Sunday, January 25, 2015

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 210

Sebelumnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 209.

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 210


Hoshiyar bersimpuh di hadapan Ratu Ruqaiya untuk melaporkan apa yang terjadi pada Ratu Ruqaiya. Ketika dia memberitahu bahwa Raja Jalal telah mengusir Ratu Jodha dari istana Agra, Ratu Ruqaiya tersenyum penuh kemenangan. Dia mengatakan, "Itu berita yang sangat menggembirakan, ahahaha. Apa sekarang Ratu Jodha sudah pergi atau setidaknya berkemas-kemas?"

Hoshiyar menggeleng lemah dan berkata dengan nada suara getir, "Hamba merasa kasihan padanya." Pernyataan Hoshiyar barusan membuat Ratu Ruqaiya naik darahnya. "Ingatlah Hoshiyar kamu ini pelayanku! Budakku! Kenapa kamu mengasihaninya? Rupanya kamu sudah menjadi pengagum rahasianya!" katanya sambil menyiram Hoshiyar.


PM Maham datang ke kamar Ratu Ruqaiya, memerintahkan Hoshiyar pergi. Dia bertanya, "Ratu Jodha akan meninggalkan Agra beberapa hari lagi, tapi kenapa Anda marah-marah Ratu Ruqaiya?"

"Bukan dalam beberapa hari lagi, Ibu, tapi besok!" tegas Ratu Ruqaiya. Mereka pun tertawa-tawa di tengah penderitaan Ratu Jodha.


Hari yang buruk membuat Ratu Jodha tidak tenang. Ini bahkan terbawa sampai tidur. Dia mengigau. Dalam mimpinya, dia bercakap-cakap dengan suar hatinya sendiri. Di satu sisi, dia ingin mengungkapkan kebenarannya, di sisi lain dia tidak ingin melanggar janjinya pada Sujamal. Dalam sebuah dialog mereka bercakap-cakap.

Suara hati Ratu Jodha: "... Ratu Jodha, sadarlah, katakan yang sebenarnya pada Raja Jalal sebelum semuanya berantakan."

Ratu Jodha: "Dia takkan percaya padaku. Dia berpikir aku membuat alasan yang mengada-ada. Ini lantaran aku telah menyakitinya terlalu jauh!"


Suara hati Ratu Jodha (tersenyum): "Kamu mengkhawatirkan perasaan Raja Jalal? Itu berita bagus. Bagaimana denganmu sendiri? Apa kamu sadar telah menyakiti diri sendiri? Raja Jalal mempertanyakan moralitasmu. Dia telah menyakiti perasaanmu sendiri, tapi bagaimana bisa kamu masih mengkhawatirkannya?"

Ratu Jodha: "Aku yang telah menyakitinya lebih dulu. Aku membohonginya. Aku tak menjawab pertanyaannya. Aku tak menjelaskan apapun padanya. Jadi, kemarahannya bisa kupahami."


Suara hati Ratu Jodha: "Bagi wanita, kehormatan adalah yang terpenting. Begitu juga wanita Rajput. Kamu ini wanita Rajput macam apa? Dia telah mempertanyakan status kehormatanmu, tapi kamu tetap membelanya? Kamu mencintainya? Jadi, hari ini, kamu ingin dia mendengar dan menganggapmu sebagai wanita terhormat?"

Ratu Jodha: "Tidak. Aku hanya berusaha menyelamatkan Sujamal. Bila dia sudah selamat, aku akan pergi dari Agra!"


Suara hati Ratu Jodha: "Jangan bohongi dirimu! Kamu ingin pergi, karena ingin Raja Jalal menyusulmu kan? Kamu sudah jatuh hati padanya. Kamu jatuh cinta pada orang yang ingin kamu hukum di hadapan Dewi Kali? Ya, itulah kenapa kamu tak marah padanya."

Ratu Jodha teringat pada janjinya yang akan meletakkan kepala orang yang sudah memerintahkan perhiasan di patung Dewi Kali dirampas. Dia tak kuasa membendung air matanya.

Suara hati Ratu Jodha: "Sungguh aneh kamu mencintai pria yang sama sekali tidak mempercayaimu? Apa yang mau kamu lakukan? Pilih salah satu: saudaramu atau raja? Hanya ada dua pilihan itu. Tapi sepertinya kamu tak ingin ingkar janji kan? Kamu juga tak bisa mempermalukan raja. Jadi, pergilah dari Agra, tak ada gunanya menangis. Tak ada yang mencintaimu di sini. Pergilah. Selamanya!"


Ratu Jodha menutup telinganya. Percakapan ini menghilang ketika Moti masuk menemuinya. Moti menyarankan Ratu Jodha menemui Raja Jalal dan menjelaskan semuanya sebelum terlambat.

Ratu Jodha pun segera menuju ke kamar Raja Jalal untuk mengikuti saran Moti. Di tengah jalan, dia berpapasan dengan PM Maham, “Terlihat buru-buru, Anda mau kemana Ratu Jodha?” Dengan polos, Ratu Jodha memberitahu PM Maham bila dirinya ingin menemui Raja Jalal untuk meluruskan kesalahpahaman yang terjadi pada dirinya dan sang raja. Langsung PM Maham mencari cara untuk membuat Ratu Jodha tidak pergi ke kamar Raja Jalal. “Jangan menemui Raja Jalal dulu. Beliau sedang tidak mau ditemui siapapun.”


Ratu Jodha pun kembali ke kamarnya. PM Maham mendesis bila kesalahpahaman diluruskan, maka semua akan baik-baik saja. Itu berarti rencananya menyingkirkan Ratu Jodha tak berjalan mulus.

Sebenarnya apa yang dikatakan PM Maham tidak sepenuhnya salah. Pasalnya, saat ini Raja Jalal tengah meluapkan kemarahannya pada benda-benda di sekitarnya. Dia membanting apapun yang bisa dibanting, dan melempar semuanya. Dia juga membelah lukisan Ratu Jodha sampai terbelah dua. Bahkan, ketika mendengar suara langkah kaki mendekat, emosinya langsung meninggi. “Sudah kubilang jangan kesini!” pekiknya. Tapi, setelah melihat yang datang adalah PM Maham, Raja Jalal segera meminta maaf.


PM Maham bercerita bila Ratu Jodha tadi berniat menemuinya. Dengan tegas Raja Jalal menolaknya, karena tidak ada yang perlu dijelaskan lagi. Semua sudah jelas: Ratu Jodha bersalah! Kemudian, dia pun meminta PM Maham meninggalkannya.

Esok hari, semua orang berkumpul di aula istana untuk menyidang Dilawar KW aka Sujamal. Sambil menunggu Raja Jalal, dua wanita pembela kebenaran, yaitu Ratu Ruqaiya dan PM Maham, saling berbincang. Keduanya membicarakan tentang blangseknya Ratu Jodha.


Di sisi lain, Ibu Suri Hamida dan Ratu Salima prihatin mengetahui nasib Ratu jodha. Seperti biasanya, Ratu Salima meminta Ibu Suri untuk tenang. Dia yakin Raja Jalal memiliki solusi terbaik. Meski begitu Ibu Suri mengaku tetap bisa tenang dan menyebutkan adanya kesalahpahaman yang terjadi antara Ratu Jodha dan Raja Jalal. "Tapi, aku yakin Ratu Jodha tak bersalah. Dia tak mungkin menyakiti hati suaminya," sahut Ibu Suri. Ratu Salima mengangguk paham. Dia menyebutkan mungkin Ratu Jodha melakukan semuanya dengan alasan tersendiri dan nanti pada akhirnya waktu akan menguaknya.

Raja Jalal masuk ke ruang sidang dan meminta Dilawar dibawa ke aula istana untuk dihakimi. Namun, prajurit mengatakan bahwa Dilawar telah meloloskan diri. Murkalah Raja Jalal. Dia kejar Dilawar. Emosinya makin tak terkendali ketika melihat tubuh-tubuh prajuritnya bergelimpangan di halaman. Dia naik kuda untuk mengejar Sujamal.

Selanjutnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 211.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 210

0 komentar:

Post a Comment