Tuesday, January 6, 2015

Sinopsis 'Valid Love' Episode 7 (Bagian 1)

Sebelumnya baca: sinopsis 'Valid Love' episode 6 - bagian 2.

sinopsis Valid Love episode 7
sinopsis Valid Love episode 7

Il Ri menghentikan kakinya persis di depan pintu, kemudian berbalik mendekati Kim Joon lagi. “Emang siapa kau – bisa tahu aku dan caraku menjalani kehidupan? Karena kita berciuman sekali? Heh, dengar ya Tukang Kayu Kim, apa kau hidup di abad ke-19? Kita hanya berciuman sekali. Kau bersikap seolah kau tahu aku, padahal kita tidak pernah tidur bersama. Apa yang sangat kau khawatirkan? Jangan membuat asumsi deh, ahjusshi!” sembur Il Ri.

Kim Joon menjawab, “Kaulah yang berasumsi. Kau hanyalah budak. Boneka.”

Il Ri menampar pipi Kim joon dan meledaklah amarahnya. “Siapa yang kau sebut boneka? Kau tahu apa? Kau tahu apa? Kenapa cari masalah denganku? Kau tahu apa, dasar brengsek!”

Kim Joon menahan tangan Il Ri supaya tidak memukulnya lagi, dan berkata, “Apa yang aku tidak tahu? Apa kau lebih bahagia dari yang kutahu? Karena suamimu orang yang baik, karena dia mencintaimu. Apa kau bahagia?”

Sambil menangis, Il Ri mengatakan dirinya bahagia. “Emangnya kau tahu arti kebahagiaan? Kau sendirian menyentuh kayu mati. Kau akan mati tua sendirian tanpa mengerti arti kebahagiaan. Kau akan terbaring di peti mati yang kau buat sendiri.”

Kim Joon menjawab, seolah meledek, bahwa itu tidaklah buruk - setidaknya dia tidak
menipu dirinya sendiri. “Hiduplah seperti itu jika kau sangat bahagia,” katanya, seolah memberi perintah pada Il Ri, “Selamanya.” Kim Joon membalikkan tubuhnya, memunggungi Il Ri. Tangis Il Ri pecah. Dia memukul-mukul punggung Kim Joon sambil mengatakan, “Kau ingin aku bagaimana? Kenapa kau melakukan ini padaku?” Il Ri terduduk di lantai dan menyatakan bahwa hidup yang dijalaninya sangatlah berat.

Kim Joon membalikkan tubuhnya. Dia jongkok di depan Il Ri yang sedang duduk. “Lihat, kau bisa menangis di hadapanku.”

Episode 7: Berpesiar

Ibunya Hee Tae memasak makanan spesial malam ini. Dia meminta Hee Tae untuk menghubungi Il Ri menyuruhnya pulang. Namun, Hee Tae sedang mengecek kondisi Hee Soo di kamar dan, yah walaupun adiknya tidak menjawab, bertanya apa Hee Soo baik-baik saja. Dalam hati Hee Soo menjawab kondisi dirinya bagus. Kemudian, Hee Tae menceritakan jika Sun Joo, wanita yang dikenal Hee Soo juga tampaknya, masuk sekantor dengannya. Dia menyampaikan salam Sun Joo untuk Hee Soo. Dalam hati Hee Soo meminta Hee Tae oppa tidak memberitahu tentang kondisi kepada Sun Joo.

*

Il Ri curhat kepada Kim Joon mengenai keluarga suaminya. Dia menceritakan jika suaminya adalah orang yang dipilihnya sendiri untuk dicintainya, dan menyebutkan jika dirinya juga selalu menolak saat keluarga suaminya berencana untuk membawa Hee Soo ke rumah perawatan. Dia mengaku tidak bisa tenang bila melakukannya, karena sedikit merasa bersalah.

Kim Joon memberikan komentar kenapa kondisi Hee Soo bisa menjadi kesalahan Il Ri? Secara logika, Il Ri memahami hal itu bukanlah salahnya, tapi hatinya yang merasa seperti itu.

*

Hee Soo mencium bau makanan yang dimasak Ibunya. Dia pergi ke dapur dan langsung menyendok nasi dan memakan di sisi keluarganya yang sedang asik berbincang tanpa memedulikannya (sepertinya ini hanya imajinasi Hee Soo saja). Hee Tae tampak menghubungi Yi Ri, menanyakan keberadaan Il Ri apakah ada di kafe atau tidak?

Semua orang makan dengan lahap, karena Ibu memasak sesuatu yang istimewa malam ini. Tapi, ketika melihat Ibu tidak makan, mereka bertanya kenapa belum makan? Ibu menjawab jika dirinya akan makan setelah Il Ri pulang. Hee Tae heran, karena tidak biasanya Ibunya bersikap demikian, dan bertanya apa telah terjadi sesuatu? Ibu mengiyakan, tapi belum sempat menjelaskan permasalahannya, Il RI pulang.

Hee Tae dan Ibu menyambut kedatangannya. Ibu mengajak Il Ri makan malam bersama. Namun, Il Ri menolaknya dengan alasan tidak lapar.

Terdengar narasi dari Hee Tae mengatakan, “Malam itu, para wanita di keluarga kami penuh kesedihan. Yang satu bersedih karena menyakiti tanpa sengaja. Yang lain bersedih karena dia mengetahui lukanya. Yang satunya lagi bersedih karena tidak bisa makan, berjalan atau berbicara. Karena kesedihan tidak bisa ditanggulangi, kami mengabaikannya. Kami ingin mengabaikan kenyataan bahwa kami mengabaikannya. Kami hidup seperti itu selama tujuh tahun. Itu satu-satunya cara untuk bertahan.”

“Malam itu, pria itu (Kim Joon, red.) berkata dia juga bersedih. Karena tidak bisa berbuat apa-apa untuknya. Satu-satunya yang dia bisa adalah mengajaknya pergi. Satu kali plesir. Satu kali melepaskan diri.

*

Kim Joon sedang persiapan untuk menggarap pesanan Hee Tae, ketika orang yang memberikan orderannya datang. Dia kemudian menjelaskan beberapa hal yang akan dilakukannya terhadap orderan Hee Tae. Di tengah-tengah penjelasannya, Kim Joon menatap Hee Tae. Pikirannya berimajinasi.

Dia memberondong Hee Tae dengan pertanyaan, “Apa kau mengenal istrimu dengan baik? Kau sangat mencintainya. Mungkin kau sangat mengenalnya. Tapi, pernahkah kau melihatnya menangis? Kapan terakhir kau melihatnya? Dia bilang dia tidak mau menangis di depanmu. Karena akan menyakitimu. Setelah menyudutkan seseorang seperti itu, kau akan menghiburnya hanya dengan sebuah kursi?”

Setelah menepis bayangan itu, Kim Joon mulai menggarapnya. Hee Tae pergi dan merasa senang dengan penjelasan Kim Joon soal kayu.

*

Mertuanya Il Ri membuka HP-nya untuk mengirim pesan kepada Il Ri. Setelah pesan terkirim dia bertanya pada dirinya sendiri, “Lihat, siapa yang lebih superior?”

Di jalan, Il Ri membuka HP-nya dan mendapatkan pesan permintaan maaf dari mertuanya. Dia tersenyum dan membalas pesan itu.

Mertuanya, Il Ri kembali membuka HP untuk melihat balasan pesan dari Il Ri. Balasannya cukup lucu: “Ibu, kau manis juga.”

Dan begitulah mereka berdua saling bermaaf-maafan. Il Ri pun sampai di rumahnya

*

Yi Ri dan Duk Bae sedang menghias pohon cemara buatan ketika Ki Tae datang dan menunjukkan hasil diagnosa cedera. Ki Tae mengancam akan melaporkan tindakan Yi Ri ke pihak kepolisian. Yi Ri tak percaya Ki Tae bisa melakukan itu, karenanya dia minta Ki Tae melakukannya.

Ki Tae mengambil HP-nya dan menghubungi seorang polisi bernama Detektif Lee. Yi Ri merebut HP dari tangan Ki Tae dan meminta sang detektif untuk memperlihatkan keasliannya. Ki Tae langsung merebut lagi HP-nya lagi dan berniat pergi, tapi sesaat kemudian dia berhenti dan berbalik kepada Yi Ri lagi – memperlihatkan foto Detektif Lee memegang lencananya. Mendadak Yi Ri pucat. Ki Tae merasa di atas angin sekarang. Dia menyebutkan ada jalan lain supaya Yi Ri tidak dilaporkannya ke pihak berwajib, yaitu menjadi budaknya sebanyak sepuluh kali.

Duk Bae yang berdiri mendekati bosnya, Soo Young, bertanya apa Yi Ri dan Ki Tae sedang flirting sekarang? Kesal lamunannya diganggu, Soo Young mendengus, “Jika mereka saling menggoda, aku adalah Tang Wei (aktris Tiiongkok).” Kekeke. Soo Young kembali pada lamunannya di malam dirinya bertemu dengan Il Ri dan Kim Joon. Dia mengenali laptop yang dibawa Kim Joon adalah milik Yi Ri yang dibawa Il Ri. Tapi, dia juga berpikir bahwa cara Il Ri memukul Kim Joon tidaklah main-main. Dia bertanya pada dirinya sendiri, 'Apa benar Il Ri memukulnya hanya gara-gara uang?' Kemudian, menarik kesimpulan jika ada something di antara mereka berdua.

Soo Young bertanya pada Duk Bae, “Heh Duk Bae, pacarnya Tukang Kayu Kim yang kau lihat itu Il Ri bukan?” Duk Bae segera menutup mulutnya (sudah mulai terendus orang lain rupanya).

Sementara itu, Yi Ri berhasil menawar akan menjadi budaknya Ki Tae sebanyak tiga kali saja. Ki Tae kemudian pergi melapor kepada polisi. Orang yang menangani kasusnya adalah Detektif Lee – dan itu kasus sama sekali tidak berhubungan tindak kekerasan yang dilakukan Yi Ri (Hahaha, Yi Ri tertipu).

*

Il Ri merawat Hee Soo sambil menceritakan tentang manisnya mertuanya (Ibunya Hee Soo). Dalam hati, Hee Soo berkata jika ibunya sangat kejam dulu waktu masih muda. Dia mengatakan saat mengandung dirinya dan mengetahui ayah berselingkuh, ibunya tidur dengan pisau di bawah bantalnya. Tujuannya membunuh ayahnya dan dirinya – sangat mengerikan!

Il Ri mendapat pesan dan bertanya kepada Hee Soo, “Kak, pernahkah kau mendengar istilah Genuine Golden Love? Kakeknya menyukainya.” Il Ri tersenyum-senyum membaca pesan dari Kim Joon itu, seolah-olah menikmati hidupnya. Hee Soo seolah berdiri dan duduk di hadapan Il Ri. Dia berkomentar bahwa wajah Il Ri terlihat cantik jika tersenyum seperti itu.

*

Ayah Hee Tae berdandan dengan gaya anak muda dan pergi keluar naik moge. Dia pergi ke klub motornya untuk menemui teman-temannya yang bertanya dari mana saja dirinya? Mereka memuji pakaian yang dikenakan ayahnya Hee Tae. Kemudian, Ayah menghebat-hebatkan dirinya sendiri bahwa pakaiannya dipesan dari luar negeri.

Tidak berapa lama kemudian, dua orang pengendara motor lainnya datang. Orang yang dibonceng membuka kaca helmnya dan teman-teman ayahnya Hee Tae menyapanya. Ayah menengok dan menemukan itu adalah istrinya. Dia bertanya sedang apa? Ibunya Hee Tae menjawab jika dirinya mencari Ahjumma Songdo. Teman-teman Ayahnya Hee Tae menjawab Ahjumma Songdo sudah keluar beberapa bulan lalu, karena jatuh saat belokan dan motornya dijual. Ibunya Hee Tae menutup kaca helmnya lagi dan meminta tukang ojeknya untuk cabut dari sana.

*

Dengan pakaian yang cantik, Il Ri berdiri di depan studio Kim Joon sambil senyam-senyum. Tapi dia mengernyitkan dahi melihat mobil yang terparkir di depan. Kim Joon mengeluhkan keterlambatan Il Ri dan menyuruhnya masuk. Kemudian, dia memerintahkan Il Ri untuk menyelotip meja yang akan dikirim sambil meledek gaya pakaian Il Ri. “Kenapa pakaianmu? Sepatu apa itu? Tidak cocok denganmu.”

Il Ri melakukan apa yang diperintahkan Kim Joon yang kemudian masuk ke dalam. Sesaat kemudian Kim Joon kembali keluar, melemparkan baju kerja kepada Il Ri. “Pakailah,” pinta Kim Joon, “Jika kau seorang buruh, bersikaplah seperti itu. Jangan mengeluh. Kau kesini mau duit kan?”

Il Ri bersikap seolah ingin melawan kata-kata Kim Joon, tapi akhirnya dia mengembuskan napas kesal untuk kemudian mengikuti instruksi Kim Joon. “Kita bekerja satu jam atau setengah hari atau seharian, upahnya sehari penuh. Kau tahu tarif harianku kan? Makan terpisah,” pinta Il Ri.

Tampak mereka berdua sibuk menggotong bangku dan meja ke atas mobil. Setelah selesai, Il Ri mengeluh capek dan meminta bayarannnya. Namun, Kim Joon menjawab santai bila Il Ri sudah mengangkat ke atas mobil bak, maka untuk mendapatkan bayarannya Il Ri juga harus menggotongnya ke bawah. Dia kemudian membopong Il Ri masuk ke dalam mobil. Il Ri berusaha membuka pintu itu. Kim Joon yang masuk dari pintu sebelah mengatakan, “Maaf aku lupa memberitahumu, pintu itu rusak, jadi tidak bisa dibuka dari dalam.” Il Ri menggigit bibir bagian bawahnya, bete.

Selanjutnya baca: sinopsis 'Valid Love' episode 7 - bagian 2.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis 'Valid Love' Episode 7 (Bagian 1)

0 komentar:

Post a Comment