Saturday, December 27, 2014

Fanfiction Jodha Akbar - His First Love (Bagian 1)

Fanfiction Jodha Akbar - His First Love (Bagian 1)

fanfiction Jodha Akbar - His First Love 1

“Jalal, sayangku Jalal, janganlah khawatir, aku akan selalu ada untukmu. Aku tahu, aku meninggalkanmu ketika kamu masih sangat muda dan rapuh . Aku meminta maaf untuk itu. Aku mencintaimu. Aku akan selalu memperhatikanmu dari atas.”

Jalal terbangun. Mimpi itu membuatnya gelisah. Hari sudah pagi. Ia menggumam sudah lima kali dalam minggu yang sama dirinya bermimpi sama. Itu membuatnya gila. Karena itu, ia ingin bicara dengan Ibunya sekarang juga. Kemudian, ia pergi menemui Ibunya, Hamida Banu, yang dilihatnya sedang sarapan di meja makan.

“Pagi Ibu,” sapa Jalal.

“Selamat pagi, Jalal,” balas Ibunya, “Apa tidurmu nyenyak semalam?”

“Ibu, aku ingin bicara pada Anda. Aku mimpi bertemu dengan Ayah lagi semalam. Ini sangat menggangguku. Setiap kali kami bertemu, ia selalu saja meminta maaf. Kenapa aku terus-menerus memimpikannya? Kurasa aku perlu berkonsultasi dengan tabib.”

“Oh, Jalal, janganlah terlalu khawatir. Mungkin saja Ayah datang ke mimpimu, karena ia ingin minta maaf tidak bisa melihatmu tumbuh. Ia pergi dengan perasaan bersalah, terlebih ia sangat mencintaimu. Jadi, tidak perlulah menemui dokter atau apapun. Santai saja. Pikirkan saja Ayah melihatmu selalu. Jadi, sekarang cepatlah makan sarapanmu...”

Kata-kata Ibu membuat Jalal merasa nyaman. Ia duduk dan mengambil rotinya ke piring.

Ayah Jalal, yaitu H. Mohammed meninggal terkena serangan jantung ketika usianya masih 12 tahun. Ketika sang Ayah meninggal, Jalal dan Ibunya, melewati masa-masa sulit. Secara finansial, Jalal dan Ibunya ditanggung oleh Ayah, yang sebagian besar waktunya dihabiskan di luar negeri untuk mengurus bisnis. Setelah Ayah meninggal, perusahaan yang telah susah payah dirintis bangkrut. Beruntung, Paman Jalal yang bernama Bairam Khan datang membantun mereka. Ia membawa dan merawat mereka. Ia menyekolahkan Jalal. Selesai sekolah, Jalal mulai berbisnis dan akhirnya menjadi salah seorang miliarder paling dihormati di India. Bersama Ibunya, ia tinggal di rumah besar di South Mumbai. Ketika ia mendapatkan laba bersih yang besar, Bairam Khan meninggal. Ini membuat Jalal takut terlalu dengan dengan orang lain, karena ia merasa semua orang terdekatnya pergi meninggalkannya. Walaupun, jarang melihat Ayah, Jalal sangat mencintainya. Tiap kali, Tuan Mohammed pulang ke India, ia akan mengajak keluarganya makan malam atau nonton bioskop. Jalal juga takut kehilangan Ibunya, karena hanya ia satu-satunya keluarga yang masih hidup. Semua peristiwa yang terjadi dalam hidupnya membuatnya merasa tidak aman dalam hidup ini.

Namun, sejak Jalal telah mendapatkan begitu banyak dalam hidup, sikapnya berubah terlalu membanggakan diri sendiri dan egois. Ia tidak mau orang lain memandangnya remeh dengan cara apapun. Ibu Jalal menyadari sikap ini pada putrnya Jalal. Ia panjatkan doa kepada Tuhan setiap hari, memohon agar Jalal menjadi orang yang lebih baik.

“Ibu, karena perusahaan kita telah menandatangani kesepakatan dengan perusahaan Amerika, Aku memutuskan untuk membuat pesta bersama para pekerja kita. Itu akan membuat mereka merasa menikmati bekerja di perusahaan.”

“Baiklah. Oiya, apa Benazir datang juga?” jawab Ibu.

(Oke, aku tahu kalian akan marah, tapi aku memilih tokoh ini karena lebih menyenangkan dibandingkan tokoh Ruqaiya) Benazir, dalam fanfiction ini, digambarkan sebagai pacarnya Jalal yang sudah berjalan selama empat tahun. Jalal memang menyukainya, tapi ia tidak yakin apakah mencintainya atau tidak. Benazir merupakan cewek paling kece se-Mumbai. Apapun yang dilakukannya pasti jadi pemberitaan. Tapi, Benazir hanya memanfaatkan Jalal demi uangnya saja. Ia mau menikahi Jalal demi uangnya dan hidup bahagia selamanya. Hal itu membuat Jalal tidak respek dengan hubungan ini.

“Iya,” sahut Jalal, “Anda datang kan juga Ibu?”

“Tidak. Nikmatilah waktumu. Apa yang akan kulakukan di dalam pesta yang penuh dengan anak-anak muda? Nikmatilah waktumu bersama Benazir.”

“Baiklah Ibu.

“Baik. Aku akan membuatnya pada hari Sabtu nanti, supaya para karyawan datang dengan wajah segar. Soalnya hari itu libur.”

“Pergilah, dan dapatkan penyegaran.”

Di sisi lain, salah satu karyawan Jalal, yakni Bharmal bingung. Dia tahu ini pesta yang cukup besar, sehingga ia ingin datang dengan penampilan terbaik. Di perusahaan Jalal, Bharmal punya posisi sebagai Manajer Penjualan. Sebagai salah satu jajaran direksi perusahaan, ia merasa harus terlihat baik.

“Aku harus memakai yang mana ya?” tanya Bharmal pada dirinya sendiri.

Kemudian, Jodha masuk ke ruangan. Jodha adalah putri dari Bharmal. Gadis cantik yang penuh gairah hidup dan antusias ini bekerja di sebuah perusahaan kecil.

“Ada apa Papa? Kenapa terlihat tegang?” tanya Jodha.

“Aku mau menghadiri pesta malam hari, tapi masih tidak yakin apa yang musti dipakai.”

“Jangan khawatir, Papa, ketika Jodha ada di sini!” Jodha berkata dengan ceria.

Ia memilihkan Ayahnya setelan hitam yang dipegang Ayahnya di tangan kanan.

“Pakai saja ini, Papa. Anda akan terlihat begitu muda dan cerdas!” terang Jodha (penilaian wanita).

“Terima kasih putriku tersayang!”

Kemudian di malam hari, sekitar pukul 19:00, sudah Bharmal mau berangkat ke pesta. Tiba Tiba, Bharmal kebingungan. “Aduh, SIM-ku habis nih masa berlakunya! Aku nggak boleh nyetir sampai memperpanjangnya? Duh, gimana cara pergi ke sana ya?”

“Kenapa bingung? Suruh Jodha untuk menyetirkan mobil untukmu. Dia kan sudah punya SIM,” jelas Bharmal, “Hei Jodha...”

“Ya Bu,” sahut Jodha.

“Kamu ikutlah sama Papa ke pesta. Ia nggak boleh nyetir, SIM-nya sudah mati. Jadi, kamu yang nyetirin Papamu,” sebut Mainavati.

“Nggak apa-apa sih Ma. Tapi emang boleh aku ikut Papa? Ini bukan pesta kantor Papa loh,” sahut Jodha.

“Nggak apa-apa. Kamu boleh datang. Banyak pekerja mengajak temannya juga boleh. Ayo ikut aja.”

“Oke deh papa!” jawab Jodha.

Jodha sangat senang dengan perubahan rencana yang mendadak. Ia masuk ke kamar dan berganti pakaian terbaiknya untuk dikenakan. Ia memilih sebuah pakaian berwarna biru langit yang belum lama ini dibelinya. Dalam tempo setengah jam saja, ia siap pergi.

“Oke, ayo kita pergi!” tukas Bharmal.

“Dah!” sahut Mainavati dan Sujamal.

Jodha dan Bharmal pergi meninggalkan rumah. Jodha menyalakan mobil dan mereka pun melaju. Setelah terjebak kemacetan selama 45 menitan sampai 1 jam, akhirnya mereka sampai. Jodha memarkirkan mobil dan mereka pun pergi ke dalam gedung pesta.

“Papa di lantai berapa pesta diadakan?” tanya Jodha.

“Lantai tiga.”

“Oke, ayo kita pergi!”

Bersambung ke fanfiction Jodha Akbar - His First Love (bagian 2).

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Fanfiction Jodha Akbar - His First Love (Bagian 1)

0 komentar:

Post a Comment