Monday, August 14, 2017

Sinopsis School 2017 Episode 9 – Beban Berat yang Dibawa Gosip

Raja Sinopsis – Pada akhir School 2017 episode 8, Eun Ho-Tae Woon pulang bersama. Hujan turun. Keduanya berteduh. Saat itu, Tae Woon menatap Eun Ho. Jantungnya berdegub-degub ketika dia mendekatkan wajah ke wajah Eun Ho. Apa mereka berciuman?

Sinopsis School 2017 Episode 9 – Beban Berat yang Dibawa Gosip


Eun Ho-Tae Woon pulang bersama. Eun Ho yang ingin membuat lanjutan cerita webtoonnya bertanya, sebaiknya dibuat apa alasan X berbohong usai menyelamatkannya?

Tae Woon berseloroh jika sebaiknya dibuat jika si X tidak bisa percaya perasaannya sendiri saja. “Iya, tapi perasaan apaan?” tanya Eun Ho. Tae Woon menatapnya. Eun Ho jadi tambah bingung. Hujan turun. Keduanya berteduh. Tae Woon refleks memakai tasnya untuk melindungi kepala Eun Ho dari hujan.


Eun Ho senyum kikuk. Tae Woon menatap Eun Ho. “Jangan senyum begitu, bikin jantung gue ser-ser-an!” tuturnya, lalu wajahnya makin mendekat ke wajah Eun Ho. Sepertinya Tae Woon yakin akan mencium Eun Ho.

Petir terdengar keras menyambar, membuat Tae Woon tak jadi mencium Eun Ho. “Hei berhentilah main-main,” kata Eun Ho, lalu ngeloyor meninggalkan Tae Woon sendirian.

*


Tae Woon curhat pada Byung Goo soal ini – tapi memakai istilah “temanku”. Intinya, dia mengatakan, “temannya” mengungkapkan rasa sukanya pada seorang cewek dan hubungan “temannya” ini dengan cewek itu jadi aneh. Apa yang harus dilakukan “temannya” itu?

“Temen lo menyedihkan,” komen Byung Goo akhirnya, “Kenapa juga lo repot mikirin dia? Emang Temen lo bod*h nggak bisa mikirin cara mengatasinya?” Komentar pedas itu membuat Tae Woon geram.

*


Eun Ho kepikiran kejadian sepulang sekolah tadi. Dia bingung sampai menggulung diri di atas selimut, dan bukkk... dia terjatuh. Abangnya masuk kamar Eun Ho – niatnya mau minta duit. Melihat tingkah Eun Ho, dia asal menebak jika Eun Ho sedang disukai cowok. Eun Ho mengelak. Abangnya tidak peduli. Dia keluar sambil berteriak, “Ma, Eun Ho pacaran!”

*


Eun Ho berangkat pagi, supaya tidak bertemu Tae Woon di sekolah. Sialnya, Tae Woon juga berangkat pagi. Mereka malah ketemu di parkiran, dan terlihat kikuk satu sama lain. Cie.

Eun Ho tidak mau membuat banyak percakapan, karena itu dia langsung ngeloyor pergi. Tae Woon juga berjalan masuk ke sekolah. Entah kebod*han apa yang sudah Eun Ho lakukan, dia malah papasan sama Tae Woon lagi. Tae Woon melengos pergi. Saat itulah Eun Ho menemukan buku harian Bo Ra.

*


Bo Ra menyerah. Dia ingin dikeluarkan saja dari sekolah. Pak Guru Myung memintanya tidak menyerah. Dia akan menemukan sesuatu dan memaksa Bo Ra bersabar menunggu.

*


Bo Ra masuk ke kelas dan memasukkan buku-buku ke tas. Eun Ho datang. Melihat Bo Ra, dia langsung mengembalikan buku harian Bo Ra yang ditemukannya di lingkungan sekolah.

Eun Ho bertanya, “Apa lo bener-bener bakalan dikeluarkan?” Bo Ra mengiyakan, meskipun keputusan finalnya masih seminggu lagi keluar. Eun Ho mengerti. Dia siap membantu Bo Ra. Bo Ra tersenyum.

*


Tae Woon melihat Eun Ho berjalan ke arahnya. Dia bersiap menyapa, tapi keduluan sama Dae Hwi yang menagih janji traktir (memperbaiki sepeda, baca: School 2017 ep 8). Tae Woon diam.

*


Tae Woon bengong di gudang sekolah. Pikirannya melayang-layang, seolah-olah Eun Ho ada di hadapannya. Dia tersenyum. Cinta memang gila...

*


Eun Ho masih kepikiran tentang kejadian kemarin siang. Dia meletakkan boneka di depannya, dan berkata, “Lo nggangguin gue terus. Kita kan teman, tapi perasaan apa ini? Bener-bener bikin jengkel!” Dia menghubungi seseorang, dan orang itu adalah Sa Rang.

*


Sa Rang sebal karena Eun Ho telah melupakannya. Eun Ho meminta maaf. “Cepet bilang ngapain lo manggil gue kesini?” tutur Sa Rang. Eun Ho tidak mengatakan secara gamblang, tapi Sa Rang langsung menebak: pasti gara-gara Tae Woon.

Sa Rang berpikir Tae Woon sudah mengganggu Eun Ho. “Apa perlu gue bilangin dia supaya nggak nggangguin lo?” tanyanya. Eun Ho hanya bisa tersenyum kecut (Tae Woon memang mengganggunya, tapi bukan mengganggu secara fisik).

*


Eun Ho datang ke sekolah dengan riang gembira, tapi kegembiraannya sirna ketika melihat Tae Woon di parkiran. Dia langsung terlihat kikuk. Tae Woon menghampirinya, memintanya untuk tidak bersikap aneh lagi. Lakukan semuanya seperti biasa.

*


Pak Guru Myung mengingatkan anak-anak jika ujian akhir nasional tinggal 10 hari lagi. Setelah itu dia pergi meninggalkan kelas. Nam Joo menatap Dae Hwi yang terlihat sibuk dengan buku pelajarannya.

*


Anak-anak bergosip bahwa Hee Chan-Bo Ra pacaran sejak setahun lalu. Ada yang percaya, ada yang tidak percaya. Bo Ra masuk kelas dan mendengar semua itu. Salah satu diantara anak-anak itu menegaskan jika dirinya melihat Hee Chan-Bo Ra keluar dari UKS bersama-sama – UKS = tempat pacaran favorit anak SMA.

Hee Chan muncul dan mendengar dirinya digosipkan. Anak-anak bubar. Hee Chan mengklarifikasi, “Nggak mungkinlah gue pacaran sama cewek pecundang kayak Bo Ra!” Bo Ra keluar dari kelas.

*


Tae Woon menghalangi langkah Eun Ho dengan kakinya. Eun Ho kaget. “Kondisi kita emang canggung, tapi kenapa lo nyerah sama impianmu sekarang?” tanya Tae Woon. Karena beberapa hari ini Eun Ho tidak mengapdet webtoon-nya.

“Oiya, mungkin gara-gara lo nggak ngerti perasaan X, makanya pembaca lo cuman 1 orang aja,” jelas Tae Woon lagi, “Gue bakalan kasih tahu perasaan X.”

*


Tae Woon menatap Eun Ho. Ketika Eun Ho menatap ke arahnya, Tae Woon pura-pura menatap layar monitor. Eun Ho merasa Tae Woon terlalu dekat ke arahnya dan menyuruhnya menjauh. Tae Woon menjauh sekepal tangannya saja dari Eun Ho.


Tak berapa lama kemudian, Tae Woon kembali merapat pada Eun Ho. Itu membuat Eun Ho risih. Dia menyuruh Tae Woon menjauh darinya, seperti omongannya tadi. Tae Woon meyakinkan Eun Ho bahwa dirinya akan bersikap profesional – bisa memisahkan pekerjaan dengan perasaan. Eun Ho mendorong Tae Woon jauh-jauh dari dirinya.

*


Di rumah, Eun Ho menuliskan di balon komiknya: “Bukannya aku nggak suka. Aku merasa takut untuk memahami perasaan seseorang. Ini adalah pertama kalinya ada orang yang bilang suka padaku.”

*


Tae Woon memberikan komentar di webtoon Eun Ho. Tulisannya begini: “Astaga. Ternyata begitu ya perasaannya X. Sepertinya X benar-benar memberimu masukan. X pasti sangat, sangat tampan.” Setelah menuliskan komentar itu, dia seolah merasa menyesal sendiri. Apa coba?

Papa Hyun datang membawa makanan. Dia kelihatan canggung waktu memberikannya pada Tae Woon, dan meninggalkannya begitu saja sembari menyuruhnya belajar demi meningkatkan nilai.

*


Hee Chan dan Mamanya makan di sebuah restoran mewah. Saat itu Mama memberitahu supaya Hee Chan jadi nomor satu – jika tidak Papa akan mengatai Hee Chan bod*h mirip dengan Mamanya. Lagipula nanti Hee Chan tidak punya kesempatan masuk Fakultas Hukum Univ Seoul.

Mama heran kenapa Hee Chan tidak bisa mengalahkan Dae Hwi, padahal semua sudah diupayakannya – dari konsultan pribadi sampai guru untuk tiap mata pelajaran. Hee Chan diam, meskipun hatinya gondok berat disanding-sandingkan sama Dae Hwi terus.

*


Eun Ho meminjam catatan sastra Dae Hwi. Nam Joo menoleh ke arah mereka. Dae Hwi tidak hanya meminjami Eun Ho catatannya, tapi juga ringkasan ujiannya.

Tak tahan menahan diri, Nam Joo pun mengajak Dae Hwi bicara, menanyakan apa Dae Hwi sengaja mencari tahu latar belakang keluarganya, sehingga membuatnya terlihat menyedihkan? Dae Hwi mengaku tidak sengaja menemukan kebenarannya. Dia sengaja tidak memberitahu Nam Joo soal kecurigaannya supaya memberi kesempatan pada Nam Joo untuk berterus terang.

Nam Joo malah menuding perasaan Dae Hwi palsu, tak pernah benar-benar menyukainya. Dae Hwi melakukannya hanya demi bisa memuaskan hasratnya, pamer kepada semua orang bisa pacaran dengan Nam Joo. Dae Hwi kaget dituding begitu. Dia kemudian meninggalkan Nam Joo.

*


Kilas balik. Dae Hwi melihat saat Nam Joo bicara dengan Papanya (waktu memberikan roti). Saat dipancing apakah taksi itu punya perusahaan Papanya, Nam Joo mengiyakan saja.


Kemudian waktu Dae Hwi mengantar Nam Joo pulang. Waktu itu Nam Joo pura-pura masuk ke sebuah kompleks kaya-raya. Setelah Dae Hwi pulang, dia pulang ke rumahnya yang asli. Saat itu Dae Hwi mengikutinya.


Waktu Dae Hwi mengungkapkan bahwa dirinya terlihat palsu. Dan Nam Joo menimpali dengan mengatakan, “Siapa yang nggak pernah bohong sih? Semua orang punya alasan untuk berbohong.”


Kemudian, malam hari jadian mereka yang ke-200, Dae Hwi membelikan bunga dan hadiah untuk Nam Joo. Dia menuliskan ucapan terima kasih untuk mengungkapkan kebahagiaannya bersama Nam Joo. Dia pun menghubungi perusahaan Shingang Transportation untuk mencari Nam Joo, tapi CS yang menjawab menyebutkan bahwa CEO Shingang Transportation tak memiliki seorang putri. Kilas balik selesai.

*


Pak Kepsek Jin masih berharap bisa mengungkapan siapa X sebenarnya. Dia menanyai beberapa murid. Jawaban Byung Goo yang memberinya harapan: “Saya yakin X adalah seseorang yang cepat dan bisa lari 100 meter dalam tempo 11 detik.” – mengingat X belum bisa ditangkap sampai sekarang.

Pak Kepsek Jin menelan informasi Byung Goo mentah-mentah. Dia lalu menanyai Young Gun, “Kamu bisa lari 100 meter dalam 12 detik kan?” Young Gun malas mendengar pertanyaan itu. Ha.

*


Jung Il bertanya pada Nam Joo apa benar keluarganya Nam Joo yang punya perusahaan Shingang? Dia penasaran sebab Mamanya bilang CEO-nya belum kawin. Nam Joo kaget. Begitu pula Dae Hwi yang duduk tak jauh dari Nam Joo duduk. Dia lalu menetralisir keadaan dengan mengatakan jika Mamanya Jung Il mungkin salah orang. Tak semua pekerja Shingang tahu kehidupan CEO-nya dong? Lalu dia meminta Jung Il kembali ke bangkunya.

*


Hee Chan menuding Bo Ra yang telah menyebarkan isu pacaran mereka. Bo Ra mengaku tak pernah melakukan itu – fakta bahwa dirinya pernah dihamili Hee Chan tak mungkin membuatnya berpikir melakukan. Dia menyebutkan satu nama, yakni: Eun Ho sebagai penyebar gosip itu – mengingat Eun Ho-lah yang menemukan buku harian yang ditulis Bo Ra dan Hee Chan. Lalu, Hee Chan pergi mencari Eun Ho. Dasar sampah!

*


Begitu menemukan Eun Ho, Hee Chan segera menudingnya telah menyebarkan gosip pacaran dirinya dan Bo Ra. Eun Ho mengernyitkan dahi, bingung tak mengerti.

“Buku hariannya Bo Ra! Lo dah baca kan?” tanyanya, lalu menegaskan bahwa dirinya tak mungkin memacari Bo Ra. Eun Ho ingin pergi dari hadapan Hee Chan, tapi Hee Chan tak mengizinkannya sebelum Eun Ho bicara kalau gosip itu bohong. Eun Ho menolak. Hee Chan pun mengasarinya. Eun Ho pun bersikap defensif.


Bo Ra yang melihat itu memutuskan pergi, eh malah ketemu Tae Woon. Segera Tae Woon menghampiri Eun Ho-Hee Chan. Dia berniat melayangkan tinju, tapi Eun Ho menahannya.

*


Tae Woon memplester bagian tubuh Eun Ho yang lecet-lecet akibat diserang Hee Chan tadi. Dia bertanya kenapa Hee Chan sebegitu marahnya pada Eun Ho? Eun Ho menjelaskan dirinya dituduh sebagai penyebar gosip pacaran Hee Chan-Bo Ra setelah menemukan buku hariannya Bo Ra. Tae Woon heran, kenapa juga Hee Chan semarah itu? Memang kenapa kalau orang sampai tahu?


Tae Woon keluar dari gudang sekolah untuk membalas perlakuan Hee Chan pada Eun Ho. Tentu saja Eun Ho tak membiarkannya dan memintanya menahan amarah.

*


Mamanya Eun Ho sama Mamanya Hee Chan cekcok di kantor guru. Keduanya saling menyalahkan. Mamanya Eun Ho menyalahkan Hee Chan. Mamanya Hee Chan menyalahkan Eun Ho. Percekcokan diantara mereka merembet ke masalah status. Mamanya Hee Chan menepuk dadanya, menegaskan bahwa pihaknya takkan main-main sebab Papanya Hee Chan adalah jaksa. Mamanya Eun Ho juga menepuk dada, sebab Papanya Eun Ho bukan siapa-siapa (hahaha).

Pak Guru Koo dan Pak Guru Myung menengahi mereka. Tetap saja kedua ahjumma itu bersura. Mereka akan bertemu di sidang Komisi Kekerasan Sekolah.

*


Eun Ho mendekatkan wajahnya ke wajah Hee Chan. Dia menatap luka gores di pipi Hee Chan. Tindakan itu membuat Hee Chan kesal. Dia menyuruh Eun Ho enyah dari hadapannya. “Gue cuman mau lihat seberapa besar luka di pipi lo,” sindir Eun Ho.

Eun Ho menantang Hee Chan, bahkan menyuruhnya meminta maaf karena Hee Chan-lah yang sudah memukulnya lebih dulu. Hee Chan mencak-mencak. Dae Hwi berdiri memisahkan mereka. Dia menyuruh Hee Chan bersabar, sebab teriakannya mengganggu siswa lainnya.

*


Tae Woon menghadang Hee Chan di pintu kelas. “Lo mukul cewek sekarang ya?” sindirnya. Hee Chan merasa Tae Woon salah paham padanya. Itu membuat Tae Woon kesal – dia hendak melayangkan tinju kirinya tapi ditahan.

“Kenapa sih lo ikut campur aja sama urusannya Eun Ho?” tanya Hee Chan.

“Menurut lo?” Tae Woon balik bertanya, “Awas, lo sentuh Eun Ho, gue tamatin lo!”

*


Hee Chan menyuruh Bo Ra memberikan buku hariannya. Bo Ra menolak, tidak mau buku harian itu dihancurkan. Dia bertanya, “Kenapa lo sebegitu takutnya? Apa lo takut sama apa yang udah lo perbuat ke gue?”

Hee Chan mencengkeram kerah baju Bo Ra, dan menaikkan tangan kanannya – siap memukul Bo Ra.

*

Kilas balik. Kejadian serupa pernah terjadi di suatu malam. Hee Chan hampir memukul Bo Ra, tapi diurungkannya. Dia mengingatkan Bo Ra bahwa Mamanya pasti membunuhnya jika tahu. Bo Ra menyuruh Hee Chan meminta maaf. Hee Chan tidak merasa salah. “Lo yang udah memulai gosipnya!” tegas Bo Ra.


Hee Chan menuding Bo Ra sebagai cewek murahan yang menggoda banyak cowok. Bo Ra membalik omongan Hee Chan dengan mengatakan, “Lo tahu kenapa gue mencampakkan lo? Karena lo sakit!” Tangan Hee Chan melayang menampar Bo Ra.

Bo Ra marah. Dia berjanji akan mengungkapkan semuanya pada semua orang – sekolah, Mamanya Hee Chan, dan teman-teman. Hee Chan mendelik. Dia menantang Bo Ra melakukannya, toh ada konsekuensi yang tidak bisa Bo Ra hindari. Kilas balik selesai.

*


Tae Woon muncul dan meledek Hee Chan yang bersikap pengecut – memukul cewek. Hee Chan memerintahkan Tae Woon tidak ikut campur. “Gimana ya? Gue jadi suka ikut campur urusan orang lain sekarang. Eh bukan orang lain juga ding...” sahut Tae Woon, dan memerintah Hee Chan untuk memukul Bo Ra jika memang ingin terlibat masalah dengannya.

*


Hee Chan mencari di kolong meja Bo Ra dan mengecek loker Bo Ra. Dia berharap menemukan buku harian itu disana. Nihil. Dia meluapkan kekesalannya dengan memukuli penutup loker. Sakit ini orang!

*


Pak Guru Myung membujuk Bo Ra mengatakan apa yang dilihatnya waktu Hee Chan-Eun Ho bertengkar. Bo Ra berkelit, tidak tahu apa-apa.

Ibu Polwan Ji mengambil alih pembicaraan. Dia bertanya, “Apa mengatakan nggak tahu akan membuat hidup kamu jadi mudah? Kamu juga bilang nggak tahu kan waktu itu, jadi kamu-lah yang disalahkan atas pemukulan Bit Na dan dituding sebagai pencuri buku catatannya?” Pak Guru Myung meminta Ibu Polwan Ji tidak to the point seperti itu. Ibu Polwan Ji mengedikkan bahu. Dia hanya berharap Bo Ra bersikap bijak.

*


Eun Ho coba bicara pada Bo Ra, memintanya mengatakan apa yang dilihatnya saat dirinya berkelahi dengan Hee Chan. Bo Ra berkelit, mengaku tidak melihat apa-apa. Lagian, jika dirinya berbicara, hasilnya tetap sama: Hee Chan yang akan menang. Eun Ho menyadari Bo Ra sengaja bungkam. “Apa ini gara-gara gosip lo sama dia?” tanyanya. Bo Ra ngeloyor.

*


Dae Hwi-Bo Ra berpapasan. Bo Ra nampak menghindar, tapi Dae Hwi memanggilnya. Dia menegaskan bahwa dirinya akan melakukan seperti yang Dae Hwi suruh dulu, toh biar bagaimanapun dia akan tetap kalah.

Dae Hwi meminta maaf atas kejadian dulu (entah ada kejadian apa antara Hee Chan dan Bo Ra yang melibatkan Dae Hwi, belum diceritakan) dan mengatakan bahwa apa yang dikatakannya tidak sepenuhnya bohong. Bo Ra yang sepertinya kesal melihat kepalsuan Dae Hwi berujar, “Suruh saja Hee Chan tenang. Gue nggak bakal nyakitin dia!”

*


Pak Guru Myung menerima laporan dari Eun Ho dan Bo Ra soal kejadian Eun Ho vs Hee Chan. Dia mengeluh, laporan itu mirip investigasi ketimbang konseling. Ibu Polwan Ji yang duduk dihadapannya berkomentar supaya Pak Guru Myung menginvestigasi demi kebenarannya. Pak Guru Myung mendesah – dia tidak ingin kebenaran, dia ingin mengenal siswanya. Dia berharap para siswa bisa saling berbaikan. Pak Guru Jang muncul dan tanpa basa-basi mengajak Ibu Polwan Ji makan.

*


Pak Guru Myung tidur di meja sewaktu Pak Guru Jang dan Ibu Polwan Ji makan burger sambil chit-chat. Topik yang diusung adalah menerima konseling siswa bak memeluk bom. Jika bom ini meledak, guru yang menerima konseling tak bisa melakukan apapun. “Macam pria pesakitan itu!” tunjuk Pak Guru Jang ke arah Pak Guru Myung.

Bagi Pak Guru Jang, guru yang menerima konseling siswa akan kerepotan sendiri pada akhirnya karena ada tugas lainnya – mengajar, bertemu orang tua siswa, mendamaikan siswa, sampai memasukkannya ke dalam evaluasi. Ibu Polwan Ji membenarkan apa yang dikatakan Pak Guru Jang. Meski begitu, dia meminta Pak Guru Jang tidak menatap Pak Guru Myung dengan tatapan menyedihkan begitu.

Ibu Polwan Ji pamit lantaran harus keliling sekolah, meregangkan tubuh. Pak Guru Jang mau ikut. Mendengar itu sontak Pak Guru Myung terbangun. Jiahhh...

*


Nam Joo mengajak Dae Hwi balikan. Dia menyatakan perasaannya tulus, meskipun dirinya sempat berbohong tentang status sosial keluarganya. Dae Hwi pun mengakui perasaannya tulus pada Nam Joo, meskipun ada sedikit pamrih (berharap Nam Joo benar-benar berasal dari keluarga kaya). “Mungkin sebetulnya saya lebih menyukai Nam Joo si cewek kaya ketimbang Nam Joo si cewek miskin. Saya merasa nggak berhak menyukaimu,” tutur Dae Hwi. Nam Joo pergi meninggalkan Dae Hwi begitu saja. Dia menangis tersedu-sedu.

*


Saat istirahat, Hee Chan-Dae Hwi bicara di salah satu sudut sekolah yang sepi. Hee Chan meminta Dae Hwi mengatasi Eun Ho secepatnya. Dae Hwi menolak dilibatkan. Hee Chan yang memegang kartu truf Dae Hwi mengancam akan membongkar kejadian tahun lalu – itu akan menghancurkannya. Dae Hwi tidak takut, toh Hee Chan juga akan turut hancur bersamanya.

Hee Chan tersenyum. Jika hancur, dia bisa kuliah di luar negeri dan menyetel ulang hidupnya dengan mudah. Tapi Dae Hwi pasti tamat. “Ayolah kita perbaiki semuanya,” pinta Hee Chan. Mereka tidak sadar jika ada sepasang mata mengawasi pembicaraan mereka – sepasang mata milik Tae Woon.

*


Dae Hwi pulang sekolah. Dibelakangnya, Tae Woon mengatainya, “Pecundang, lo nggak malu, mengancam cewek lemah dan menghancurkan hidupnya? Lalu bersikap sok baik di depan semua orang seolah-olah lo dewa. Lucunya identitas sebenarnya dari Ketua OSIS!” Dae Hwi berbalik, menatap Tae Woon dengan tajam.

Ikuti tautlink berikut untuk membaca kelanjutan School 2017 sinopsis episode 10.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis School 2017 Episode 9 – Beban Berat yang Dibawa Gosip

0 komentar:

Post a Comment