Baca sebelumnya: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 299.
Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 300
Ratu Jodha sedang tidur sewaktu Khaibar datang mendekati tempat tidurnya. Khaibar menyibak tirai kelambu untuk selanjutnya menyunggingkan senyuman lebar di wajahnya. Dia duduk di tempat tidur, menatapnya penuh kasih.
Ketika Khaibar berniat menyentuh wajah Ratu Jodha, datang Sharifudin, yang sontak berteriak, “Dasar barbar! Berani-beraninya kamu untuk menyentuh ratu kami. Akan kubunuh kamu!”
Seketika itu pula, Sharifudin menyerang Khaibar yang jauh lebih kuat darinya dan melemparnya jauh. Prajurit penjaga datang untuk membantu menangani Khaibar. Tapi, itu tetap tak mampu mengimbangi kekuatan Khaibar. Dengan mudah prajurit penjaga itu berhasil dikalahkan.
Sharifudin kembali bangkit melawan Khaibar kembali. Yang terjadi justru dia berhasil ditekuk oleh Khaibar dengan leher tercekik. Ratu Jodha bangun dan meminta Khaibar untuk tidak membunuh Sharifudin. Langsung Khaibar melepasnya tanpa menyakitinya. Prajurit penjaga lainnya datang dan segera menangkap Khaibar, yang tersenyum ke arah Ratu Jodha.
Sementara, Ratu Jodha tampak tegang, mereka pun membawa Khaibar pergi.
*
Keesokan paginya, Sharifudin mengatakan kepada para prajurit, “Aku tahu salah satu dari kalian terlibat semua ini. Aku kutemukan orang yang mengeluarkan Khaibar dari penjara!”
Raja Jalal dan rombongan kembali ke istana setelah pergi berburu. Saat itu, Sharifudin berpikir untuk melaporkan perbuatan Khaibar kepada sang raja, supaya Khaibar dihukum mati.
Raja Jalal dan Atifa turun dari kuda, di mana sang raja terus saja menatapnya. Raja Jalal mengatakan kepada Atifa, “Kuharap kamu menikmati perburuan ini. Pergilah beristirahat.” Atifa pun pergi kembali ke kamarnya.
Sharifudin mendekati Raja Jalal, dan mengatakan ada hal penting yang ingin dikatakannya.
*
Di tempat lain, Raja Jalal berteriak kesal, “Bagaimana bisa seekor “binatang” mendatangi harem? Dan bagaimana bisa si “binatang” menyentuh Ratu Jodhan? Takkan kulepaskan dia!”
Sharifudin membenarkan sikap Raja Jalal. Dia menjelaskan dirinya ada di sana dan menjelentrehkan apa-apa yang dilakukan Khaibar terhadap sang ratu. Raja Jalal termakan cerita Sharifudin dan berjanji akan menghukumnya. “Tapi, bagaimana kamu tahu Khaibar datang ke kamar Ratu Jodha?”
Tuan Atgah Khan yang ada di sana juga menyebutkan kejanggalan. Pasalnya Khaibar berada di penjara dalam pengawasan ketat. “Bagaimana dia bisa kabur dari dalam penjara?” tanyanya.
Sharifudin menyebutkan, “Ada seseorang yang membantunya kabur. Aku tahu siapa orangnya! Kita harus menemukannya segera!”
Raja Jalal dan Tuan Atgah Khan setuju dengan ucapan Sharifudin. Dalam hati, Sharifudin mendesis bahwa sebenarnya dirinya telah menemukan ruang rahasia yang menghubungkan ke kamar Ratu Jodha langsung, tapi takkan sudi menceritakannya. Karena itu, akan membantunya pergi ke kamar Ratu Jodha sesuka hati. Setelah itu, dia pergi.
Sepeninggalnya Sharifudin, Tuan Atgah Khan mengatakan, “Maaf, Paduka. Saya agak janggal melihat cara Sharifudin menceritakan segala sesuatu mengenai Ratu Jodha. Tampaknya itu membuat saya tidak suka.” Sayangnya, saat itu, Raja Jalal tidak mau membicarakan tentang itu. Dia hanya ingin menemukan orang yang telah membantu Khaibar. Tuan Atgah Khan setuju dengan itu dan tidak berbicara lebih lanjut.
*
Atifa duduk ranjang kamarnya ketika suaminya datang. Dia menunjukkan pada suaminya bahwa Raja Jalal telah memberikan koin padanya sebagai bentuk apresiasi.
Suami Atifa menyahut, “Aku tahu apa itu apresiasi apa hadiah?! Kuberitahu padamu, kita akan pergi dari sini selepas Idul Fitri.”
“Apa alasannya?”
“Aku tidak bisa membiarkan kamu memikirkan uang semata!” Setelah mengatakan hal itu, suami Atifa pergi.
*
Di kamarnya, Ratu Jodha tercenung memikirkan keputusan Raja Jalal untuk menghukum mati Khaibar. Dia mendesis bagaimana bisa sang raja membunuh siapa pun yang tidak bersalah? Tidak lama kemudian, Raja Jalal datang memberikan salam. “Paduka, jangan membunuh seseorang di bulan Ramadan,” pinta Ratu Jodha langsung.
“Aku tetap akan menghukum mati Khaibar yang secara sembrono masuk ke harem!” sahut Raja Jalal cepat. Meskipun Ratu Jodha memberikan alasan bahwa Khaibar tidak menyakiti siapapun, termasuk dirinya, tetap saja Raja Jalal kukuh pendirian. “Kamu selalu melontarkan pemikiran bahwa segala sesuatunya harus berjalan sesuai dengan kemauanmu. Bila segala sesuatu berjalan di luar kemauanmu, maka kamu selalu mencoba melawannya, mengarahkan seperti maumu! Ketahuilah, Ratu Jodha, aku akan melakukan apapun yang kuinginkan sekarang!”
“Tapi, apa yang Anda lakukan ini salah, Paduka,” tegas Ratu Jodha.
“Aku tahu apa yang kulakukan!”
“Paduka, gelar Akbar yang disematkan pada nama Anda bukanlah pemberian para menteri Anda. Itu disematkan karena cinta dan keadilan Anda kepada rakyat,” terang Ratu Jodha.
“Ya, tapi itu tak berarti aku akan mengampuni orang yang datang ke harem tanpa izinku,” sahut Raja Jalal, “Aku tetap akan memberikan kematian yang sadis kepadanya sebagai sebuah pelajaran agar tak seorang pun berani sembarangan datang ke harem!” Setelah mengucapkan itu, Raja Jalal pergi. Kata-katanya, tanpa sadar, telah melukai hati Ratu Jodha, yang merasa sang raja tak lagi mencintainya.
*
Keputusan Raja Jalal untuk menghukum mati Khaibar segera menyebar di kalangan para prajurit. Hukuman yang diberikan kali ini, bukanlah jenis hukuman yang sering dilakukan. Ini hukuman yang bahkan tak pernah dilakukan dalam beberapa dekade. “Entah, apa yang ingin ditunjukkan Paduka dengan menghukum 'binatang' itu,” kata prajurit bergunjing.
Saat itu, Ratu Jodha berdiri tak jauh dari para prajurit – sama tidak mengertinya dengan mereka apa alasan Raja Jalal menghukum mati orang yang disebutnya “binatang gila”? Tuan Atgah Khan muncul dan menyapa Ratu Jodha. “Apa Anda sedang memikirkan hukuman yang diberikan Paduka kepada Khaibar, Ratu Jodha?” dia bertanya, “Anda barangkali berpikir bahwa Paduka harus bermurah hati, karena ini bulan Ramadan, tapi kenapa dia terlihat sangat keras kepala?”
Tuan Atgah Khan melanjutkan, “Biarkan saya memberitahu Anda bila Paduka telah berubah. Ini perubahan yang cukup buruk yang terjadi dalam dua kasus. Pertama, ketika Beliau melakukan hal yang salah; kedua, ketika ada beberapa orang yang memengaruhi pemikirannya.”
“Apa maksudmu?” kening Ratu Jodha mengerut, “Kamu seharusnya menghentikan Paduka melakukan hal salah bukan? Tentu dia akan mendengarkan saranmu?!”
“Tidak bisa,” sahut Tuan Atgah Khan menggeleng, “Bila Beliau telah menetapkan keputusan, sulit untuk mengubahnya. Sama seperti sekarang, saya sama sekali tak bisa menghentikannya menghukum Khaibar.”
*
Hari penghukuman pun tiba. Semua rakyat berbondong-bondong melihatnya. Khaibar tampak diikat rantai. Raja Jalal tiba dan menyatakan, “Hari ini, setelah bertahun-tahun, akhirnya aku harus melaksanakan hukuman ini kembali. 'Binatang' ini (menunjuk ke arah Khaibar) telah mencoba menculik istriku. Atas permintaan istriku, aku memaafkannya. Namun, 'binatang' ini melanggar aturan dan masuk ke harem tanpa izin. Dia pergi ke kamar Ratu Jodha.”
Raja Jalal menambahkan, “Aku tahu orang yang telah mengeluarkannya dari penjara. Hari ini, aku Jalaluddin Akbar memerintahkan untuk membunuh 'binatang' ini di depan kalian semua!”
Tuan Atgah Khan dan semua orang tertegun melihatnya. Lalu, orang-orang mulai melempari Khaibar dengan batu yang cukup untuk melukai sambil memekik bahwa Khaibar adalah musuh Kerajaan Mughal yang harus dibunuh.
Ratu Jodha tak sanggup melihatnya. Dia mendekati Raja Jalal dan minta bicara. “Tidak sekarang, Ratu Jodha!” sahut Raja Jalal.
Kemudian, Ratu Jodha menggunakan “senjata seorang wanita” dengan berkata, “Paduka, ingatkah Anda pernah berjanji untuk memenuhi apapun permintaan saya? Untuk itu, sekarang, saya akan menggunakan janji Anda untuk melepaskan Khaibar.”
Sontak, Raja Jalal memandangi Ratu Jodha. Dia mengernyitkan dahi, “Kenapa... kenapa kamu melakukan ini untuk seekor 'binatang'?”
“Ini keputusan saya dan Anda harus memenuhinya!”
Khaibar hampir segera dibunuh penjagal waktu itu, tapi teriakan Raja Jalal menghentikannya. Dia mengatakan untuk membiarkan “binatang” itu hidup dan memaafkannya. Setelah itu, dia mendesis, “Aku telah memberimu banyak cinta, Ratu Jodha. Tapi mengapa kamu menghinaku di depan semua orang.”
Raja Jalal terluka dan pergi meninggalkan Ratu Jodha yang tidak menyangka akibatnya pada sang raja.
Selanjutnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 301.
0 komentar:
Post a Comment