Sebelum membaca sinopsis 'Valid Love' episode 1, silakan baca detail serial yang ditayangkan tvN ini di artikel rekap 'Valid Love' full episode.
Sambil mengintip dari teropongnya di atap rumahnya, si suami Jang Hee Tae (Uhm Tae Woong) mengamati istrinya sedang berjalan di jalanan yang gelap.
“Aku akan mengamatimu dari sini,” pikirnya. Istrinya mungkin menyebutnya berpikiran sempit dan terlalu curiga, tapi dia tetap akan berusaha membuktikan sebaliknya.
Tapi sayangnya, serbuan nyamuk membuatnya harus bangkit dari tempat persembunyiannya, membuat sensor lampu menyala dan menunjukkan keberadaannya. “Kenapa? Kenapa harus aku?” geramnya sambil mengusir pergi para parasit itu. Hah.
Namun ketika istrinya menghilang di bangunan terdekat, Hee Tae bergegas turun ke jalan. Ketika sensor lampu mati, ia segera menuju pintu kaca yang terkunci sambil berteriak pada pria yang ia tahu betul sedang bersama istrinya di dalam.
Dalam kepalanya, ia berpikir. “Seharusnya aku melakukannya,” katanya sambil mendesah penuh kekalahan. Sangat masuk akal jika seorang pria mendobrak pintu saat ia tahu bahwa istrinya sedang bersama pria lain di dalam, berselingkuh. Hee Tae bingung, tapi ia tak mampu melakukannya.
“Sepertinya apa pun yang kulihat, lebih buruk dari yang kubayangkan. Lalu semuanya takkan kembali seperti semula. Meskipun aku berusaha untuk mengarahkan pandanganku ke tempat lain, aku tetap tak bisa melakukannya. Siapa yang tahu apa yang kurasakan? Hanya suami-suami yang istrinya juga berselingkuhlah yang mengerti perasaanku.”
Ada jeda, Hee Tae harus memukul nyamuk-nyamuk di sekitarnya.
Hee Tae minum sendirian di toko terdekat saat angin mulai berembus. Angin yang datang tiba-tiba itu membuatnya bertanya-tanya mengapa di hari seperti hari itu, istrinya memilih untuk bersama “si brengsek itu”. (Sepertinya ia tahu siapa lelaki itu, atau mungkin tak perlu tahu.)
Ia mengarahkan pandangannya ke jendela yang terletak di atas, istrinya hendak menutupnya. Hee Tae berpikir di mana letak kesalahan pernikahannya. Mungkin sedari awal mereka bertemu, saat istrinya tak henti-hentinya memberikan kejutan untuknya.
Atau mungkin saja, ia telah menikahi seorang pembunuh.
Lalu flashback, hari yang cerah saat pandangan mereka bertemu. Calon istrinya, Kim Il Ri (Lee Shi Young) saat itu masih seorang siswi SMA, meskipun perkenalan mereka cukup unik, Kim Il Ri terjatuh dari pohon tempatnya melamun.
Ia pergi ke klinik, khawatir ada tulang kakinya yang patah, tapi ia mendapat tatapan tak enak dari perawat. Tak mungkin ada tulang kakinya yang patah, karena ia mampu berjalan dengan baik.
Il Ri bertanya apakah mungkin tidak apa-apa jika ia terjatuh dari pohon yang berumur seratus tahun. Perawat dengan ekspresi tak enak berkata, “Apakah masuk akal jika seorang pasien ortopedik membuat keributan di klinik urologi?”
Di ruangan yang berseberangan, Hee Tae sedang gelisah karena telah memutuskan untuk sunat, meskipun usianya sudah dewasa. Sang dokter tampaknya mengenalnya, dan mampu menenangkannya, meskipun Hee Tae berpikir tidakkah sebaiknya ia biarkan saja p*nisnya seperti apa adanya? Ia bersumpah akan lebih sering membersihkannya!
Sang dokter tak memberikannya kesempatan untuk berpikir lebih jauh, karena ia segera menancapkan suntikan bius di p*nisnya. Hee Te meloncat turun dari meja periksa sambil berteriak dan menyumpah-nyumpah, meskipun sumpah serapahnya disensor.
Il Ri bersama dengan orang-orang yang menunggu di ruang tunggu, mendengar teriakan itu dengan jelas. Ia segera menuju asal suara itu, sementara Hee Tae sudah mulai tenang dan meminta maaf pada si dokter. Hal itu dilakukannya semata karena ia takut p*nisnya akan terpotong dengan cara yang salah.
Hee Tae meninggalkan klinik, caranya berjalan sungguh aneh. Ia naik elevator yang sama dengan Il Ri, yang baru saja dari klinik ortopedi di lantai atas. Ia tak memedulikan Hee Tae, sementara itu Hee Tae mengkritik iklan diskon biaya sunat. Ternyata itulah alasan mengapa dia bersedia disunat.
Il Ri harus menggunakan telepon umum untuk menjawab panggilan pager yang penting, siapa pun yang menghubunginya sepertinya membutuhkan bantuannya dengan segera. Tapi karena terburu-buru, ia malah menabrak Hee Tae. Di hari lain, mungkin ia tak apa-apa jika ditabrak seperti itu, tapi saat itu Il Ri menabraknya tepat di bagian tengahnya, dan membuatnya kesakitan.
Il Ri kebingungan melihat Hee Tae yang kesakitan, dan tentunya tak tahu di mana letak sakitnya, saat ia mencoba membantunya bangun dengan menarik ikat pinggangnya, yang tentu saja justru menambah rasa sakit Hee Tae.
Mereka kemudian menuju restoran terdekat, dengan diantar oleh beberapa pria berseragam, untuk sebuah latihan kebakaran. Hal itu memberikan kesempatan bagi Il Ri untuk bersama Hee Tae.
Andai saja ia tak melakukan operasi sunat itu, ia tak mungkin terjatuh seperti itu, dan Il Ri pastilah bisa segera pulang ke rumah, ke tempat kakaknya yang sangat membutuhkan bantuannya. Hee Tae hanya bisa meminta maaf karena sudah melakukan operasi sunat di usianya, saat Il Ri marah-marah.
Hee Tae membawakan makanan untuk diberikan pada kakak Il Ri. Tapi begitu terkejutnya Hee Tae begitu melihat Il Ri berubah menjadi sosok lain saat makan, tiba-tiba saja dia menjadi sosok yang lebih mengerti, dan tidak lagi marah-marah seperti sebelumnya.
Mereka saling bertukar informasi, karena Hee Tae tahu bahwa Il Ri hendak pulang ke rumah untuk menemui kakaknya yang telah digigit anjing. Sepertinya Hee Tae sedang berusaha membuat lelucon mengenai kakak Il Ri yang digigit oleh anjing lemah. Karena serigala sudah menjadi hewan yang nyaris punah, jadi tak mungkin ada di Seoul. Mengerti letak kelucuan lelucon ini bukan?
Lalu Hee Tae mengganti topik mengenai ibu Il Ri yang katanya sedang berada di rumah sakit. Hee Tae menyimpulkan bahwa ibu Il Ri sedang sakit, tapi sebenarnya ibu Il Ri bekerja di kafetaria rumah sakit. Tapi semua itu tak ada bedanya baginya, karena Hee Tae sangat membenci rumah sakit.
Il Ri berasumsi Hee Tae baru berani melakukan operasi sunat di usia dewasa karena ia pernah mengalami trauma disuntik oleh perawat yang kasar saat masih kecil di sekolahnya.
Hee Tae menceritakan pada Il Ri bahwa ia dulu sering kali melarikan diri dari sekolah untuk mengindari disuntik, tapi ia selalu percaya bahwa ibunya akan mengajaknya keluar dan makan tonkatsu, tapi ibunya justru mengantarnya kembali ke sekolah untuk disuntik. “Itu adalah pengkhianatan pertamaku,” desahnya sambil mengingat-ingat. “Tonkatsu itu dipenuhi oleh airmataku. Jadi sekarang aku sudah tidak pernah makan tonkatsu.” Haha....
Il Ri menunjukkan perbedaaan usia mereka dengan memberikan pukulan sayang pada Hee Tae, sama seperti yang sering dilakukan oleh ayahnya setelah ia mencabut gigi. Meskipun ayahnya juga suka berbohong sama seperti ibu Hee Tae. Il Ri merasa bahwa masa kanak-kanak mereka hampir sama, dan mereka sama-sama berpikir sulit memercayai orang lain.
Tapi hanya itulah kesamaan mereka karena ayah Il Ri meninggal sehari setelah Il Ri mencabut giginya. Seperti biasa setelah mencabut gigi, ia dan ayahnya saling pukul dengan sayang. Meskipun ia tahu betul bahwa ayahnya menderita sakit kanker perut, ia mengakui, dengan intonasi suara yang sangat pelan, bahwa ia memercayai ayahnya meninggal karena pukulannya.
Perbincangan mereka berakhir saat sirene berbunyi menandakan bahwa latihan telah berakhir. Il Ri berjalan keluar restoran menuju jalanan dengan kecepatan luar biasa.
Tanpa sengaja Il Ri mengambil HP Hee Tae saat latihan kebakaran itu, Hee Tae hanya tinggal menghubungi nomernya saja untuk memberitahu Il Ri. Ia memberitahu Il Ri di mana bisa mengembalikan HP Hee Tae sambil berbicara di telepon.
Ia kemudian menanyakan kakak Il Ri dan juga namanya, tapi setelah tahu, ia justru tertawa dengan kenyataan bahwa nama Il Ri dan kakaknya terdengar hampir sama. Il Ri berkata bahwa ayahnyalah yang memberi mereka nama itu, dan bahwa kemiripan itu ada artinya.
Il Ri lah yang terlebih dahulu menutup telepon, karena saat itu ia sudah bertemu dengan wanita yang seharusnya menerima HP itu, di depan rumah Hee Tae. Hee Tae hanya bisa memandangnya pergi dari jendela, tapi ia tak melihat Il Ri ditabrak oleh mobil.
Il Ri terkejut tapi tak mengalami luka sama sekali. Ia melarikan diri dari dua orang yang hendak menolongnya. Uang yang diberikan oleh kakak Hee Tae untuk naik taksi digunakannya untuk membeli tiket undian.
Ia tak memenangkan undian tersebut.Dalam narasinya, Hee Tae berkata bahwa itu adalah hari terbaik istrinya selama delapan belas tahun, karena ia tak mengalami luka sama sekali. Bagi Il Ri, bertemu dengan kakak Hee Tae (si kakak keren itu) sebagai hari terbaiknya, ia tak menyadari betapa si kakak akan menjadi beban yang sangat berat.
Hari berikutnya, seluruh siswi di kelas Il Ri berseru kesenangan melihat guru pengganti mereka yang hot, yang tentu saja dikenali Il Ri sebagai Hee Tae. Sungguh menakjubkan bagaimana Hee Tae begitu bergantung pada saran kakaknya untuk bisa mengendalikan kelas yang penuh dengan gadis muda (mengingat Hee Tae adalah seorang penggugup), kecuali sang calon istri yang ada di kelasnya.
Paling tidak saran Hee Soo sangat berguna saat menghadapi masalah-masalah spesifik yang kakaknya tahu betul akan dihadapinya. Tapi kemampuannya menguasai kelas hilang begitu Il Ri mengangkat tangannya untuk mencari perhatiannya. “Guru, apakah kau baik-baik saja di sana?” tanyanya.
Saat itulah Hee Tae menyadari keberadaannya dan situasi berubah menjadi aneh. Sementara Il Ri melambai-lambaikan tangannya dengan penuh kegembiraan, hee Tae justru mengutuk kakaknya karena telah menyiapkan semua yang dibutuhkan oleh guru pengganti, kecuali hal ini.
Setelah mengaku pada salah seorang rekan guru bahwa orang-orang yang paing menakutkan di dunia ini adalah siswi-siswi SMA, Hee Tae mengikuti Il Ri di luar. Ia memberitahunya bahwa memang aneh mereka harus bertemu sebagai guru dan siswi, meskipun Il Ri tidak menganggapnya begitu. Baginya, ini kehidupan.
Mereka berbincang sedikit lalu kemudian hening. Hee Tae memecah keheningan itu dengan meminta Il Ri untuk menyimpan fakta mengenai operasi khitan yang dijalaninya itu hanya untuk dirinya sendiri. Il ri berjanji untuk menutup mulutnya, lalu perlahan beranjak pergi.
Para siswi keren kebetulan menemukan buku notes milik Il Ri yang di dalamnya terdapat gambar Hee Tae yangs edang kesakitan. Buku notes itu sampai ke tangan Hee Tae dan ia mengkonfrontasi Il Ri tentang janjinya.
Ia menyobek kertas itu dengan marah, meskipun ia mulai tertarik dengan gambar-gambar lainnya yang bagus. Ia hanya bisa berkata, “Kamu betul-betul siswi yang jahat!”
Bagi Il Ri, Hee Tae sungguh imut. Hee Tae mendatanginya untuk bertanya mengapa siswi-siswi lain memanggilnya Andro, dan Il Ri menjawab bahwa Andro hanyalah kependekan dari Andromeda.
Gambar itu sudah beredar luas di kalangan para siswi, Hee Tae menganggap bahwa para siswi berasumsi bahwa ia menderita ambeien berdasarkan gambar tersebut. (Tetap memalukan, meskipun tak lebih memalukan dari fakta yang sesungguhnya)
Paling tidak, dia berhasil membuat mereka hormat padanya ketika ia membelah ikan hanya untuk membuktikan pada seisi kelas bahwa semua ikan vertebrata mengalami pertumbuhan kalsium yang berfungsi sebagai catatan hidup mereka.
Ia memerintahkan seluruh siswi untuk membelah ikan mereka, lalu tanpa sengaja kepalanya membentur kepala Il Ri, sebelum berhasil membelah ikannya. Il Ri mundur lalu menusukkan ikannya ke pantat sang guru, menjadikannya lelucon. Para siswi melihat ikan kering keluar dari antara dua kakinya.
Il Ri berlutut di lorong sebagai hukumannya, dengan menggigit ikan di antara giginya.Setelah berpikir bahwa Hee Tae tidaklah terlalu menyebalkan, Il Ri teringat sesuatu dan segera berlari keluar. Hee Tae, yang berpikir bahwa Il Ri hendak melarikan diri, berlari mengejarnya.
Ia terus mengejarnya hingga sampai di sebuah tenda kecil di hutan terdekat. Di dalamnya terdapat tumpukan alat-alat seni yang disimpan oleh Il Ri secara rahasia. Il Ri naik ke perbukitan untuk melakukan sebuah ritual mengucapkan selamat datang pada UFO. Akhirnya mereka berdua terlibat pembicaraan mengenai keberadaan makhluk asing (alien).
Il Ri memercayai keberadaan mereka, lalu bercerita apa yang akan dilakukannya bila ia diculik oleh makhluk asing tersebut (ia akan menanam pohon apel di planet Andromeda). Hee Tae memercayai ucapannya, meskipun akhirnya Il Ri berkata bahwa dia sebenarnya hanya melarikan diri dari hukumannya. Ia berbicara mengenai makhluk asing hanya untuk mengelabui Hee Tae.
Il Ri sudah merasakan hal lain pada Hee Tae. Hal itu terbukti dari usahanya untuk mengusir gadis-gadis lainnya yang ingin mencuri perhatian Hee Tae. Hee Tae masih pria culun seperti sebelumnya, namun kini ada cinta saat Il Ri memandang Hee Tae mempermalukan dirinya. Lagu yang dinyanyikan Hee Tae di kelas terdengar datar dan aneh, kini baginya adalah lagu indah yang dibawanya serta ke perbukitan itu.
Lalu tiba-tiba ada ikan raksasa muncul di langit. Dia berusaha menjangkaunya dengan sebuah senyuman tersungging di bibirnya, sambil berkata, ia akan berhenti menunggu kedatangan makhluk asing yang hendak menculiknya, karena ia akan menikahi Hee Tae.
Meskipun ia mengaku pada dirinya sendiri bahwa Hee Tae adalah seorang pria yang ceroboh dan suka bingung, dan juga bodoh. Tapi dia yakin bahwa ia akan melindungi Hee Tae, hal ini dibuktikannya beberapa kali, menyelamatkan Hee Tae dari keadaan berbahaya.
Dalam narasinya, Hee Tae berkata bahwa istrinya menjadi malaikat peindungnya tanpa disadari oleh Hee Tae sendiri, karena istrinya selalu muncul saat ia sedang berada dalam keadaan bahaya, kapan pun dan di mana pun. Jika saja ia menginjak jebakan hewan kecil di tengah hutan, maka istrinya akan muncul dengan kecepatan luar biasa untuk menyelamatkannya. (Yang memang benar-benar terjadi.)
Hee Tae bahkan tak bisa meyakinkan istrinya untuk tidak mengantarnya pulang saat malam hari, meskipun ia tidak dalam keadaan bahaya. Istrinya tak mau mendengarkannya, dan benar-benar tak masuk akal bagaimana ia menggunakan ikan kering sebagai senjata untuk melindunginya, selain juga sebagai mickropon untuk menyanyi.
Jika tujuannya untuk membuat Hee Tae merasa aneh di luar rumahnya, dia tak punya pilihan lain selain mengajak Il Ri pergi ke tempat lain. Il ri hanya tersenyum saat mereka naik bus berdua. Kebiasaan Il Ri yang suka berbicara ceplas-ceplos, meskipun banyak tidak masuk akalnya, membuat Hee Tae tersedak mendengar jawaban Il Ri saat ia bertanya ia hendak menjadi apa saat dewasa nanti.
“Apa maksudmu? Aku akan menjadi malaikat pelindungmu!” jawabnya. Hee Teae memberitahunya bahwa Il Ri bisa melanjutkan sekolah ke sekolah seni dengan talenta yang dimilikinya, tapi Il Ri mengaku tak punya bakat apa pun.
Il Ri sudah menetapkan diri akan menjadi malaikat pelindung, tas ranselnya dipenuhi oleh berbagai macam baranguntuk melindu yang menurutnya dibutuhkan untuk melindungi Hee Tae dari berbagai jenis bahaya yang mungkin mendatanginya. (Termasuk: sebuah palu, tali, cangkir, dan tang)
Tapi sebenarnya Il Ri sangat ingin menjadi pelukis, dan sudah membeli celana yang khusus akan dikenakannya saat melukis. Ia tahu ia akan tampak cantik saat mengenakannya, dan Hee Tae pun akan menganggapnya begitu.
Il Ri akhirnya menawarkan salah satu earphonenya, sambil mengatakan bahwa lagu La Vie En Rose milik Edith Piaf adalah lagu kesukaan ayahnya, ayahnya bahkan mendengarkan lagu itu saat Il Ri mencabut giginya. Il Ri tertidur di dalam bus, kepalanya terjatuh ke pundak Hee Tae.
Hee Tae tidak menyingkirkan kepala Il Ri, ia justru mengingat masa-masa indah mereka yang ia tahu sebenarnya tak benar. Tapi hal itu tak membuatnya berhenti menertawai keunikan Il Ri saat mengantarnya pulang. Ia hanya ingin memastikan Il Ri sampai di rumah dengan selamat.
Tak lama setelah mengantarkan Il Ri pulang, Il ri berlari keluar rumah dengan berteriak-teriak, katanya anjing yang telah menyerang kakaknya telah kembali. Hee Tae memercayainya dan mulai berlari. Akhirnya mereka berhenti saat Il Ri mengedipkan matanya ke arah Hee Tae dan berkata, “Jika memang benar anjing itu datang lagi, aku akan melindungimu.”
Il Ri mencium pipi Hee Tae, dan mereka saling memandang untuk waktu yang lama. Il Ri begitu terhanyut dalam suasana hingga mencium bibir Hee Tae. Hee Tae tak tahu bagaimana harus bereaksi. Il Ri berlari pulang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
“Sebelum aku menyadarinya, aku mulai menghitung hari saat kelulusan tiba,” kata Hee Tae dalam narasinya. “Aku benar-benar resah menunggu waktu yang cukup lama itu, dan merasa betapa tak adilnya semua ini. Meskipun hanya sebagai guru pengganti, aku tetaplah seorang guru, dan ia adalah muridku dan masih di bawah umur. Aku sadar harus mengakhirinya, sebelum semuanya berjalan menuju ke arah yang lebih jauh. Tapi, dia memang sulit ditebak.”
Sementara Hee Tae merasa aneh dengan apa yang sudah terjadi hingga keesokan harinya, Il Ri justru berbeda. Ia menganggap seharusnya Hee Tae tak perlu merasa malu dengan ciuman mereka, karena ia adalah pria dewasa.
Il Ri meminta Hee Tae membawa seragam sekolahnya dahulu saat mereka bertemu di toko buku. Hee Tae mengabulkan permintaan Il Ri, dan ia menjadi tontonan banyak orang karena perlakuan Il ri padanya di depan umum. Il Ri berkata bahwa Hee Tae boleh mempelajari ikan sesuka hatinya, tapi ia ingin mempelajari pria.
“Itu adalah pacarku,” ucapnya dengan bangga pada siswa lainnya (Lee Shi Un sebagai cameo). Hee Tae hanya mampu mengangguk dengan malu saat bertemu dengan kerumunan pria karena mengenakan seragam lamanya. Haha....Il Ri berhasil menyuruhnya mengenakannya!
Nah sekarang kita tahu siapa yang telah meninggalkan pesan-pesan voicemail cinta pada Il Ri, karena sepertinya Il Ri melakukan ini semua untuk menunjukkan pada si penguntit Lee Shi Un untuk tak mengganggunya lagi. Ia akan menikahi kekasihnya.
Tapi kemudian Shi Un mengejeknya karena pacarnya mengenakan seragam tua, dan Il ri tak bisa mengelak.
Shi Un hanya mendesah. “Apakah mungkin seorang pria tua pantas dengan Il Ri? Yang pantas menanam pohon apel di Andromeda bersamamu adalah aku,” ucapnya. “Ia berjanji akan menanamnya untukku!” teriak Il Ri dengan defensif. Shi Un rupanya tahu tentang kegilaan gadis tersebut, lebih dari Hee Tae.
Ia mengkonfrontir Hee Tae, untuk menunjukkan siapa yang lebih berwenang untuk menanam pohon apel di planet gila untuk Il Ri. Konfrontasi itu akhirnya berakhir dengan Il Ri memeluk Hee Tae sambil menyebut” Hee Tae ya.”
Hee Tae berteriak pada Il Ri, menyebutnya tidak sopan dan kejam. Il Ri memohon padanya agar mereka tetap bisa berteman, lalu mengatakan bahwa mungkin nanti mereka bisa menjadi sepasang kekasih, Hee Tae pergi meninggalkannya.
Il Ri menangis, namun berkata bahwa ia tetap akan menikahi Hee Tae dan melindunginya.
Dalam narasinya, Hee Tae berkata bahwa Il Ri mewujudkan janjinya melalui tindakannya. Lalu muncul adegan Il Ri yang berdarah dan memar-memar di jalan, yang baru saja ditabrak oleh mobil. Airmata menetes di matanya yang tak berkedip.
“Untuk bisa bertemu lagi,” ucap Hee Tae, “kami harus menunggu tujuh tahun.”
Selanjutnya baca: sinopsis 'Valid Love' episode 2 - bagian 1.
0 komentar:
Post a Comment