Sebelumnya baca: sinopsis 'Valid Love' episode 2 - bagian I.
Il Ri memberikan nomor pagernya supaya Hee Tae bisa mengirimkan nomor ponselnya. Hee Tae diam saja waktu Il Ri mencorat-coret tangannya dengan angka-angka. Il Ri memberikan Hee Tae hadiah: mackerel, saury, cutlass, croaker, pollack, dan spanish mackerel - bekal makan yang biasa dibawanya. Ia melihat dan menunjuk shooting star untuk membuat permohonan.
Adegan bergulir saat Il Ri berdiri memandangi warung pinggir jalan tempatnya makan bersama Hee Tae dengan mata berkaca-kaca.
Kilas balik. Adegan pun berubah saat dia menunggu kepulangan Hee Tae di kos-kosannya. Il Ri bicara dengan seorang wanita namanya Jang Hee Soo (Choi Yeo Jin). Dia ini adik perempuannya Hee Tae. Hee Soo cerita sama Il Ri jika dirinya, waktu seumuran Il Ri, pernah suka sama seorang ahjussi, yaitu gurunya sendiri. Soalnya teman-teman pria sebayanya kebanyakan breng4ek.
Tapi, ia segera melupakannya setelah ahjussi itu pergi keluar negeri. Soalnya, ia tak pernah membalas surat yang ditulis padanya. Ia pun yakin Il Ri akan melakukan hal yang sama. Kilas balik selesai.
Hee Tae kembali dan wajah Il Ri ceria seperti biasanya lagi. Ia menggandeng tangan Hee Tae untuk pulang. Mereka menunggu taksi di tepi jalan, ketika tiba-tiba ada seorang pengendara mobil mabuk menabrak trotoar di depan mereka.
Hee Tae dan Il Ri agak maju ke jalan untuk melihat sang pengendara baik-baik saja, lalu sebuah mobil yang dikendarai sopir mabuk lainnya muncul. Il Ri mendorong tubuh Hee Tae, sampai akhirnya ia ditabrak dan terpelanting beberapa meter. Saat bangkit, Hee Tae melihat Il Ri sudah terkapar berlumuran darah.
Operasi memang berjalan baik, walaupun Il Ri harus dirawat di RS. Hee Soo menghampiri Hee Tae di rumah sakit yang sedang menunggui Il Ri di luar kamar. Duduk tidak jauh dari mereka, ada Yi Ri sendirian. Hee Soo menyapa oppa-nya, tapi tanpa berkata-kata Hee Tae pindah duduk di sebelah Yi Ri yang menangis tersedu-sedu dan memeluknya.
Hee Soo meminta Hee Tae tidak mempersalahkan diri sendiri. Apa yang terjadi pada Il Ri murni kecelakaan. Lagipula, di tempat itu sudah sering terjadi kecelakaan dan pihak jasa marga akan memberikan santunan layak untuk pengobatan dan kompensasi juga. Jadi, tidak ada alasan Hee Tae mengkhawatirkannya. Hee Soo meminta Hee Tae menemui kedua ortunya mereka yang menunggu di seberang jalan.
Sementara Hee Soo membujuk oppa-nya, kedua ortu mereka bertengkar hal remeh-temeh. Adik bungsu Hee Tae, yang duduk di dalam mobil, bertanya apa ia boleh memanggil oppa-nya? Ia kemudian melambaikan tangannya dari jendela mobil ke arah Hee Tae.
Hee Tae sendiri memilih pergi dari sana. Hee Soo merasa tidak bisa berbuat banyak dan memutuskan menyeberang. Ibunya Il Ri melihat kejadian itu.
Hee Tae berniat masuk kamar perawatan Il Ri. Tapi, ketika merogoh saku jasnya, dia menemukan surat dari Il Ri di dalam botol kecil. Inti surat itu sih semacam pemberitahuan jika Il Ri sudah tahu Hee Tae akan pergi ke Washington mengambil kuliah lagi. Tapi, tulisannya menjadi semacam pesan bahwa Il Ri akan menunggunya kembali dan minum soju bersama. Hee Tae tersedu-sedu saat membacanya.
Ibu Il Ri datang dan meminta Hee Tae untuk segera berangkat, karena mereka akan baik-baik saja. Jika tidak berangkat, maka mereka berdua akan kecewa. Hee Tae menundukkan kepala dan menahan air matanya tumpah. Ibu Il Ri menyebutkan jika Il Ri pasti sering mengganggu Hee Tae dan menjadi cerewet soal bekal makan siang. Air mata Hee Tae tumpah.
Hee Tae masuk ke kamar perawatan Il Ri dan menemukannya terbujur di atas tempat tidur. Ia mencoba menggenggam tangan Il Ri dan menangis. Tangisannya makin kencang saat Il Ri merespons genggaman tangan itu dan membuka matanya.
Selama di pesawat Hee Tae tetap tidak bisa membendung tangisannya. Sampai-sampai orang yang duduk di sebelahnya menengok.
Kilas balik. Sebelum meninggalkan Korea, Hee Tae sempat menghadiahi walkman pada Il Ri. Ia mengenakannya langsung pada telinga Il Ri dan menyetel musik penuh semangat. Kemudian, ia mencium kening dan menyentuh dahi Il Ri sebagai tanda perpisahan. Kilas balik end.
Air mata Hee Tae masih mengalir dengan deras. Benaknya benar-benar masih dipenuhi dengan Il Ri – mulai dari saat pergi bersama naik bus dan saat melihat Il Ri belajar penuh semangat. Sementara itu, Il Ri yang dalam kondisi tak bisa melakukan apapun juga terpenuhi benaknya dengan Hee Tae. Ia ingat saat diperintahkan menulis permintaan maaf, kemudian Hee Tae masuk ke ruangan. Setelah melihat kertas permintaan maaf, Hee Tae menggulung kertas itu dan memukulkan mulut Il Ri, seolah-olah Hee Tae marah akan tulisan itu – padahal Hee Tae senang dengan tulisan permintaan maaf Il Ri, yang ternyata bergambar dirinya dan ikan pollack.
Hanya ada beberapa kata di dalamnya, yaitu: “Surat Permintaan Maaf: Aku minta maaf, benar-benar minta maaf. Tapi! Terima kasih banyak!” Aish, manis betullah...
Sejak kejadian itu, perasaan bersalah Hee Tae berubah menjadi perasaan malu, terlebih setelah ia mengabaikannya. Ya, Hee Tae menolak semua kabar tentang Il Ri, hingga tak terasa waktu mengalir begitu cepat.
7 tahun kemudian...
Hee Tae duduk sendirian di bandara Korea. Ia menggumam yakin bahwa Il Ri pasti sudah melupakannya seperti para gadis remaja yang jatuh cinta. Ia sih mengaku sudah melupakan Il Ri. Banyak hal berubah dalam 7 tahun. Contohnya seperti artis idola semasa muda sudah tiada. Pemakamannya dimulai lewat beberapa jam sebelum Hee Tae sampai di bandara.
Hee Soo berlari penuh semangat dan mengejutkan Hee Tae dari belakang. “Oppa!” pekiknya. Hee Tae sedikit kaget dan mengatakan bahwa artis idolanya sudah meninggal. Hee Soo mengiyakan.
Hee Tae berencana untuk menjadi seorang profesor tanpa ragu. Tapi, profesornya nyemplung ke laut saat mabuk. Akhirnya impian itu kandas seketika. Alhasil, Hee Tae banting setir menjadi seorang peneliti kelautan, sebuah profesi yang hanya dibayar rendah.
Kemudian kita melihat, Hee Tae membeli sebuah jas. Seorang pelayan toko mengancingkan jas itu ke tubuhnya. Hee Tae ingat jika dulu Il Ri juga pernah mengancingkan kancing jas sekolahnya (itu loh, waktu Hee Tae diminta bertemu Lee Shi Un). Tapi, Hee Tae mengaku hanya itu saja ingatannya tentang Il Ri. Ia menganggap semuanya sudah berlalu!
Hee Tae sedang ditelpon ibunya yang meminta pertanggung-jawabannya, kenapa tidak jadi profesor?, setelah menghabiskan uangnya untuk kuliah di luar negeri. Ia meminta maaf dan berjanji akan melakukan yang terbaik dengan pekerjaannya yang sekarang. Tiba-tiba, ia memegang kepalanya dan menemukan cat warna kuning di jarinya. Ia melongok ke atas dan menemukan seorang pekerja sedang mengecat di sana.
Hee Tae menegurnya untuk berhati-hati. Karena ia sedang menenteng pakaian yang baru saja dibelinya. Tukang cat di atas menengok ke arah Hee Tae. Hee Tae memanggilnya ahjussi. Namun, tukang cat itu melepaskan topinya untuk menunjukkan jika dirinya adalah perempuan. Hee Tae segera meminta maaf telah salah – dikira ahjussi ternyata ahjumma. Namun, tukang cat itu masih melepaskan kacamata dan slayer penutup hidungnya untuk selanjutnya tersenyum pada Hee Tae. Melihat perempuan itu Hee Tae terkejut, bukankah itu... Ia menjatuhkan tas kertas yang ditentengnya.
Perempuan itu segera turun untuk menemui Hee Tae dan segera membungkuk memberi hormat ketika mereka sudah saling berhadapan. Di pagi hari di mana matahari bersinar terang dengan langit biru, Hee Tae tak mungkin salah mengenali jika perempuan yang ada di hadapannya adalah Il Ri, siswinya... hmm bukan perempuan dewasa yang sudah lama ingin dijumpainya tapi baru bisa bertemu.
Il Ri tersenyum dan hendak mendekat, namun mendadak napasnya tercekat. Ia segera mencari plastik untuk mengatur pernapasan. Orang-orang panik melihat Il Ri terlihat tidak baik-baik saja, sementara Hee Tae masih membeku tak percaya. Setelah beberapa saat, Il Ri berhasil mengatur napasnya. Ia meminta orang-orang yang melihatnya untuk pergi, seolah mengatakan aku #orapopo, he. Hee Tae mendekat. Il Ri berkata, “Sudah kubilang kan, kita itu ditakdirkan bertemu.” Il Ri mengulurkan tangannya supaya dibantu berdiri oleh Hee Tae.
Setelah berdiri dengan sempurna, Il Ri mengatai Hee Tae, “Idio*! Dasar idio*! Pollack!” Il Ri berpamitan dengan teman-teman kerjanya dan segera menghampirinya. Hee Tae mengatakan bahwa calon istrinya sekarang sudah menjadi perempuan dewasa yang tahu rasanya soju.
Mereka kemudian minum soju bersama. Il Ri minta Hee Tae menuangkan soju lagi untuknya. Karena, ia beranggapan bahwa tuangan soju Hee Tae adalah yang terbaik. Usai meneguk satu shoot lagi, Il Ri mengoceh jika dirinya tidak boleh minum – sepertinya dia mulai mabuk. Hee Tae menggendongnya nonton film. Selama menonton film, mereka berciuman. Namun, itu romantisme Hee Tae dan Il Ri sebelum menikah. Setelah menikah Hee Tae baru sadar jika istrinya telah tertarik dengan pria lain. Ia menyalahkan dirinya yang tidak tahu lebih cepat.
Kemudian, kita melihat Il Ri sedang bersama pria lain. Tinggal satu rumah. Benarkah mereka berselingkuh?
Komentar: Nonton dua episode sih, drama ini bakal dibumbu banyak komedi dan romantisme, sesuai genre yang ditawarkan pada awalnya. Namun, aku masih belum tahu sesuram apa nantinya setelah masuk ke inti cerita. Bagaimana dengan kalian? Apakah kalian juga menikmati dua episode perkenalan ini? Silakan tuliskan pikiran kalian di kolom komentar ya...
Kelanjutannya baca: sinopsis 'Valid Love' episode 3 - bagian I.
0 komentar:
Post a Comment