akan segera dihukum mati. Ini akan menjadi penyebab kecil Jalal dan Jodha kembali bertengkar dalam bentuk yang lebih besar. Dia berpikir dengan terbunuhnya beberapa pejabat yang setia, maka mau tak mau, Jalal akan meminta bantuan mereka. Dengan begitu itu, akan menjadi kemenangan mereka. Adham berkata, "Bagaimana bila Shehnaz dan Jalal bersatu, setelah tahu bahwa Ibulah yang telah menculik Ratu Chand?"

Maham menyahut, "Tidak ada seorang pun tahu sampai sekarang juga sampai besok. Shehnaz masih merasa bahwa Jalal-lah yang telah menculik Ibunya. Apa yang ada di benaknya, hanyalah pikiran itu."

Di Kabul, Mahachuchak dan PM Dare Devil (aku menyebutnya begitu karena tidak tahu namanya dan dia buta) melihat map dari Kerajaan Agra. Mereka sedang mempersiapkan rencana untuk menggempur Agra. Haidar Qasim tampak tidak suka melihat mereka berdua langsung pergi. PM Dare Devil mengatakan, "Selamat, Ratu Mahachuchak, akhirnya pasukan Anda siap untuk memberikan apa yang Anda inginkan."

Mahachuchak menggeleng, karena pasukan yang ada sekarang belum cukup untuk memutuskan nasib orang-orang Agra.

Di penjara Zakira dan Todal Mal berbicara. Zakira mengatakan, "Percayalah pada Tuhan. Tuhan takkan membiarkan suatu buruk menimpa orang baik. Semua akan baik-baik saja." Todal Mal menyahut, "Aku juga percaya itu. Apa yang harus kulakukan adalah menerimanya. Aku hanya berharap Shehnaz mengatakan hal yang sebenarnya."

Sementara itu, di kamar Jalal tampak menatap al-Quran dan menggumam, "Tuhan, apa yang terjadi hari ini tidaklah benar. Saya merasa gelisah. Hal ini tidak seharusnya terjadi pada Todal. Apakah saya mengambil sesuatu yang salah? Bantulah saya menetapkan keputusan. Ketidakadilan tidak boleh terjadi pada siapapun, termasuk oleh seorang raja sekalipun. Tuhan, Engkaulah pemberi kedamaian, berikanlah kedamaian pada hatiku." Jalal pergi dan Jodha mendengar semuanya dengan baik.

Di kamarnya, Shehnaz bermain-main dengan pisau belati. Pelayan datang ke sana membawakan makanan. "Aku tidak mau makan! Pergi dari sini! Jangan menggangguku!" teriak Shehnaz.

Tidak lama kemudian, Jodha datang dan mendengarkan kata-kata Shehnaz dari persembunyiannya. "Mereka tidak membiarkanku tenang. Aku harus memerankan karakter gila ini sepanjang waktu." Mendengar itu, Jodha terkejut. Dia pun keluar dan menampar Shehnaz dengan keras.

"Kenapa Anda memukul saya?" tanya Shehnaz. Jodha siap menampar Shehnas lagi, tapi Shehnaz menahan tangan Jodha dan mengatakan, "Anda pikir aku gila, sehingga Anda bisa memukuli saya seenaknya? Saya takkan diam!"

"SIAPA KAMU?!" pekik Jodha. Shehnaz memegangi Jodha.

"Saya ini Nigaar, putrinya Ratu Chand dan Raja Humayun. Jalal menculik Ibuku dan membuatnya marah. Sehingga, saya tak mendapatkan apapun."

"Berarti kamu adalah adiknya Raja Jalal? Paduka sama sekali tidak tahu menahu dimana Ratu Chand berada. Dia sendiri sedang mencarinya. Yang kamu pikirkan semuanya salah."

Shehnaz mengambil dan mengikat mulut-tangan Jodha dengan dupatta. "Apa yang terjadi Ratu Jodha, kenapa Anda tidak mengatakan apapun?" Shehnaz menunjukkan pisau belatinya dan mengatakan jika Jodha tidak datang maka itu takkan terjadi padanya.

Rahim datang ke jalal dan mengatakan melihat boneka dan pangeran yang Shehnaz mengambil dari saya untuk bermain, ia dipenggal boneka ini dan pangeran, jalal mengatakan jangan khawatir saya akan membawa untuk Anda, Rahim mengatakan tapi kenapa dia memenggal kepala mainan, dia pergi keluar, jalal berpikir bahwa dia mengambil mainan ini untuk bermain, tapi mengapa ia melepas kepala mereka, ia pergi ke shehnaz'a kamar.

Rahim menemui Jalal sambil membawa boneka raja dan ratu miliknya yang diambil Shehnaz beberapa waktu lalu. Dia mengatakan, "Lihatlah, Paduka, boneka ini diputus bagian kepalanya (merujuk pada boneka raja)."

Jalal menenangkan Rahim dan berjanji akan membawakan untuknya. Rahim bertanya lagi, "Kenapa dia memutuskan kepala boneka ini ya?" Setelah itu, Rahim pun pergi lagi, kembali ke kamar Salima. Jalal sendiri kepikiran dengan apa yang ditanyakan Rahim. Dia pun pergi ke kamar Shehnaz.

Jalal pun mendatangi kamar Shehnaz. Dia kaget menemukan Jodha mulut dan tangannya diikat dupatta. Jalal berniat mendekati Jodha, tapi Shehnaz menempelkan pisau belatinya ke leher Jodha dan memerintahkan Jalal untuk tidak mendekat atau Jodha mati di tangannya.

"Dia adalah orang yang membelamu, tapi kamu menipunya seperti ini?" tanya Jalal.

"Andalah yang telah menipu! Jangan mendekat!"

"Kenapa kamu melakukan ini?"

"Anda tidak setia dengan Ayah Anda. Anda tidak menerima keputusannya."

Jodha nimbrung, "Dia bukan Shehnaz. Dia adalah Nigaar, putri Ratu Chand. Dia berpikir Andalah yang menculik Ratu Chand."

"Jangan kaget, Raja Jalal," sahut Shehnaz, "Aku memang Nigaar dan akulah yang berhak atas takhta Agra."

"Berarti kau adalah kakakku."

"Sayang sekali aku adalah kakakmu. Saya telah mendapatkan informasi untuk menemukan Ibu, yang akan saya bebaskan segera."

"Kamu salah. Aku juga sedang berusaha mencarinya."

"Pembohong! Lihatlah, saya punya surat dari Raja Humayun. Di sana tertulis, saya akan mendapatkan takhta, tapi Anda menculik Ibu saya, sehingga saya tak bisa mendapatkan takhta. Jika Anda tahu bahwa saya adalah Nigaar, Anda pasti akan membunuh saya juga."

"Percayalah padaku. Aku tidak tahu apapun."

"Aku datang ke Agra untuk membunuhmu! Aku akan mendapatkan apa yang menjadi hakku dan menghancurkanmu." Shehnaz alias Nigaar pun menghempaskan Jodha. Beruntung, Jalal bisa menangkapnya. Di saat itu, Shehnaz langsung lari.

"Aku takkan membiarkannya pergi hari ini."

Jodha menahannya, "Jangan, dia adalah kakakmu!"

Selanjutnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 276.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 275

0 komentar:

Post a Comment