Friday, February 13, 2015

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 265

Sebelumnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 264.

'Jodha Akbar' Episode 265

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 265

Saat Shehnaz datang, Maham langsung mengaku tahu Shehnaz tidak gila. Karena dia melihat malam-malam pergi keluar istana. Ditanyakan tujuannya Shehnaz melakukan itu semua?

“Aku datang mencari Ibuku, yang telah ditempatkan di penjara rahasia oleh Raja Jalal. Aku sudah tahu ada di mana Ibuku.”

Dalam hati, Maham menebak kalau Shehnaz adalah Nigaar, putrinya Chand. Dia senang lantaran keluarga Chand mengira orang yang menempatkan Chand di penjara rahasia adalah Jalal. Dia juga menebak kalau Shehnaz sudah pergi ke tempat rahasianya.

“Kenapa Baginda harus menempatkan Ibumu di penjara rahasia?”

“Ibuku, Ratu Chand, adalah istri dari Raja Humayun. Namaku Nigaar, putrinya. Raja Humayun memberikan surat pada Ibuku bahwa aku akan mewarisi takhta.”

Mengetahui hal ini, mulailah Maham menyemburkan bisanya. “Maafkan. Aku hanyalah seorang bandhi.”

Shehnaz yang tidak tahu sepak terjang Maham mengatakan tidak apa-apa. Dia berpikiran Maham juga tak bisa membantunya.

“Raja Jalal telah lupa segala-galanya. Bila Raja Humayun mewasiatkan takhta untukmu, akan kubantu kau mencapai tujuanmu itu.”

“Terima kasih. Sungguh takdir baik bisa bicara dengan Anda Ibu.”

Shehnaz pun pergi meninggalkan Maham yang lantas merasa jalan untuk dapatkan harta Raja Humayun makin berada di depan mata.

Para ratu Jalal yang tidak mendapat kesempatan ikut meena bazar kali ini tampak sedih. Mereka merasa satu-satunya kesempatan berkomunikasi dengan sang raja pupus kali ini. Ruqaiya menenangkan bahwa dirinya akan membantu mereka memilihkan hadiah yang akan mereka serahkan pada Jalal.

Para ratu ini membandingkan Ruqaiya dan Jodha. Ada yang menilai Ruqaiya akan mendominasi. Ada yang menilai Jodha takkan kalah dengan Ruqaiya, karena punya segudang ide bagus. Mendengar dirinya disanding-sandingkan dengan Jodha, Ruqaiya kesal. “Kalau kalian membicarakan Ratu Jodha lagi, aku takkan sudi membantu memilihkan hadiah terbaik untuk diberikan pada Raja Jalal.” Setelah mengatakan itu, Ruqaiya melengos pergi.

Mengetahui meena bazar hanya akan diikuti oleh tiga istri utama Jalal, membuat Jodha bermuram durja. Shehnaz datang kemudian dan merasa senang. Moti menjelaskan bahwa meena bazar tidak digelar tiap tahun. “Berarti semua istri mendapatkan kesempatan buka kios?” tanya Shehnaz.

“Tidak. Kali ini Raja Jalal hanya tiga istri utama saja yang bisa ikut. Aku merasa para istri yang lain pasti merasa buruk. Aku harus bicara pada Yang Mulia.”

Moti sepakat dengan pemikiran Jodha. Shehnaz menanyakan kenapa Jodha tidak berpendapat saat Jalal mengumumkan mengenai meena bazar. Jodha merasa tidak nyaman bicara di depan forum, terlebih ada Ruqaiya, Salima, dan Hamida di sana.

Ketika Jalal baru mau tetirah, Jodha datang. Jalal bertanya, "Hal penting apa yang ingin kamu sampaikan padaku?" Jodha mengaku kalau apa yang ingin disampaikannya penting tidak penting.

"Jadi begitu caramu bisa datang menemuiku?" tukas Jalal. Jodha menyanggah bahwa ada alasannya menemui Jalal, yang bertanya kenapa tidak sekalian menghabiskan waktu sehari ini bersamanya? Jodha menolak, karena ada hal yang harus Jalal pikirkan selain hanya bermain-main dengannya.

"Aku tidak bisa menemukan seorang pun yang mau menghabiskan waktu luangku selain dengan istri-istriku. Kamu kan tahu sendiri meena bazar kubuat sebagai cara bagiku untuk menghabiskan waktu bersama istriku. Oiya, apakah malam ini kamu mau bersamaku?"

Jodha menolaknya. Dia merasa harus mempersiapkan meena bazar. Dia pun pergi. Jalal hanya tersenyum melihat kepergian Jodha.

Di istananya, Machuchak tampak gelisah. Perdana Menteri yang melihatnya bertanya apa yang membuat Machuchak gelisah?

"Aku lelah berkuasa hanya di Kabul saja. Aku ingin menguasai tanah Hindustan! Akan kuperangi Jalal sekarang!"

"Kenapa harus memeranginya bila ada jalan lain yang lebih halus? Pernikahan politis akan mewujudkan cita-citamu merebut takhta Mughal."

Machuchak pun memanggil putrinya dan memintanya untuk melakukan pernikahan politis, menyatukan kekuatan Kerajaan Kabul dan Mughal. Sayang, putrinya Machuchak menolak ide tersebut. Merasa kesal, Machuchak menghempaskan putrinya ke lantai. Perdana Menteri menenangkan Machuchak supaya membiarkan putrinya pergi. Dia punya ide lain yang tak kalah unik. Machuchak nyengir mendengar ide itu.

Ruqaiya berdiskusi dengan ratu-ratu lainnya. Mereka menyarankan mahkota emas berhias berlian.

"Ide itu bagus, tapi aku memikirkan hal lain sekarang."

Ruqaiya tidak banyak bicara dan hanya mengambil sebilah pedang, yang katanya, lebih baik daripada pedang-pedang lainnya.

Tinggal sehari sebelum meena bazar dilaksanakan. Moti dan Zakira menenangkan Jodha yang bingung harus memberikan apa pada Jalal. Mereka berdua mengatakan bila berpikir tenang akan membuat ide-ide mengalir. Jodha menenangkan diri dan berpikir.

Di sisi lain, Jiji Anga menanyakan apa yang sedang dipersiapkan Salima untuk dipersembahkan pada Jalal? Salima mengaku belum mempersiapkan apapun. "Itu harus hadiah istimewa. Tapi hadiah istimewa yang kurasa istimewa adalah apa yang dikatakan saat memberikan hadiah."

"Kami sama sekali tak meragukan kepintaranmu Ratu Salima. Kamu pasti akan menyiapkan hadiah terbaik dan teristimewa," tutur Hamida yang juga ada bersama mereka.

"Bukan hadiah terbaik, Ibu. Aku hanya mau hadiah itu disukai Raja Jalal, karena itu aku takkan memberikan hadiah yang menyimbolkan Raja Jalal adalah temanku bukan raja. Lagipula, aku sama sekali tidak berniat memenangkan meena bazar ini. Aku justru ingin Ratu Jodha yang memenangkannya."

Moti, Zakira, dan Shehnaz memberikan ide-ide yang bagus untuk ide hadiah yang akan Jodha berikan pada Jalal. Jodha terpikir hadiah itu haruslah sesuatu yang berhubungan dengan gelar Akbar yang baru didapatkan Jalal. Moti menyarankan pakaian emas, Zakira menyarankan sepatu emas, Shehnaz menyarankan sorban. Semua ide itu ditolak Jodha. Dia terpikir untuk membuat mahkota yang memberikan pesan bahwa dua agama (Hindu-Islam) bersatu. Moti, Zakira, dan Shehnaz setuju ide tersebut. Namun, Shehnaz setuju lantara merasa mahkota itu yang akan menghancurkan Jodha.

Selanjutnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 266.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 265

0 komentar:

Post a Comment