Baca: Sinopsis 'Valid Love' episode 3 - bagian 1.
Il Ri bertanya melalui telpon sedang ada di mana Hee Tae sekarang? Di kapal, Hee Tae tersenyum, “Kau selalu ingin tahu ya? Aku ada di Parit 163.” Il Ri turun ke bawah dan mengatakan jika suaminya sudah semakin dekat. Dia bertanya bagaimana tangkapannya dan lauknya? Hee Tae sedang menyendok lauk saat itu dan menjawab lauknya daging B2. Il Ri pun pamit pada Hee Tae dan mengingatkannya untuk berhati-hati dengan air laut.
Il Ri berteriak memanggil Kim Joon setelah melihat sebuah ruangan yang akan dijadikan sebagai kamar tidur. Kim Joon bergegas menghampirinya. Il Ri memberitahu jika ruangan itu perlu diberi cat dasar, pasalnya wallpapernya menempel kuat banget. Kim Joon meminta Il Ri untuk langsung memberinya epoxy setelah mengeletek wallpapernya. Il Ri mendengus dan kembali mengingatkan jika biaya untuk memasang epoxy adalah sebesar 250 dolar. Kim Joon terdiam. Il Ri bertanya kasar apa Kim Joon mau mengambil kalkulatornya untuk hitung-hitungan lagi? Dia meminta Kim Joon melupakannya, karena kegantengannya. Aih...
Il Ri dan Kim Joon menggerus wallpaper di dinding. Il Ri istirahat sebentar di bawah pohon dan menatap Kim Joon yang masih terus bekerja. Ketika kembali bekerja, Il Ri melihat lagi Kim Joon yang sedang menjemur pakaian. Terdengar suara narasi Hee Tae: "Semuanya sudah siap. Seperti sebuah persiapan untuk hari itu. Hari-hari yang panas di akhir musim gugur. Istriku, mencium aroma pria asing. Aroma. Keringat. Saat pertama kali aromanya tidak menyenangkan. Tapi dia mengatakan dia selalu teringat pada aroma itu. Saat aku mabuk karena bau laut, istrimu mulai terbiasa dengan aroma asing itu." Di saat bersamaan, Hee Tae sedang melemparkan snake ke laut.
Setelah mencuci tangannya, Il Ri mendekati Kim Joon yang sedang memasak ramen. Dia menanyakan kimchi, tapi Kim Joon menjawab tidak ada. Kemudian, dia mengambil sumpit dan berniat mencicipinya, tapi semangatnya hilang begitu tahu tak ada telur di dalamnya. Dia mengeluh kenapa Kim Joon tidak menambahkan telur? Kim Joon menjawab bahwa dirinya memang tidak menyukainya. Il Ri berkata seharusnya Kim Joon membuatnya terpisah, seperti suaminya biasa juga terpisah. Kim Joon menjawab dia bukanlah suaminya Il Ri.
Sambil makan, Kim Joon bertanya soal pernikahan Il Ri. Il Ri menyahut jika dia bisa menikah, karena memiliki keahlian, dan belum dikaruniai anak. Dia berkata mungkin dewa anak marah padanya dan belum percaya untuk menitipkan padanya. Kim Joon bertanya juga soal suami Il Ri yang didengarnya berprofesi sebagai nelayan. Il Ri tertawa terpingkal-pingkal sambil menyemburkan makanan yang dikunyahnya kepada Kim Joon. Dia menjelaskan jika suaminya adalah peneliti kelautan, yang berlayar tiap 10 hari sekali. Kim Joon bertanya apa hasilnya? Il Ri menjawab: jangan makan sashimi.
Il Ri menjelaskan jika tugas suaminya adalah meneliti kualitas dan kuantitas yang tersedia di laut Korea. Berkat orang-orang seperti suaminyalah, mereka masih bisa ikan pollack. Jika tidak mereka pasti akan membayar mahal untuk satu ikan saja.
Il Ri masih saja terus menceritakan soal suaminya, padahal Kim Joon sedang asyik mendengarkan musik dengan headphone saat bekerja - Il Ri tidak tahu itu karena menghadap arah yang berbeda. Ponsel Il Ri berbunyi. Ketika diangkat, wajahnya berubah panik. Dia segera berlari pulang setelah izin pada Kim Joon.
Di rumah, ayah dan ibu mertuanya sibuk bertengkar. (Mempertengkarkan hal tidak jelas). Il Ri berlari ke dapur dan memindahkan semua benda tajam (pisau) ke mesin cuci. Setelah itu, dia memisahkan mertuanya. Dia membawa ayah mertuanya ke kamar dan memohon padanya untuk berhenti bertengkar. Ayah mertua mengiyakan, tapi ibu mertua terus mengoceh dari luar, menyebabkan ayah mertua kesal lagi dan menghampirinya. Il Ri menarik napas panjang dan menghembuskannya, lalu menyusul ke depan.
Il Ri mengangkat ibu mertuanya untuk masuk, tapi ibu mertua menahan dengan kaki dan tangannya dan terus cekcok dengan ayah mertua. Hampir saja ayah mertua membanting piring jika Hee Tae tidak pulang lebih cepat. Dia mengingatkan mereka untuk tidak bertengkar lagi karena Hee Soo bisa saja mendengar. Il Ri lega melihat kepulangan suaminya.
Sementara Il Ri membersihkan pecahan-pecahan gelas dan piring di kamar. Ibu mertuanya menyesal telah mengizinkan Hee Tae menikahi Il Ri dan merasa salah mengira dengan adanya menantu kehidupan rumah tangga mereka akan menjadi lebih baik. Dia merasa dulu harusnya mengupayakan supaya Hee Tae bisa menikah dengan perempuan sederajat dengan mereka, bukannya menikah dengan perempuan dari ibu tunggal dengan profesi sebagai buruh lantaran pendidikan rendah.
Il Ri menjawab jika jenis perempuan idaman ibu mertua pasti tidak tahu cara menghadapi ayah mertua yang memegang pisau dan pasti mereka sudah kabur. Dia akan melaporkan ibu mertua atas pelanggaran HAM menghina sifatnya.
Ibu mengganti topik dan menyalahkan jika Hee Soo bisa lumpuh seperti sekarang gara-gara Il Ri. Ya kejadiannya tepat saat Il Ri dan Hee Tae pulang dari bulan madu. Tanpa alasan tanpa sebab, Hee Soo menjadi lumpuh begitu saja. Il Ri duduk di sebelah ibu mertuanya dan memintanya untuk tidak mengatakan hal itu lagi. Biar bagaimana pun itu menyakiti dirinya. Jika ibu mertuanya masih melakukannya lagi, Il Ri berjanji akan membalasnya kelak saat ibu mertuanya sudah tua dan sakit-sakitan. Ibu mertua menjawab jika dirinya tidak peduli. Sebab, dia akan menjual rumah ini dan masuk ke rumah jompo yang mewah.
Il Ri terkejut. Soalnya, sebelumnya, ibunya telah berjanji akan memberikan rumah itu padanya sebagai bayaran merawat Hee Soo. Ibu mertua mendengus. Dia tidak percaya Il Ri akan melakukannya kelak dan berjanji akan menghubungi Pengacara Kang untuk mengawasinya. Il RI tidak peduli dan mengatakan takkan mengunjungi ibu mertua di panti jompo besok. Ibu mertua menjawab tidak apa-apa. Toh, ada banyak pria-pria tua kece di sana. Kekekek. Ibu mertua mengingatkan jika Il Ri tidak perlu terlalu khawatir soal pisau, toh ayah mertua takkan menggunakannya.
Sementara itu, Hee Tae bicara dengan ayahnya. Ayah berkata jika dirinya hanya makan malam saja dengan wanita lain. Hee Tae mengaku percaya, asalkan tidak ketahuan ibunya. Ayah bertanya apa Hee Tae menyindirnya? Hee Tae mengaku tidak berani dan mengingatkan jika ayah berkomunikasi dengan perempuan lain di dunia maya, sebaiknya sering-sering mengganti kata sandi ponselnya. Ayah bertanya apa ibunya Hee Tae itu cenayang atau bionic woman yang mendengar dan melihat dari jarak jauh? Hee Tae tidak tahu jawabannya dan mengajak ayahnya minum.
Terbujur kaku di atas ranjangnya, Hee Soo hanya bisa menyebut nama Il Ri beberapa kali dalam hati. Sementara itu, Il Ri mengambil kembali pisau-pisau yang diletakkannya di dalam mesin cuci. Dia bertanya bagaimana bisa Hee Soo mendadak lumpuh saat dirinya dan Hee Soo kembali dari bulan madu? Demi menghilangkan kegalauan hatinya, Il Ri mengambil botol soju yang terletak di bawah mesin cuci – persis kebiasaan ibunya waktu menggalau dulu.
Setelah meneguk satu shoot soju, Il Ri pergi ke kamar di mana Hee Soo berbaring. Dia meminta maaf karena mengabaikan Hee Soo terlalu lama. Sambil mengusap-usap punggung Hee Soo, Il Ri memberitahu jika orang yang merawat Hee Soo tidak datang hari ini lantaran mau menemui keluarganya yang baru datang. Il Ri mencuci wash-lap yang dipakai untuk “mandi” Hee Soo. Saat itu, dia ingat Hee Soo pernah menegurnya untuk tidak mencampuri pertengkaran ayah dan ibu mertuanya, karena memang sudah biasa seperti itu.
"Apa kau mengharapkan aku mati?" tanya Hee Soo, sinis. "Kau mau menyingkirkanku, hah? Kau tahu sekarang siklusku, tapi kau mengabaikanku." Setelah kembali pada kenyataannya, Il Ri kembali ke kamar Hee Soo dan meminta maaf. Dia memakaikan Hee Soo pampers orang dewasa.
Di kafe cokelat miliknya, Tae Jung berkata, “Jadi secara singkat...” Kim Joon bertanya apa Kim Il Ri itu gila? Akhirnya, Tae Jung mengiyakan sekaligus menjelaskan jika kegilaan Il Ri sudah berkurang dibandingkan waktu sekolah. Dia juga menginformasikan dulu Il Ri sempat memakan bola mata tikus sebelah kanan, hanya sebelah kanan. Kim Joon mengernyitkan dahi tidak percaya. Tae Jung bertanya apa Il Ri bekerja dengan baik? Kim Joon mengiyakan. “Kalau begitu cukup kan?” tanya Tae Jung, yang kemudian mempromosikan produk cokelat variasi terbarunya. Tanpa pamit, Kim Joon langsung pergi begitu saja setelah mengambil kaleng minumannya.
Tae Jung berteriak, “Biar bagaimanapun, aku-lah yang telah menemukan pekerja baik untukmu. Belikan aku minum kapan-kapan ya?” Kim Joon terus berlalu.
Seorang pemuda cengar-cengir di depan Yi Ri. Dia meminta Yi Ri menyediakan Fondant Berry Chocolate Shake. Yi Ri mengeluh, jika pemuda itu mau disediakan, sebaiknya hutang-hutangnya dibayar dulu. Pemuda itu menenangkan Yi Ri dan berjanji akan membayarnya, tapi sebelumnya sediakan dulu pesanannya. Yi Ri malas meladeninya. Dia mendekati pemuda itu, seolah menunjukkan dirinya lebih tinggi. Pemuda itu lantas berjinjit supaya terlihat lebih tinggi. Hahaha. Pemuda itu kemudian pulang ke rumah dan mencium bau yang tidak biasa. Tapi, dia mengaku tidak peduli dan berteriak pada ibunya bahwa dirinya lapar. (Oh, ternyata pemuda ini adik terakhir Hee Tae)
Di kamar, Il Ri mengoleskan krim pelembap ke kulit kaki Hee Soo. Setelah selesai, kaki Hee Soo naik ke atas untuk selanjutnya duduk (loh, dia ini nggak lumpuh tho? Uwow...). Hee Soo meminta maaf kepada Il Ri karena tadi sudah marah padanya. “Oiya, keluarga dan teman-temanmu mengutukku ya?” tanya Hee Soo, “Mau bagaimana lagi, takdirmu memang menyedihkan. Ayah mertua yang tidak setia, ibu mertua yang suka menguntit, adik ipar yang kasar, dan kakak ipar yang hanya tahu bagaimana bernapas dan BAB.” Dia bertanya apa yang Il Ri lakukan? Il Ri bercerita jika dirinya bekerja dimana pemilik masih muda – seusianya dan sudah bekerja mengikuti kakeknya sejak lama.
Hee Soo bertanya apa hubungan semua itu dengannya? Il Ri mengatakan bila Hee Soo harus melihatnya, karena itu sangat keren. Lalu, terdengar narasi Il Ri menjelaskan detail soal Kim Joon yang menyimpan semua peralatan tukang kayu-nya dengan baik, padahal sudah berusia tua. Kemudian, kita diperlihatkan adegan Kim Joon kecil, yang ikut dengan kakeknya sebagai buruh. Kim Joon kecil berusaha menggergaji kayu dengan kemampuannya, dan mengeluh saat tidak bisa melakukannya dengan baik. Kakek tersenyum hanya mengamatinya dari kejauhan.
Il Ri terus berkicau dengan bertanya latar belakang Kim Joon – seperti apa Kim Joon benar-benar tidak sekolah, karena tidak diizinkan orang tuanya atau bagaimana? Kim Joon bertanya apa Il Ri selalu ceriwis seperti itu setiap hari? Seolah tidak peduli dengan pertanyaan Kim Joon, Il Ri terus ngecipir bertanya ini dan itu dan ya nama Kim Joon, siapa yang telah memberi Kim Joon nama? Kakek? Ayah? Ibu? Kim Joon menjawab dirinya tidak memiliki orang tua. Seseorang meletakkannya di pintu rumah kakek waktu dia bayi. Berseloroh, Il Ri mengatakan bahwa kakek Kim Joon pasti memiliki dua pekerjaan sekaligus: pertama sebagai tukang kayu dan kedua sebagai nelayan yang menangkap Kim Joon dengan jaring.
Kemudian, adegan pindah ke kamar di mana Il Ri sedang memberi kutek pada kuku Hee Soo yang masih terbaring di atas ranjang (masih bertanya-tanya sebenarnya, Hee Soo ini lumpuh atau tidak sih sebenarnya?). Il Ri berkomentar jika sikap pemilik pekerjaannya sangat menyebalkan dan mengaku ingin menghabisinya saja.
Di tempat Kim Joon, Il Ri terus bertanya soal Kim Joon, hingga akhirnya Kim Joon berhenti dan mendekati Il Ri. Dia mengatakan jika Il Ri tidak perlu tahu usianya. Yang jelas, memang benar sejak usia lima belas tahun dirinya sudah ikut kakeknya untuk melakukan beberapa pekerjaan dan ketika usianya dua puluh tahun kembali dari wamil. Kim Joon menegaskan jika menjadi tukang kayu merupakan pilihannya, karena dirinya lebih senang membuat perabotan dibandingkan membangun rumah. “Aku tetap berada di jalur itu sampai aku bertemu denganmu, Nyonya Kim,” ucap Kim Joon, membuat Il Ri terpana. Kim Joon bertanya apa ada yang ingin Il Ri tanyakan lagi? Il Ri manggut-manggut, sehingga Kim Joon menepuk punggungnya. Dia bertanya apa Kim Joon masih punya nasi lagi? Kim Joon risih dan bertanya dengan kasar apa suami Il Ri hanya memberinya ikan mackerel saja?
Sambil memberi kutek pada kukunya Hee Soo, Il Ri mengeluh jika tukang kayu itu kasar seperti amplas. Tapi, itu mungkin untuk menutupi jiwa anak-anaknya. Il Ri tertawa mengingat es krim Kim Joon yang jatuh. Hee Soo tersenyum dan mengatakan cerita Il Ri hanya omong kosong. Dia melihat hidung Il Ri mimisan. Il Ri mengambil tisu dan mengelapnya. Dia menenangkan Hee Soo yang hanya terbaring menatapnya bahwa ini bukanlah apa-apa.
Kim Joon tersenyum mengingat ucapan Il Ri tentang kakeknya. Dia mengambil jaketnya tapi berhenti ketika menemukan jaket Il Ri ada di lantai. Dia memungutnya dan menciumnya sebelum disangkutkan di atas dan pergi keluar.
Terdengar suara narasi Hee Tae, yang menyebutkan: "Aroma istriku. Aroma hanya aku yang tahu. Sentuhan hanya aku yang tahu. Berat badan hanya aku yang tahu. Kebodohan hanya aku yang tahu. Itu semua milikku. Namun, orang brengs*k ini, sajak lain istriku, ... si anemon laut telah memakannya."
Kita melihat Il Ri sedang digendong oleh Hee Tae pulang ke rumah. Sementara itu, Kim Joon yang sedang minum di warung melihat keduanya. Dan adegan terakhir adalah Il Ri berlutut waktu mengalami sesak napas di mana Kim Joon ada di hadapannya.
Sambungannya baca: sinopsis 'Valid Love' episode 4 - bagian 1.
Komentar: Plot drama ini melompat-lompat, sehingga harus ngeh ngikutin ceritanya. Aku sempat bingung dengan adegan Hee Soo yang kadang lumpuh, kadang tidak. Tapi, sekarang sudah jelas dan kuputuskan kalau Hee Soo itu lumpuh.
Kalian menikmati serial ini? Apakah sinopsisku bisa mewakili keseluruhan cerita? Tulis di kotak komentar mengenai itu semua.
0 komentar:
Post a Comment