Sunday, December 14, 2014

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 149

Baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 148.

Sinopsis 'Jodha Akbar' episode 149 (10th January 2014)

Adham bertanya kenapa Maham menunggu mengatakannya pada Jalal? Maham menjawab jika permainan telah dimulai dengan membuat Shivani setuju dinikahi Mirza Hakim. Dia menyebutkan jika melakukannya, maka Shivani akan terluka memendam cinta. Dan Jodha yang mengetahui hubungan Shivani-Tejwant akan berusaha menyelamatkan muka keluarganya dibalik Mirza Hakim. Dia bertanya pada Adham apa yang akan Jalal lakukan jika mengetahui hal tersebut – sudah pasti Jalal akan mengusirnya dari istana, karena telah memainkan kehormatan Mughal. Adham bisa memahami pola pikir jahat ibunya.

Benazir mengatakan kepada Zakira bahwa rencana pernikahan Mirza-Shivani telah membuatnya kehilangan kesempatan untuk mendekati Jalal. Abul Maali kesal mendengar alasan ini dan mengatakan bahwa dirinya tak bisa menunggu lebih lama. Maham datang dan mengatakan bahwa Benazir akan segera mendapatkan kesempatan untuk bisa berdekatan dengan Jalal segera setelah Jodha terusir dari istana. Saat itu, sebaiknya Benazir tahu apa yang musti dilakukannya. Maham menenangkan Benazir dengan mengaku akan memberikan peluang supaya Benazir bisa dekat dengan Jalal dan pergi. Zakira kesal, karena Maham menganggap mereka adalah pelayannya. Benazir menyahut jika Maham menyangka dirinya mau dekat dengan Jalal, padahal mau membunuhnya.


Maham mengasapi Ruqaiya bahwa Jalal telah menerima pernikahan Mirza-Shivani tanpa berdiskusi dengannya – itu berarti posisi Ruqaiya sudah direbut Jodha. Ruqaiya bertanya apa artinya itu? Maham menjelaskan jika istri khusus hanyalah satu, sehingga yang lain menjadi biasa. Namun, Jalal menyebutkan jika dirinya memiliki tiga istri khusus – Maham merasa tidak begitu senang mendengarnya. Dia lalu menjelaskan jika Jodha seharusnya bercerita tentang rencana pernikahan ini pada Ruqaiya, tapi yang terjadi justru sebaliknya, dan hanya berdiskusi dengan Hamida saja.

Maham memintanya memperkuat posisi, dengan jatuhnya Jodha, maka Jalan akan menjadi dekat dengannya.

Jodha meminta pelayan untuk mempersiapkan segala sesuatu dengan baik. Mirza Hakim datang. Jodha melihatnya dan berkata bahwa Shivani sedang tidak ada. Mirza Hakim tersenyum karena sudah tahu. Dia datang hanya untuk menginformasikan jika di istana ada pagelaran kesenian – dan karena tahu Shivani menyukainya, berencana mengajaknya. Dia ingin Jodha memberitahu Shivani, apakah mau menghabiskan waktunya bersama menonton pagelaran kesenian ini? Jodha manggut-manggut sebagai tanda mengiyakan.

Pratap kesal mengetahui Bharmal membuat hubungan lain dengan Mughal. Dia mengatai Bharmal seorang pengecut dan menyatakan bahwa mereka menyatakan perang dengan Mughal. Semua pangeran menyetujuinya. Guru Pratap mengatakan untuk menjadikan Tulsi Das sekutu, karena dia adalah musuh Mugal. Pratap menyebutkan mereka akan bersekutu dengan siapapun untuk bisa menang melawan Mughal.

Javeda bertanya pada Zakira apakah warna biru cocok dikenakannya dalam pesta pernikahan? Zakira mengiyakan, tapi pipi Javeda harus merah merona. Javeda bertanya bagaimana caranya? Zakira menjawab bila para wanita Arab biasa menampar pipi mereka sendiri demi bisa membuatnya menjadi merah. Setelah Zakira pergi, Javeda mulai menampari diri sendiri.

Maham datang dan bertanya apa yang dilakukan Javeda menampar diri sendiri? Javeda menjelaskan jika ini demi mendapat pipi merah merona dan mengajak Maham ikut serta. Maham menjawab tidak mau karena sudah tua. Javeda justru minta tolong pada Maham untuk menamparnya. Segera, Maham menampar Javeda sekuat tenaga hingga Javeda terjengkang. Namun, Javeda justru mengatakan bahwa Maham melakukannya dengan baik dan meminta tamparan di pipi sisi lainnya. Maham pun menamparnya, dan Javeda pun tersadar dari mimpinya. Kekeke...

Maham pergi ke dapur dan meminta para pelayan membuat segala sesuatunya sempurna. Sementara Adham Khan datang dan bertanya apa yang ibunya lakukan – pernikahan akan terjadi? Maham menenangkan Adham dan menyatakan ketika Jalal tahu Jodha mengkhianatinya maka hal-hal menyenangkan akan terjadi.

Jalal sedang bersama Hamida dan Salima ketika Ruqaiya datang dan menyatakan ingin bicara dengan Jalal. Keduanya pergi. Ruqaiya bertanya siapa istri khusus bagi Jalal? Tentu Jalal menjawab Ruqaiya. Ruqaiya bertanya kenapa Jalal tidak memberitahunya soal pernikahan Mirza-Shivani? Kenapa Jodha menyita waktu Jalal terlalu banyak? Dia menyatakan bahwa Jodha telah menghinanya dengan tidak mengubah agamanya.

Ruqaiya mengeluarkan unek-uneknya bahwa Jodha adalah istri yang tidak menerima Jalal sebagai suaminya, yang hanya mendorongnya. Tapi kenapa Jalal justru menerima keinginannya untuk menikahkan adiknya dengan Mirza? Dia mempertanyakan di mana Jalal yang dulu, yang tidak berani menatap wajahnya saat bicara dan tidak ada yang berani menghinanya? Jalal menjawab bahwa ada tiga alasan yang mendasari keputusannya. Pertama, Mirza Hakim menyukai Shivani; kedua, mereka tak perlu mengundang diri mereka sendiri; ketiga, dirinya masih memiliki kekuatan besar kok.

Ruqaiya bertanya kenapa jika Jodha tidak mempedulikan Jalal – Jalal harus mempedulikan Jodha? Dia pergi meninggalkan Jalal. Dia yakin Jalal berbohong padanya dan merasa salah telah tidak mendengarkan Maham: Jodha adalah ancaman!

Selanjutnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 150.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 149

0 komentar:

Post a Comment