Sunday, March 8, 2015

Sinopsis 'Abad Kejayaan' Episode 53 (Bagian 2)

Sebelumnya baca: sinopsis 'Abad Kejayaan' episode 53 - bagian 1.

Sinopsis 'Abad Kejayaan' Episode 53 (Bagian 2)

Sinopsis Abad Kejayaan episode 53 - bagian 1
Sinopsis Abad Kejayaan episode 53 - bagian 1

Goryeon – Sumbul Aga menemui kapten bajak laut dan meminta Putri Isabella dilepaskan dengan mengatasnamakan Ibrahim Pasha dari Kerajaan Ottoman. Kapten bajak laut melepaskan Putri Isabella. Ketika berada di hadapan Sumbul Aga dengan mata tertutup, Putri Isabella bertanya apa orang yang membebaskannya itu Griti? Kapten bajak laut menyatakan bukan. Dia menyebutkan kerajaan Ottoman-lah yang telah membebaskannya. Sumbul Aga memerintahkan pasukannya untuk menggiring Putri Isabella dan pelayannya dengan tangan dan mata terikat ke kereta kuda. 

Ketika hendak pindah, Nigiar berpapasan dengan Hurrem yang menatapnya dengan sinis. Hurrem bertanya kenapa Nigiar mau pindah? Nigiar menyebutkan jika dirinya dipasrahi untuk mengurus Khadijah sampai selesai melahirkan. Hurrem sinis berkata, “Baguslah, kau nggak akan menghalangi langkahku sekarang!” Nigiar minta Hurrem tidak memusuhinya, sebab dirinya sangat setia pada Hurrem. Hurrem santai menyahut bahwa itu sebabnya Nigiar berlindungi di balik Mahidevan? Nigiar terdiam. Hurrem dan para pelayannya melengos begitu saja.

Sumbul Aga melapor pada Ibrahim Pasha bahwa dirinya sudah berhasil menyelamatkan Putri Isabella. Melihat tangan dan mata Isabella dan kondisi tertutup dan terikat, Ibrahim memarahi Sumbul Aga karena mengikatnya. Sumbul Aga mengaku bukan dirinya yang melakukannya, tapi para bajak laut. “Lalu kenapa kau masih bicara dan nggak segera melepasnya?” pekik Ibrahim Pasha. Sumbull Aga berbalik dan memerintahkan pasukan untuk segera melepaskan ikatan Isabella dan pelayannya.

Ibrahim Pasha meminta maaf pada Isabella atas ketidaknyamanan yang terjadi. Dia memperkenalkan diri sebagai PM Ottoman, tangan kanan Suleiman. Dia menyatakan Isabella akan menjadi tamunya untuk sementara waktu.

Mustafa membidik sasaran dengan tepat. Sultan Suleiman memuji kepiawaian Mustafa yang makin meningkat. Mustafa menyatakan, “Bukan hanya kemampuan memanahku yang meningkat, kemampuan berpedangku juga meningkat. Apa boleh kutunjukkan di hadapan Ayah?” Suleiman mengaku itu tidak perlu. Dia mengingatkan jika Mustafa ingin menjadi seorang prajurit yang kuat dan tangkas, maka harus membaca banyak buku untuk memperluas wawasannya.

Mustafa mengatakan ingin belajar bahasa Italia supaya bisa membaca buku-buku berbahasa asing. Suleiman memintanya belajar dari Ibrahim Pasha, karena tidak ada guru yang lebih baik daripadanya. Penjaga istana berteriak untuk memberitahu Mahideveran datang. Suleiman menyatakan bahwa Mustafa telah membidik sasaran dengan tepat. Dia juga menambahkan dirinya dan Mustafa akan makan siang, dan berharap Mahideveran mau bergabung. Sambil tersenyum, Mahideveran menyatakan mau.

Isabella menuntut Ibrahim Pasha untuk melepaskannya. Namun, Ibrahim Pasha menolaknya, karena keputusan mengenai pembebasan Isabella berada di tangan Suleiman. Isabella mengiba. Dia menyebutkan jika Ibrahim Pasha membebaskannya, maka keluarganya dan tunangannya akan memberinya banyak sekali emas. Kesabaran Ibrahim Pasha habis. Dia meminta Isabella diam. Kemudian, dia mendekatkan dirinya pada Isabella.

“Tuan Putri, saya sangat menghormati Anda,” tukas Pasha, “Saya berharap Anda melakukan sebaliknya juga.” Pasha meminta Sumbul Aga untuk mengurus Isabella. Sumbul Aga mengiyakan dan memerintah prajurit untuk membawa Isabella dan pelayannya masuk ke istana.

Pasha melaporkan pada Suleiman mengenai Isabella. Dia bertanya apa yang harus dilakukan terhadapnya? Apakah harus dibebaskan atau tidak? Dia menyebutkan bahwa Griti yang melaporkan padanya menyatakan bila pihak Spanyol tahu, maka hal ini bisa menyebabkan konflik internasional. Griti juga menyebutkan bahwa dirinya akan membawa Isabella kembali. Suleiman mengajak Pasha pergi berburu besok. Saat itulah mereka bisa menemui Isabella.

Sumbul Aga membawa Isabella dan pelayannya ke sebuah ruangan yang telah disediakan makan malam. Dia memerintahkan pelayan yang berdiri di sana untuk pergi menyiapkan air mandi untuk Isabella dan pelayannya. Setelah itu, dia pergi meninggalkan Isabella dan pelayannya dan mempersilakannya memakan hidangan yang tersaji.

Khadijah mengeluh pada Ibrahim Pasha yang datang terlambat ketika datang kamar. Pasha duduk di sebelah Khadijah dan mengecup perut buncit Khadijah. Dia meminta maaf karena banyak urusan hari ini.

Nigiar masuk, dan kaget menemukan Pasha ada di sana. Dia meminta maaf karena tidak tahu Pasha ada di kamar Khadijah. Sementara Pasha sendiri agak kaget juga melihat Nigiar. Dia menatap Khadijah, menuntut penjelasan. Seolah tahu apa yang ada di pikiran Pasha, Khadijah menjelaskan bahwa Nigiar ada di sini atas perintah Ibu Suri hingga dirinya selesai melahirkan. Nigiar undur diri, tak mau mengganggu keasyikan mereka berdua.

Suleiman tengah menimang-nimang anaknya ditemani oleh Hurrem. Selang beberapa waktu kemudian Hurrem memanggil pelayan dan menyuruh untuk menidurkan bayinya. Setelah pelayan pergi, Hurrem memegang dada Suleiman. Seolah menikmati apa yang dilakukan Hurrem, Suleiman memejamkan mata. Hurrem mengatakan bahwa ada gosip yang beredar ketika Suleiman kembali dari medan perang.

Ketika kembali, banyak orang menyangka perang dimenangkan atas andil Ibrahim Pasha, bukan Suleiman. Dari situ, dia bertanya apa benar Ibrahim Pasha pantas mendapatkan pujian tersebut? Suleiman tersenyum dan meminta Hurrem tidak meracuni pikirannya yang indah dengan pemikiran seperti itu. Hurrem mau berkata lagi, tapi Suleiman memotongnya dengan menyuapkan sebuah anggur padanya.

Di kamarnya, Khadijah masih bermesraan dengan Ibrahim Pasha. Dia mengatakan masih berharap kelak anak yang dilahirkannya adalah laki-laki, yang kuat dan hebat seperti ayahnya. Pasha bertanya kenapa Khadijah yakin seperti itu? Bisa saja, anak yang dilahirkannya adalah perempuan yang cantik seperti ibunya? Khadijah menyebutkan bahwa dirinya memiliki keyakinan bila anaknya kelak berjenis kelamin laki-laki yang memiliki rambut keemasan.

Sementara itu, di luar kamar, Nigiar sedang berdoa pada Tuhan YME untuk melumpuhkan ingatannya akan perasaannya terhadap Pasha. Dia berusaha tegar menyaksikan kemesraan yang dilihatnya antara Khadijah dan Pasha tadi.

Besok, ditemani pengawalnya, Griti datang ke istana dimana Isabella berada. Mereka meminta izin untuk bertemu dengan Isabella. Tapi, pengawal menolak permintaan itu sebab diperintahkan Pasha untuk tidak membiarkan orang lain menemui Isabella. Di dalam istana, Isabella dan pelayannya gusar berada di negeri antah berantah. Dia berharap bisa menyampaikan pesan pada tunangannya, karena hanya dia yang bisa menyelamatkan mereka.

Isabella melongok ke luar jendela dan menemukan Griti sedang bersitegang dengan penjaga. Tanpa basa-basi, dia segera meminta Griti untuk menemui tunangannya untuk membawanya keluar. Griti berjanji akan melakukannya. Penjaga menyuruh Griti pergi dengan baik-baik sebelum hal tidak diinginkan terjadi.

Hurrem melihat Pasha dan beberapa pengawal dari balkon istana. Dia berjanji akan melakukan sesuatu untuk membuat Pasha membayar perlakuan terhadapnya. Gul Aga datang dan memberitahu Hurrem bahwa peramal Yakub sudah datang. Hurrem memerintahkan Gul Aga untuk membawanya diam-diam.

Pelayan Isabella melihat keluar jendela kedatangan Pasha. Isabella ikutan melihat. Pasha menemui Isabella untuk menyampaikan bahwa Suleiman telah menunggunya di taman. Isabella menolak untuk menemui Suleiman. Pasha menjelaskan, “Tuan Putri, saya paham Anda merasa diri sebagai bangsawan dan menilai kami adalah barbar. Karena itu, bersikaplah seperti bangsawan sejati.”

Hurrem meminta pada peramal Yakub untuk menolongnya. Dia menyodorkan sekantong uang, dan berjanji akan memberinya lebih jika berhasil melakukan permintaannya, yaitu membuatkannya racun yang bisa menyebabkan kematian perlahan-lahan tanpa diketahui tanpa dideteksi. Peramal Yakub bertanya apa orang yang ingin dibunuh Hurrem telah menyakitinya? Hurrem tak menjawab dan menyatakan bahwa dirinya ingin orang itu mati perlahan-lahan, merasakan kematian setiap hari.

Selanjutnya baca: sinopsis 'Abad Kejayaan' episode 54.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis 'Abad Kejayaan' Episode 53 (Bagian 2)

0 komentar:

Post a Comment