Sinopsis 'Valid Love' Episode 14 (Bagian 2)

Sebelumnya baca: sinopsis 'Valid Love' episode 14 - bagian 1.

Hee Tae mengajak Il Ri bicara di rumah, tapi Il Ri meminta Hee Tae untuk bicara di sana saja. Dia menggandeng Il Ri untuk memaksanya ikut. Kim Joon muncul dan meminta Hee Tae melepaskan tangan Il Ri. Hee Tae meminta Kim Joon tidak ikut campur. Kemudian, Il Ri menyuruh Hee Tae bicara di sini, di depan Kim Joon, bila tidak bisa maka Hee Tae silakan pergi.

Melihat suasana yang tidak enak, pada akhirnya Hee Tae mengatakan, “Baiklah, temui dia, silakan temui Tukang Kayu Kim, tapi kembalilah ke rumah. Kurasa ini satu-satunya solusi terbaik.” Il Ri mengajak Kim Joon masuk untuk minum teh. Tapi ini hanya untuk membuat Hee Tae cemburu saja, toh sampai di dalam Il Ri meminta Kim Joon meninggalkannya. Dia kemudian duduk di tangga untuk menangis sebelum masuk ke dalam apartemen ibunya.

Sementara itu, Hee Tae masih menunggu di luar apartemen Ibunya Il Ri. Dia mendapat telpon dari ibunya untuk meminta supaya Il Ri dimaafkan kali ini.

Ki Tae menceritakan rencana bisnisnya membuat situs pada Hee Soo. Dia menjelentrehkan pada Hee Soo bagaimana bisnis internetnya itu akan berjalan. “Kakak bujuk Ayah juga yah,” pinta Ki Tae, “Kurasa dana sebesar 50 ribu dolar cukup untuk memulai investasi.” Dia kemudian mencium bau aneh dan sadr bila itu poop kakaknya. Dia memanggil Ibu untuk memberitahunya.

Ibu Hee Tae berpapasan lagi dengan Kim Joon di warung dan mengajaknya sarapan bersama. Kim Joon melihatnya grogi dan pergi meninggalkannya.

Di tempat kerjaan, Il Ri melihat Kim Joon memperbaiki pintu yang didobraknya kemarin. Dia mendekat. Direktur Jang meminta maaf telah menguncinya, dan bertanya apa hubungan Il Ri dengan Kim Joon? Il Ri diam. Direktur Jang lalu pergi.

Il Ri dan Kim Joon pergi naik bus bersama. Dia meminta Kim Joon tidak membuntutinya, karena tidak tahu akan pergi kemana? Kim Joon menyahut bahwa nanti juga Il Ri akan turun. Seorang penumpang turun dan Kim Joon buru-buru duduk, dan menawarkan akan memangku Il Ri, tapi ada seorang nenek dan Kim Joon memberikan bangku itu untuk sang nenek. Kim Joon kembali berdiri di sebelah Il Ri yang melihatnya tersenyum.

Mereka pergi berbelanja bersama, menikmati waktu. Sementara Hee Tae membuntutinya dan berkomentar kalau Il Ri tidak seperti orang yang dikenalnya.

Ketika berada di rak ikan, Il Ri menatap ikan Mackerel. Kim Joon yang melihatnya berkomentar, “Kudengar kau seperti mackerel waktu SMA. Gugup, tak terduga, segar, dan lincah. Itu yang kudengar dari Dokter Jang.” Il Ri diam saja waktu itu.

Mereka pergi ke studio Kim Joon dan memasak bersama. Il Ri memuji potongan wortel dan kentang yang diiris Kim Joon. “Bagus sangat rapi dan indah,” puji Il Ri, “Cuci pisau dan talenannya.” Kim Joon pun melakukan apa yang diminta Il Ri. Mendadak pikiran Il Ri melayang, dia terkenang saat Hee Tae memotong-motong wortel dan kentang di rumah.

Hee Tae minum bersama Sun Joo dan Jung Go. Saat itu, Jung Go sepertinya mencemooh orang yang berkencan singkat dengan Sun Joo – tidak tahu orang yang disukai Sun Joo adalah Hee Tae. Karena pengaruh minum beralkohol, Hee Tae hanya termangu mendengarkan celoteh Jung Go. Tapi, akhirnya dia meminta supaya Sun Joo meninggalkannya. Dua orang pria ini sebenarnya tidak tahu apa yang mereka bicarakan, hehehe...

Sup yang dimasak Kim Joon dan Il Ri sudah jadi. Mereka makan bersama. Kim Joon mengatakan sudah lama tidak masak sendiri dan makan bersama seseorang, sejak kakeknya sakit dan meninggal. Il Ri bertanya apa kakeknya Kim Joon menderita?

Kim Joon mengatakan walaupun sudah bisa masak waktu itu, tapi kakeknya selalu memasak untuknya. Mereka bisa selalu makan bersama. Setelah kakek sakit, mereka makan sendiri-sendiri. Kakek makan di mana, dia makan di mana. Kemudian, dia mengatakan, “Nyonya Kim cepatlah makan karinya, nanti keburu dingin. Aku tahu kau mencoba datang padaku pelan-pelan. Tinggallah dalam waktu yang lama di sini.”


Sementara itu, Hee Tae menunggu Il Ri di dalam mobil di luar studio Kim Joon. Dia menggumam sendirian, “Segala macam pikiran ada dalam kepalaku. Dari imajinasi tentang apa yang sedang dilakukan istriku dengannya hingga peringatan dari dinding yang menghalangi jalan. Aku tidak ada artinya lagi bagi istriku. Bukan guru, teman atau suami. Apalagi kekasih.” Kemudian, dia meminta pak sopir taksi jalan. Dia kembali ke rumahnya dan menemukan Min Ki menunggunya. Min Ki meminta Hee Tae memaafkan ayahnya. Tapi, Hee Tae tak berniat memaafkannya. Min Ki berlutut dan terus memohon. Akhirnya, Hee Tae luluh dan mengatakan Min Ki harus mendapatkan persetujuan Il Ri jika mau mendapatkan maaf darinya.

Yi Ri mengeluh pada Ki Tae yang terus-menerus menghubunginya. “Temanku meninggalkan proposal bisnis di kafe, kau bawa kan?” tanya Ki Tae, “Kau tidak membacanya kan?” Yi Ri menyodorkan sebendel proposal, dan mendengus tak ada yang bisa dibaca dari sana. Ki Tae kemudian menyinggung-nyinggung soal ciuman yang diberikan Yi Ri padanya. Pada akhirnya, Yi Ri mengaku, tapi dia mengatakan bahwa sering melakukannya tiap kali mabuk, jadi tak ada artinya.

Ki Tae pergi dan menyapa Il Ri ketika berpapasan. “Kak, kau masih berhubungan dengan Ibuku? Katanya dia memintamu membelikan resep obat yang untuk Kak Hee Soo?” Il Ri tidak menjawabnya dan pergi begitu saja. Ki Tae memanggil-manggilnya. Il Ri pergi ke kafenya Soo Young untuk memesan makanan, dan ibu mertuanya menghubunginya.

Tanpa ditanya, Ibu Mertua langsung nyerocos, “Kau bilang kau akan membelikan resep obat Hee Soo. Kenapa kau ini? Dia baru saja sembuh dari sembelit, dan sekarang dia sakit diare. Dia belum makan apa-apa. Bagaimana dia bisa bertahan? Pokoknya, bawa obatnya ke sini.”

Ibu mertua mengelap Hee Soo dan mengatakan mungkin Il Ri sibuk jadi tidak bisa datang mampir. Dia meyakinkan putri semata wayangnya bahwa Il Ri takkan mungkin melupakan Hee Soo. “Kapan Kakak Ipar mengatakan akan membawakan obatnya?” tanya Ki Tae, yang berdiri di sana sedari tadi.

Hee Tae datang dan Ibu bertanya di mana Il Ri, kenapa tidak turut serta? Hee Tae datang dan Ki Tae saling bertatapan. Ki Tae mengajak Hee Tae keluar. Ki Tae mengatakan bila ibu selalu membicarakan Il Ri terus tiga hari terakhir, apa perlu dibawa ke dokter.

Ayah datang membawa ikan hasil pancingan dan mengajak mereka makan seperti keluarga. Dia bertanya di mana Il Ri untuk memintanya memasak ikan? Hee Tae dan Ki Tae kembali saling tatap. Ayah baru ingat dan mengatakan lupa. Ibu keluar dan bertanya kenapa si tua bangka ini datang lagi. Terus mengoceh-ngoceh minta makanan kepada Nyonya Ahn untuk diberikan kepada suaminya. Hee Tae dan Ki Tae hanya diam saja, sementara Hee Soo bertanya-tanya apa yang terjadi pada Ibunya?

Mereka sekeluarga pergi ke RS untuk mengecek kondisi Ibu. Dokter melontarkan pertanyaan mudah untuk dijawab Ibu. Meski Ibu mampu menjawab beberapa pertanyaan dengan gampang, tapi ada beberapa jawabannya yang tidak nyambung dengan pertanyaannya. Sementara Ibu di CT-Scan, di ruang tunggu, Ayah mengatakan kalau Hansung Furniture adalah tempat dia bertemu dengan Ibunya anak-anak kepada Hee Tae dan Ki Tae.

Di tempat kerjanya, Il Ri masih kepikiran ucapan Ibu Mertuanya yang memintanya membawa obat Hee Soo. Makanya, dia datang ke rumah mertuanya. Dia menghubungi Nyonya Park.

Di RS, dokter memberitahu Hee Tae dan Ki Tae bila Ibu mereka terkena penyakit demensia (kemampuan otak mengalami kemunduran). Ki Tae tak kuat dan memilih tidak mendengarkan. Hee Tae bertanya apa ada perawatan khusus untuknya? Dokter mengatakan bisa, tapi kemungkinannya kecil hanya 10 persen. Kemudian, dia meminta Hee Tae untuk mengajak Il Ri masuk, karena perawatan yang dilakukannya selama ini cukup bagus. "Bawa dia masuk, karena dia harus mendengar apa-apa yang dibutuhkan," tukas dokter. Tapi, Hee Tae meminta dokter mengatakan padanya saja.

Il Ri merawat Hee Soo dan seolah-olah bercakap-cakap bahwa telah terjadi sesuatu. Dia menatap mata Hee Soo dan coba mengartikannya. "Apa sudah terjadi sesuatu?" tanya Il Ri.

Selanjutnya baca: sinopsis 'Valid Love' episode 15 - bagian 1.