Wednesday, January 14, 2015

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 178

Sebelumnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 177.

Pada episode sebelumnya, Raja Jalal telah membebaskan Bakshi Bano dari hukumannya. Semua wanita harem memuji Ratu Jodha yang dengan sabar mengubah hati Raja Jalal. Hanya PM Maham dan Ratu Ruqaiya yang tampak tidak senang dengan hal tersebut.

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 178

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 178

Begitu mengetahui Raja Jalal membebaskan Bakshi Bano dari kamar tahanan, Ibu Suri Hamida ditemani para wanita petinggi Agra lainnya datang mengunjunginya. Mereka semua mengeluarkan emosionalnya. Ibu Suri memeluk putrinya dengan tangisan haru dan mengatakan bahwa dirinya ingin betul menemui Bakshi begitu mengetahui soal kehamilannya. Namun, dia menjelaskan bahwa posisinya sebagai Ibu Suri Mughal tak memungkinkannya untuk melakukannya, sebab hal itu melanggar hukum. Meski begitu, dia merasa senang karena Ratu Jodha sukses menyentuh hati Raja Jalal. Sehingga, sang raja mengubah keputusannya.

PM Maham dan Ratu Ruqaiya yang datang juga mengucapkan selamat atas kehamilan Bakshi – sebuah hal yang masih sulit dicapai oleh ratu Mughal lainnya. Kemudian seperti biasanya, PM Maham membakar api kecemburuan Ratu Ruqaiya dengan memberikan bahan bakar lagi. Dia memuji Ratu Jodha.

Ratu Jodha menyahut bahwa dirinya hanya mengikuti saran Ratu Salima. Supaya tidak muncul pertengkaran, Ratu Salima mengalihkan topik pembicaraan, meminta Bakshi Bano tak menangis lagi. Bakshi mengangguk-angguk dan merasa terharu bisa berada di antara mereka lagi.

Moti merawat rambut Ratu Jodha dan bertanya apa yang ada di benaknya? Ratu Jodha mengaku tengah memikirkan Raja Jalal. Dia mengatakan bahwa sang raja adalah orang yang sangat rasional yang tak membiarkan apapun memengaruhi keputusannya, khususnya untuk urusan hukum. Moti melihat Raja Jalal datang, tapi dia meminta Moti untuk tidak memberitahukan kedatangannya. Karena itu, Moti meminta Ratu Jodha melanjutkan pendapatnya.

Di luar itu semua, Ratu Jodha mengaku bahagia karena Raja Jalal telah memaafkan Bakshi yang tengah hamil. Dia menyebutkan sekeras apapun, Raja Jalal memiliki sisi lembut juga. “Yah, kadang dia bisa lembut bisa juga mudah tersulut emosi. Aku tak mengerti karakter aslinya,” tukas Ratu Jodha. Kemudian, dia menceritakan jika saat koma terkena racun dulu, sempat merasa berada di dunia lain Raja Jalal menahannya.

“Benarkah itu?” tanya Moti. Ratu Jodha membenarkan ucapannya.

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 178

Raja Jalal mengisyaratkan Moti untuk pergi, sementara pekerjaan Moti digantikannya. Saat itu, Ratu Jodha yang belum tahu terus saja berkicau. “Aku tak percaya dia memintaku tidak pergi. Waktu sadar, aku melihatnya memegang tanganku. Aduh,” Ratu Jodha merasa kesakitan ketika Raja Jalal terlalu keras menarik rambutnya. Dia menoleh dan kaget menemukan Raja Jalal di sana, bukan Moti. Langsung dia menyalahkan Raja Jalal karena telah masuk ke kamarnya tanpa izin, terlebih mendengar ceritanya.

Tentu saja, Raja Jalal menyatakan bahwa dirinya berhak – kamarnya kamar dia yang diberi pada Ratu Jodha, ceritanya berhubungan dengannya. Dia mengatai Ratu Jodha aneh, karena bisa cerita apapun pada Moti tapi tidak padanya – suaminya sendiri.

“Saya belum bisa bebas bicara dengan Anda,” sahut Ratu Jodha.

“Ya sudah jika begitu, aku akan menunggu saat kamu bisa melakukannya.” Raja Jalal menatap Ratu Jodha untuk melihat reaksinya. Tapi karena tidak melihat reaksi apa-apa dari Ratu Jodha, Raja Jalal memilih cus dari sana, dan tangannya justru menyenggol cawan uap panas.

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 178
Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 178


Ratu Jodha buru-buru menuangkan minyak pada tangan Raja Jalal yang terbakar. Wajahnya tampak prihatin. Saat dirawat tangannya, mata Raja Jalal dan Ratu Jodha saling curi-curi pandang. “Lain kali ingatlah ingatanmu lagi, siapa tahu kamu mau membicarakannya denganku.” Kesal, Ratu Jodha melepaskan tangan Raja Jalal. Raja Jalal mengibas-ngibaskan tangannya, kemudian pergi.

Bersama anak buahnya, Sujamal membuat rencana penyerangan ke mewat esok hari. Di tengah-tengah diskusi itu, seorang anak buahnya memberitahu bahwa Ratu Jodha keracunan bisa ular untuk menyelamatkan Raja Jalal. “Aku harus pergi ke Agra sekarang juga untuk menemui Jodha!” ucap Sujamal, tapi anak buahnya menahannya. Biar bagaimanapun Ratu Jodha telah bersuami, dan bila mereka menyerang mewat besok, maka mereka akan menjadi musuh Mughal.

Sujamal menggeleng. “Mughal memang musuhku, tapi Jodha tetap saudariku. Aku tak peduli, aku harus menemuinya segera! Aku takkan tenang sebelum melihatnya baik-baik saja.”

Ratu Jodha dan Bakshi Bano saling berpelukan begitu mereka bertemu. Kemudian, Bakshi menatap kakak iparnya dengan tatapan ragu-ragu. “Kakak, takkan pernah saya lupakan apa yang sudah Anda lakukan kepada saya. Namun...” Bakshi tampak ragu melanjutkan kalimatnya. Ratu Jodha menyentuh pipi Bakshi, memintanya mengatakan apa yang ada di pikirannya?

“Satu saja keinginan saya tersisa, yaitu melihat suami saya bebas dan menemani saya di sini. Sayangnya... itu tidak mungkin, hukumannya sama sekali tak bisa ditangguhkan.” 

Bibir Ratu Jodha menyunggingkan senyuman manis. Dia meminta Bakshi untuk tidak terlalu khawatir, karena habis gelap terbitlah terang. Pasti ada jalan untuk mengeluarkan Sharifudin dari dalam sel.

Jiji mengingatkan jika mereka akan merayakan upacara siraman jabang bayi-nya Bakshi. Karena itu, mereka perlu melakukan beberapa persiapan. Ratu Jodha meminta Bakshi tetirah saja dan tidak menangis lagi – supaya nanti anaknya tidak cengeng kalau sudah lahir dan itu pasti sangat mengganggu. Gulbadan membenarkan kata-kata Ratu Jodha.

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 178
Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 178

Ratu Jodha memasuki sebuah lorong dan menemukan sebuah ruangan yang bentuknya mirip papan catur tapi manusia sebenarnya sebagai bidak-bidaknya. Dia mendekat dengan perasaan masih keheranan. Tidak lama kemudian, Raja Jalal muncul di belakang Ratu Jodha dan menjelaskan bahwa ruang itu adalah ruang permainan catur manusia. “Agak aneh melihat manusia menjadi bidak,” komentar Ratu Jodha, “Lagipula siapa orang aneh yang memainkan catur manusia ini?”

Senyum di wajah Raja Jalal mengembang. Dia mengatakan, “Aku. Ya, biasanya aku memainkan bersama Ratu Ruqaiya. Hari ini kami janji main bersama, namun tampaknya dia belum datang. Maukah kamu main denganku sambil menunggunya datang?”

“Baiklah...” sahut Ratu Jodha tersenyum agak gugup.

Apa yang menyebabkan Ratu Ruqaiya terlambat adalah soal sepatu. Dia merasa sepatu yang diambilkan Hoshiyar tak cocok dengan setelannya. Hoshiyar berjanji akan mengambilkan sepatu yang lain. “Cepatlah! Aku tak mau membuat Baginda menungguku!” perintah Ratu Ruqaiya.

Tidak lama berselang, Hoshiyar datang membawa sepatu yang lain, yang lebih cocok dipakai Ratu Ruqaiya dan langsung memasangkannya di kaki sang ratu kepala. Setelah selesai, Ratu Ruqaiya meminta Hoshiyar ikut menemaninya.

Semua bidak berdiri begitu Raja Jalal menepukkan tangannya. Baru pertama kali memainkan catur manusia membuat Ratu Jodha agak canggung. “Tenanglah, Ratu Jodha, ini hanyalah permainan,” tukas Raja Jalal, yang kemudian mengajarinya cara menjalankan bidak-bidak. Setelah Ratu Jodha mengerti permainan sesungguhnya baru akan dimulai. Dia mengatakan bila orang yang kalah harus memberikan apapun yang diinginkan orang yang menang – sebagai bentuk penyemangat.

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 178

Setelah berpesan kepada Hoshiyar untuk tak membiarkan siapapun masuk, Ratu Ruqaiya masuk ke dalam dan menemukan Raja Jalal dan Ratu Jodha tengah berasik-masyuk bermain catur manusia. Seperti biasa, dia bereaksi berlebihan dan mengatakan bahwa Ratu Jodha bak setan yang selalu muncul di antara dirinya dan Raja Jalal.

Pun begitu, Raja Jalal dan Ratu Jodha meneruskan permainan catur manusia itu. Ratu Ruqaiya keluar kembali dan minta Hoshiyar untuk menunggui mereka selesai bermain. Nanti jika sudah selesai, dia minta Hoshiyar mengatakan kepada Raja Jalal bahwa dirinya ingin bertemu. Hoshiyar mengangguk-angguk mengikuti perintah tuannya.

Pada akhirnya, Raja Jalal berhasil memenangkan permainan dan menagih hadiahnya apapun itu. Ratu Jodha menjanjikan akan memberikan sesuatu yang membuat suaminya menjadi raja yang baik, sehingga akan dicintai rakyat. Raja Jalal menyuruh semua orang, termasuk bidak, untuk pergi dan bertanya apa kiranya yang akan diberikan Ratu Jodha untuknya?

“Bukan saya, melainkan Anda sendiri Baginda yang harus memberikan hadiah pada upacara perayaan calon jabang bayi Bakshi,” sahut Ratu Jodha.

“Kamu ini, walaupun kalah tetap bisa mendapatkan apa yang kamu inginkan. Katakan apa yang ingin kamu berikan pada Bakshi?”

“Sesuatu yang bisa membuat Bakshi menyayangi Anda sebagai kakaknya, yaitu suaminya Bakshi sendiri.” Raja Jalal menatap Ratu Jodha dan langsung pergi begitu saja meninggalkannya.

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 178

Raja Jalal akhirnya pergi meninggalkan tempat bermain catur, Hoshiyar menemuinya untuk mengatakan bahwa Ratu Ruqaiya ingin bertemu sang raja. Kemudian, Raja Jalal pergi menemui Ratu Ruqaiya yang memperlihatkan wajah bete-nya.

“Kamu marah aku bermain catur dengan Ratu Jodha?” tanya Raja Jalal, menebak alasan wajah Ratu Ruqaiya terlihat bete. Tapi, bukan berusaha meredam amarah sang ratu kepala, Raja Jalal justru membuatnya semakin emosi. Ya, Raja Jalal mengatakan bahwa dirinya mendapat sesuatu kesenangan lain ketika bermain catur bersama Ratu Jodha. “Dan itu tidak kudapatkan darimu!”

Makin panaslah hati Ratu Ruqaiya mendengar pernyataan suaminya.

Selanjutnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 179.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 178

0 komentar:

Post a Comment