Monday, December 22, 2014

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 156

Baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 155.

Sinopsis 'Jodha Akbar' episode 156

Di kamarnya, Ratu Jodha masih terlihat gelisah. Moti yang datang beberapa saat kemudian bertanya, “Ratu Jodha, Abul Mali telah ditangkap, tapi kenapa Anda terlihat gelisah?”

Ratu Jodha menyahut bahwa kegelisahannya disebabkan oleh sikap Raja Jalal yang tidak mau mendengar ceritanya soal Benazir. Padahal, sudah menjadi kewajiban baginya sebagai seorang istri untuk melindungi Raja Jalal yang sedang berada dalam bahaya. Moti menenangkan Ratu Jodha bahwa semuanya sudah baik-baik saja sekarang. “Abul Mali, orang yang memberi Benazir perintah, sudah dipenjara,” tukas Moti menenangkan, “Aku yakin, Benazir sekarang akan lari ketakutan.”

Setelah menyatakan itu, Moti mengatakan apa yang menjadi tujuan sebenarnya datang menemui Ratu Jodha. “Para pelayan telah menyiapkan upacara Shivrati untuk memperingati pernikahan Dewa Siwa dan Dewi Gauri. Jika Anda melakukan puja dan berpuasa pada hari itu, maka bisa memperkuat hubungan antara suami-istri.” Raut wajah Ratu Jodha yang tadinya terlihat tegang, kini terlihat cerah.

***

Sambil jalan keluar, Moti meminta Ratu Jodha untuk memberitahu Raja Jalal tentang upacara Shivrati itu, khususnya bagian puasanya. Ratu Jodha menjawab, “Ia takkan mendengarkanku.” Namun, ia mengatakan pada Raja Jalal yang secara tidak sengaja berpapasan dengannya.

Ratu Jodha menghentikan Raja Jalal. “Baginda, hari ini, aku akan melakukan puja dan puasa dalam rangka upacara Shivrati.” Raja Jalal, dengan tatapan tajamnya, memandangi Ratu Jodha. Ia mengungkapkan, “Lakukan saja sendiri, tapi aku takkan sudi melakukannya. Aku masih memikirkan apa yang terjadi pada adikku!”

Mata Ratu Jodha terlihat berkaca-kaca. Terbata-bata ia berkata, “Aku kan sudah meminta maaf padamu atas nama Ayahku. Lagipula, kegiatan ini merupakan sebuah upaya dari para istri untuk melindungi suaminya.”

Raja Jalal membalas, “Pertama, aku tak ingin pergi ke upacara itu. Kedua, puja atau puasa takkan melindungiku dari marabahaya. Ketiga, ketika kau belum menganggapku sebagai suamimu, kenapa kau pura-pura peduli padaku?” Raja Jalal pergi meninggalkan Ratu Jodha yang mulai menitikkan air mata (duh, kasihan banget sih kamu Ratu Jodha).

***

Raja Jalal pergi menemui Ratu Ruqaiya dan mengeluh telah memutuskan keputusan politik tanpa mendengarkan dari siapapun, termasuk para penasihat. Kesal, hanya menjadi tempat pelampiasan Raja Jalal, Ratu Ruqaiya mengatakan, “Lalu kenapa Anda berada di sini? Kenapa Anda tidak pergi ke Ratu Jodha seperti biasanya? Apa ia mencampakkan Anda lagi, sehingga Anda membutuhkan orang lain untuk menjadi 'tempat sampah' Anda?”

“Saya sadar, Ratu Jodha memang tidak bersalah, tapi Anda telah membebaskan Raja Bharmal dan memberinya izin kembali ke Amer?” ucap Ratu Ruqaiya, yang kemudian dijawab oleh Raja Jalal bahwa keputusan itu bukan diputuskan olehnya, melainkan oleh Mirza Hakim. Ratu Ruqaiya tersenyum sinis dan mengaku tidak percaya dengan pernyataan Raja Jalal. Ia mengatakan bahwa Raja Bharmal dan keluarganya benar-benar telah menginjak-injak, bukan hanya kehormatan Mirza Hakim, melainkan kehormatan Kerajaan Mughal. Ia mengatakan, “Anda telah berubah Baginda, dan termakan rayuan Ratu Jodha.”

Raja Jalal menegaskan, “Sudah kukatakan berulang kali, aku ini adalah orang yang tidak memiliki perasaan!”

“Saya teman Anda sejak kecil. Aku tahu bagaimana sifat dan karakter Anda,” ucap Ratu Ruqaiya, “Tapi kemana Baginda Jalal yang dulu? Apakah sifat dan karakter itu telah menghilang dari Anda, karena Ratu Jodha? Siapa yang coba Anda yakinkan: saya atau Anda sendiri?” Raja Jalal bangkit dan berniat pergi, tapi Ratu Ruqaiya buru-buru menahannya.

Kemudian Ratu Ruqaiya meminta maaf atas kelancangannya bicara mengenai Raja Jalal. Ia meminta Raja Jalal tinggal sebentar di sana, sementara ia akan keluar sebentar.

Di luar, Ratu Ruqaiya memberitahu kepada para pelayan supaya tidak mengizinkan siapapun (termasuk seekor lalat sekalipun *joke*) untuk masuk ke dalam ruangannya. Sepenting apapun urusan itu, ia berpesan pelayan untuk tidak mengizinkannya.

Ketika kembali ke dalam Ratu Ruqaiya meminta Raja Jalal tenang. “Seberat apapun masalahnya, saya akan mencoba untuk menenangkan Anda, Baginda, dengan pijatan di kepala,” Ratu Ruqaiya mengatakan. Raja Jalal meletakkan kepalanya di paha Ratu Ruqaiya.

Selanjutnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 157.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 156

0 komentar:

Post a Comment