Sinopsis 'Ho Goo's Love' Episode 2 (Bagian 2)

Sebelumnya baca: sinopsis drama Korea 'Ho Goo's Love' episode 2 - bagian 2.

Sinopsis 'Ho Goo's Love' Episode 2 (Bagian 2)

Sesampainya di pantai, Ho Goo dan Do Hee bermain pasir. Do Hee mengatakan kenapa Ho Goo menghentikannya, toh tidak lama lagi mereka bisa mendapatkan minuman dan rokok itu? Ho Goo menjawab bila mereka tidak segera pergi, maka polisi akan datang dan mereka akan berakhir di dalam bui, setidaknya menjadi orang nomor satu yang dicari di internet. Do Hee menanyakan kenapa Ho Goo menyebutkan nama Seo Tae Ji? Apa Ho Goo berpikiran anak-anak muda zaman sekarang kenal sama Seo Tae Ji? Harusnya Ho Goo mengatakan IU atau EXO. Ho Goo hanya tertawa-tawa.

Ho Goo mengatakan kalau anak-anak SMA itu hebat bisa mengenali Do Hee, meski tidak mengenali Seo Tae Ji. Dia bercerita melas kalau dulu dirinya hanya berpikir Do Hee itu teman sekelas atau teman biasa saja. Tapi kejadian hari ini membuat sadar kalau Do Hee benar-benar tenar dan merasa takut menyebutkan bahwa dia dan Do Hee berteman.

Do Hee bertanya di mana soj*nya pada Ho Goo? Ho Goo mengeluarkan satu botol dari dalam tas. Do Hee mengajak minum. Mereka duduk bersisian. Ho Goo bertanya berapa banyak Do Hee bisa tahan meneguk minuman? Do Hee mengatakan belum tahu, karena sebelumnya belum pernah minum. Ho Goo mengatakan bahwa teman minum beberapa b*r ketika saling berjumpa. Do Hee menjawab bahwa dirinya tidak punya teman kok. Doi langsung mengambil minuman yang ada di tutup botol dan terbatuk-batuk. Ho Goo terseyum melihatnya. Do Hee meminta satu teguk lagi.

Begitulah, setelah minum dua teguk soj* itu, Do Hee langsung lepas kendali. Doi berteriak-teriak berlarian mengelilingi pantai. Bahkan dia memaki-maki atas rasa sakit yang dideritanya di bagian perut. Ho Goo berusaha menenangkan Do Hee yang makin tak terkendali. Doi melepas sepatu dan berusaha masuk ke dalam air. Untung Ho Goo sigap dan membawanya kembali ke pinggir. Do Hee merajuk saat diseret ke pinggiran.

Setelah agak tenang, Do Hee mulai berkicau hal-hal yang tidak Ho Goo pahami, terutama tentang dirinya yang tidak pernah mendapatkan medali emas sebelumnya. Do Hee lantas bertanya pada Ho Goo: “soj* atau rok*k?” mengenai hal yang lebih berbahaya bagi tubuh? Ho Goo menjawab bahwa kedua-duanya berbahaya bagi tubuh, meski lebih berbahaya rok*k, kata Ho Goo. Do Hee menyodorkan rok*k yang dipegangnnya dan meminta Ho Goo merok*k di depannya setidaknya sekali demi bisa membahayakan tubuhnya. Sehingga sesuatu yang ada ditubuhnya lenyap.

Ho Goo mengambil satu batang dan menyalakan korek. Tapi, Do Hee kemudian mengomel, mempertanyakan kenapa Ho Goo bisa merok*k di depannya? Ho Goo jelas bingung. Tadi disuruh ngerok*k, sekarang dimarahi. Do Hee bertanya apa Ho Goo tahu apa yang ada di dalam dirinya? Ho Goo yang polos pun meminta maaf. Salah satu bulu mata Do Hee ada yang lepas. Ho Goo melihatnya dan mengambilnya. Dia meminta Do Hee membuat keinginan, kemudian mengimbuhi bahwa dirinya melakukan kebiasaan ini waktu kecil. Do Hee pun berdiri dan berteriak, “Tolong ambil ini bersamamu! Tolong ambil ini dari tubuhku! Aku takut! Kumohon! Ambil ini bersamamu!”

Ho Goo lantas memeluk Do Hee dan minta tidak menangis. Dia menyangka Do Hee menangis seperti anak kecil itu karena memohon untuk mengambil sesuatu yang ada di dalam perutnya, yaitu sembelit. Pffh... Setelah selesai menangis, Ho Goo mengelap ingus yang keluar dari dalam hidung Do Hee. Mereka saling tatap. Do Hee mengatakan, “Ini tidak seharusnya terjadi!” Masa bodoh, Ho Goo nyosor bibir Do Hee. Menyesapnya lama untuk melampiaskan nafsunya. Setelah itu doi melepasnya. Eh, giliran Do Hee yang nyosor. Hahaha... Dan seperti itulah, dilatar-belakangi pelangi jingga fajar di belakang mereka, adegan ciuman drama Korea itu begitu romantis tampaknya.

Ho Goo menunggu dikursi sementara Do Hee membeli tiket. Do Hee kembali dan memberikan tiket pada Ho Goo. Lalu, Ho Goo mengucapkan terima kasih pada Do Hee juga pelatihnya yang telah meminjamkan uang padanya. Dia berjanji akan membayarnya begitu sampai rumah. Do Hee menolaknya, toh pelatihnya telah menghasilkan banyak uang berkat bantuan dirinya.

Di dalam kereta, Ho Goo menatap keluar jendela. Di sisinya tidak ada siapapun. Kosong. Dimana Do Hee? Ho Goo mengingat saat dirinya bersama Do Hee waktu di stasiun kereta. Doi bertanya apa benar Do Hee benar-benar mau tinggal di sini dan kapan mau kembali? Do Hee lirih menjawab bahwa dirinya harus melakukan operasi.

Kembali ke Ho Goo yang sedang di dalam kereta arah pulang. Dia menggigit jarinya dan mengingat kembali alasan Do Hee melakukan operasi, yaitu karena hemorrhoids. Katanya Do Hee, sedikit menjelaskan, hemorrhoids itu semacam kista kecil yang harus disingkirkannya. Doi memegangi bagian ujung jaket jeans tangan kanan dan berusaha membersihkan nodanya, sambil menjelaskan, “Aku harus diperiksa dan melakukan operasi, aku harus pulih dan mulai latihan lagi...” Ho Goo mengambil tangan Do Hee, dan mengelus bagian noda di ujung jaket jeans, sambil menyatakan bahwa semua akan baik-baik saja. Tampaknya doi sedang berusaha menjadi cowok yang bisa menenangkan Do Hee.

Do Hee mengangkat sebelah alisnya, dan bertanya apa Ho Goo yakin seperti itu? Ho Goo berdiri dengan sangat yakin doi mengiyakan. Dia merasa dokter zaman sekarang sudah canggih dan pintar, bisa menyingkirkan kanker dan memperbaiki seluruh wajah. Bahkan, mereka sudah bisa bikin jantung buatan. Do Hee tersenyum dan menarik Ho Goo untuk duduk kembali.

Kembali pada kereta Ho Goo. Doi menyandarkan kepalanya pada kaca jendela, setelah itu doi menatap medali perak milik Do Hee. Adegan kembali berubah, saat Ho Goo mau naik kereta. Saat itu doi bertanya apa boleh mengunjungi Do Hee? Ketika Do Hee terdiam, Ho Goo menarik kesimpulan kalau Do Hee tidak mengizinkannya, lantaran wartawan dan pelatihnya akan ada di sana. Do Hee merogoh belakang tasnya dan mengambil medalinya. Dia minta Ho Goo mengembalikan medali itu padanya nanti, bersamaan dirinya mengembalikan komik Elize yang dipinjamnya beberapa jilid. Dia menyebut hari Natal adalah saat yang tepat itu. Ho Goo setuju.

Ketika kembali ke kereta, Ho Goo sempat mengalungkan medali itu di lehernya. Doi menjadi sangat exited, mendapat medali itu dan mendapat izin untuk bertemu Do Hee kembali. Karena itu, doi melepas medali itu lagi dan menunjukkannya pada penumpang sekitar, yang tidak mempedulikannya. Hahaha... ABG-ABG.

Do Hee berniat keluar dari stasiun, tapi di dekat pintu masuk, doi melihat ahjumma berbaju merah yang sedang menggendong anak bayinya. Doi tahu, ahjumma itu yang mencopet dompetnya dan dompetnya Do Hee. Bahkan, ahjumma itu sedang beraksi, mencopet dompet seorang cewek dengan pura-pura menabraknya.

Do Hee masuk ke toilet dan menunggu ahjumma itu masuk juga. Setelah mereka bersisian, Do Hee menegurnya bahwa si ahjumma itu bekerja pagi-pagi betul dan menebak kalau ahjumma itu orang pagi (orang yang bekerja pagi hari). Ahjumma mengenali wajah Do Hee dan langsung salting. Do Hee langsung mendorong tubuh ahjumma ke tembok dan berjanji akan melaporkannya pada polisi. Ahjumma itu menuntut bukti pada Do Hee bila memang ingin melaporkannya. Do Hee kemudian mengambil pulpen dan menulis nomor rekening di telapak kiri si ahjumma sambil mengatakan, “Jika kau tidak menyetor uang 300 ribu won pada rekening ini, akan kulaporkan semuanya pada polisi. Uang itu milik pria yang bertukar kursinya denganmu.” Doi menambahkan apa si ahjumma tidak malu pada anaknya? Kemudian pergi meninggalkannya.

Si ahjumma berteriak apa yang musti membuatnya malu? Dia menyatakan tidak memiliki suami yang bisa diandalkan dan dirinya menjaga keluarga kecilnya tanpa bantuan siapapun. Walaupun pekerjaannya buruk, setidaknya itu takkan membuat bayinya sekarat. Doi bertanya, “Kau tahu apa yang sangat memalukan? Meninggalkan bayimu sendiri. Aku mungkin hidup dengan kotor, tapi aku melakukan yang terbaik untuk anakku!”

Do Hee yang sekiranya ingin pergi jadi berhenti. Dia berbalik dan mendesis kalau si ahjumma memiliki kata-kata bijak yang terdengar indah sekali di telinga. Ahjumma mengenali Do Hee sebagai Do Hee si perenang. Do Hee berbalik sekali lagi dan bertanya, “Apa kau mau tandatanganku?”

Ho Goo berhenti ketika berada di depan tangga naik. Setelah menarik napas, doi langsung naik dan membuka pintu-masuk, sambil meminta maaf karena telat. Chung Jae dan Tae Hee yang sudah ada di sana lebih dulu pura-pura tidak mendengar dan tidak menggubrisnya. Mereka tetap fokus pada pekerjaannya. Ketika mereka berkumpul di tengah ruangan untuk pura-pura membicarakan soal pekerjaan, Ho Goo nimbrung dan mengajak dua rekan kerjanya itu makan. Chung Jae, yang tampangnya kocak banget, bilang mereka tidak perlu makan bareng, toh hanya rekan kerja, bukan teman apalagi sahabat.

“Aku sama cewek loh semalam,” ucap Ho Goo. Segera, Chung Jae dan Tae Hee bangkit dari kubur, eh dari kursi dan menyeret Ho Goo ke warung makan. Sambil makan mereka bertanya apa yang dilakukan Ho Goo semalaman? Ketika Ho Goo mengatakan bahwa dirinya berciuman dengan ceweknya. Chung Jae mengeluarkan mi kacang hitam yang telah dimakannya, sedangkan Tae Hee mengeluarkan bakso besar dan bakso kecil dari mulutnya. Jijik banget sumpat >,<!!! Tae Hee bertanya apa benar Ho Goo ciuman, bukannya mematuk seperti burung? Ho Goo manggut-manggut senang. Mereka menuntut tahu siapa cewek yang diajak kencan oleh Ho Goo. Namun, Ho Goo mengatakan belum bisa tahu, karena belum resmi berkencan dan memikirkan kondisi ceweknya.

Tae Hee yang masih penasaran dengan “rasa berciuman” bertanya dengan tampang bloonnya apa Ho Goo memakai lidah, tangan, apa mereka berbaring? Ho Goo menjawab rasanya seperti lebah berbisik di telinganya. Chung Jae memesan makanan-minuman lagi dan menuntut Ho Goo yang membayarnya, karena telah memenangkan “jackpot” besar. Ho Goo mengiyakan. Tae Hee ikutan tambah makanan.

Tae Hee coba bayangkan apa artinya / rasanya seperti lebah berbisik di telinga? Dia menjajalnya meniup telinga Chung Jae. Ketika Chung Jae menyadari doi berdiri dan langsung ngegampar Tae Hee. Otot tangan Tae Hee langsung membesar, Chung Jae kembali duduk. Takut.

Ho Goo membuka pintu gerbang rumah pelan-pelan dan menemukan spanduk besar: “Kang Ho Goo: Selamat untuk malam pertamamu di luar”, di depan lorong masuk kamarnya. Ho Goo tersenyum merasa bangga. (tidak untuk ditiru di Indonesia ya anak-anak :)).

Do Hee sendiri sampai di depan sebuah klinik Seo Tae Ji. Dia masuk dan menemukan halmonie resepsionis sedang tertidur. Doi segera menyapa dan halmonie langsung mempersilakannya langsung masuk, karena tidak ada antrian. Dokter Seo Tae Ji meng-USG perut Do Hee dan memperkirakan bahwa janin itu sudah 13 minggu. Dia mengatakan kalau Do Hee tidak peka. Do Hee beralasan menstruasinya sangat sporadis tiap bulannya. Dokter Seo mengatakan kalau Do Hee mau mengoperasi (menggugurkan sepertinya, menebak nih ceritanya) maka Do Hee harus cepat memilih tanggal yang baik.

Do Hee yang menatap layar monitor USG mengatakan kalau janinnya itu sangat kecil, seperti permen beruang saja. Nah, di saat itu, sempat-sempatnya Do Hee bertanya apa Dokter Seo itu adalah penyanyi Seo Tae Ji? Hahaha... Dokter Seo menjawab bahwa dirinya tidak tahu apapun dunia luar dan menuntut Do Hee cepat memutuskan tanggal operasi. Do Hee malah menceritakan kalau semalam dirinya minum soju dua teguk dan merasa telah meminum sesuatu yang sia-sia.

Ho Goo pulang ke rumahnya. Dan begitulah hari-hari yang dijalaninya kembali normal. Tak terasa sudah beberapa bulan lewat. Doi mengaku telah mengirimkan banyak pesan untuk Do Hee. Sayangnya tak satu pun dibalas. Doi ingin menghubunginya, tapi ingat janji mereka untuk bertemu tanggal 25 Desember dan memilih untuk menunggu saja. Bahkan spanduk ucapan selamat yang tadinya bagus pun sudah buluk termakan usia.

Ho Goo membaca koran di rumahnya dan menemukan satu artikel tentang Do Hee. Dia ingat kalau Do Hee harus menjalani operasi hemorrhoid, semacam kista. Dia membuka buku sketsanya. Lalu, pergi ke kamar Ho Kyung untuk menanyakan hal itu. Ho Kyung yang sedang mengetik artikel di komputernya langsung menuliskan kata itu dengan tepat dan mengatakan bahwa dirinya pernah melakukan operasi itu tahun sebelumnya. Tapi, penyakit itu kembali lagi.

Ho Goo keluar dan pergi naik kereta ke tempat pelatihnya Do Hee. Ketika sang pelatih menghampirinya, Ho Goo langsung mengatakan bahwa dirinya adalah yang menghubungi pelatih. Pelatih mengenali Ho Goo sebagai temannya Do Hee dan menanyakan keberadaannya. Ho Goo mengaku malah datang untuk menanyakan hal yang sama. Pelatih mengatakan dirinya tidak tahu, karena Do Hee selalu melakukan segala sesuatu seenaknya. Tapi, menurut yang didengarnya, Do Hee melakukan operasi. “Operasi hemorrhoid,” tambah Ho Goo. Hal yang menjadi keheranan pelatih adalah Do Hee pergi ke Dr. Shubai Cha hanya untuk operasi itu. Padahal sudah beberapa bulan, belum ada kabar apapun mengenainya.

Pelatih mengatakan bahwa Do Hee hanya memberitahunya akan kembali setelah Natal. Dia mendengus apa Do Hee itu Santa Claus? Padahal, menurut perhitungannya, operasi itu takkan memakan waktu enam bulan. Ho Goo mengimbuhi bahwa Santa Claus takkan datang selepas Natal dan jika mau datang, maka sebaiknya datang sebelum natal. Dia menambahkan lagi bahwa Dr. Shubai Cha hanya merawat orang berpenyakit lepra.

Ho Goo kemudian mengembalikan uang pada Pelatihnya Ho Goo yang dipinjamkannya saat kehilangan dompet di Yeosoo. Hal itu membuat pelatih bertanya apa Ho Goo orang yang pergi bersama Do Hee ke Yeosoo? Ho Goo mengiyakan. Pelatih menanyakan nama Ho Goo. Ketika dijawab Kang Ho Goo, pelatih mencemooh nama apa itu? Hahaha... Pelatih kemudian mengingatkan Ho Goo untuk tidak berpikiran ada sesuatu antara dirinya dan Do Hee. Pelatih mengatakan, “Bodoh kalau kau berpikir seperti itu, okay? Do Hee bukan tipe orang seperti itu. Dia itu harta nasional.” Intinya pelatih mengingatkan Ho Goo untuk tidak dekat-dekat dengan Do Hee karena bukan levelnya. Aish, menjengkelkan! Setelahnya pelatih kembali pada pekerjaannya.

Ho Goo pulang naik kereta. Dia duduk dan banyak merenung tentang masa kecilnya, tentang mimpinya waktu kecil. Doi mimpi dan Ho Kyung pasti menyikutnya dan dirinya terbangun duduk di atas selimut. Dia mengatakan semua orang pasti terbangun waktu berada di mimpi indahnya. Kemudian bertanya-tanya kenapa Do Hee ingin menemuinya di hari natal? Kereta berhenti sebentar untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Seorang ibu hamil masuk dan Ho Goo memberikan bangkunya. Dia berdiri di sebelah ibu hamil itu. Ketika kereta berjalan, barang-barang yang dibawa si ibu hamil ini tumpah ke lantai gerbong. Ho Goo buru-buru membantu memungutnya dan... dia menemukan buku Elize. Ketika ditatap ibu hamil itu, Ho Goo melihat wajah Do Hee di sana. Jadi Do Hee hamil? Yeah... sama Kang Chul.

Selanjutnya baca: sinopsis 'Ho Goo's Love' episode 3 - bagian 1.