Tuesday, February 17, 2015

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 276

Sebelumnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 275.

Pada episode sebelumnya, rahasia siapa Shehnaz sebenarnya terkuak oleh Jodha. Shehnaz yang bernama Nigaar ini pun kabur dari Agra.

'Jodha Akbar' Episode 276

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 274

Shehnaz (selanjutnya disebut Nigaar) lari ke taman dan melihat Rahim di sana. Jalal memerintahkan prajurit untuk menangkap Nigaar dan menuju ke taman. Nigaar menangkap Rahim dan mengalungkan lehernya dengan pisau. Dia berkata, "Dekati aku akan kubunuh Rahim!" Selanjutnya, dia tetap kabur dari istana sambil membawa Rahim.

Di sisi lain, Todal Mal sudah siap digantung. Atghah mengatakan, "Baru kali ini, aku kehilangan kepercayaan pada keadilan. Orang tidak bersalah akan mati hari ini."

Nigaar naik kuda dan melemparkan Rahim di pintu gerbang istana. Jodha meminta Jalal tetap di kerajaan. Dia menyarankan Jalal supaya memerintahkan para prajurit saja yang mengejar Nigaar dan pergi untuk selamatkan Todal. Todal pergi dan melihat istrinya. Dia mengangguk, memintanya tidak menangis. Istri Todal mengiyakan. Todal pun pergi ke tiang gantungan.

Sebelum digantung, Todal berdoa kepada Tuhan untuk mengungkapkan kebenarannya dan melakukan sesuatu. Bukan untuknya, bukan untuk siapa, melainkan untuk Jalal. Dia berharap Jalal terlindungi dari godaan Iblis. Tak ada penyesalan di hatinya. Sebab, dia tidak bersalah dan mati dalam menjalankan tugasnya.

Meriam ditembakkan. Jalal muncul dari sisi lain untuk menyelamatkan Todal. Semua orang mendekati Todal. Istrinya pun menangis dan memeluknya. Jalal memberikan pedang pada Todal dan meminta maaf untuk dirinya dan Jodha. Istri Todal memaafkan kesalahan Jalal dan Jodha.

*

Machuchak bicara dengan lukisan Ratu Humayun. Dia berkata, "Takhta itu milikku. Aku tak memiliki pilihan lain, jadi akan kuserang Agra. Istri keduamu telah mengambil takhta itu dariku!"

Dalam kilas balik, tampak Hamida muda berkata pada Mahachuchak, "Jalan Anda untuk dapatkan takhta itu salah."

"Kenapa tidak bisa memberikan satu pun takhta. Ada banyak negara, kenapa tidak bisa memberikan satupun takhta untukku? Nigaar punya satu takhta. Kenapa aku tidak? Hamida kau mengambil semuanya sebagai Mariam Zamani."

"Ini takdir. Jalal lebih tua dibandingkan Mirza!"

"Hanya karena saya seorang selir, tak ada takhta untuk saya?"

Kilas balik berakhir. Mahachuchak mengatakan, "Aku akan segera masuk ke dalam istana Agra dan memerintah di sana!"

Jalal mengatakan pada Jodha, "Aku akan menemukan Nigaar sebelum dia melakukan hal yang salah."

"Ya," sahut Jodha, "Anda harus menghentikannya."

"Kalau begitu, saya ikut dengan Anda, Baginda. Tidak aman bagi Anda sendirian," timpal Todal Mal.

Jalal menggeleng. Menolak bantuan yang ditawarkan, sebab Todal Mal harus beristirahat. Todal Mal telah melewati hari panjang nan melelahkan. Jalal pun meminta Jodha untuk memberikan perawatan bagi Todal Mal, dan selanjutnya pergi.

Maham tengah membaca ketika Adham datang sambil mengatakan, "Kenapa Ibu ada di sini, sementara cerita baru yang bagus sedang ditulis? Jalal telah menghempaskanmu keluar dari kehidupan dan Ibu tidak tahu apa yang sedang terjadi?"

"Bicaralah dengan bahasa yang mudah dicerna!"

"Todal Mal tidak jadi dihukum gantung. Jalal kini tahu bahwa Shehnaz adalah Nigaar dan telah melarikan diri. Jalal mengejarnya."

"Ah, aku terlalu sibuk sampai tidak tahu hal itu terjadi."

"Wanita ini membuat Jalal mengejarnya pasti berpikir apa yang akan terjadi jika pasukannya datang ke Agra?"

"Apa yang akan terjadi bila Jalal menangkap Nigaar, kemudian dia berceloteh pada Jalal bahwa aku yang telah menolongnya untuk melawan Jalal. Pasti Jalal takkan melepaskanku."

Jalal sampai di sebuah hutan untuk mencari Nigaar. Dia memanggil-manggil nama kakaknya itu. Nigaar muncul bersama para prajuritnya dan berkata, "Seperti yang kukatakan, kini kuumumkan perang terbuka melawan Kesultanan Mughal. Waktumu sudah berakhir. Akan kubunuh kamu!"

Prajurit Nigaar mulai menyerang Jalal, tapi kemudian Jalal memperlihatkan kekuatannya pada mereka dengan menyerang balik. Todal dan Atghah muncul untuk membantu. Mereka bertarung melawan kekuatan Nigaar. Nigaar sendiri kabur. Jalal memerintahkan anak buahnya untuk mengejar Nigaar, tapi dia mengingatkan supaya hati-hati. "Aku tak ingin kehilangan dia lagi."

Atghah pun pergi bersama beberapa pasukannya. Jalal masih merasa tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

Mahachuchak bermain-main dengan burung beo. PM Dare Devil datang. "Burung ini seperti saya," sahut Mahacuchak, "Dia mau makan, aku mau tujuanku."

"Aku menunggu surat itu," ungkap Mahachuchak, "Aku mau tahu mengenai kabar Nigaar."

Prajurit datang melapor pada Mahachuchak bahwa salah satu bagian dari pasukan telah pergi bersama Nigaar. Dia juga melaporkan bahwa kekuatan penuh akan segera bergerak menuju Agra. PM Dare Devil mengatakan, "Sebentar lagi, Anda akan mendapatkan Agra, Dehli, dan semuanya."

Mahachuchak, "Aku akan memberikan racun pada Jalal."

Jodha menemui Jalal untuk menanyakan, "Apa Anda sempat bicara pada Nigaar?"

"Tidak," Jalal menggeleng lemah, "Aku selalu ingin punya kakak yang bisa berbagi banyak hal denganku. Ketika aku tahu dia, aku bahkan tidak bisa bicara dengannya. Seseorang mungkin telah memanipulasinya."

"Semua salahku," tunjuk Jodha pada dirinya sendiri, "Aku tidak mengakui bahwa dia adalah Nigaar."

"Tidak. Kita semua melakukan kesalahan karena kondisinya memang tidak baik. Aku juga salah menghukum Todal. Nigaar juga salah paham. Kurasa yang kamu lakukan benar, Ratu Jodha."

Hamida dan Salima datang. Hamida menanyakan keadaan Jalal, apakah baik-baik saja. Jalal mengiyakan, tapi mengaku tidak sempat bicara dengan Nigaar.

Salima menyatakan bahwa Nigaar telah menemui Ratu Chand. Hal ini berarti Ratu Chand masih hidup. Jalal membenarkan dan berniat menemukannya. Dia memerintahkan pelayan untuk menginformasikan semua untuk datang ke aula istana.

Selanjutnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 277.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 276

0 komentar:

Post a Comment