Tuesday, February 3, 2015

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 238

Sebelumnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 237.

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 238


Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 238
Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 238
Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 238

Di depan gerbang Agra, Raja Jalal dan Ratu Jodha masih saling berpandangan. Rakyat bersorak-sorak menyambut pertemuan dua sejoli ini, dan mengelu-elukan nama keduanya. Mereka berdua saling mendekat, tanpa pernah melepaskan pandangan (terbayang bagaimana romantisnya pertemuan mereka ini?).

Langkah Ratu Jodha dan Raja Jalal berhenti, saat mata mereka saling berhadapan. Seorang pendeta datang memberikan arti pada sang ratu. Selanjutnya, Ratu Jodha memberikan tilak di dahi Raja Jalal. Raja Jalal mengulurkan tangannya padanya. Ketika tangan saling menggenggam, mereka berdua tersenyum manis. Melihat kemesraan keduanya, membuat panas hati Ratu Ruqaiya. Dia memilih pergi. Rupanya, Adham dan Sharifudin pun pergi dengan perasaan keki (huh, bolehnya keki).

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 238
Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 238
Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 238

Raja Jalal mengajak Ratu Jodha masuk istana, dan membawanya ke kamar lamanya yang sudah rapi berhias benda warna-warni. Para pelayan berjejer siap melayani. Hal ini membuat Ratu Jodha terpukau. Pendeta meminta Raja Jalal, Ratu Jodha, dan keluarga melangkah ke kuil kecil itu dan mengatakan bahwa keduanya harus duduk bersama-sama. Ratu Jodha mengatakan bahwa dirinya dan Raja Jalal memang selalu bersama-sama. Mereka melakukan ritual yang ada dalam adat Hindu.

Ratu Salima berkomentar bahwa sungguh keajaiban bahwa orang Hindu memberikan hadiah al-quran dan Raja Mughal mengikuti ritual peletakan patung Krishna untuk Ratu Hindunya. Ibu Suri Hamida mengimbuhi bahwa inilah akulturasi budaya.

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 238
Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 238
Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 238
Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 238

Ritual peletakan patung Krishna pun dimulai. Raja Jalal dan Ratu Jodha yang meletakkannya bersama-sama, sementara sang pendeta merapal doa. Ritual pun selesai. Seusai ritual, semua orang pergi meninggalkan kamar Ratu Jodha. Tersisalah dua orang saja, yaitu Raja Jalal dan Ratu Jodha. Namun, Raja Jalal meminta Ratu Jodha istirahat karena telah menempuh perjalanan jauh.

Selepas istirahat, Ratu Jodha mendatangi Ibu Suri Hamida untuk meminta maaf. Mereka bicara panjang lebar. Dari kamar Ibu Suri, Ratu Jodha pergi ke kamarnya diantar Moti dan Shivani. Di saat itu, Shivani memarahi Ratu Jodha yang telah membuat galau hati raja. Padahal sudah meminta maaf berulang-ulang. Moti membenarkan hal itu. Shivani menyebutkan bila para pejabat tinggi istana membuat berbagai persiapan penyambutan ketika mendengar kabar Ratu Jodha akan kembali. Lalu, dia bertanya pada Ratu Jodha apa sudah dimaafkan atau belum atas kesalahannya.

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 238
Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 238

Walaupun, Ratu Jodha sudah kembali ke Agra, tapi Raja Jalal belumlah lega. Dia masih gugup, terlebih ketika membayangkan waktu pertemuan mereka kembali. Ratu Jodha lalu datang menemuinya dan Raja Jalal mengatakan bahwa dirinya sangat rindu oleh panggilan Ratu Jodha. Dia mengambil cemeti di peti dan meminta Ratu Jodha menghukumnya cambuk, setelah melontarkan tuduhan yang tentunya menyakiti sang ratu. Dia memberikannya dengan wajah tertunduk malu, hingga air matanya keluar. Ratu Jodha hanya terharu menatapnya.

Selanjutnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 239.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 238

0 komentar:

Post a Comment