Lanjutan part 2
Presiden mengucapkan selamat untuk Kwon Yul. Lantas, menanyakan Kwon Yul, apakah telah menetapkan hari pernikahan. Yeah, Presiden juga bisa memahami bahwa Kwon Yul adalah orang tua tunggal berbuntut tiga. Kwon Yul pergi dari Blue House. Kepalanya pusing memikirkan mengenai pernikahan.
Heechul bilang kepada Dajung untuk ikut kelas penganting. Dajung mengatakan jika dirinya memiliki kehidupan pribadi juga. Heechul mencium “aroma” bahan pergunjingan baru – kira-kira, sudahkah Dajung putus dari Kwon Yul dengan mengatakan hal seperti itu.
Di waktu bersamaan, Dajung menerima laporan mengenai keadaan ayahnya dari rumah sakit. Setengah mati Dajung belingsatan mendengar kabar tersebut. Dia segera menuju rumah sakit untuk mengetahui kondisi ayahnya. Sesampainya di rumah sakit, Dajung langsung menangisi ayahnya yang terlihat seperti orang yang telah tiada. Namun, mendadak ayah Dajung bangun dan tertawa-tawa. Dajung beringsut, mutung sebab ayahnya sudah membohongi dirinya.
Ayahnya kemudian berkata bahwa dirinya mau berjumpa dengan pacar Dajung, Kwon Yul – calon Perdana Menteri Korea yang bakal jadi mantunya. Dajung marah-marah jika pura-pura bertambah parah sakitnya bukan sebuah candaan yang tepat saat ini.
Tapi, Dajung menerima penjelasan dari dokter yang menangani ayahnya bila keadaan ayahnya saat ini benar-benar mengkawatirkan. Bahkan, diperkirakan hidupnya maksimal hanya enam bulan.
Ayah Dajung mengatakan jika dirinya sangat mencintai Dajung. Karenanya, dia memohon supaya Kwon Yul dibawa untuk menghadap dirinya. Dajung masygul dengan dilema tersebut.
***
Tim sukses Kwon Yul bersiap membuat acara atas keberhasilan Kwon Yul melewati pertemuan dengan pendapat bersama para anggota kongres. Inho menanyakan mengapa Dajung tak ada di dalam daftar tamu acara tersebut. Padahal dia telah mengasih sumbangsih yang tidak sedikit. Sekretaris Heejoo menjawab bila hal tersebut tak diperlukan, karena tak lama lagi hubungan palsu Dajung dan Kwon Yul juga akan berakhir.
Sekretaris Heejoo bertanya di luar dugaan mengapa Inho peduli dengan Dajung. Menurut Inho tidak masalah peduli dengan Dajung, memangnya ada yang salah. Sekretaris Heejoo menjawab bahwa kepedulian Inho dengan Dajung tak salah. Namun, bukankah lebih baik bersiap mengakhiri skandal yang menyebalkan itu.
***
Dajung mencoba menghilangkan masalah hidupnya dengan meminum minuman beralkohol. Harapan ayahnya untuk berjalan di sisi Dajung ketika menikah teringang-ingang di kepalanya. Pesan dokter padanya untuk tetap membuat ayahnya bahagia karena bisa menjaga stabilitas kesehatannya juga masih berputar-putar di dalam benaknya.
Di kantornya, Kwon Yul juga teringat kata-kata Dajung supaya Kwon Yul menjadi PM yang bisa mengupayakan nasib orang-orang lemah. Saat itulah Kwon Yul menerima panggilan telepon.
Dajung yang sedang dalam keadaan mabuk berseloroh macam-macam kepada para polisi yang dianggapnya sebagai editornya. Polisi yang segan mendengar kicauan Dajung memutuskan memanggil pacar Dajung yang ada di speed dial paling pertama di handphone Dajung.
***
Kwon Yul segera meluncur ke kantor polisi. Tentu saja dia dengan mudah menemukan Dajung, dalam keadaan mabuk. Begitu melihat Kwon Yul datang, Dajung mau lari. Tapi, Kwon Yul keburu memeganginya dan langsung membawanya keluar kantor polisi. Tak lupa, Kwon Yul mengucapkan terima kasih atas bantuan yang sudah polisi berikan.
Mereka berdua berjalan bersisian. Kwon Yul minta maaf dan bertanya-tanya mengapa bisa dia mendapat telepon dari polisi, kan sebentar lagi mereka bakal putus. Karena itu, Kwon Yul menyuruh Dajung untuk men-delete speed dial nomor telepon milik Kwon Yul.
Dajung memohon-mohon pada Kwon Yul dan menanyakan apa bisa mereka tidak berpisah dan menikah saja betulan.
Pertanyaan itu Kwon Yul terperanjat. “Apa?”
“Perdana Menteri, tak bisakah kita menikah saja?” tanya Dajung sambil memohon kembali.
Lanjut dong sinopsisnya.
ReplyDelete