Monday, February 16, 2015

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 271 (Bagian 2)

Sebelumnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 270.

Di bagian pertama, Todal Mal sedang mengumpulkan bukti-bukti bahwa Shehnaz-lah yang membubuhkan racun di mahkota surban Jalal. Hanya saja yang terjadi kemudian adalah Todal Mal gantian kena tuding telah memperkaos Shehnaz. Bagaimana nasib Todal?

'Jodha Akbar' Episode 271

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 271 (Bagian 2)

Hari pernikahan Machuchak dan Haidar tiba. Ketika Machuchak datang, PM Kabul (saya sebut dia Dare Devil saja, habis nggak tahu namanya) langsung memujinya, "Ah, Anda tampak cantik dan kuat!"

Sebagai seorang wanita, Machuchak senang mendapat pujian itu. Dia mengatakan bahwa PM Dare Devil bisa melihat kecantikan alaminya walaupun tanpa mata sekalipun. Setelah itu dia duduk. Pernikahan pun dimulai.

Sebelum dimulai, penghulu yang memimpin pernikahan mengatakan pada Haidar, setelah menikah maka Machuchak akan menguasai segala sesuatunya. Karena itu, dia bertanya apa Haidar mau menerimanya? Haidar mengiyakan. Tak ada pilihan lain baginya.

Penghulu juga bertanya pada Machuchak, yang kemudian menjawabnya dengan kata-kata "Aku terima nikahnya". Pernikahan itu selesai dan sah. Haidar - Machuchak resmi menyandang status suami - istri. Semua yang hadir memberi ucapan selamat pada keduanya. Haidar tampak tidak bersemangat.

Machuchak menyatakan bahwa pernikahannya dengan Haidar adalah pernikahan politis. Karena itu, dia tidak ingin ada seorang pun (terutama dari pihak musuh) tahu ada pernikahan di antara mereka. Dia memerintahkan untuk menjebloskan penghulu ke penjara. Orang-orang terkejut dan menyatakan bahwa hal ini tidaklah benar.

PM Dare Devil memerintahkan prajurit membawa mereka. Haidar berjalan bersama Machuchak. Putri Machuchak mengatakan bahwa ibu mereka benar-benar seorang penyihir.

*

Jalal menemui Jodha untuk membicarakan masalah Shehnaz dan Todal Mal. Setelah bicara dengan Todal Mal, Jalal menarik kesimpulan Todal Mal mencurigai Shehnaz-lah yang meletakkan cairan racun di dalam mahkota surban. Luka di tangan Shehnaz-lah yang memberi petunjuk pada Todal Mal untuk mencurigainya. Todal Mal menilai luka itu sama dengan luka yang dialaminya. Bahkan, Todal Mal menilai Shehnaz berpura-pura gila.

“Aku menghormatinya, tapi itu tidak berarti dia bisa mengatakan siapapun bersalah. Dia telah berbuat kejahatan, sekarang mengatakan begitu.”

Jalal mengatakan, “Todal Mal bilang menangkap Shehnaz, karena Shehnaz mengarang cerita.”

“Apa Anda berpikir Shehnaz yang polos bakalan berbohong mengenai pemerkosaan yang dilakukan padanya?”

“Aku hanya menyampaikan...”

“Todal Mal sekarang bilang Shehnaz yang meletakkan cairan racun, setelah sebelumnya bilang Zakira yang mengatakannya. Bisa-bisa, nanti dia menuduh aku yang melakukannya!”

“Todal sedang melakukan investigasinya, sehingga tidak bisa menjawab apapun pertanyaanmu.”

“Investigasi apanya? Kenapa dia tidak memberitahumu sebelumnya? Dia hanya ingin menyelamatkan dirinya sendiri.”

“Shehnaz tidak setengah sarap.”

“Aku mengenalnya sejak dari Mathura, kemudian kubawa dia ke Amer, lalu kubawa dia ke Agra. Aku tidak bisa mempercayainya.”

“Aku lebih cenderung percaya pada Todal.”

“Aku lebih percaya mataku! Tidak bisakah Anda lihat pernyataannya? Tidak kasihankah Anda padanya?”

“Tapi tetap aku tidak mengesampingkan apa yang dikatakan Todal.”

“Anda juga tidak bisa mengabaikan tindakannya juga.”

“Aku sedang coba menguak kebenaran.”

“Bagaimana dengan rasa sakit yang dialami Shehnaz? Aku menginginkan semuanya jelas pada kasus ini.”

“Jangan campuri kasus ini.”

“Ini soal kehormatan wanita. Aku tahu Todal Mal menanam jasa pada Kerajaan Agra, tapi berpikirlah Baginda bagaimana bila aku, Ratu Ruqaiya, Ratu Salima berada dalam posisi Shehnaz. Apa yang akan Anda lakukan? Apa Anda akan tetap tinggal diam? Aku hanya mengkhawatirkan Shehnaz. Dia mengatakan kebenarannya dan aku takkan meninggalkannya. Untuk itu, jika diperlukan, aku bahkan akan melawanmu.”

Jalal menatap Jodha dengan galak. Hatinya cukup terluka mendengar itu. Dia pun pergi.

*

Di aula istana, semua orang hadir untuk menyaksikan diadilinya Todal Mal. Setelah Jalal datang, segera Atghah membacakan apa yang didakwaan pada Todal Mal, yaitu upaya perkosaan terhadap Shehnaz. Todal Mal dihadirkan ke dalam aula. Jalal meminta Shehnaz menceritakan kejadiannya di depan.

Shehnaz menatap mata Jodha dengan penuh ketakutan. Jodha pun berdiri dan membawa Shehnaz ke hadapan Jalal. Dia lalu berkata, “Shehnaz dalam keadaan lemah, jadi aku akan menggantikan tempatnya untuk bicara.”

Selanjutnya, Jodha mengatakan, “Aku mengucapkan terima kasih pada Todal Mal yang telah memberi kami tempat berteduh saat di Mathura. Tapi itu bukan berarti menjadikan dia bisa melecehkan kehormatan wanita.”

“Apa Todal Mal telah menyerangmu?” tanya Atghah pada Shehnaz.

Shehnaz menjawab, “Aku takkan pernah sudi bicara padanya. Dia orang jahat! Dia merobek-robek pakaianku!”

Jalal minta Todal Mal mengatakan sesuatu. Todal Mal menjawab, “Shehnaz bohong! Aku tak pernah melakukan itu!” Jalal pun meminta Shehnaz memberikan bukti.

Jodha mengatakan, “Aku telah mengecek tubuh Shehnaz beberapa kali. Suatu hari aku juga menemukan kain dupatta Shehnaz berada dalam genggaman tangan Todal Mal. Bukan hanya aku saja, Moti juga pernah melihatnya.”

Todal menjawab bahwa dirinya ingin mengambalikan kain dupatta itu pada Shehnaz.

Seorang pelayan memberikan saksi melihat Todal masuk ke kamar Jalal melalui jendela. Jodha mengimbuhi kalau Todal juga masuk masuk ke harem dan Resham bisa membuktikan hal itu. Todal Mal menjawab bahwa dirinya membuntuti Shehnaz ke kamar Jalal. Dia minta maaf soal masuk ke harem tanpa izin.

“Pertama menuduh Zakira. Sekarang dia berpikir Shehnaz yang pikirannya seperti anak-anak yang melakukannya. Bila dia benar, kenapa tidak menceritakannya pada Baginda?” tuding Jodha.

“Aku tengah mengumpulkan bukti.”

“Tapi apa perlu mengumpulkannya dengan masuk ke kamarnya malam-malam?”

“Aku tak mau investigasiku terbongkar. Sebab, aku sendiri masih belum menarik kesimpulan.”

“Seorang gadis polos seperti Shehnaz, mungkinkah berbohong?”

“Oh, Ratu Jodha, dia tidak sepolos yang Anda sangka.”

“Aku lebih mengenal Shehnaz lebih baik. Jadi jangan kamu timpakan kesalahanmu padanya.”

“Cukup!” pekik Jalal, “Bila kamu, Todal Mal, memiliki bukti bahwa Shehnaz telah masuk ke ruanganku? Kau punya bukti Shehnaz tidak gila dan meletakkan cairan racun di mahkota surbanmu. Atau kamu menerima bahwa kamu bersalah?”

“Belum, sebab aku masih dalam penyelidikan.”

“Semua bukti kesalahan justru mengarah padamu.”

“Menyalahkanku adalah kesalahan!”

“Kamu ingin mengatakan kamu tidak memperkaosnya?”

“Ya, aku memang salah telah menduga Zakira yang melakukannya...”

Jodha memotong, “Ketika menduga Moti dan Zakira bersalah, dia meminta izin untuk melakukan investigasi, tapi kenapa dalam kasus Shehnaz tidak?”

Todal berkata ada sesuatu yang membuatnya mencurigai Shehnaz, yaitu tangannya terbakar seperti dirinya. Dia mengatakan pernah mendengar bahwa Shehnaz terkena air panas, tapi terkena air panas tidak seperti itu. Jalal mendatangkan tabib untuk mengecek tangan Shehnaz. Hasilnya ajaib, tabib mengatakan bahwa tangan Shehnaz terkena air panas. Todal Mal pun bungkam seribu bahasa.

“Sekarang kebenaran terungkap! Aku ingin keadilan! Tak seorang pun berhak menghina  seseorang!” tukas Jodha. Jalal meminta semua hakim membuat keputusan esok hari. Selama itu, Todal Mal akan ditahan.

Di kamarnya, Jodha mengatakan, “Walaupun kita wanita bukan berarti tidak bisa memakai lidah. Kita bisa terbang ke langit lepas dengan pikiran terbuka. Tapi kami terpesona oleh ritual. Mengapa sistem ingin kita tetap bungkam? Jangan pernah berpikir bahwa Anda sendirian. Suara Anda memiliki kekuatan untuk mengubah dunia. Jika kita bisa melakukannya pada cermin di depan. Kita pasti bisa, karena itu kita beri pelajaran pada sistem.”

Selanjutnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 272.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 271 (Bagian 2)

0 komentar:

Post a Comment