Baca sebelumnya: sinopsis 'Valid Love' episode 5 - bagian 3.
Ki Tae menyerahkan kartu j*di miliknya kepada Hee Tae. “Cuma ini?” tanya Hee Tae. Ki Tae mengambil sebuah kartu lagi di saku celananya dan menyatakan mau ikut bekerja bersama Il Ri. Hee Tae meminta Ki Tae mengerti memahami perasaan kakaknya.
“Kak, ngomong-ngomong aku bisa dapat berapa sih dengan melakukan pekerjaan seperti itu?” tanya Ki Tae, yang kemudian kepalanya dipukul Hee Tae, karena dinilai telah merendahkan pekerjaan Il Ri.
Kemudian HP Yi Ri yang dipegang Ki Tae berbunyi. “Ya, dengan Yi Ri di sini?” kata Ki Tae dengan nada sehalus mungkin. Yi Ri menyembur, minta HP-nya dikembalikan segera. Ki Tae mengajaknya bertemu di warung. Yi Ri mengiyakan. Kemudian Ki Tae pamit pada kakaknya untuk mengembalikan HP dulu. Hee Tae meminta Ki Tae memberikannya cepat, sebab pasti Yi Ri sudah kebingungan banget sekarang.
Saat keluar, Ki Tae menabrak Kim Joon. Namun, Kim Joon tidak menggubrisnya. Ki Tae sempat mengatai Kim Joon, “Heh, dasar, babi stroberi!!!” Dia kemudian lari. Di dalam restoran, Kim Joon duduk di bangku yang kosong, di mana persis di belakangnya ada Hee Tae – lagi minum juga. Mereka sama-sama memesan soju lagi. Sehingga, keduanya menengok karena merasa mengenali suara masing-masing. Hee Tae berkomentar, “Kayak kamu suka soju juga ya? Sempatin keluar walau kerjaan lagi numpuk.”
***
Di depan mesin cuci, Il Ri terduduk, menenggak soju yang diletakkannya di bawah mesin cuci. Dia teringat kata-kata Kim Joon sebelumnya, yang dikirim melalui pesan singkat, 'Kupikir seperti itulah rasanya hidup. Panas, menggelitik, dan nekat. Sesuatu yang mengejutkan. Telapak tanganku panas sejak saat itu. Seolah aku menyentuh api. Panas dan menyakitkan.'
Il Ri juga teringat pertemuannya dengan Kim Joon. Adegan berubah kembali, saat Il Ri menyatakan kepada Kim Joon, “Aku jatuh, bangkit, dan kambuh dimana saja. Apa kau tahu betapa memalukannya itu? Lebih baik terjadi di jalan dengan orang asing yang tidak akan pernah kutemui lagi. Setelah aku sadar, sangat memalukan bahkan di depan ibuku yang melahirkanku.”
Mata Il Ri berkaca-kaca. Pesan singkat dari Kim Joon mengalir di benaknya kembali. 'Aku juga ingin mengatakan ini. Meski aku tidak turut campur, dunia tetap berputar. Lupakan pikiran bahwa hanya kau yang bisa melakukannya. Kau kelihatan sangat lelah.' Air mata Il Ri pun tumpah akhirnya.
***
Kembali pada Kim Joon dan Hee Tae lagi di restoran soju. Kim Joon mengatakan akan menerima pesanan yang diajukan Hee Tae karena ada pelanggan yang membatalkan pesanannya. Dalam kondisi mabuk, Hee Tae mengaku pada Kim Joon jika itu tidak perlu dilakukan. “Kau takkan bisa membuat sesuatu yang bagus saat sibuk sekali,” sebut Hee Tae.
Tidak peduli dengan apa yang dikatakan Hee Tae, Kim Joon justru menyebutkan, “Kurasa sebuah kursi bagus juga. Jangan meja rias, lebih baik kursi yang nyaman untuk beristirahat.” Kemudian, Hee Tae menyahut supaya Kim Joon tidak perlu repot-repot melakukannya, sebab dirinya akan mencari di tempat lain. Kim Joon mengatakan jika Hee Tae takkan menemukan tukang kayu sebagus dirinya. Hee Tae terkekeh mendengar pernyataan Kim Joon.
“Tapi kenapa tiba-tiba?” tanyanya kemudian.
Kim Joon terdiam beberapa saat untuk kemudian menjawab, “Begitulah... Begitulah yang kurasakan.”
***
Episode 6: Air Mata
Hee Tae berjalan pulang dengan jalan sedikit sempoyongan. Dia terkekeh mengingat alasan Kim Joon menerima pesanannya, kemudian mengedikkan bahu seolah mengatakan ya-mau-bagaimana-lagi. Dia menyatakan mulai menyukai Kim Joon. Sementara itu, Kim Joon juga pulang ke studionya jalan kaki.
Suara narasi Hee Tae terdengar: “Itu adalah permulaan kisah tak ternilai yang tak bisa kuceritakan pada siapapun. Sulit untuk dipahami. Tidak ingin dipahami. Permulaan perang yang akan ditertawakan oleh siapapun. Apa dia menduganya? Bahwa perang ini membuat kami sangat tidak dewasa? Sejauh apa kami akan terjatuh? Tidak terpikirkan kami akan bergulingan di lumpur, kami minum soju bersama malam itu.”
***
Di depan warung, Ki Tae duduk menunggu Yi Ri datang mengambil HP. Sambil menunggu, dia meneguk minuman kalengnya dan mendengus kenapa Yi Ri lama sekali datangnya. Ketika Yi Ri akhirnya datang, mata Ki Tae melihat Yi Ri dalam sosok babi stroberi. “Kenapa wajah itu bisa menjadi seperti itu? Kenapa tubuh itu bisa menjadi seperti ini? Ugh, tidak mungkin...” Ki Tae yang agak mabuk terkekeh.
Yi Ri langsung menadahkan tangannya meminta HP dari Ki Tae, yang tidak membuatnya mudah dengan menyuruhnya minum dulu baru diberi HP-nya. Yi Ri langsung mengambil kaleng minuman dari tangan Ki Tae dan menghabiskannya dalam satu kali tenggakan. Ki Tae lalu mengulurkan HP. Yi Ri mengambilnya dan pergi.
Ki Tae memanggil Yi Ri dan menggodanya kemana lemak yang ada di tubuhnya dulu? Apa lenyap lantaran oplas? Yi Ri menjelaskan jika lemaknya sudah hilang dengan melakukan olahraga lima jam sehari selama setahun. Ki Tae tidak percaya. Dia mata bagian dada Yi Ri dan menyebutkan alasan ketidakpercayaannya. “Soalnya dulu bagian pay*daramu ukurannya F-cup tapi kenapa bisa menjadi C-cup?”
“Alihkan matamu!!!” pekik Yi Ri dan mengeluhkan kata-kata Ki Tae yang terdengar santai. Yi Ri memperingatkan Ki Tae tidak berkata-kata santai lagi padanya. Tapi, Ki Tae malah menggodanya – menyuruhnya menghajarnya kalau bisa. Terpaksa, Yi Ri mengeluarkan jurus tendangan putar, sehingga Ki Tae langsung terjengkang menumbuk sampah dan pingsan. “Apa kau tidak tahu Babi Stroberi bisa Tae Kwon Do?” tanya Yi Ri, kemudian pergi.
Pemilik warung menemui polisi dan mengatakan jika Ki Tae sudah pingsan di tempatnya selama dua puluh menit. Hahaha...
***
Kim Joon memanaskan makanan yang dibawa Il Ri sehari sebelumnya dan segera memakannya. Saat hampir selaesai makan, Hee Tae datang ke studio Kim Joon dan menemukan aroma makanan yang disantap Kim Joon tidak asing. “Sup sapi pedas ya?” tanya Hee Tae. Kim Joon mengiyakan dan mengajak Hee Tae pergi membeli bahan pembuat kursi.
Mereka sudah sampai di pabrik kayu. Baru melihat kayu yang besar dan bagus-bagus seumur hidup Hee Tae terlihat takjub. Kim Joon kemudian meminta Hee Tae memilih kayu yang disenanginya. Namun, Hee Tae mengaku tidak mau, karena tidak tahu apa-apa. Kim Joon pun memilihkannya satu.
Hee Tae pun mentraktir Kim Joon makan siang. Saat itu Kim Joon memberi penjelasan kayu yang dipilih Hee Tae adalah lignum vitae dari Amerika Tengah, terbaik di antara yang terbaik. Mendengar Kim Joon berceloteh, Hee Tae tersenyum, “Aku tidak pernah melihatmu bicara banyak sebelumnya.” Kim Joon meminta maaf atas keberisikannya. Hee Tae menyahut tidak apa-apa.
“Aku sudah membuat sketsa, lihatlah,” tukas Kim Joon memberikan sketsanya – sebuah kursi goyang.
Hee Tae melihatnya dan berkomentar kalau itu sangat keren. “Aku jadi iri. Sebagai putra sulung aku tidak bisa melakukan sesukanya dalam hidup. Satu-satunya hal yang aku bersikeras lakukan adalah sekolah. Kemudian, menikahi istriku.”
Selanjutnya baca: sinopsis 'Valid Love' Episode 6 - bagian 2.
Tuesday, December 30, 2014
Sinopsis 'Valid Love' Episode 6 (Bagian 1)
Diposkan oleh
Lilih
di
12:27:00 AM
Tags :
Sinopsis Drama Korea,
Valid Love
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment