Friday, December 19, 2014

Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 153

Selanjutnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 152.

Bharmaal hanya bisa menundukkan kepala saja saat bertemu dengan Jalal, malu atas tindakan yang dilakukan Shivani putrinya. Dalam kilas balik, kita melihat jika Bharmaal murka terhadap Shivani yang pergi (kawin lari bersama) pekerja kasar. Ia memerintahkan Das mencari pekerja kasar yang melarikan Shivani. Jalal bertanya apa Bharmaal tahu jika putrinya mencintai seorang pekerja kasar? Bharmaal mengaku tidak tahu apapun jika putrinya akan bertindak seperti itu.

Pun begitu, Jalal tidak peduli dan tetap menyalahkan Bharmaal atas kesalahan tidak diinginkan semua pihak ini. Ia menyatakan akan menghukum Bharmaal, walaupun ia adalah mertuanya sendiri. Bharmaal berjiwa pria sejati, siap menerima hukuman apapun dari Raja Jalal.

Jalal menjatuhkan hukuman bui kepada Bharmaal.

Mirza datang dan bertanya apa yang Raja Jalal lakukan terhadap mertuanya? Jalal menyahut bahwa dirinya adalah raja, dan kini sedang bertindak sebagai seorang raja.

Para wanita di Hareem berkumpul dan menggunjing perilaku tidak terhomat dan menghina dari adik Jodha (Shivani) kepada Kerajaan Mughal. Jodha hanya terdiam mendengarkan bersama Moti. Ia juga mendengar jika Raja Jalal telah memenjarakan Bharmaal.

Dari atas balkon, Jodha dan keluarganya hanya bisa menatap Bharmaal yang sedang digiring pasukan menuju bui. Maham dan Ruqaiya melihat Jodha sekeluarga dari bawah. Maham mengatakan pada akhirnya Jalal mengambil keputusan. Ruqaiya mengiyakan, terlihat kecewa, karena yang dipersalahkan adalah Bharmaal bukan Jodha.

Maham mengejek jika semua perempuan dari Rajvanshi tidak punya perilaku terhormat.

Keesokan pagi, Mirza menemui Jalal untuk meminta pembebasan Bharmaal. Jalal menolaknya, sebab orang yang seharusnya paling tahu tentang kesalahan Shivani adalah dirinya. Jika itu memang alasannya, Mirza bertanya bagaimana dengan Jodha, yang seharusnya tahu mengenai ini juga? Ia mempertanyakan kenapa Bharmaal harus menerima hukuman atas kesalahan putrinya?

Jalal menjawab bahwa Bharmaal telah menipu semua orang di Mughal dan hukuman tentu dibutuhkan. Mirza menyahut ada kemungkinan Shivani tidak berani mengatakan kebenarannya pada mereka secara jujur, bahwa ia mencintai seseorang. Jalal bertanya tidak berani mengungkapkan, tapi berani kawin lari dengan seseorang yang disukainya.

Mirza menjawab jika Shivani mencintai orang lain dan mau tak mau harus menempuh langkah ini, karena Shivani merasa pria itu yang terbaik untuknya. Ia mengaku harus menemui Tej untuk melihat sekali saja. Ia bisa menahan sakitnya. “Kenapa Mirza mau melakukan ini? Aku tidak punya hati dan tidak mengerti dengan semua ini,” ungkap Jalal.

Mirza menjawab jika Jalal jatuh cinta, maka Jalal akan tahu alasan dirinya mengatakan hal ini dan akan tahu kenapa Shivani pergi dengan kekasihnya. Pelayan memberitahu jika Jodha ingin menemui Jalal. Kemudian ia mengatakan bahwa mereka adalah penyebab rasa sakitnya, karena itu harus diputuskan hukuman apa yang tepat. Ia mengatakan cinta bisa membuat seseorang berdiri menantang raja. Dan raja tunduk terhadap seseorang. “Ketika kau mencintai seseorang, kau takkan menyakiti mereka dan kau tak bisa memberi mereka rasa sakit,” ucap Mirza. Jalal memikirkan kata-kata adiknya.

Jodha menyapa Mirza. Setelah balas sapaan itu, Mirza pergi meninggalkan Jodha, bersama Jalal. Jodha meminta Jalal untuk membebaskan Bharmaal, yang walaupun memiliki kesalahan tapi bukan kesalahan yang besar. Ia terus merengek, dengan air mata terus mengalir, memohonkan ampunan bagi ayahnya.

Sayangnya, Jalal tidak mendengarkan ucapan Jodha. Kepalanya penuh dengan kata-kata Mirza bahwa “Kau takkan mau menyakiti orang yang kau cintai...” Kemudian, ia menatap air mata yang mengalir di pipi Jodha. Meski begitu, ia tak mengatakan apapun dan justru pergi begitu saja. Jodha bingung dengan sikap itu.

Di depan Moti, Jodha menangis mempersalahkan diri sendiri telah mengajak Shivani bersamanya ke Mandir. Ia bertanya apa yang musti dilakukannya? Merutuki nasib atau mengutuk mereka – orang-orang yang menunjuk hidungnya bersalah. Selama ini, ia diajarkan untuk bangga sebagai salah seorang dari bagian Rajvanshi, di sisi lain kini ia harus menanggung malu.

Moti menghibur Jodha dengan mengatakan bahwa situasi yang telah membuat mereka (Shivani-Tej) melakukannya. Jodha tidak menerima itu. Ia takkan bisa bertahan melihat hubungan yang didasari kebohongan. Jika memang Shivani tidak menyukai Mirza Hakim, seharusnya ia mengatakannya, sehingga dirinya tidak menggebu-gebu memintanya menikah.

Kata-kata Jodha dipotong oleh kedatangan seorang pelayan yang menginformasikan bahwa Jalal telah membebaskan Bharmaal dari penjara dan mengizinkannya kembali ke Amer. Jodha terharu, karena Jalal kembali memperlihatkan kebesarannya.

Hamida menemui keluarga Rajvanshi di teras. Bharmaal dan Dadi berdiri menyambutnya, setelah itu meminta maaf. Jodha menyaksikan pemandangan tersebut dari kejauhan tanpa melakukan apapun. Hamida mengerti bagaimana perasaan mereka berdua mengetahui putrinya menyukai seorang pria dari kalangan bawah. Karena itu, ia meminta mereka tidak perlu meminta maaf.

Biar bagaimanapun, Dadi tetap merasa bahwa hal ini merupakan kesalahan mereka. Ia merasa, baik dirinya dan Bharmaal, tidak mampu menanamkan nilai-nilai luhur pada anak-anak – tidak seperti Mirza Hakim yang memiliki nilai-nilai luhur yang lebih. Ia juga merasa gagal merawat anak-anaknya.

Hamida menggeleng, tak setuju dengan penilaian Dadi dan Bharmaal. Di matanya, keduanya tidak gagal sebagai orang tua, toh Jodha tetap bisa menjunjung nilai-nilai luhur. Ia mengatakan apa yang dilakukan Shivani disebabkan sifat kekanak-kanakannya yang masih ada – dalam artian belum matang secara keseluruhan. “Besok adalah hari Shubratri (salah satu acara keagamaan agama Hindu). Tinggallah, dan kita akan merayakannya,” ucap Hamida.

Namun, Bharmaal menolaknya. Setelah apa yang terjadi, ia malu tetap berada di Mughal dan mengganggu mereka. Ia minta izin untuk kembali ke negaranya. Hamida tersenyum mengerti dan pergi. Beberapa saat setelah Hamida meninggalkan Bharmaal dan Dadi, Jodha masuk menemui mereka.

Jodha menemui Mirza dan Jalal untuk mengucapkan terima kasih. Jalal mengatakan

jodha mengatakan mirza jalal dan mirza mengampuni tapi saya tidak punya nyali untuk melakukan itu, Anda bisa bercerita tentang shivani tetapi Anda ditipu Mughal karena Anda keluarga saya menghadapi penghinaan, Anda bisa bilang aku bisa melakukan apa-apa untuk menghentikan usulan ini jadi suami saya tidak akan terluka, Dever saya tidak akan kesakitan. jodha berkata kepada Bharmal yang telah menghina keluarga saya dan mughal ini jodha begum tidak akan pernah memaafkan Anda, Bharmal yang tegang.

Selanjutnya baca: sinopsis 'Jodha Akbar' episode 154.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sinopsis 'Jodha Akbar' Episode 153

0 komentar:

Post a Comment