Tuesday, February 17, 2015

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 272

Sebelumnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 271 - bagian 2.

Di episode sebelumnya, Machuchak telah menikah dengan Haidar Qasim dan memiliki kekuatan untuk menyerang Jalal. Todal Mal dijatuhi hukuman gantung oleh Jalal atas kejahatan mau memperkaos Shehnaz.

'Jodha Akbar' Episode 272

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 272

Jalal berdiri di dekat timbangan besar. Hamida mendekat dan mengatakan, “Aku tahu kamu gelisah. Kamu datang ke sini ketika kamu menemukan masalah yang sulit diputuskan. Aku berharap timbangan ini akan mengatakan padamu kebenarannya.”

“Aku juga berharap demikian, tapi aku tidak tahu apa yang terjadi. Shehnaz menuding Todal memperkaosnya. Todal mengatakan sebaliknya, bahkan menuding Shehnaz pura-pura gila. Jodha sendiri yang tak pernah salah berdiri di barisan Shehnaz. Aku sendiri tidak percaya Todal melakukan hal semurahan itu.”

“Aku juga menolak percaya,” sahut Hamida, “Tapi bukti yang ada justru memberatkan Todal Mal. Banyak orang melihatnya melakukan hal yang salah.”

“Ya, bahkan Jodha sendiri melihatnya melakukan kesalahan.”

“Jadi, hanya satu orang yang bisa menjawab permasalahan ini, yaitu Anda sendiri. Raja Jalal. Anda telah memutuskan semuanya dengan bijak. Mulai dari masalah Adham, Bakshi, dan Maham sekalipun. Anda-lah yang akan menjawab semua ini.” Setelah mengatakan hal itu, Hamida pergi.

*

Para ratu Jalal berkumpul di harem. Mereka membicarakan kasus Shehnaz dan Todal Mal. Satu ratu mengatakan bahwa dirinya kasihan pada Shehnaz telah mengalami musibah yang memalukan. Satu ratu lainnya mengatakan bahwa seorang menteri telah berusaha memperkaos seorang perempuan. Karena itu Jodha bersama mereka.

“Cukup!” pinta Ruqaiya, “Todal Mal itu logis dan setia, bagaimana mungkin dia melakukan hal serendah itu?!”

“Kita tidak bisa mengatakan apa-apa,” sahut Salima, “Pertanyaannya, untuk apa Shehnaz berbohong?”

“Saat ini Baginda sedang tegang benar,” Hamida nimbrung, “Todal dekat dengannya, sedangkan Shehnaz dekat dengan Jodha. Tapi bila hal ini benar-benar terjadi pada Shehnaz, maka ini benar-benar salah!”

*

Esok, di aula istana, Jalal mengatakan pada para hakim, “Semua sudah mendengar kemarin materi serta bukti yang dijelentrehkan, jadi aku ingin mendengar apa yang bisa kalian sarankan?”

Seorang hakim mengatakan, “Dari pemarapan materi dan bukti kemarin, menunjukkan kalau Todal membenci Shehnaz. Dia coba memperkaosnya dan mencoba putar balikkan fakta. Meski begitu, dia tak memiliki cukup bukti. Tapi Ratu Jodha memiliki bukti-bukti yang memberatkannya. Aku rasa Todal Mal adalah pelakunya. Dalam hal ini hukumannya adalah kematian. Namun, Raja Jalal dipersilakan memutuskan.”

“Sekarang keputusanku adalah menghukum gantung Todal Mal sampai mati. Karena Todal sendiri tidak bisa membuktikan ketidakbersalahannya.”

Semua orang tertegun mendengarnya. Todal Mal sedih keputusan hukuman mati untuknya.

“Mencoba memperkaos seorang gadis itu adalah dosa besar! Jadi kuputuskan untuk membunuhnya. Tuan Atgah silakan tanyakan keinginan terakhirnya!”

Jalal menatap Jodha sebentar, selanjutnya pergi meninggalkan aula sidang. Prajurit istana pun membawa Todal Mal. Shehnaz nyengir kuda.

Dalam kilas balik, kita melihat bahwa Todal telah meminta Shehnaz untuk mengatakan hal sebenarnya pada dirinya bahwa Shehnaz tidak gila seperti dugaan semua orang. Shehnaz terdiam. “Baiklah, akan kutunjukkan 'wajah asliku' pada Raja Jalal,” ucap Todal, “Akan kuceritakan semua pada Raja Jalal. Aku juga yakin kalau kamulah yang telah membubuhkan cairan racun di dalam mahkora surban Raja Jalal.” Setelah berucap itu, Todal pergi.

Sementara itu, Shehnaz berpikir harus melakukan sesuatu sebagai bentuk antisipasi. Dan, kita tahu apa yang Shehnaz lakukan pada Todal Mal.

*

Maham menemui Shehnaz dan mengungkapkan bagaimana terkesannya dirinya pada tindakan Shehnaz.

“Masih jauh aku dari tujuanku.”

“Tenanglah, Anda akan mendapatkan takhta yang Anda inginkan. Anda juga akan mendapatkan Ibu Anda kembali, tapi aku merasa bahwa Anda sebaiknya meninggalkan istana untuk sementara waktu ke tempat yang lebih aman.”

“Tidak. Aku akan menunggu kesempatan menyerang Jalal datang disini! Machuchak akan datang, sehingga kita bisa menghabisi Jalal!”

Machuchak sedang bersama burung-burung merpati. PM Dare Devil datang, dan bertanya, “Apa yang sedang Anda lakukan di sini? Anda seharusnya bersama suami Anda bukan?”

“Pernikahanku dengan Haidar hanya hubungan yang akan memperkuat rencanaku. Kenapa juga aku harus menghabiskan waktu bersama bocah itu? Aku telah mendapatkan semua darinya.”

“Anda pintar. Selamat pada Anda karena telah mendapatkan tambahan kekuatan untuk melawan Jalal!” tukas PM Dare Devil, “Kubawakan hadiah untuk Anda.”

Machuchak tidak mengambilnya. PM Dare Devil mengatakan, “Aku juga menantikan kemenangan Anda, tapi sekarang silakan ambil hadiah ini.”

Machuchak mengambil juga hadiah itu dan melihat cap “=”. PM Dare Devil memberitahu, “Anda akan memerlukan cap ini ketika Anda menjadi Ratu Agra.”

“Ini bagus betul sebagai motivasi. Ketika melihat cap ini, aku jadi tidak sabar untuk menyerang Jalal!”

“Kekuatan Haidar kini berada di tangan Anda.”

“Kekuatanku akan muncul saat ekspansi Kabul ke Agra dimulai. Inilah kekuatan yang akan menghancurkan Kesultanan Mughal!”

*

Moti mengatakan pada Jodha, “Terima kasih Tuhan, Shehnaz mendapatkan keadilannya. Tapi, saya melihat waktu Jalal memutuskan hukuman mati pada Todal Mal, istri Todal hanya mematung, seolah tidak ada efek apapun pada dirinya.”

“Ya, wanita itu memang datang dan mengatakan Todal tidak bersalah. Todal tidak melakukan apapun yang salah,” sahut Jodha. Dia mengimbuhi bahwa istri Todal Mal datang untuk melihat apa yang Jodha rasakan saat melakukan ketidakadilan pada suaminya. Dia coba jelaskan bahwa istri Todal Mal mungkin terluka dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan seorang wanita. Dia memberikan bukti bahwa Todal Mal telah melakukan pemerkaosan. Dia sendiri malah yang bertindak sebagai saksi.

“Kedatangan saya kesini bukan untuk meminta maaf. Saya hanya ingin bilang kalau saya mengenal suami sendiri. Anda pintar, tapi mudah tertipu oleh Shehnaz sendiri?”

*

Todal berada di dalam penjara. Zakira melihatnya dan menanyakan apa yang telah terjadi? Todal menjawab, “Aku bukannya marah, karena pada kenyataannya aku berada di dalam penjara. Tapi, aku khawatir Raja Jalal berada dalam bahaya. Shehnaz menjebakku. Di sinilah aku sekarang berada.”

Badai besar menerjang Agra. Moti mengatakan pada Jodha bahwa beberapa iblis telah melakukan sesuatu. Jalal sendiri merasa bahwa Tuhan marah padanya atas apa yang telah diputuskan. Jodha mendekati di mandir dan coba menyelamatkan nyala diya. Tiba-tiba api diya mati. Jodha merasa hal-hal buruk akan terjadi. Moti datang.

“Sesuatu yang buruk akan terjadi. Kita harus melakukan sesuatu.”

Moti coba menyalakan api diya lagi, tapi tidak bisa karena angin terlalu kencang. Moti menenangkan Jodha. “Badai berhembus terlalu kencang, sehingga diya tidak mau hidup.” Jodha pun menegang.

Jalal berpikir badai akan menghancurkan semuanya. Karena itu, dia merasa apa yang diputuskannya terhadap Todal Mal juga salah. “Dia tidak bersalah, tapi jika aku tidak melakukannya maka orang-orang akan berpikir kalau akulah yang salah.”

Jodha datang menemuinya. Keduanya saling memandang. Wajah Jalal tertunduk sedih. “Ini badai yang kencang, tidak seharusnya Anda berada di teras.”

“Kamu pasti sedang bahagia atas apa yang telah terjadi. Aku merindukan sosok Jalal yang lama, yang tidak memiliki hati. Lihlah sekarang ketika memiliki hati, aku merasa sedih atas apa yang terjadi pada Todal. Aku tidak bisa mati atau mati!”

“Jangan seperti itu.”

“Besok, salah satu orang terdekatku akan terluka. Hatiku sakit! Aku berharap kamu tak pernah berikan aku hati, karena aku tidak bisa melihat apa yang akan terjadi besok.” Jalal pun pergi. Jodha menegang mendengar kata-kata Jalal.

Selanjutnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 273.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 272

0 komentar:

Post a Comment