Wednesday, August 9, 2017

Sinopsis School 2017 Episode 8 – Setelah Kebohongan Itu

Raja Sinopsis – Pada akhir School 2017 episode 7, Tae Woon mengungkapkan kepada Pak Guru Koo bahwa dirinya-lah bersama Eun Ho di malam itu di kantor guru (malam waktu Pak Guru Myung mantau kantor guru bersama Ibu Polwan Ji). Mata semua orang membelalak. Apa yang terjadi kemudian? Akankah Tae Woon kena pasal berlapis? Baca kelanjutannya di bawah ini.

Sinopsis School 2017 Episode 8 – Setelah Kebohongan Itu



Tae Woon menegaskan di depan para guru bahwa dirinya-lah orang yang bersama Eun Ho di kantor guru malam itu. Dia mengaku melihat X di sana. Yang sayangnya tak berhasilnya diketahui lantaran X keburu kabur lewat jendela. Dae Hwi masuk ke kantor guru untuk menyerahkan tugas, dan secara tidak sengaja mendengar omongan Tae Woon.

“Kamu melihat mukanya?” tanya Pak Guru Myung. Tae Woon menatap Dae Hwi, lalu menggeleng.

Pernyataan Tae Woon membuat Eun Ho aman. Meski begitu mereka berdua kena hukuman lain, yaitu: masuk kantor guru tanpa izin.

*


Pak Guru Myung memarahi Ibu Polwan Ji karena melapor apa yang diceritakannya kepada Pak Guru Koo. Ibu Polwan Ji merasa hanya menjalankan tugasnya sebagai polisi. Tetap Pak Guru Myung menyalahkan Ibu Polwan Ji, toh anak-anak bukanlah pelaku kriminal.

“... Melindungi mereka tanpa alasan juga bukan hal yang benar,” timpal Ibu Polwan Ji, “Meski menyakitkan, kurasa mengoreksi kesalahan dan menunjukkan kebenaran mereka adalah hal yang tepat dilakukan.”

*


Eun Ho ingin mengatakan hal sebenarnya kepada Dae Hwi. Sebab mata “Si Malaikat Maut” (julukan buat Pak Guru Koo) tengah waspada. Tae Woon menyuruh Eun Ho berhenti membicarakan Dae Hwi. Semua masalah yang menimpa mereka diakibatkan ulahnya.

*


Dae Hwi menatap selembar kertas “Pelaporan & Pengurangan Poin”. Dia meremasnya.

*


Tae Woon masuk ke kelas, dan menemukan gambar X disertai tulisan: “Maaf telah membuatmu kesal, X! Bagaimana kalau nanti minum lemonade.” Dia tersenyum.

Teman Tae Woon melihat Tae Woon senyam-senyum sendiri. Dia minta diceritai apa yang lucu. Tae Woon menolak. Eun Ho tersenyum, seperti tahu jika Tae Woon menerima permintaan maafnya.

*


Eun Ho meminta maaf lantaran tidak memikirkan perasaan Tae Woon. Dia salah menilai, melindungi orang lain bukanlah tindakan mudah.

Yang jelas saat ini mereka dalam masalah besar. Tak terkecuali Dae Hwi. Tae Woon mengingatkan Eun Ho tidak mencemaskan Dae Hwi lagi. Dia yakin Dae Hwi punya cara sendiri untuk menyelesaikannya.

*


Pengumuman tentang hukuman Tae Woon-Eun Ho keluar. Anak-anak melihatnya. Dae Hwi datang, anak-anak pergi. Tae Woon datang, Dae Hwi pergi. Eun Ho datang.

*

Eun Ho mengeluh pengurangan poinnya terlalu banyak. Dia khawatir tidak bisa kuliah dan menyesal telah membuntuti Dae Hwi malam itu. Tae Woon yang kehilangan kesabaran mendengar keluhan Eun Ho, berkata, “Kita katakan saja yang sebenarnya. Kita bilang, dia yang pelakunya.”
Eun Ho menolak ide Tae Woon. Dia berpikir Dae Hwi pasti juga tidak enak hati pada mereka saat ini. Tae Woon pergi meninggalkan Eun Ho. Kemana?

*


Dia menemui Dae Hwi, memintanya mengaku kepada sekolah. Dae Hwi kesal. Dia mengaku tak takut dan berjanji akan buka suara pada pihak sekolah. “Baguslah kalo begitu,” timpal Tae Woon, “Nilai Eun Ho berantakan. Dia dalam masalah gara-gara coba ngelindungin lo! Bod*hnya dia masih ngawatirin lo!”

*


Dae Hwi tercenung sendirian. Nam Joo datang, menyodorkan minuman kaleng penyegar, sembari bertanya, “Ada apa? Apa yang salah?”

“Gue benci diri gue sendiri. Semua terlihat palsu.”

“Siapa sih yang nggak pernah bohong? Semua pasti ada alesannya.”

*


Dae Hwi membaca kembali “Kelas Khusus Musim Panas” – tampak tengah mempertimbangkan untuk ikut atau tidak. Dia buka laci untuk mengecek dana yang dimilikinya. Sial, tak ada duit sama sekali disana. Dia kelabakan.

Mama Dae Hwi membawa es teh manis enak, lalu mengakui bahwa dirinyalah yang telah mengambil (baca: meminjam) duit Dae Hwi di laci. Ada keperluan mendesak. Dia berjanji menggantinya bulan depan.

Dae Hwi menahan air matanya. “Nggak peduli seberapa keras berusaha, saya selalu kembali ke tempat semula. Apa gunanya saya ngelakuin semua ini? Mama tau, hal bod*h apa yang sudah saya lakuin hingga bikin saya menyerah?” Mama kaget sama omongan Dae Hwi itu.

*


Dae Hwi menuju kantor guru. Begitu di depan pintu nyalinya menciut. Niatnya hilang. Pak Guru Myung muncul di belakangnya, “Dae Hwi. Bapak baru saja mau memanggilmu. Ayo masuk ke dalam.”

Pak Guru Myung memberikan formulir beasiswa dua tahun kuliah di Univ. Seoul yang digagas alumnisnya. Dia akan merekomendasikannya.

Dae Hwi senang bukan kepalang. Niatnya melapor kembali muncul. Sayangnya yang keluar dari mulutnya hanyalah ucapan, “Pak Guru, saya betul-betul mau kuliah di Univ. Seoul, jadi saya rela melakukan apapun demi itu tanpa melihat ke belakang lagi. Mohon bantu saya mendapatkan beasiswa itu.”

*


Tae Woon pulang. Papa Hyun menyambutnya dengan satu gamparan, menudingnya sebagai berandalan bod*h lantaran masuk ke kantor guru. “Apa ini semua demi RA EUN HO?” pekiknya.

*


Tae Woon berdiri di tepi jalan – sebuah tepi jalan yang cukup tinggi. Sebuah masa lalu melintas.

Joong Ki berdiri di tepi jalan, dimana Tae Woon berdiri tadi. Dia berjalan jaga keseimbangan untuk bermain-main. Tae Woon berteriak, memperingatkan bahaya bermain-main di tepi jalan itu. Bisa jatuh. Joong Ki malah meledek Tae Woon pengecut.

Dae Hwi melongok ke bawah tepi jalan, dan berpendapat tidak dalam. Tae Woon coba melongok, lalu Dae Hwi menggoda dengan menariknya. Joong Ki tak mau ketinggalan. Dia pura-pura jatuh, sehingga Tae Woon dan Dae Hwi terlihat khawatir. Dia tertawa terbahak-bahak telah mengerjai keduanya.

Kenangan masa lalu itu pudar. Tae Woon menoleh ke belakang dan menemukan Dae Hwi.


Tae Woon melangkah sedikit di tepi jalan itu, dan mau terpeleset jatuh. Dae Hwi spontan berteriak, “Bahaya!”

“Justru yang lo lakuin jauh lebih berbahaya. Berhentilah Nyet! Lo bersikap kotor dan murahan!” tukas Tae Woon. Dae Hwi angkuh bersikukuh, merasa benar. Dia tidak malu sama sekali. Dia takkan menyesal. Itulah puncak pencapaian atas apa yang dilakukannya.

*


Omongan Dae Hwi hanya isapan jempol semata. Besoknya, dia ke ruang guru dan mengaku di depan Pak Guru Koo bahwa dirinya-lah yang masuk ke ruang guru untuk mencuri jawaban ujian kompetisi matematika. Semua guru kaget. Siswa T.O.P melakukan itu?

*


Dae Hwi disidang di depan dewan guru. Dia mengulangi semuanya. Pak Kepsek Jin muncul dan mengomentari tindakan jelek Dae Hwi. Pak Kepsek Sementara (Pak Wakil Kepsek Duk) mengingatkan bahwa Pak Kepsek Jin sedang dibebas-tugaskan.

Dae Hwi meminta kepada dewan guru agar Tae Woon-Eun Ho dibebaskan dari segala hukuman. Tae Woon-Eun Ho masuk ke ruang guru demi melindunginya dengan mengembalikan jawaban ujian kompetisi matematika ke tempatnya semula.

*


Eun Ho berdiri menunggu di luar tempat Dae Hwi disidang. Tak lama, Tae Woon muncul. Eun Ho tahu Tae Woon mencemaskan Dae Hwi, tapi Tae Woon sok bersikap tidak peduli. Tidak lama kemudian, Dae Hwi keluar dari ruang sidang. Tae Woon langsung pergi.

*


Hukuman bagi Dae Hwi sudah keluar. Anak-anak membacanya di dinding sekolah. Nam Joo tak ingin memercayai yang dilihatnya. Dae Hwi berdiri di belakang teman-temannya. Wajahnya datar seolah sudah menduga hukuman apa yang menantinya. Tak lama, Tae Woon muncul dan berdiri di belakang Dae Hwi. Dia menatap Dae Hwi sebentar, mungkin salut atas keberanian Dae Hwi mengungkap kebenarannya.

*


Ibu Polwan Ji berpikir Pak Guru Myung pasti mencoba melindungi Dae Hwi. Pak Guru Myung mengelak, mengaku tak tahu siswa itu adalah Dae Hwi. Dia juga mengatakan apa yang dikatakannya tidak sepenuhnya bohong (waktu dia bilang menyukai Ibu Polwan Ji). Pernyataan itu hanya ditanggapi senyuman oleh Ibu Polwan Ji. Wuah masih belum dianggap rupanya.

*


Nam Joo bertanya pada Dae Hwi soal pengumuman hukuman tadi. Dae Hwi blak-blakan. Dia mengakui kesalahannya mencuri jawaban ujian kompetisi matematika. Sebab semua jadi serba sulit dan rumit pasca-kejadian itu. Dia menyesal.

*


Eun Ho senang masalah Dae Hwi berakhir baik. Dia membuka webtoon-nya, dan kembali kegirangan melihat ada beberapa komentar lainnya yang masuk. Hanya saja, dia bertanya-tanya kenapa fans pertamanya itu (nickname: niceguys) hanya memberikan komentar singkat. Komentar panjang dengan penjelasan jauh lebih bagus.

*


Tae Woon kepikiran juga soal komentar ini. Dia menanyakan pada Byung Joo tentang apa yang sebaiknya ditulis dalam sebuah komentar? Byung Joo memberikan respons yang sama dengan yang Tae Woon pikirkan – komentar singkat. Jiahaha.

*


Kyung Woo melihat Sa Rang jalan sendiri. Itu janggal. Dia pun menanyakan Eun Ho pada Sa Rang. Sa Rang tidak tahu, “Kami sedang “istirahat”. Dasar cewek jahat.” Kyung Woo menyuruh Sa Rang mengungkapkan rasa sakit hatinya (dijauhi sahabat) pada Eun Ho.

“Apa Ra Eun Ho jahat?” tanya Kyung Woo.

“Kenapa dia jadi cewek jahat?” timpal Sa Rang, “Jujur ya, saling simpan rahasia dengan sahabat kan nggak salah?”

Kyung Woo memahami situasinya dan menyuruh Sa Rang mengungkapkan rasa sakit hatinya itu pada Eun Ho. Sa Rang berkelit sedang bicara soal Eun Ho. Dia ingin ngeloyor, tapi Kyung Woo mengajaknya makan mi instan di minimarket.


Sa Rang menyiapkan mi untuk dirinya sendiri dan Kyung Woo. Sambil makan, Kyung Woo kembali menyarankan pada Sa Rang untuk mengungkapkan rasa sakit hatinya pada Eun Ho.

*


Bit Na datang ke sekolah bersama Mama, lawyer, dan para bodyguard. Di ruang guru, Mamanya Bit Na meminta digelar sidang untuk menghukum siswa yang memukul putrinya. Pak Guru Myung terkejut, benar-benar tidak menyangka masalah diantara pelajar akan lari ke ranah hukum.

*


Pak Guru Myung meminta Bo Ra untuk menceritakan yang sebenarnya. Dia berjanji membantunya. Bo Ra ingat dulu Ibu Guru Ran juga pernah bicara begitu tapi mengecewakannya. Dia pamit karena tak mau mengatakan apa-apa.

*


Young Gun cs. mengacak-acak tas Bo Ra. Dia memperingatkan gadis lugu itu supaya tidak bicara macam-macam di depan sidang nanti. Dia dan dua anteknya tak mau terlibat apa-apa. Bo Ra diam diperlakukan seperti itu.

*


Sidang kekerasan di sekolah digelar. Bo Ra nampak nerveous melihat para guru dan orangtua murid yang tergabung dalam komite sekolah. Seperti janjinya, dia mengakui perbuatan yang tak pernah dilakukannya. Atas pengakuan tersebut, dia diganjar hukuman skorsing selama seminggu. Pak Guru Myung spechless.

*

Bo Ra berjalan masgul sekeluarnya dari sekolah. Young Gun, yang pulang bersama dua anteknya, sengaja menyenggol Bo Ra. Bo Ra diam.

*


Eun Ho mengoceh sendiri tentang kesebalan melihat rantai sepedanya selalu copot tiap hari. Saat itu Dae Hwi tengah memperbaiki rantai sepeda Eun Ho. Dan berhasil. Eun Ho girang. Bukannya mentraktir, dia malah minta traktir es serut pada Dae Hwi. Dae Hwi janji membelikannya.

Tae Woon melihat Dae Hwi berjanji pada Eun Ho. Dia bergegas menghampiri gadis manis berusia 18 tahun ini dan menyuruhnya untuk tidak makan es serut bersama Dae Hwi. Sambil mesam-mesem, Eun Ho mengatakan tidak mau patuh pada perintah Tae Woon. Dia heran kenapa Tae Woon melarangnya?




Tae Woon ngeloyor pergi, menjauhi Eun Ho. Saat itu wajah Eun Ho yang ceria dan manis membayang di benaknya. Dia menepis bayangan itu.
*


Di kelas, Tae Woon menarik Eun Ho mendekati wajahnya. Dia menatapnya. Eun Ho balas menatapnya – kebingungan. Tae Woon melepasnya. Dia yakin tidak menyukai Eun Ho, lalu pergi keluar kelas. Eun Ho sendiri bertanya-tanya kenapa tingkah Tae Woon janggal begitu.
*




Pak Guru Myung berlatih memberikan tiket nonton film bioskop pada Ibu Polwan Ji. Tak lama, Ibu Polwan Ji muncul. Melihat tiket film bioskop, dia menebak Pak Guru Myung mau mengajaknya kencan. Glek. Pak Guru Myung mencari kata-kata pas untuk menjelaskan maksudnya, tapi Pak Guru Jang muncul dan tanpa ba-bi-bu langsung memberikan tiket nonton film bioskop pada Ibu Polwan Ji. Sialnya Ibu Polwan Ji menerima ajakan itu. Jiahhh, keduluan – makanya jangan lama-lama Pak nanti disambar orang.

*


Pulang sekolah Pak Guru Myung bertanya pada Ibu Polwan Ji tentang kapan nonton filmnya? Ketika mendapat jawaban bukan sekarang, dia langsung mengajak Ibu Polwan Ji makan siang. Untuk menghindari penolakan, dia juga mengajak anak-anak untuk menemaninya. Mau tak mau Ibu Polwan Ji menerima ajakan makan siang itu. Kampretnya, Pak Guru Jang muncul dan ikut makan siang bersama mereka, ahahaha.

*


Di kafe burger, Pak Guru Myung hanya bisa merengut melihat Pak Guru Jang ngobrol terus sama Ibu Polwan Ji. Dia tidak dapat kesempatan. Melampiaskan kekesalannya, dia menyumpal mulut Pak Guru Jang dengan roti burgernya.

*


Usai makan siang bersama, anak-anak jalan pulang bersama – Eun Ho-Tae Woon-Dae Hwi-Nam Joo. Seorang pria berlagak bos memarahi seorang pekerja bangunan yang sedang merapikan trotoar. Eun Ho yang menyadari pekerja bangunan itu Papanya segera menghampiri dan mengomeli pria yang memarahi Papanya. Pria itu tidak mau kalah. Dia pasang dada untuk balas mengomeli Eun Ho. Tae Woon maju pasang badan demi Eun Ho – aih...

Tuan Ra pergi. Tae Woon melihat Eun Ho dengan Papanya terlihat akrab. Dia kayaknya iri.

*


Eun Ho jadi tahu kalau Papanya pulang malam itu bukan untuk minum-minum, melainkan bekerja. Papa mengaku bahwa dirinya memang minum-minum sehabis bekerja. Biar harinya tidak sumpek dengan pekerjaan terus. Dia mengaku ingin mendapatkan uang tambahan supaya Eun Ho bisa ikut les webtoon. Eun Ho sedih Papa bekerja keras demi dirinya.

“Itu bukan satu-satunya alasan sih. Begini, jalan yang kuperbaiki itu jalan nuju ke sekolahmu. Saya bukan orang tua yang bisa memuluskan jalan hidupmu. Tapi seenggaknya saya mau jalan nuju sekolah, yang kamu lewati tiap harinya, bagus dan indah. Itulah kenapa saya mau merapikannya.” Eun Ho berkaca-kaca mendengar omongan Papanya (begitu pula saya T_T).

*


Dae Hwi mengantar Nam Joo pulang jalan kaki. Sepanjang jalan, dia menghebat-hebatkan Eun Ho yang tidak malu punya Papa. Dirinya sendiri juga pernah bohong, mengaku Mamanya guru padahal buka usaha salon. Nam Joo jealous Dae Hwi ngomongin Eun Ho terus. Dae Hwi meminta maaf, lalu berkomentar tentang lingkungan tempat tinggal Nam Joo.

Nam Joo menyuruh Dae Hwi pulang. Dia akan masuk ke dalam kompleks perumahannya sendirian. Dae Hwi menuruti apa yang Nam Joo katakan. Nam Joo keluar kompleks lagi, dan memastikan Dae Hwi sudah tak terlihat lagi. Setelah itu dia berjalan ke arah lain.

*


Pak Guru Myung mengikuti Ibu Polwan Ji – ingin memberikan minuman kaleng. Eh malah papasan sama Tae Woon. Melihat Pak Guru Myung membawa dua minuman kaleng, dia memintanya dan menegak habis. Dia bergumam ada sesuatu yang mengganjal. “Saya nggak punya perasaan khusus, tapi aku merasa mau minum soda bersamanya,” katanya.

“Juga makan bareng,” timpal Pak Guru Myung.

“Ingin melihatnya sebentar saja,” Tae Woon bicara lagi.

“Mau ngobrol juga,” kata Pak Guru Myung.

“Kalau menemukan sesuatu yang bagus, maka kamu bawaannya mau berbagi dengannya. Kamu ingin menenangkannya. Mau bersama lebih lama. Mau melakukan ini, mau melakukan itu. Hal-hal kecil dan remeh bersamanya,” ucap Pak Guru Koo yang tiba-tiba muncul. Tae Woon dan Pak Guru Myung membenarkan. “Itu rasanya saat menyukai seseorang,” jelas Pak Guru Koo. Tae Woon melongo tak percaya.

*

Eun Ho sebal disuruh antar nasi-ayam padahal lagi sibuk belajar. Hanya karena janji diberi uang jajan tambahan saja, dia akhirnya bersedia melakukannya.

*


Kemana Eun Ho mengantar paket nasi-ayam? Ke rumah Tae Woon rupanya.

Eun Ho memberikan paket nasi-ayam, lalu langsung ngacir pergi dari rumah Tae Woon. Seperginya Eun Ho, Tae Woon tersenyum jahil dan membeli satu lagi paket nasi-ayam.

Tak lama Eun Ho datang lagi, dengan wajah kesal, lebih-lebih waktu Tae Woon sengaja memesan nasi-ayam demi mengerjainya. Dia pergi setelah menyerahkannya.

Tae Woon memang lagi usil mau ketemu Eun Ho. Dia pesan lagi supaya kupon nasi-ayam-nya lengkap jadi sepuluh. Eun Ho marah-marah dikerjai habis-habisan oleh Tae Woon. Dia bertanya, “Jujur deh, lo benci gue kan? Kenapa nggangguin gue hah? Apa itu bikin idup lo bahagia?” Dia ngeloyor pergi tanpa menunggu jawaban Eun Ho.

*

Papa Hyun pulang. Melihat ada dua paket nasi-ayam di atas meja, dia mengajak Tae Woon makan bersama. Tae Woon menggeleng. Dia tak suka ayam. Dan buru-buru masuk kamar.

*


Nam Joo senang sudah pacaran sama Dae Hwi kurang-lebih 6 bulanan (200 hari). Dae Hwi juga senang. Mereka berpisah di depan sekolah. Saat berpisah, banyak cowok-cowok bapuk membuntuti Nam Joo, memuja kecantikannya. Dae Hwi menatap diam dari kejauhan.

*

Nam Joo menunggu kedatangan Dae Hwi di kafe. Karena Dae Hwi tak kunjung datang, dia coba menelponnya. Sayang Dae Hwi tak mengangkatnya.

*


Saat kembali ke rumah, Nam Joo terkejut menemukan Dae Hwi berdiri di depan jalan menuju rumahnya. Dae Hwi memberikan bunga dan hadiah, tapi air mukanya menunjukkan penyesalan. Dia sudah tahu latar belakang Nam Joo. “Nam Joo, saya sangat menyukai kamu. Kenapa kamu membohongiku terus-terusan?” tanyanya, menahan air mata.

Nam Joo mencoba menjelaskan bahwa telah terjadi sesuatu pada keluarganya, tapi Dae Hwi tak percaya dan memilih mengenyahkan diri dari hadapan Nam Joo.

*

Di sekolah, keduanya papasan. Mereka saling tatap. Tak ada perbincangan disitu. Keduanya memilih jalan yang berbeda. Mereka putus?

*


Eun Ho-Tae Woon pulang bersama. Saat itu, Eun Ho ingin membuat cerita di webtoonnya: sebaiknya dibuat alasan X berbohong usai menyelamatkannya? Tae Woon berseloroh jika sebaiknya dibuat jika si X tidak bisa percaya perasaannya sendiri saja.

“Iya, tapi perasaan apaan?” tanya Eun Ho. Tae Woon menatapnya. Eun Ho jadi tambah bingung. Hujan turun. Keduanya berteduh. Tae Woon refleks memakai tasnya untuk melindungi kepala Eun Ho dari hujan. Eun Ho senyum.

Tae Woon menatap Eun Ho. Jantungnya berdegub-degub. Tangan yang memegangi tas turun. Dia mendekatkan wajahnya. Ihirrr...

Ikuti tautlink berikut untuk membaca kelanjutan School 2017 sinopsis episode 9.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis School 2017 Episode 8 – Setelah Kebohongan Itu

0 komentar:

Post a Comment