Sebelumnya baca: sinopsis 'Valid Love' episode 13 - bagian 2.
Hee Tae sedih mendengarkan pengakuan Il Ri yang mengaku masih mencintai dan menyayanginya. Di saat bersamaan, Il Ri datang ke kantor polisi bertanya bagaimana Hee Tae bisa menangkapnya? Kemudian ketika dia melihat siapa orangnya, Il Ri berteriak-teriak, “Hei, apa salah kami? Kenapa hei?” Hee Tae menariknya keluar supaya tidak menimbulkan keributan di kantor polisi.
Selanjutnya, Hee Tae mengajak Il Ri minum di restoran soju. Dia mengungkapkan bahwa Ayahnya Min Ki iri pada hubungan mereka, dan ingin mengatakan pada mereka bahwa tak ada sesuatu yang abadi dan cinta itu tidak ada. Il Ri mengira bahwa itu perbuatan Min Ki. Hee Tae menjelaskan bahwa memang yang memotret Min Ki, tapi yang menyebarkannya adalah Ayahnya. Dia mengatakan bila Ayahnya Min Ki awalnya takut Min Ki memotret dan merekam macam-macam, karena itu dia menghubungi HP Min Ki dengan penyimpanan cloud melalui HP-nya. Suatu hari, Ayahnya Min Ki punya ide gila itu.
“Kim Il Ri,” tukas Hee Tae, “Kapan terakhir kali kau merasa bahagia bersamaku? Kau ingat tidak? Aku ini suami sekaligus gurumu, tak pernah benar-benar menjadi kekasihmu. Aku hanya seseorang untuk bersandar. Sebuah pagar. Sesuatu semacam itulah.”
Bukannya menjawab, Il Ri balik bertanya, “Kau sendiri? Kapan terakhir kali kau merasa bahagia bersamaku? Berapa lama aku menjadi kekasihmu? Siapa yang peduli, iya kan? Begitulah pasangan yang sudah menikah. Seseorang untuk bersandar. Seseorang sebagai pagar. Lalu kenapa? Bukankah itu cinta? Siapa bilang itu bukan cinta?” Il Ri menarik napas dan membenarkan apa yang dikatakan Hee Tae, bahwa Hee Tae adalah seorang guru, teman, suami, pagar, dan tentu saja seorang kekasih.
Il Ri ingat bagaimana dulu Hee Tae memintanya untuk menjadi pelengkapnya. Selamanya.
Hee Tae kemudian keluar restoran dan melihat punggung Il Ri. Bergegas, dia mendekati Il Ri dan menggandeng tangannya, mengajaknya pulang ke rumah. Namun, Il Ri menolaknya. Hee Tae mengaku bisa memahami perasaan Il Ri. Setelah semuanya, dia yakin Il Ri merasa terkejut tiba-tiba dirinya berubah. “Ayolah pulang. Itu rumah kita,” pinta Hee Tae.
“Ya, itu memang rumah kita. Rumah yang kubersihkan selama tujuh tahun terakhir ini,” kata Il Ri, nada bicaranya sedikit mengeras, “Aku pergi atas kemauanku sendiri dan akan kembali atas kemauanku juga, tapi sepertinya aku tak memiliki alasan untuk itu.”
Hee Tae masih berusaha, tapi Il Ri tetap menggeleng. Dia takut suaminya akan marah, benci, dan kecewa lagi. Hee Tae mengaku akan memaafkan Il Ri. Tetap saja, Il Ri tidak berselera untuk pulang. “Ayolah pulang, aku tak mau tidur di bawah selimut seorang diri. Lagipula, kasur listriknya rusak.” Il Ri tersenyum, dan mengatakan itu kata-kata terjujur yang pernah dikatakan Hee Tae sejauh ini. Dia meminta Hee Tae membeli kasur listrik baru, kemudian pergi meninggalkannya.
Episode 14: Ikan Mackerel
Keesokan harinya, Il Ri dan tim tukang cat minum bersama saat istirahat kerja. Mereka mengobrol bersama. Il Ri ditelpon pihak toko peralatan medis untuk memberitahu bahwa minuman nutrisi dan tube pembuangan sudah bisa diambil. Dia bilang mau langsung ambil, tapi ingat bahwa hubungan mereka sudah berubah. Karena itu, dia mengalihkannya pada Hee Tae.
Il Ri kemudian memberikan pakaian Hee Soo unni yang dibawanya kepada Nyonya Park. "Benar aku takkan melihatmu lagi di rumah ini?" tanya Nyonya Park. Il Ri menunduk dan tidak menjawab, dan malah bertanya apa yang Hee Soo lakukan.
Hee Soo sedang membayangkan dirinya tengah mencari cincin kawinnya kemana-mana dan ingat waktu Hyun Suk memberikan cincin itu dia sempat protes. Hee Soo akhirnya menemukan cincin itu dan meletakkan di jari manisnya. Dia mengatakan bahwa seharusnya dulu menerima lamaran Suk Hyun. Semuanya pasti berbeda sekarang.
Nyonya Park menjawab kalau semuanya seperti hari-hari biasanya. Dia mengajak Il Ri menemui Hee Soo mumpung tidak ada orang di rumah. Il Ri menolaknya dan pamit pergi, tapi langkahnya berhenti. Dia berbalik dan membayangkan Hee Soo berdiri di depan pintu pagar. “Kak, kau tahu bagaimana perasaanku. Kau akan baik-baik saja, karena kau memang selalu begitu,” lirih Il Ri berujar. Ketika mau pergi, Hee Soo menahannya dan memintanya melakukan sesuatu.
Hee Tae mengurusi Hee Soo, yang dalam hati kesal karena diberi bubur yang tidak enak. Dalam hati Hee Soo berkata, “Jangan pedulikan aku, jangan urusi aku, toh aku bakalan mati, jika tidak makan.”
Il Ri sedang bekerja ketika Kim Joon datang ke tempat pekerjaannya mencari Direktur Park. Il Ri sempat menatapnya, tapi Kim Joon membuang muka. Direktur Park kemudian datang dan menyapa Kim Joon, kemudian ia menjelaskan bila ruangan yang tengah dikerjakannya bersama anak buahnya adalah ruang meeting. Tampaknya Kim Joon mendapat pesanan membuatkan meja-meja dan kursi-kursi. Teman-teman sekerja Il Ri pergi keluar untuk mengangkat barang.
Kim Joon segera mengukur berapa panjang meja dan sofa yang mau dibuat. Sementara Il Ri mulai mengecat dinding. Kim Joon mengatakan bahwa pertemuan ini bukanlah kesengajaan. Lagipula, sebagai seorang buruh, akan ada kemungkinan mereka bertemu di tempat kerja. “Cih, tidak tahu malu,” sahut Il Ri masih tetap mengecat, “Kau memang begitu kan?” Setelah melihat jam, Kim Joon pergi sambil mengatakan selamat bekerja kepada Il Ri.
Beberapa waktu berikutnya, Il Ri juga pergi dan berganti pakaian. Dia keluar dan menyapa Direktur Park jika dirinya mau pulang. Namun, Il Ri balik ke atas, karena HP-nya ketinggalan. Dia masuk ke kamar mandi untuk mencarinya. Sementara Direktur Park sudah mengunci semua ruangan. Begitu mau keluar kamar mandi, Direktur Park sudah turun dan pintu kamar mandi terkunci. Il Ri mulai panik, kemudian menjadi panik terkunci di dalam. Tapi, tak ada seorang pun yang tahu Il Ri terkunci di dalam. Dia menggedor-gedor pintu, berteriak-teriak untuk berharap ada orang yang akan membantunya keluar ruangan.
Di luar, Kim Joon masih menunggu Il Ri keluar. Karena itu, dia coba menghubungi HP Il Ri, tapi karena berbeda ruangan, Il Ri jadi tak bisa mengangkatnya. Dia mengirim pesan ke HP Il Ri kemudian pergi. Sementara, Il Ri masih berteriak-teriak di dalam kamar mandi. Dia ke jendela dan memanggil-manggil seseorang untuk minta bantuan. Tetap tak ada bantuan datang.
Hee Tae, Sun Joo, dan temannya pulang kantor bersama. Temannya Hee Tae dan Sun Joo itu berusaha mencoblangi teman-temannya dengan Sun Joo, tapi selalu berujung dengan kegagalan. Sun Joo memintanya berhenti saja sebab dirinya tengah jatuh cinta dengan seseorang. Temannya bertanya dengan siapa, tapi Sun Joo malah berjalan di depan dan mengatakan bahwa dirinya menyesal telah memberitahunya. Hee Tae hanya terdiam mendengar pembicaraan itu.
Il Ri mencoba menggerakkan tubuhnya untuk mengusir dingin. Dia akhirnya jongkok di kamar mandi. Duduk di kafenya Soo Young, Hee Tae mencoba menghubungi Il Ri, tapi tetap tidak diangkat. Soo Young bertanya pada Hee Tae apa Il Ri tidak mengangkatnya? Kemudian dia menjawab mungkin saja Il Ri sedang sibuk. “Oiya, hanya ada satu hal yang bisa kukatakan padamu Pak Guru, sama seperti yang pernah kukatakan pada Kim Joon juga, untuk berpikir dari sudut pandang Il Ri. Aku merasa Il Ri sangat terluka.”
“Bagaimana menurutmu?” tanya Hee Tae. Namun, Soo Young menegaskan bahwa dirinya bukanlah Il Ri. Hee Tae bertanya ulang jika Soo Young jadi Il Ri apa yang Soo Young rasakan dan lakukan?
Il Ri masih berusaha keras berteriak dari jendela, berharap seseorang menyelamatkannya. Kemudian, dia melonjak kegirangan begitu mengetahui ada seseorang yang menyelamatkannya. Begitu pintu terbuka, dia kaget melihat Kim Joon. "Kenapa kau selalu membuatku menunggu?" tanya Kim Joon.
Mereka lalu menghangatkan tubuh di mesin penghangat. Il Ri bertanya bagaimana Kim Joon kasih bisa tahu dirinya masih ada di dalam gedung? Dalam kilasan balik, diperlihatkan bila Kim Joon yang menghubungi Direktur Park untuk menanyakan pekerjaan bertanya soal keberadaan Il Ri. Waktu itu, Direktur Park mengaku bahwa dirinya adalah orang yang paling terakhir pulang dari tempat kerjaan. Karena sebelumnya Kim Joon menunggu Il Ri keluar, maka dia balik lagi untuk memastikan Il Ri. Ternyata benar, Il Ri terjebak di dalam kamar mandi.
Il Ri berjanji takkan melupakan pertolongan Kim Joon. “Bagaimana kau bisa membalasnya?” tanya Kim Joon, menggoda. Il Ri menjawab akan membalas pertolongan Kim Joon dengan kata-kata. Kim Joon tersenyum dan minta Il Ri mengatakannya, karena itu membuatnya senang setengah mati. Sementara itu, HP Il Ri berdering, ketika mengambilnya, Il Ri melihat nama Hee Tae di sana. Tapi, dia memutuskan untuk tidak mengangkatnya dan memilih mengobrol lagi sama Kim Joon.
Kim Joon mengatakan, “Apa yang kau sukai dari Doktor Jang? Apa yang kukatakan masih berlaku. Saat aku mengatakan aku akan bertanggung jawab atas dirimu, dan ingin memulai kembali dari awal...” Sepertinya Il Ri enggan membahas hal ini sekarang, karenanya mengajak Kim Joon pulang.
Kim Joon mengantarkan Il Ri ke apartemen Ibunya, dimana Hee Tae berdiri di depannya. Kim Joon berhenti agak jauh, dan bertanya, "Apa masih ada yang tersisa? Aku ketinggalan selangkah lagi nih.” Il Ri pun keluar mobil Kim Joon dan berjalan mendekat Hee Tae.
“Ayo bicara!” pinta Hee Tae, melihat Il Ri datang.
Selanjutnya baca: sinopsis 'Valid Love' episode 14 - bagian 2.
0 komentar:
Post a Comment